Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH LEAFLET DAN WHATSAPP REMINDER TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA ANAK TUBERKULOSIS Sari, Winda Arum; Hartini, Sri; Nisa, Nafisatun
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.33418

Abstract

Tuberkulosis disebabkan oleh kuman Mycrobacterium Tuberkulosis, anak lebih beresiko terinfeksi tuberkulosis karena imun yang rendah sehingga mudah mendapat virus dari lingkungan. Pengobatan tuberkulosis membutuhkan jangka waktu yang lama hingga > 6 bulan, sehingga perlu monitor untuk tingkat kepatuhan menggunakan leaflet dan whatsapp. Penelitian menggunakan Pre-Eksperimental dengan pendekatan One Group Pre-Post Test Design, dengan teknik accidental sampling sebanyak 31 responden. Kuesioner menggunakan MMAS-8 untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat. Nilai kepatuhan anak sebelum intervensi media leaflet dan whatsapp reminder sebagian besar memiliki kepatuhan tinggi 18 responden (58,1%), sedangkan nilai kepatuhan anak sesudah mendapat intervensi media leaflet dan whatsapp reminder sebagian besar memiliki kepatuhan tinggi 29 responden (93,5%), menunjukan bahwa terdapat pengaruh media leaflet dan whatsapp reminder terhadap peningkatan kepatuhan minum obat. Media leaflet dan whatsapp reminder dapat memberikan informasi dan pedoman dalam pengembangan pelayanan kesehatan dalam meningkatkan kepatuhan pada pasien yang sedang menjalani pengobatan.
The Knowledge, Attitude, and Practice of Nurses in the Implementation of Atraumatic Care in Hospitalized Children in Indonesia Nisa, Nafisatun
South East Asia Nursing Research Vol 6, No 3 (2024)
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/seanr.6.3.2024.%p

Abstract

Background: Children's main stresses during hospitalization are separation from family, trauma, pain, and the hospital environment itself, which is unfamiliar to them. Atraumatic care is therapeutic care provided through interventions that eliminate or reduce the psychological and physical distress experienced by children and families. The elements impacting nurses' abilities to provide atraumatic care in hospitals are based on person-centered perceptions, knowledge, beliefs, intentions, and attitudes for the outcomes of rational behavior in children with acute illness. Pediatric nurses must provide care on a foundation of atraumatic care.Aim: This study was to explore nurses' knowledge, attitudes, and practices regarding atraumatic care for hospitalized children.Method: The setting of this study is K.R.M.T. Wongsonegoro Regional General Hospital. This study used a cross-sectional and descriptive correlation method, and it observed how nurses implemented atraumatic care. The study sample consisted of 117 nurses, with 70 of them (45 in two pediatric wards and 25 in the PICU) observing their clinical practice. A 25 items Nurses' Practice Scale for Atraumatic Care was used to observe the behaviors of 45 nurses in pediatric wards and 25 nurses in the PICU at work.Results: The post hoc test revealed that nurses in the ER (13.022.71) had significantly greater knowledge in providing atraumatic care. Post hoc comparisons using the Tukey HSD comparison test revealed that nurses in the pediatric ward (99.959.02) had a significantly better attitude toward providing atraumatic care than nurses in the PICU (89.618) and ER (95.948.91). Nurses who were single showed significantly higher attitudes than nurses who were married (z = 1.80, p = 0.04). The Mann-Whitney Test showed that nurses who were working in the pediatric wards (z = -2.80, p = 0.021), female (z = -4.62, p<0.001), and married (z = -2.27, p = 0.02) had significantly practice scores in providing atraumatic care than those who were working in the PICU, male, and single. The Spearman Rank Correlation analysis revealed significant correlations (p-value<0.005) that the more the nurse's knowledge in providing atraumatic care to hospitalized children, the better attitude in providing atraumatic care to hospitalized children, and the more practice in providing atraumatic care.Conclusion: As a result, in order to offer optimal care to hospitalized children, the hospital must provide atraumatic care training for nurses as well as standard operational processes that can assist nurses in implementing atraumatic care and minimizing the impact on hospitalized children.
Pembentukan Kelompok Siaga (Saya Ibu dan Pendamping Atasi Gawat Darurat pada Anak Tunagrahita dengan Penyakit Kronis) Asih, Sri Hartini Mardi; Victoria, Arlies Zenitha; Nisa, Nafisatun
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 7 No 3 (2025): Jurnal Peduli Masyarakat: Mei 2025
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v7i3.6380

Abstract

Kondisi gawat darurat bisa terjadi kapan saja dan pada siapa saja, tidak terkecuali pada anak. Banyak kasus kematian anak di rumah sakit terjadi dalam waktu 24 jam pertama pasien masuk ke rumah sakit. Beberapa kasus kematian tersebut sebenarnya dapat dicegah bila anak yang sakit berat dapat segera teridentifikasi pada saat tiba di rumah sakit dan mendapat pananganan tanpa ada keterlambatan. Belum adanya sosialisasi atau pelatihan tentang penanganan kegawatdaruratan pada anak dengan kebutuhan khusus di rumah atau di SLB menjadi permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mengusung tema pembentukan kelompok SIAGA (Saya Ibu Atasi Gawat Darurat pada Anak Tunagrahita Dengan Penyakit Kronis) yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada orang tua dan pendamping sebagai first responder pada saat anak berkebutuhan khusus mengalami kondisi gawat darurat di rumah atau di SLB. Bentuk dari kegiatan ini adalah dengan memberikan pelatihan kepada orang tua serta guru dan melakukan monitoring evaluasi ketercapaian edukasi. Kegiatan ini diikuti oleh 30 orang tua dan 2 orang pendamping SLB N Semarang. Evaluasi dilakukan dengan membagikan kuesioner pengetahuan penanganan kegawatan pada anak sebelum dan setelah edukasi. Orang tua juga diminta untuk mendemonstrasikan ulang tindakan penanganan kegawatan pada anak. Hasil kegiatan didapatkan peningkatan pengetahuan dan kemampuan ibu dan pendamping dalam mengatasi kegawatdaruratan pada anak tunagrahita yang mengalami penyakit kronis. Diperlukannya kelompok dukungan antar-ibu dan pendamping dengan menyiapkan rencana darurat dan alat kesehatan di rumah sehingga dapat mengatasi kejadian kegawatadaruratan pada anak dan meningkatkan pengetahuan tentang penyakit kronis anak.