Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kualitas pelayanan di Sekolah Tinggi XYZ masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan, misalnya masih terjadi antrean pendaftaran, pembayaran, lamanya pelayanan akademik, daya tampung parkir, ruang kuliah, akses perpustakaan, keamanan, dan lain-lain. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan Sekolah Tinggi XYZ terhadap kepuasan mahasiswa. Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode integrasi Servqual, Kano dan Quality Function Deployment (QFD), dengan Teguh Aprianto; Abdul Fatah
Jurnal Rekayasa Sistem Industri Vol. 10 No. 2 (2021): Jurnal Rekayasa Sistem Industri
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2064.59 KB) | DOI: 10.26593/jrsi.v10i2.4252.131-144

Abstract

The service quality at XYZ High School is still not in accordance as expected. There are still queues for registration, payments, length of academic service, parking capacity, lecture room, library access, security, and etc. This study is conducted to find out the service quality of XYZ high school towards the students' satisfaction. The methods used in this research are the integration method of Servqual, Kano and Quality Function Deployment (QFD), using 5 Servqual dimensions, those are Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, and Empathy. The gap value of all service attributes provided is negative. It means that the service performance still can't fulfill the students' expectation. Based on the integration calculation of the Servqual, Kano and QFD methods, there are 16 of 31 service attributes need to be improved. The easy attribute in accessing information by online can become priority with the important level of 23.17 by constructing an online integrated information to become the priority technical response which is conducted for the improvement with the percentage of 21.04%.
Evaluation of the Mental Workload of PSIT Employees at SIT XYZ Institutions Teguh Aprianto; Agus Rahmat Hermawanto; Rimba Krisnha Sukma Dewi; Angling Sugiatna; Abdul Fatah
Sainteks: Jurnal Sain dan Teknik Vol 5 No 1 (2023): Maret
Publisher : Universitas Insan Cendekia Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37577/sainteks.v5i1.539

Abstract

The results of the Subjective Self Rating Test (SSRT) questionnaire in the Information and Technology System Development section showed that workers experienced symptoms of severe head, fatigue, drowsiness, yawning, forgetfulness, awkwardness and stiffness. This indicates a problematic workload. This study aims to see the level of mental workload of each staff. The method in this study used NASA-TLX. Based on calculations, it was found that staff 4 has a mental workload score of 84.67 which means it is very high, staff 6 has a mental workload score of 27.33 with a low category, and for other staff has a high mental workload, which is a range of values from 66 to 74.67.
Pemilihan Prioritas Strategi Pengembangan Terminal Xyz Dengan Menggunakan Metode Ahp (Analytical Hierarchy Process Abdul Fatah
SISTEMIK (Jurnal Nasional Ilmu Teknik) Vol 7 No 1 (2019): SISTEMIK (Jurnal Nasional Ilmu Teknik)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53580/sistemik.v7i1.6

Abstract

Abstrak Rendahnya tingkat kinerja logistik di Indonesia melatarbelakangi pembentukan Sistem Logistik Nasional (Sislognas). Untuk mendukung pengembangan Sistem Logistik Nasional, keberadaan dry port harus segera dimaksimalkan. Salah satu terminal peti kemas yang dapat dimaksimalkan adalah Terminal Peti Kemas Bandung (TPKB) yang berada di daerah Gedebage. Terminal Peti Kemas Gedebage di dirikan pada tanggal 27 September 1987, berdasarkan Keppres Nomor. 52/ Tahun 1987 Tentang Terminal Peti Kemas. Dengan adanya terminal ini diharapkan dapat mewujudkan Sistem Transportasi Kota yang lebih baik untuk mendukung Kota Bandung sebagai Kota Jasa Yang Bermartabat. Tujuan dari penelitian ini adalah dapat ditentukannya faktor-faktor yang dapat mengakibatkan penurunan kinerja Terminal Peti Kemas Bandung, dan dapat ditentukannya prioritas strategi yang dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja Terminal Peti Kemas Bandung. Dalam menentukan prioritas strategi perbaikan kinerja Terminal Peti Kemas Bandung, penulis menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan menggunakan indikator LPI (Logistic Performance Index) dari Bank Dunia sebagai kriteria karena indikator yang digunakan bersifat multi-dimensi, yaitu : Customs, Infrastructure, International Shipment, Logistic Quality, Tracking and Tracing, dan Timeliness. Dari pengolahan data menggunakan AHP, tingkat kepentingan Infrastructure memiliki prioritas terpenting dengan skor tertinggi yaitu 0.443, Customs (0.188), Timelines (0.128), Logistic Quality (0.109), International Shipment (0.084), dan Tracking & Tracing (0.047). Adapun hasil pengolahan data dan analisis diketahui faktor-faktor yang dapat mengakibatkan penurunan kinerja Terminal Peti Kemas Bandung adalah konektivitas/akses dari pabrik ke terminal, konektivitas menuju pelabuhan Tj. Priok, tingkat koordinasi antar pihak, penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, jadwal keberangkatan kereta, dan kendala Terowongan Saksaat. Sedangkan prioritas strategi untuk meningkatkan kinerja Terminal Peti Kemas Bandung secara berturut turut adalah Membangun konektifitas dengan pelabuhan, membangun pelayanan yang terintegrasi, membangun system ICT yang handal, membangun rel KA khusus peti kemas, membangun rel KA melewati daerah industry, dan menjadikan kawasan Gedebage menjadi pusat logistik/distribusi. Kata kunci : Peti kemas, AHP, LPI, TPKB Abstract The low level of logistics performance in Indonesia lies behind the formation of the National Logistics System (Sislognas). To support the development of the National Logistics System, the existence of dry ports must be maximized immediately. One of the container terminals that can be maximized is Terminal Peti Kemas Bandung (TPKB) in the Gedebage area. TPKB was established on September 27, 1987, based on Presidential Decree Number. 52/1987 concerning Container Terminals. The existence of this terminal is expected to be able to realize a better City Transportation System to support Bandung City as a City of Dignified Services. The purpose of this study is to determine the factors that can lead to a decrease in the performance of the TPKB, and can determine the priority of strategies that can be used to improve the performance of the TPKB. In determining the priority of performance improvement strategies for TPKB, the author uses the Analytical Hierarchy Process (AHP) method using the LPI (Logistic Performance Index) indicator from the World Bank as a criterion because the indicators used are multi-dimensional, namely: Customs, Infrastructure, International Shipment, Logistic Quality, Tracking and Tracing, and Timeliness. From data processing using AHP, the level of importance of Infrastructure has the most important priority with the highest score of 0.443, Customs (0.188), Timeline (0.128), Logistics Quality (0.109), International Shipment (0.084), and Tracking & Tracing (0.047). The results of data processing and analysis are known factors that can lead to a decrease in performance of the TPKB is connectivity / access from the factory to the terminal, connectivity to the port of Tj. Priok, the level of coordination between parties, the use of Information and Communication Technology, the train departure schedule, and the Saksaat Tunnel obstacle. While the priority strategy for improving the performance of TPKB in succession is Building connectivity with ports, building integrated services, building reliable ICT systems, building containerized railway tracks, building railroad tracks through industrial areas, and making the Gedebage area a center logistics / distribution. Keywords: Container, AHP, LPI, TPKB
PENENTUAN PEMESANAN BARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ DAN MIP (MIX INTEGER PROGRAMMING) DI CV XYZ Abdul Fatah
SISTEMIK (Jurnal Nasional Ilmu Teknik) Vol 8 No 1 (2020): Sistemik : Jurnal Ilmiah Nasional Bidang Ilmu Teknik
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53580/sistemik.v8i1.35

Abstract

Persediaan sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Persediaan yang sedikit beresiko kehilangan pendapatan dan konsumen, namun persediaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan tingginya biaya persediaan yang terdiri dari biaya pesan dan biaya simpan. Tujuan dalam penelitian ini adalah bagaimana menentukan ukuran dan waktu pemesanan dengan total biaya persediaan yang minimum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Simple EOQ dan Mix Integer Programming (MIP). Setelah dilakukan pengolahan data. Metode Mix Integer Programming menghasilkan biaya total persediaan yang lebih kecil dibandingkan dengan metode Simple EOQ dengan total biaya persediaan sebesar 3.711.900, dengan keputusan melakukan pemesanan pada periode 1 sebanyak 6.666 unit, periode 3 sebanyak 6.839 unit, periode 5 sebanyak 7.013 unit, periode 7 sebanyak 7.187 unit, periode 9 sebanyak 7.361 unit, dan periode 11 sebanyak 7.534 unit
REDISAIN KURSI TUNGGU IBU HAMIL ERGONOMIS DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DI KLINIK KEHAMILAN KOTA BANDUNG Rimba Krisnha Sukma Dewi; Abdul Fatah; Mauli Rohmah
SISTEMIK (Jurnal Nasional Ilmu Teknik) Vol 10 No 1 (2022): SISTEMIK : Jurnal Ilmiah Nasional Bidang Ilmu Teknik
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53580/sistemik.v10i1.64

Abstract

Salah satu pelayanan kesehatan Ibu hamil adalah dengan memberikan fasilitas untuk proses pelayanan kesehatan. Upaya penyediaan fasilitas bagi Ibu mengandung ketika melakukan pemeriksaan kandungan adalah menyediakan kursi tunggu. Kursi tunggu bagi Ibu hamil seharusnya khusus disediakan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari para Ibu hamil, serta disesuaikan dengan data antropometri Ibu hamil. Perancangan kursi tunggu yang ergonomis untuk Ibu hamil ini menggunakan data antropometri Ibu hamil serta metode Quality Function Deployment (QFD), karena metode QFD bukan hanya sekedar membuat produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, tetapi juga melibatkan konsumen langsung sebagai sumber dalam perancangan dan pengembangan suatu produk. QFD dimulai dari voice of customer, penyusunan matrik House of Quality, hingga visualisasi desain rancangan produk yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, serta disesuaikan dengan dimensi tubuh yang diperoleh dari data antropometri. Adapun dimensi kursi tunggu ibu hamil yang sesuai dengan antropometri ibu hamil yaitu tinggi kursi 41,5 cm, panjang alas duduk 40 cm, lebar alas duduk 54,95 cm, lebar sandaran punggung 51 cm, tinggi sandaran punggung 79 cm, tinggi sandaran tangan 23 cm, panjang sandaran tangan 26 cm, lebar sandaran tangan 5 cm sesuai ukuran standar, dan ukuran tempat menyimpan barang disesuaikan dengan ukuran alas duduk kursi tunggu ibu hamil.
ANALISIS PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI DI IPA PURWAHARJA PERUMDAM TIRTA ANOM Septiana Fauzi; Abdul Fatah
SISTEMIK (Jurnal Nasional Ilmu Teknik) Vol 10 No 2 (2022): SISTEMIK : Jurnal Ilmiah Nasional Bidang Ilmu Teknik
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53580/sistemik.v10i2.79

Abstract

Kenaikan jumlah penduduk Kota Banjar ke depan dapat mempengaruhi kenaikan dari jumlah pelanggan air bersih di IPA Purwaharja Perundam Tirta Anom, sekaligus juga dapat meningkatkan konsumsi air bersih di Kota tersebut. Oleh karena itu diperlukan analisa terhadap jalur pendistribusian air bersih yang efektif agar semua pelanggan bisa terpenuhi kebutuhannya dengan biaya distribusi yang rendah. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Transportasi. Pemecahan solusi awal menggunakan Northwest Corner Method, Least Cost Method, dan Vogel’s Approximation Method. Metode Vogel’s merupakan solusi awal terbaik dengan biaya yang rendah jika dibandingkan dengan solusi awal yang lain. Adapun untuk mencari solusi optimal menggunakan Stepping Stone. Hasil perhitungan yang diperoleh yakni total biaya operasional pendistribusian air bersih harian di IPA Purwaharja PERUMDAM Tirta Anom Kota Banjar adalah sebesar Rp.6.934.893, lebih kecil dari biaya operasional harian sebelumnya yaitu sebesar Rp.7.730.631. Jika dilihat dari jalur distribusinya, dihasilkan bahwa jalur pendistribusian air bersih yang efektif yang mampu mengurangi biaya operasional harian dapat dilakukan perubahan dari sebelumnya, dimana titik distribusi Intake 1, IPA WTP I, Tandon 2 dan Tandon 3 harus diistirahatkan terlebih dahulu untuk mengurangi kelebihan kapasitas produksi air dimana hal ini dapat membuat biaya operasional pendistribusian air bersih menjadi tinggi yang bersifat pemborosan. Selain itu kapasitas di Intake 5 dapat dikurangi untuk menyesuaikan dengan jumlah kebutuhan di setiap wilayah tujuan.