Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

RESOLUSI KONFLIK PILKADA DI KOTA CIMAHI JAWA BARAT Sahadi Humaedi; Imaunudin Kudus; Ramadhan Pancasilawan; Soni Akhmad Nulhaqim
Share : Social Work Journal Vol 8, No 1 (2018): Share: Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.104 KB) | DOI: 10.24198/share.v8i1.16032

Abstract

Pilkada serentak sudah dilakukan pada tanggal 15 Februari Tahun 2017, yang diikuti oleh 76 kabupaten dan 18 kota di Indonesia. Khusus di Jawa Barat daerah yang akan mengadakan pilkada ini adalah Kota Cimahi. Walaupuan Provinsi Jawa Barat memiliki tingkat kerawanan cukup kecil dibandingkan daerah lain, hanya tingkat kerawanan akan menjadi besar jika potensi konflik Pilkada di Jawa Barat dikaitkan dengan Pilkada Gubernur di Tahun 2018. Dengan tujuan melihat potensi konflik Tahun 2017, penelitian ini akan menggambarkan peta konflik pilkada dalam Pilkada di Provinsi Jawa Barat. Khususnya di wilayah Kota Cimahi. Dengan mengkaitkan isu Pilkada di Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 maka model resolusi konflik Pilkada di Jawa Barat menjadi suatu kondisi yang diharapkan ada dan dapat diimpelementasikan di Jawa Barat.Hasil penelitian menunjukan bahwa Konflik yang terjadi umumnya adalah pelanggaran-pelanggaran admnistratif yang tidak menjadi pemicu timbulnya konflik terbuka di kalangan masyarakat. Hal ini sangat dimungkinkan sebab Bawaslu maupun Panwaslu menggunakan instrumen hukum yaitu peraturan KPU terkait dengan adanya pelanggaran-pelanggaran tersebut, juga mengindikasikan tingkat kesadaran hukum pemilh dinilai sudah memiliki kesadaran hukum yang cukup tinggi.Sementara itu resolusi konflik yang yang dibangun diarahkan pada dua hal. Pertama, yaitu dengan menggunakan payung hukum atas pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sehingga tidak meluas menjadi konflik dipermukaan, Ke dua, yaitu menggeser level konflik dari manifest level menjadi latent level[1], atau biasa diterjemahkan dengan ‘menenggelamkan konflik di bawa permukaan”, atau biasa disebut pula transformasi konflik.Kata Kunci : Pilkada, Konflik Pilkada, Resolusi Konflik
EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT (EBM): MENGGAGAS DESA WISATA DI KAWASAN GEOPARK CILETUH-SUKABUMI Santoso Tri Raharjo; Nurliana Cipta Apsari; Meilanny Budiarti Santoso; Budhi Wibhawa; Sahadi Humaedi
Share : Social Work Journal Vol 8, No 2 (2018): Share: Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.943 KB) | DOI: 10.24198/share.v8i2.19591

Abstract

Pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat (EBM) atau community-based tourism (CBT) dapat menjamin kesinambungan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Kuncinya adalah kesadaran dan partisipasi masyarakat lokal terhadap pentingnya konservasi dan pemeliharan kawasan Geopark Ciletuh. Kesadaran masyarakat lokal merupakan ruh dari partisipasi, oleh karenanya perlu ditumbuhkan dan dikembangkan secara secara sistematis dan terencana. Kemauan, kesempatan dan kemampuan sebagai prasyarat untuk berpartisipasi harus tumbuh dan berkembang secara mandiri dan berkelanjutan. Sebab, masyarakat lokal-lah yang seharusnya memperoleh manfaat pertama dan utama dari pengembangan Geopark Ciletuh untuk masuk dalam Global Geopark Network (GGN) UNESCO. Ironisnya, justru masyarakat luar yang seringkali mengetahui terlebih dahulu atas kekayaan dari keragaman bumi, keragaman biologi, dan keragaman budaya di kawasan Ciletuh Sukabumi Selatan. Upaya membangun dan mengembangkan kepariwisataan secara mandiri dan berkesinambungan, dengan tetap mengutamakan konservasi, maka partisipasi masyarakat lokal mutlak diperlukan. Partisipasi masyarakat secara ideal dapat dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Model EBM-CBT merupakan model pengembangan kepariwisataan yang berlandaskan pada partisipasi masyarakat yang kuat. Pengembangan dan pengelolaan desa-desa wisata di kawasan pengembangan Geopark Ciletuh, dapat merupakan ujud dari ekowisata berbasi masyatakat (EBM).
TRANSFORMASI NILAI SOSIAL BUDAYA MENJADI KEUNTUNGAN EKONOMI: REFLEKSI HASIL PERHITUNGAN SOCIAL RETURN ON INVESTMENT (SROI) PROGRAM SIBA BATIK KUJUR Meilanny Budiarti Santoso; Sahadi Humaedi; Santoso Tri Raharjo; Hendri Mulyono
Share : Social Work Journal Vol 11, No 1 (2021): Share : Social Work Journal
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/share.v11i1.33210

Abstract

Idealnya program corporate social responsibility (CSR) merupakan investasi sosial bagi perusahaan, sehingga di kemudian hari akan mendatangkan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan melainkan juga menciptakan perubahan dan manfaat bagi stakeholders program. Terhadap program investasi sosial tersebut, perusahaan pun dapat melakukan penghitungan keuntungan yang diperoleh salah satunya dengan menggunakan metode social return on investment (SROI). Artikel ini bertujuan untuk mengungkap transformasi nilai sosial budaya menjadi keuntungan ekonomi dari program CSR PT. Bukit Asam Tbk. pada Program Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Batik Kujur sebagai refleksi atas hasil perhitungan rasio SROI yang telah diperoleh. Penelitian ini di desain menggunakan pendekatan kualitatif, melibatkan 15 orang informan dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, FGD, observasi, studi litelatur, dan sutdi pustaka. Verifikasi data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan Program SIBA Batik Kujur telah berhasil menumbuhkan kapasitas masyarakat dalam menciptakan perubahan positif yang dimaknai sebagai dampak dari investasi sosial yang dilakukan. Berbagai dampak tersebut yaitu berupa meningkatnya kohesivitas sosial, meningkatnya kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan keluarga, meningkatnya kapasitas masyarakat dan tumbuhnya kebanggaan masyarakat terhadap sejarah leluhur mereka. Program SIBA Batik Kujur telah mendatangkan keuntungan finansial dan keuntungan dalam bentuk nilai sosial, sehingga berbagai bentuk keuntungan tersebut menjadi pendorong terjadinya transformasi bagi stakholders sebagai bentuk manfaat dari program dan bagi perusahaan pun dapat mencapai tujuannya.
SOCIAL RETURN ON INVESTMENT (SROI) PROGRAM “SENTRA INDUSTRI BUKIT ASAM” (SIBA) DUSUN BATIK KUJUR TANJUNG ENIM Meilanny Budiarti Santoso; Santoso Tri Raharjo; Sahadi Humaedi; Hendri Mulyono
AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 5, No 1 (2020): AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausa
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/adbispreneur.v5i1.26069

Abstract

The Corporate Social Responsibility (CSR) activities carried out by companies should ideally be a social investment for them. The activities should not necessarily be aimed to meet their responsibilities since it would only bring a short-term good reputation and even potentially be a threat for them in the future. Indeed, as a social investment, the Corporate Social Responsibility (CSR) activities that are run for a long time will provide them with a business ‘change’ or ‘return’ in the form of profit for the company. The method used to measure the social impact of the CSR activities was Social Return on Investment (SROI) which not only could calculate the value of profits in the form of money, but included a broader concept covering social, economic and environmental values. The results of this study reveal that Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Batik Kujur Program that was initiated based on culture (history) has produced economic and business values for service users in the society. This resulted in a social investment impact value in the form of SROI Ratio of 5.39, which means that for every investment made by PTBA with Rp. 1,- they will get impact or benefit worth Rp. 5.39,-. Therefore, it can be seen from the social and economic values that the Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Batik Kujur Program is feasible and successful. Kegiatan corporate social responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan idealnya dilaksanakan sebagai sebuah investasi sosial, bukan sekedar kegiatan yang bersifat sementara untuk menunjukkan tanggung jawab saja, karena hal demikian hanya akan mendatangkan citra baik sesaat dan akan menjadi ancaman bagi perusahaan di kemudian hari. Sebagai sebuah investasi sosial, pelaksanaan kegiatan CSR dalam jangka panjang akan mendatangkan “kembalian” (return) bisnis berupa profit bagi perusahaan. Metode yang digunakan untuk mengukur dampak sosial dari kegitan CSR adalah dengan menggunakan social return on investment (SROI) yang tidak hanya menghitung nilai keuntungan berupa uang saja, melainkan mencakup konsep yang lebih luas yaitu meliputi nilai sosial, ekonomi dan juga lingkungan. Hasil kajian menunjukkan bahwa Program Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Batik Kujur yang diinisiasi dengan berbasis pada budaya (sejarah) telah menghasilkan nilai ekonomi dan bisnis bagi masyarakat penerima program, yaitu menghasilkan nilai dampak investasi sosial berupa SROI Rasio sebesar 5,39 artinya bahwa setiap investasi yang dilakukan oleh PTBA sebesar Rp. 1,- memperoleh dampak atau manfaat senilai Rp. 5,39,-. Bila ditinjau dari sisi sosial dan ekonomi, maka program Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Batik Kujur dapat dikatakan layak dan berhasil.
PEMANFAATAN LEMBAGA LOKAL UNTUK PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA GENTENG Nunung Nurwati; Hetty Krisnani; Agus Wahyudi Riana; Eva Nuriyah Hidayat; Sahadi Humaedi
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2018): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.185 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v5i1.16038

Abstract

Kegiatan PKM  dengan judul ”Pemanfaatan Lembaga Lokal Untuk Pelaksanaan Tertib Administrasi Kependudukan Di Desa Genteng“, bertujuan untuk memanfaatkan keberadaan lembaga lokal yang ada untuk pelaksanaan pelaksanaan pendataan kependudukan sehingga dapat menciptakan tertib administrasi kependudukan. Untuk mencapai maksud tersebut, Tim PKM telah melaksanakan kegiatan berupa pelatihan dengan materi-materi mencakup peraturan dan teknis registrasi penduduk. Pelatihan ini dilaksanakan di Desa Genteng, dihadiri oleh 45 peserta, terdiri dari ketua RW, Ketua RT, kader posyandu, dan PKK. Pelatihan difokuskan pada materi Registrasi penduduk sebagai berikut: 1) Undang-undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan; dan 2) Teknis Pengisian Data Kependudukan. Untuk menilai tingkat keberhasilan kegiatan pelatihan digunakan alat bantu berupa Pre-Test dan Post-Test. Hasil dari kegiatan pelatihan pemanfaatan lembaga lokal dalam pelaksanaan registrasi penduduk ini baru mencapai pada aspek kognitif dan afeksi, hal ini dapat terlihat dari kemampuan peserta dalam memahami materi yang disampaikan oleh pemateri. Selain itu, tingkat partisipasi peserta dalam kegiatan diskusi pemecahan masalah cukup baik, hal ini dapat terlihat saat kegiatan tersebut dilaksanakan.Kata kunci: Lembaga lokal, Pelatihan administrasi kependudukan 
MENGATASI DAN MENCEGAH TINDAK KEKERASAN SEKSUAL PADA PEREMPUAN DENGAN PELATIHAN ASERTIF UTAMI ZAHIRAH NOVIANI P; rifdah arifah; CECEP CECEP; Sahadi Humaedi
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2018): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.452 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v5i1.16035

Abstract

Tindak kekerasan seksual yang dialami oleh kaum perempuan di Indonesia masih menunjukan angka yang tinggi. Angka tersebut hanya segelintir dari banyaknya kasus kekerasan seksual sebab pada kenyataannya masih banyak perempuan korban kekerasan seksual yang tidak melapor kepada pihak kepolisian atau lembaya layanan seperti Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Artikel ini membahas tentang faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan seksual pada perempuan, alasan perempuan korban kekerasan seksual tidak melaporkan kejadian yang dialaminya, serta penerapan pelatihan asertif untuk perempuan dan korban kekerasan seksual. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor dominan terjadinya kekerasan seksual pada perempuan yaitu budaya patriarki, hak-hak istimewa laki-laki, dan sikap permisif. Penyebab utama alasan perempuan korban kekerasan seksual tidak melapor yaitu stigma buruk masyarakat akan korban kekerasan seksual. Pelatihan asertif dapat membantu perempuan dan korban kekerasan seksual untuk berani untuk menolak dan menyampaikan apa yang dirasakannya dengan cara yang benar. Saran dari adanya penelitian ini adalah harus adanya sikap saling menghargai dan menjaga antara laki-laki dan perempuan. 
PEMBENTUKAN SAKOLA KARAJINAN RAKYAT CIPACING Wahju Gunawan; Sahadi Humaedi
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2018): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.316 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v5i1.17264

Abstract

ABSTRACT The PPMP OKK activities entitled "The Establishment of Sakola Karajinan Rakyat in Cipacing" is located at RW 01 on Cipacing Village in Jatinangor, Sumedang. The purpose of its establishment is to overcome poverty in society if it is done in a sustainable and comprehensive manner. Besides that, it is able to regenerate the art of local people’s craft for the outsiders in a systematically, successfully, and appropriately.With the implementation of this kind of activity, it is hoped that people can see directly about the process of making their craft and at the same time they can share their knowledge with the craftsmen as well. The craftsmen themselves were hoping to teach their knowledge to the next generation, so that in the future they can maintain this craft’s culture and also pass it on to the next generation.The activities that have been done here are intended to introduce various of original crafts that comes from Cipacing in order to be able to compete to a wider market share, so it can help them to improve the economy as well, which so far their economies are still relatively low. Most of the craftsmen can sell their craft directly to consumers through the learning process that is carried out at an affordable price. Based on these activities, they are able to achieve a good profit. ABSTRAK PPMP OKK ini berjudul “Pembentukan Sakola Karajinan Rakyat Cipacing” di RW 01 Desa Cipacing, Kec, Jatinangor, Kab, Sumedang. Adapun tujuan dari Sakola Karajinan Rakyat yang secara berkelanjutan dan menyeluruh dapat mengatasi kemiskinan di masyarakat serta dapat meregenasikan seni kerajinan masyarakat lokal ke masyarakat luar dengan sistematis dan berhasil guna serta tepat guna.Dengan adanya kegiatan “Sakola Karajinan Rakyat” ini diharapkan masyarakat bisa langsung datang melihat proses pembuatan kerajinan, dan berbagi ilmu dengan para pengrajin. Masyarakat pengrajin itu sendiri diharapkan mampu menjadi ‘guru’ atau mengajarkan ilmunya, sehingga dapat mempertahankan budaya dan mewariskannya kepada generasi selanjutnya.Kegiatan Sakola Karajinan Rakyat ini bertujuan untuk memperkenalkan kerajinan Cipacing ke mangsa pasar yang lebih luas, sehingga membantu mengangkat perekonomian para pengarajin yang selama ini masih tergolong rendah. Sehingga, mayoritas para pengrajin dapat menjual kerajinannya langsung kepada konsumen melalui proses pembelajaran di sakola tersebut dengan harga yang terjangkau konsumen, sehingga keuntungannya banyak diambil oleh para pengrajin.
Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Secara Mandiri dan Pemetaan Sosial Sahadi Humaedi; Yulinda Adharani; Yusshy Kurnia Herliani
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2018): Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.768 KB) | DOI: 10.24198/jppm.v5i1.16037

Abstract

Artikel ini, berisi tentang kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah secara mandiri dan pemetaan sosial yang dilakukan di wilayah RW 01 Desa Jatiroke, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Latar belakang ditulisnya karya ini karena adanya permasalahan sampah di lingkungan RW 01 Desa Jatiroke, Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Tujuan jangka pendek diadakannya kegiatan ini adalah mampu memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada khalayak sasaran tersebut mengenai pengelolaan sampah secara mandiri. Sementara tujuan jangka panjangnya adalah merubah pola dan perilaku masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Pada kegiatan ini, terdapat dua kegiatan besar yaitu kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat dan kegiatan pemetaan social. Kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah secara mandiri dilaksanakan dengan berbagai kegiatan pelatihan yang mendukung pengelolaan sampah secara mandiri. Kegiatan pelatihan ini dipandu oleh narasumber (tenaga ahli) sebagai fasilitator dan dibantu dengan seperangkat alat untuk melakukan simulasi atau praktik secara langsung. Sementara kegiatan pemetaan sosial akan dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah kaji-tindak. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kelompok sasaran dalam mengelola sampah secara organik dan diharapkan pula dapat menjadi agen perubahan dalam masyarakat.Kata Kunci: Sampah, Peningkatan Kapasitas, Pemetaan Sosial
PARENTING TRAINING ANAK USIA DINI DI MASA PANDEMI COVID-19 BAGI KADER POSYANDU KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG Meilanny Budiarti Santoso; Nunung Nurwati; Sahadi Humaedi; Maulana Irfan
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (JPPM) Vol 1, No 1 (2020): Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (JPPM)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v1i1.31359

Abstract

Pengasuhan anak merupakan hal yang menantang untuk dilakukan pada saat keadaan normal, terlebih di masa-masa pandemi covid-19 seperti sekarang ini, sehingga penting bagi orang tua untuk mengambil langkah-langkah terbaik dengan meningkatkan kapasitas mereka dalam membantu diri, anak dan seluruh anggota keluarga untuk menjalani dan melalui situasi pandemi covid-19. Kegiatan parenting training yang dilaksanakan menggunakan metodologi andragogy yaitu dengan menempatkan dan memperlakukan para peserta pelatihan sebagai orang dewasa yang sudah memiliki pengetahuan sebelumnya dan kaya akan pengalaman dalam hal pengasuhan, sehingga para peserta pelatihan merupakan sumber belajar bagi sesama peserta pelatihan lainnya. Hasil yang diperoleh dengan dilaksanakannya parenting training bagi para kader posyandu di lingkungan Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang ini adalah (1). tergambarkannya kondisi potensi dan masalah yang dihadapi oleh anak usia dini; (2). dipahami oleh para kader posyandu pentingnya pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua atau pengganti orang tua bagi tumbuh kembang anak usia dini; dan (3). tergambarkan kondisi kesehatan anak usia dini di masa pandemi covid-19 di lingkungan Kecamatan Jatinangor.
Pemberdayaan UMKN Desa Jatisari Sumedang melalui Aktivitas Business Coaching dan Appreciative Inquiry Hery Wibowo; Sahadi Humaedi; Santoso Tri Raharjo; Nurliana Cipta Apsari
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (JPPM) Vol 2, No 3 (2021): Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (JPPM)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jppm.v2i3.37145

Abstract

Sektor UMKM merupakan unit usaha berbasis masyarakat yang rentan dengan kerasnya persaingan usaha dan pemasaran. Maka, seluruh upaya ataupun investasi untuk membantu UMKM untuk meningkatkan kemampuan usahanya, adalah sesuatu yang layak diperjuangkan. Maka, seyogianya seluruh usaha-usaha untuk meningkatkan kapasitas usaha adalah penting untuk dilakukan. Proses pengabdian masyarakat ini dilakukan menggunakan pendekatan penelitian aksi, dengan tehnik business coaching dan appreciative inquiry. Upaya business coaching ditujukan untuk membangun kesadaran pelaku usaha akan usaha yang dilakukannya, mengetahui lebih dalam tentang potensi pelanggannya, serta mengidentifikasi aktivitas dan mitra kuncinya sedangkan appreciative inquiry dilaksanakan untuk membangun diskusi dimana antar peserta dapat saling mendengarkan inspirasi dan pengalaman membangun usaha terbaik dari sesama pelaku usaha. Selanjutanya sejumlah langkah aksi dilakukan untuk mendukung peningkatan usaha, seperti pendaftaran NIB, mengikuti pelatihan Keamanan Pangan, serta pembuatan akun media sosial serta pendaftaran peta lokasi di aplikasi google. Hasilnya peserta semakin mengenal lebih dalam tentang usahanya dan semakin bersemangat untuk membangun jejaring diantara mereka.