Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Jawa Barat (Analisis Data Riskesdas 2013) Ahmad Zacky Anwary; Lutfan Lazuardi; Mubasysyir Hasanbasri; Faisal Mansur; Bagian Prodi Kesehatan Masyarakat, FKM UNISKA; Bagian Prodi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UGM; Bagian PKMK, Fakultas Kedokteran UGM
Jurnal Kesehatan Indonesia Vol 6 No 3 (2016): Juli
Publisher : HB PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.471 KB)

Abstract

Tuberculosis (TB) is one of the pulmonary infectious diseases become a global threat, given the number of occurrences of cases, especially in Indonesia as one of the countries included in the 22 countries with major problems of tuberculosis disease (high-burden countries). Besides being the source of transmitting, one of the factors that can also affect the occurrence of pulmonary TB disease is the house physical environment (such as ventilation, natural lighting, flooring, and density of residential house) that does not qualify as a healthy home. Including the type of observational research with cross sectional study design. The target population is the population in West Java and the household members aged 15 years and above who became suspected pulmonary TB patients were successfully recorded/interviewed in Riskesdas 2013. There are some physical house environment variables significantly associated with the incidence of pulmonary TB in West Java that is the kitchen ventilation variable with an Odds Ratio (OR) of 1160, family room ventilation variable with OR 1.122, badroom natural lighting variable with OR 1148, and kitchen natural lighting variable with OR 1124. By knowing the variables that have a significant relationship to the occurrence of pulmonary tuberculosis so that people can pay more attention the efforts to improve the house physical environment into a better house.
HUBUNGAN PENDIDIKANDAN PERCEIVED BENEFIT DENGAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL SEBAGAI PESERTA PBPU (MANDIRI) PADA MASYARAKAT DI KABUPATEN BANJAR Asrinawaty Asrinawaty; Ahmad Zacky Anwary; Yupisa Darma
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol 7, No 2 (2020): AN-NADAA JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (DESEMBER)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/ann.v7i2.3922

Abstract

Provinsi kalimantan selatan menurut data dari Kantor Cabang BPJS kesehatan Banjarmasin, jumlah kepesertaan di kabupaten kabupaten wilayah kerja kantor cabang ini antara lain kabupaten Banjar 218.746 (40,46%), Kota Banjarbaru 152.837 (69,45%), Kabupaten Kotabaru 142.870 (44,94%), Kabupaten tanah bumbu 150.684 (48,71%), Kabupaten tanah laut 163.212 (47,88%), Kabupaten barito kuala 136.241 (44,12%) dan Kota Banjarmasin 471.027 (73,02%). Kabupaten yang paling rendah capaian UHC nya adalah Kabupaten banjar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pendidikan dan Perceived Benefit dengan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional sebagai PBPU (mandiri) pada masyarakat Kabupaten Banjar. Metode penelitian kuantitatif dengan rancangan observasional analitik melalui pendekatan cross sectional. populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang tinggal dan menetap di Kabupaten Banjar. Sampel menggunakan rumus menurut Stanley Lemezhow dengan teknik cluster yang dibagi menjadi 2 tipe kecamatan perkotaan  dan pedesaan  dengan total sampel 196. Hasil penelitian didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dan  perceived benefits dengan kepesertaan JKN secara mandiri (p=0,000). Kesimpulannya ada hubungan pendidikan dan perceived benefit dengan kepesertaan jaminan kesehatan nasional secara mandiri pada masyarakat di Kabupaten Banjar.
Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Jawa Barat (Analisis Data Riskesdas 2013) Ahmad Zacky Anwary; Lutfan Lazuardi; Mubasysyir Hasanbasri; Faisal Mansur; Bagian Prodi Kesehatan Masyarakat, FKM UNISKA; Bagian Prodi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UGM; Bagian PKMK, Fakultas Kedokteran UGM
Jurnal Kesehatan Indonesia Vol 6 No 3 (2016): Juli
Publisher : HB PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberculosis (TB) is one of the pulmonary infectious diseases become a global threat, given the number of occurrences of cases, especially in Indonesia as one of the countries included in the 22 countries with major problems of tuberculosis disease (high-burden countries). Besides being the source of transmitting, one of the factors that can also affect the occurrence of pulmonary TB disease is the house physical environment (such as ventilation, natural lighting, flooring, and density of residential house) that does not qualify as a healthy home. Including the type of observational research with cross sectional study design. The target population is the population in West Java and the household members aged 15 years and above who became suspected pulmonary TB patients were successfully recorded/interviewed in Riskesdas 2013. There are some physical house environment variables significantly associated with the incidence of pulmonary TB in West Java that is the kitchen ventilation variable with an Odds Ratio (OR) of 1160, family room ventilation variable with OR 1.122, badroom natural lighting variable with OR 1148, and kitchen natural lighting variable with OR 1124. By knowing the variables that have a significant relationship to the occurrence of pulmonary tuberculosis so that people can pay more attention the efforts to improve the house physical environment into a better house.
Analisis Preferensi Pemanfaatan JKN-KIS dan Asuransi Kesehatan Swasta pada Karyawan PT. Altrak 1978 Cabang Banjarmasin Ahmad Zacky Anwary; Siska Dhewi; Zuhrupal Hadi
Window of Public Health Journal Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.v3i1.343

Abstract

Preferensi atau kecenderungan bagi masyarakat dalam pemilihan penggunaan jenis asuransi kesehatan yang dimiliki dapat ditentukan dari hasil penelahan terhadap lima tahapan pembelian (penggunaan) suatu produk seperti identifikasi masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif yang ada, keputusan membeli (menggunakan produk), dan perilaku pasca pembelian (penggunaan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran preferensi pemanfaatan/penggunaan antara JKN-KIS dan asuransi kesehatan swasta pada karyawan PT. Altrak 1978 Cabang Banjarmasin. Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam untuk pengumpulan data primer kepada 3 (tiga) orang subjek penelitian yang terdiri dari satu informan inti dan dua informan utama. Preferensinya lebih banyak untuk cenderung menggunakan Asuransi Kesehatan Swasta yang difasilitasi oleh perusahaan, dengan pertimbangan utama yaitu keefektifitasan dan keefesiensian layanan yang didapatkan oleh karyawan. Direkomendasikan kepada pemerintah dan penyelenggara jaminan/asuransi kesehatan agar terus meningkatkan kualitas pelayanan dalam melaksanakan sistem penjaminan kesehatan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat.
Determinan dan Penatalaksanaan Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Luas: Determinants and Management of Stunting in the Work Area of Padang Luas Public Health Center Anggraeni, Septi; Ahmad Zacky Anwary; Eka Handayani
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 1: JANUARY 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i1.4205

Abstract

Latar Belakang : Riset Kesehatan Dasar 2018 mencatat prevalensi Stunting di Provinsi Kalimantan Selatan menempati urutan ke 9 dari seluruh Provinsi di Indonesia. Puskesmas Padang Luas merupakan salah satu Puskesmas yang terletak di Kabupaten Tanah Laut dan merupakan Puskesmas dengan kasus stunting cukup tinggi dibandingkan Puskesmas lain yang ada di Kabupaten Tanah Laut. Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis determinan stunting dan mengetahui gambaran penatalaksanaan stunting di wilayah kerja Puskesmas Padang Luas. Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi (mix method) dengan desain sequential explanatory. Populasi dalam penelitian ini adalah balita usia 12-59 bulan, dengan sampel sebesar 92 orang. Teknik analisis data meliputi teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis data kuantitatif yaitu dengan multiple logistic regression. Hasil : Tidak ada pengaruh pendidikan ibu terhadap kejadian stunting pada balita. Ada pengaruh pendapatan keluarga, riwayat berat bayi lahir, riwayat pemberian ASI dan pola makan terhadap kejadian stunting pada balita dengan besar pengaruh secara keseluruhan sebesar 53% terhadap kejadian stunting. Penatalaksanaan stunting di wilayah kerja Puskesmas Padang luas yaitu dengan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan berupa makanan lokal, biskuit dan susu bubuk. Kesimpulan : Determinan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Padang Luas adalah pendapatan keluarga, riwayat berat bayi lahir, riwayat pemberian ASI dan pola makan. Pola makan merupakan variabel yang mempunyai pengaruh terbesar dengan besar pengaruh 16,6.