Tualar Simarmata
Unknown Affiliation

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Viability test of halotolerant nitrogen-fixing rhizobacteria on different carrier composition and application dosage of nitrogen biofertilizer to increase rice growth on saline ecosystems Fiqriah Hanum Khumairah; Fachruddin Azwari; Mieke Rochimi Setiawati; Betty Natalie Fitriatin; Tualar Simarmata
Kultivasi Vol 21, No 1 (2022): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v21i1.33068

Abstract

Abstract The use of saline soils as productive agricultural land poses major challenges. The utilization of nitrogen biofertilizer with halotolerant N-fixing rhizobacteria as the active material at the right dosage can increase soil productivity and support plant growth. The aim of this study was to obtain the composition of the carrier material that can maintain rhizobacteria viability, water content, and pH of nitrogen biofertilizer and to obtain the right dosage to increase the growth of rice plants in saline ecosystems. The research location was at Microbiology Laboratory of CV Bintang Asri Arthauly, Bandung and greenhouse of Jayamukti Village, Banyusari District, Karawang Regency from February to November 2020 used completely randomized design. The viability test consisted of nine treatments, while the application dosage test consisted of 13 treatments and repeated three times. The result showed that the H carrier composition (50% peat + 17.5% compost + 17.5% biochar + 5% dolomite + 5% guano + 5% nutrition) was able to maintain high viability of halotolerant N-fixing rhizobacteria compared to other treatments (10.22 x 107 CFU mL-1). Water content (34.50%) and pH level (7.9) in the composition H also meet the quality standard requirements of the biofertilizer, respectively. Nitrogen biofertilizer with H carrier composition at a dosage of 1500 g ha-1 applied to seed and nursery can increase the height and biomass of rice plants grown under saline condition. Further research is needed on the application of nitrogen biofertilizers in saline soil that can increase the effectiveness of N fertilization.Keywords: Carrier ∙ Rhizobacteria ∙ Rice ∙ Saline ecosystem ∙ Viability  AbstrakPenggunaan tanah salin sebagai lahan pertanian produktif memiliki tantangan yang besar. Pemanfaatan pupuk hayati nitrogen dengan rhizobakteri penambat N halotoleran sebagai bahan aktifnya pada dosis yang tepat dapat meningkatkan produktivitas tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman padi. Penelitian bertujuan mendapatkan komposisi bahan pembawa yang dapat mempertahankan viabilitas rhizobakteri, kadar air, dan pH pupuk hayati nitrogen serta mendapatkan dosis yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman padi pada ekosistem salin. Lokasi penelitian di Laboratorium Mikrobiologi CV Bintang Asri Arthauly Bandung dan rumah kaca Desa Jayamukti, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang sejak bulan Februari sampai November 2020. Metode percobaan menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap. Uji viabilitas terdiri dari sembilan perlakuan, sedangkan uji dosis aplikasi pupuk hayati terdiri dari 13 perlakuan dan masing-masing diulang sebanyak tiga kali. Hasil menunjukkan bahwa komposisi bahan pembawa H (Gambut  50% + kompos 17.5% + biochar 17.5% + dolomit 5% + guano 5% + nutrisi 5%) mampu mempertahankan viabilitas rhizobakteri penambat N halotoleran yang tinggi dibandingkan perlakuan lainnya yaitu sebesar 10,22 x 107 CFU/mL. Kadar air dan pH level pada komposisi H  juga memenuhi syarat baku mutu pupuk hayati yaitu sebesar 34.50% dan 7.9. Pupuk hayati dengan komposisi bahan pembawa H dengan dosis 1500 g ha-1 yang diaplikasikan pada benih dan persemaian mampu meningkatkan tinggi dan biomassa tanaman padi yang ditanam pada kondisi salin. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi pupuk hayati N di tanah salin yang dapat meningkatkan efektivitas pemupukan N. Kata Kunci: Bahan pembawa ∙ Ekosistem salin ∙ Padi ∙ Rhizobakteria ∙ Viabilitas
Efek Aplikasi Jamur Parasit Nematoda G. rostochiensis terhadap Pertumbuhan dan Tajuk serta Serapan P dan K Tanaman Kentang Marthin Kalay; Sadeli Natasasmita; Tarkus Suganda; Tualar Simarmata
Agrikultura Vol 21, No 1 (2010): April, 2010
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.957 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v21i1.983

Abstract

Globodera rostochiensis (Woll)  adalah nematoda sista kuning (NSK)  pengganggu tanaman yang berbahaya pada tanaman kentang baik di daerah tropis maupun sub tropis. Mekanisme NSK untuk menyebabkan penyakit adalah pembentukan sinsitium yang menghambat serapan unsur hara dari tanah oleh akar tanaman. Penelitian rumah kaca ini dilakukan untuk menguji kemampuan jamur parasitik NSK dalam meningkatkan pertumbuhan dan serapan unsur hara makro fosfor (P) dan kalium (K) tanaman kentang yang ditanam di tanah diinfestasi sista NSK. Percobaan rumah kaca dirancang dalam Rancangan Acak Kelompok yang menguji tujuh spesies jamur antagonis yang diisolasi dari sista NSK. Hasil percobaan menunjukkan bahwa inokulasi Fusarium oxysporum TR1, F. solani TR2, F. oxysporum KT1, F. chlamydosporum KT2, F. oxysporum SM1, Phaecilomyces  lilacinus SM3 dan F. chlamydosporum SM4 pada media tanam yang terinfestasi sista G. rostochiensis, dengan nyata meningkatkan bobot kering tajuk serta serapan P dan K pada daun kentang. Jamur antagonis ini berpotensi untuk digunakan sebagai agen hayati pengendali NSK.
Efek Aplikasi Jamur Parasit Nematoda G. rostochiensis Terhadap Tinggi dan Berat Kering Tajuk serta Serapan P dan K Tanaman Kentang Marthin Kalay; Sadeli Natasasmita; Tarkus Suganda; Tualar Simarmata
Agrikultura Vol 19, No 3 (2008): Desember, 2008
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.057 KB) | DOI: 10.24198/agrikultura.v19i3.997

Abstract

Globodera rostochiensis (Woll)  adalah nematoda sista kuning (NSK)  pengganggu tanaman yang berbahaya pada tanaman kentang baik di daerah tropis maupun sub tropis. Mekanisme NSK untuk menyebabkan penyakit adalah pembentukan sinsitium yang menghambat serapan unsur hara dari tanah oleh akar tanaman. Penelitian rumah kaca ini dilakukan untuk menguji kemampuan jamur parasitik NSK dalam meningkatkan pertumbuhan dan serapan unsur hara makro fosfor (P) dan kalium (K) tanaman kentang yang ditanam di tanah diinfestasi sista NSK. Percobaan rumah kaca dirancang dalam Rancangan Acak Kelompok yang menguji tujuh spesies jamur antagonis yang diisolasi dari sista NSK. Hasil percobaan menunjukkan bahwa inokulasi Fusarium oxysporum TR1, F. solani TR2, F. oxysporum KT1, F. chlamydosporum KT2, F. oxysporum SM1, Phaecilomyces  lilacinus SM3 dan F. chlamydosporum SM4 pada media tanam yang terinfestasi sista G. rostochiensis, dengan nyata meningkatkan bobot kering tajuk serta serapan P dan K pada daun kentang. Jamur antagonis ini berpotensi untuk digunakan sebagai agen hayati pengendali NSK.
Aplikasi pupuk hayati ameliorant, dan pupuk NPK terhadap N total, P tersedia serta pertumbuhan dan hasil jagung pada inceptisols Mieke Rochimi Setiawati; Lia Nur Linda; Nadia Nuraniya Kamaluddin; Pujawati Suryatmana; Tualar Simarmata
Jurnal Agro Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/15121

Abstract

Inceptisols umumnya memiliki tingkat kesuburan tanah rendah sampai sedang. Upaya peningkatan ketersediaan hara tanah Inceptisol dengan pupuk anorganik NPK perlu diimbangi dengan aplikasi pupuk hayati dan amelioran organik. Percobaan ini bertujuan untuk mengurangi dosis pupuk NPK dengan menggunakan pupuk hayati dan amelioran organik serta meningkatkan hasil tanaman jagung. Percobaan dilakukan di Pasir Banteng, Kabupaten Sumedang. Penelitian menggunakan RAK faktorial. Pupuk hayati dengan amelioran organik sebagai faktor pertama sebanyak empat taraf: tanpa pupuk hayati dan amelioran (kontrol), diberi pupuk hayati, amelioran organik, dan gabungan keduanya. Faktor kedua yaitu dosis pupuk NPK empat taraf: 100%, 80%, 60%, 40% NPK dosis anjuran.  Dilakukan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara pupuk hayati, amelioran organik, dengan pupuk NPK terhadap tinggi tanaman, N-total tanah, bobot tongkol berkelobot dan tanpa kelobot. Pemberian pupuk hayati dan amelioran disertai pupuk NPK 100% dan yang tanpa diberi amelioran menghasilkan bobot tongkol tanpa kelobot sebesar 1.089 g dan 1.064 g per tanaman. Pemberian pupuk hayati dengan amelioran dan pemberian pupuk NPK 100% menghasilkan bobot pipilan per tanaman 526,08 g dan 539,08 g. Aplikasi pupuk hayati dan amelioran organik belum mampu mengurangi dosis penggunaan pupuk NPK pada Inceptisols asal Pasir Banteng. Inceptisols generally have low to moderate soil fertility. The effort to increase the nutrients availability in Inceptisol through the application of NPK fertilizers need to be balanced with biofertilizers and organic ameliorants. This experiment aimed to reduce the dose of NPK fertilizer by using biofertilizers and organic ameliorants and to increase maizeyields. The experiment was conducted in Pasir Banteng, Sumedang Regency. The factorial RBD was used. The biofertilizer with organic ameliorant as the first factor: no biofertilizer and no ameliorant (control), biofertilizer, organic ameliorant, and combination of both. The second factor was dose of NPK fertilizer: 100%, 80%, 60%, 40% of recommended NPK dose. It was repeated three times. The results showed that there was interaction between biofertilizer, organic ameliorants, with NPK fertilizers on plant height, N-total soil, weight of cobs with and without husk. The application of biofertilizer and ameliorant with 100% NPK fertilizer and without ameliorant were 1,089 g and 1,064 g of cobs without husks, respectively. The application of biofertilizer with ameliorant and 100% NPK fertilizer had a grain weight of 526.08 g and 539.08 g, respectively. The application of biofertilizers and organic ameliorants has not been able to reduce the dose of NPK fertilizer on Inceptisols from Pasir Banteng.
APLIKASI KOMBINASI KOMPOS JERAMI, KOMPOS AZOLLA DAN PUPUK HAYATI UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH POPULASI BAKTERI PENAMBAT NITROGEN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI BERRBASIS IPAT-BO Ferina Rosiana; Tien Turmuktini; Yuyun Yuwariah; Mahfud Arifin; Tualar Simarmata
Agrovigor Vol 6, No 1 (2013): MARET
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.224 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v6i1.1461

Abstract

Penelitian untuk mengetahui efek pemberian kombinasi kompos jerami dengan Azolla dan pupuk hayati majemuk terhadap peningkatan populasi bakteri penambat N dan produktivitas tanaman padi dengan teknologi IPAT-BO dilaksanakan dari bulan April hingga Juli 2012 di kebun percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, dengan ketinggian + 740 m dpl. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktor tunggal dengan dua belas perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri dari (A) tanpa kompos jerami, (B) kompos jerami 2,5 ton ha-1, (C) kompos jerami 5 ton ha-1, (D) kompos Azolla 0,5 ton ha-1, (E) kompos jerami 2,5 ton ha-1 + kompos Azolla 0,5 ton ha-1, (F) kompos jerami 5 ton ha-1 + kompos Azolla 0,5 ton ha-1, (G) pupuk hayati 400 g ha-1, (H) kompos jerami 2,5 ton ha-1 + pupuk hayati 400 g ha-1, (I) kompos jerami 5 ton ha-1 + pupuk hayati 400 g ha-1, (J) kompos Azolla 0,5 ton ha-1 + pupuk hayati 400 g ha-1, (K) kompos jerami 2,5 ton ha-1 + kompos Azolla 0,5 ton ha-1 + pupuk hayati 400 g ha-1, (L) kompos jerami 5 ton ha-1 + kompos Azolla 0,5 ton ha-1 + pupuk hayati 400 g ha-1.Aplikasi perlakuan kompos jerami, kompos Azolla dan pupuk hayati majemuk memberikan pengaruh terhadap populasi penambat N (Azotobacter sp. dan Azospirilium sp.) dan produktifitas tanaman padi. Aplikasi kompos jerami 2,5 ton ha-1 dengan pupuk hayati 400 g ha-1 memberikan hasil GKP yaitu 64,39 g tanaman-1 (6,13 ton ha-1). Kata kunci: IPAT-BO, kompos Azolla, kompos jerami, pupuk hayati.
TEKNIK PENGATURAN AIR PADA INTENSIFIKASI PADI AEROB TERKENDALI-BERBASIS ORGANIK (IPAT-BO) UNTUK MENINGKATKAN POPULASI RHIZOBACTERIA, EFISIENSI PENGGUNAAN AIR, PERAKARAN TANAMAN, DAN HASIL TANAMAN PADI Hingdri -; Tien Turmuktini; Yuyun Yuwariah; Tati Nurmala; Tualar Simarmata
Agrovigor Vol 6, No 1 (2013): MARET
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.918 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v6i1.1462

Abstract

Teknik pengaturan air pada budidaya tanaman padi melalui Intensifikasi Padi Aerob Terkendali-Berbasis Organik (IPAT-BO) perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui aktivitas rhizobacteria, tingkat efisiensi penggunaan air, perkaran tanaman, dan hasil tanaman pada berbagai teknik pengaturan air.Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti, Tanjungsari pada inceptisol pada skala pot plastik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dengan 16 perlakuan dan diulang tiga kali, yaitu terdiri dari kombinasi antara perlakuan air dan empat varietas. Perlakuan air: tinggi muka air + 5cm, 0 cm, – 5 cm dan  – 10 cm. Empat varietas: Ciherang, Sintanur, Inpari 13 dan Fatmawati..Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruhnyata terhadap populasi Rhizobacteria, perkembangan akar, dan hasil tanaman. Perlakuan tinggi muka air – 10 cm varietas Fatmawati memberikan hasil tertinggi pada volume akar 186,67 ml, populasi bakteri Azotobacter sp. (1,43 x 1010 CFU g-1), bakteri pelarut fosfat (6,07 x 108 CFU g-1), hasil tanaman tertinggi 95,9 g rumpun-1 setara dengan 9,14 ton ha-1 serta meningkatkan efisiensi penggunaan air 47,1 % dibandingkan dengan pengenangan 5 cm.Kata kunci:  Teknik pengaturan air, efisiensi penggunaan air, IPAT-BO, populasi rhizobakteria
Uji Viabilitas Isolat Bakteri Penambat Nitrogen Halotoleran pada Komposisi Bahan Pembawa yang Berbeda Nida Uli Al-Azmiya; Fiqriah Hanum Khumairah; Mieke Rochimi Setiawati; Tualar Simarmata
Jurnal Agroekoteknologi Vol 13, No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jur.agroekotetek.v13i1.12165

Abstract

The process of microbial inoculation into plant biomass which will be decomposed needs a suitable carrier material to facilitate the application of the microorganisms to be used. Halophilic bacteria are a type of microorganism that can survive high salt levels by maintaining an osmotic balance. The bacterial consortium is a collection of bacteria that work together to form a community, to produce a significant product. The experiment aims to determine the effect of carrier composition on inoculant viability. The experiment was carried out at the laboratory CV. Bintang Asri Arthauly Bandung, West Java, Indonesia. The study used a non factorial randomized design with three replications. The treatment design to be tested in this experiment, among others: c1: Peat 50% + Compost 50% + Nutrition 0%, c2: Peat 50% + Compost 45% + Nutrition 5%, c3: Peat 50% + Compost 40% + Nutrition 10%, c4: Peat 50% + Compost 25 % + Biochar 25% + Nutrition 0%, c5: Peat 50% + Compost 22.5% + Biochar 22.5% + Nutrition 5%, c6: Peat 50% + Compost 20% + Biochar 20% + Nutrition 10%, c7: Peat 50% + Compost 20% + Biochar 20% + Dolomite 5% + Guano 5% + Nutrition 0%, c8: Peat 50% + Compost 17.5% + Biochar 17.5% + Dolomite 5% + Guano 5 % + Nutrition 5%, c9: Peat 50% + Compost 15% + Biochar 15% + Dolomite 5% + Guano 5% + Nutrition 10%. The results of the second stage experiment showed that the c8 composition had the best viability in all carrier compositions.
APLIKASI PUPUK HAYATI DAN AZOLLA UNTUK MENGURANGI DOSIS PUPUK ANORGANIK DAN MENINGKATKAN N, P, C ORGANIK TANAH, DAN N, P TANAMAN, SERTA HASIL PADI SAWAH Mieke Rochimi Setiawati; Betty Natalie Fitriatin; Pujawati Suryatmana; Tualar Simarmata
Jurnal Agroekoteknologi Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33512/jur.agroekotetek.v12i1.8778

Abstract

Biofertilizers and Azolla are local potentials sources that can be used for inorganic fertilizers efficiency in increasing crop yields. The purpose of this study was to determine the dose of inorganic fertilizers that can be reduced by the application of biofertilizers and Azolla in lowland rice plants. The aims of study was to determine the increase in N plants, N soil, available P, P uptake, C organic, and the yield of lowland rice. The experiment was carried out at the Experimental Field, Ciparanje, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, in Jatinangor. The treatment in this experiment were A = without the use of fertilizer, B = NPK 100% Fertilizer of recommended dosage, C = 0% NPK + Biofertilizer + Azolla, D = 25% NPK + Biofertilizer + Azolla, E = 50% NPK + Biofertilizer + Azolla, and F = 75% NPK + Biofertilizer + Azolla. The study design used was a Randomized Block Design with four replications. The results showed that biofertilizer and Azolla combined with inorganic fertilizers can enhance total N soil, N plants, P available soil, P uptake of plants, and C organic soil. Application 50% NPK + Azolla + biofertilizer could increased Milled Dry Grain by 10.82% compared to the recommended dosage of inorganic fertilizer (100% NPK) and caould decrease the use of inorganic fertilizer by 50%.
Efek Komposisi dan Dosis Amelioran terhadap Sifat Tanah dan Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) pada Inceptisols Yosef Edwin Gunawan Situmorang; Anne Nurbaity; Tualar Simarmata
Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech) Vol 4 No 1 (2019): Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.841 KB) | DOI: 10.33661/jai.v4i1.1280

Abstract

Pupuk anorganik memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan produktivitas tanaman cabai. Akan tetapi, penggunaannya terus-menerus dapat menyebabkan kualitas tanah menurun. Penggunaan amelioran atau bahan pembenah tanah diharapkan dapat meningkatkan kualitas tanah. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi dan dosis amelioran terbaik terhadap sifat tanah dan hasil tanaman cabai pada Inceptisols dan dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri atas dua faktor yang diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama yaitu komposisi amelioran yang terdiri atas empat taraf (a1 = 80% Pupuk Kandang Sapi + 20% Biochar Tempurung Kelapa ; a2 = 95% Komposisi a1 + 5% Dolomit dan Guano ; a3 = 90% Komposisi a1 + 10% Dolomit dan Guano ; a4 = 85% Komposisi a1 + 15% Dolomit dan Guano), dan faktor kedua yaitu dosis amelioran yang terdiri atas empat taraf (t0 = 0 ton/ha ; t1 = 2 ton/ha ; t2 = 4 ton/ha ; t3= 6 ton/ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara komposisi dan dosis amelioran terhadap sifat tanah dan hasil tanaman cabai pada Inceptisols. Pemberian dosis amelioran 4 ton/ha dapat memberikan peningkatan sifat tanah terbaik dan meningkatkan hasil tanaman cabai sebesar 44,9%.
Potential use of PGPR based biofertilizer for improving the nutrient availability in soil and agronomic efficiency of upland rice Rahma Tia Harahap; Diyan Herdiyantoro; Mieke Rochimi Setiawati; Isna Niar Rahmatul Azizah; Tualar Simarmata
Kultivasi Vol 21, No 3 (2022): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kultivasi.v21i3.40061

Abstract

AbstractPresent study aimed to perform literature review to investigate the current status and potential use of plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) for enhancing the soil plant’s health, plant growth and productivity in sustainable ways. The Systematic Literature Review (SLR) methods was applied according to Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) on published scientific literature from 2012-2022. Results revealed that genus diversity of PGPR (Bacillus sp., Serratia sp., Streptomyces sp., Pseudomonas sp., and Burkholderia sp.) produce siderophore and phytohormones such as indole-3-acetic acid (IAA), gibberellin (GAs), auxin, and 1-aminocyclopropane-1-carboxylic acid (ACC) deaminase activity, organic acids, biocontrol agent that contribute to the improvement of nutrient bioavailability (nitrogen fixing, phosphate solubilizing and Fe-uptake). The growth character of rice inoculated with biofertilizer and combined with 50% inorganic fertilizer produced no significant difference with pots that received 100% inorganic fertilizer. These results concluded that PGPR that produced phytohormone and siderophore could be developed as a potential bioagent or biofertilizer to improve the growth character and yield of upland rice (Oryza sativa L.) in dry environmental conditions.Keywords: PGPR producing phytohormone and siderophore, N2-fixer, Biofertilizer, Systematic review AbstrakKajian tinjauan pustaka ini dilakukan untuk menyelidiki status saat ini dan potensi penggunaan rizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman (PGPR) untuk meningkatkan kesehatan tanah, pertumbuhan tanaman, dan produktivitas secara berkelanjutan. Metode Systematic Literature Review (SLR) diterapkan sesuai dengan Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analyses (PRISMA) pada literatur ilmiah yang diterbitkan dari 2012-2022. Mesin pencari Google Scholar dan ScienceDirect dengan kata kunci yang tepat digunakan untuk memilih dan mengumpulkan jurnal ilmiah yang terindeks bereputasi dan digunakan sebagai referensi utama database. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman genus PGPR (Bacillus sp., Serratia sp., Streptomyces sp., Pseudomonas sp., dan Burkholderia sp.) menghasilkan siderophore dan memproduksi phytohormon seperti indole-3-acetic acid (IAA), giberelin (GAs), auksin, dan 1-aminocyclopropane-1-carboxylic acid (ACC) aktivitas deaminase, asam organik, agen biokontrol yang berkontribusi pada peningkatan bioavailabilitas nutrisi (pengikatan nitrogen, pelarutan fosfat, dan penyerapan Fe). Karakter tumbuh padi yang diinokulasi pupuk hayati dan dikombinasikan dengan pupuk kimia dosis 50% menghasilkan perbedaan yang tidak nyata dengan pot yang menerima pupuk anorganik 100%. Hasil ini menyimpulkan bahwa PGPR penghasil pitohormon dan siderophore dapat dikembangkan sebagai bioagent atau pupuk hayati yang potensial untuk meningkatkan karakter tumbuh dan hasil padi (Oryza sativa L.) gogo pada kondisi lingkungan yang kering.Keywords: PGPR produksi fitohormon dan siderofor, penambat-N2-fixer, biofertilizer, Systematic review