Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Model Pengelolaan Situs Web secara Otomatis (WEBMATIC) Iping Supriana
CCIT Journal Vol 1 No 3 (2008): CCIT JOURNAL
Publisher : Universitas Raharja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.23 KB)

Abstract

Tulisan ini berisi kajian model pengelolaan situs secara otomatis. Tujuan utama dari kajian ini adalah membangun sistem yang dapat melakukan pengelolaan isi situs berdasarkan suatu model kaidah pengelolaan, sehingga isi dari situs mencerminkan aktualitas yang lebih baik. Model kaidah pengelolaan dibangun dalam dua kelompok: kaidah pengelolaan layout situs, dan kaidah pengelolaan isi layout (content) situs.
Growing Information System: New Vision in Integration of Information System into Organization Husni Sastramihardja; Sukrisno Mardiyanto; Iping Supriana; Iman Sudirman; D. A. Wassenaar
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2005
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Since organization change from stable to emergent condition, information system (IS) as part oforganization should have capability to follow the changes of requirement from the functional purposes andinteractivities with the users. Need of new strategy in IS development methodology is urgent. Integration of ISand organization could be seen as new vision and growing IS could be the new paradigm in IS developmentmethodology. The research conducted concludes that growing IS could be developed using role and task asorganic constructor. This paper presents theoretical approach leads to requirement of growing IS model (GiSM).Key words: growing information system, emergent condition, organic constructor, role, task
Menjaga Motivasi Belajar pada Electronic Learning dengan Pendekatan Komputasi (Kajian Awal) Christina Juliane; Iping Supriana; Arry A. Arman; Husni S. Sastramihardja
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2015
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract— Motivasi adalah sebuah kekuatan yang dapatmendorong perilaku seseorang untuk melakukan atau tidakmelakukan aktivitas tertentu. Keberhasilan proses electroniclearning (e-learning) pun dipengaruhi oleh faktor besar atautidaknya motivasi yang dimiliki oleh peserta belajar. Olehkarenanya, hal ini menjadi sebuah tantangan untuk membangunlingkungan belajar yang kondusif dengan cara menjaga motivasibelajar secara otomasi dengan menggunakan pendekatankomputasi. Kerangka umum penelitian menggunakanpendekatan paradigma design science dalam Information SystemResearch Framework dari Hevner dkk, sehingga penelitian inimenghasilkan model awal bagaimana menjaga motivasi belajarpada e-learning dengan menggunakan pendekatan komputasi.Keywords— belajar, e-learning, model, motivasi
DIGITAL TEACHING LEARNING FOR DIGITAL NATIVE; TANTANGAN DAN PELUANG Christina Juliane; Arry A. Arman; Husni S. Sastramihardja; Iping Supriana
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi Vol 3, No 2 (2017): Agustus
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/rmsi.v3i2.4273

Abstract

Gap generation antara pembelajar dan pengajar mempengaruhi tingkat keberhasilan Proses Belajar dan Mengajar (PBM) berbasis teknologi (digital teaching and learning). Tujuan efektivitas dan efisiensi dari penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada akhirnya hanya menjadi jargon yang pembuktiannya masih memerlukan studi lebih lanjut. Hal ini terjadi karena keberadaan TIK masih terbatas pada pemenuhan life style bagi generasi digital saat ini, tanpa value dan esensi dari keberadaan dan pemanfaatan TIK itu sendiri dalam PBM. Oleh karenanya diperlukan sebuah penelitian untuk mengidentifikasi seperti apa fakta real yang terjadi dilapangan (Pulau Jawa-Indonesia) terkait pemanfaatan teknologi dalam PBM dengan adanya gap generation antara pembelajar dan pengajar. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang yang hadir pada proses digital teaching and learning untuk generasi digital saat ini. Area sampel penelitian dilakukan di Pulau Jawa dengan total 519 orang yang potensial dan relevan menjadi responden dan diuji dengan menggunakan kaidah ilmiah yang empiris. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk memberikan pandangan tentang apa dan bagaimana seharusnya aktivitas digital teaching and learning dilakukan untuk generasi digital saat ini, terutama generasi digital di Indonesia.
Sebuah Survey: Tingkat Kepercayaan Pengguna Terhadap Informasi di Sosial Media Titin Pramiyati; Iping Supriana; Ayu Purwarianti
Jurnal Sistem Informasi Vol 7, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.184 KB) | DOI: 10.36706/jsi.v7i1.1979

Abstract

Abstract Information trustworthiness can be obtained based on the confidence level (trust) or reputation of the source of information. Nowadays, most people use information derived from social media, however finding reliable source of information can be troublesome. This paper discusses the results of determining the level of trust of certain information presented in social media. The media used as the source of information in this research were Facebook, Google+, Twitter, and LinkedIn. This research is a descriptive study, which is used to recognize behavior of social media users toward the trust level of the sources of information. Respondents involved in this study were divided into two clusters: Civilians and Military officers to seek for their opinion in terms of which social media that have trustworthy information. Data used to support this research was gathered through administering a survey. Survey distribution process was conducted by creating personally-administered questionnaire survey questions distributed directly to respondents. This kind of survey is quite sufficient for a limited survey purpose. Confidence level was measured using graphical and numerical measurements, and equipped with a chi-squared test hypothesis. Based on data analysis process, it was found that Twitter and Google+ chosen to be the most trustworthy source of information. Key word : information trust level;  graphical measurement; numerical measurement; chi-squared test hypothesis Abstrak Informasi yang dipercaya dapat diperoleh berdasarkan pada kepercayaan yang dimiliki oleh sumber informasi atau reputasi sumber informasi. Saat ini, banyak pengguna informasi menggunakan informasi yang berasal dari sosial media, akan tetapi mendapatkan informasi yang sumber informasinya dapat dipercaya masih belum diketahui. Paper ini membahas hasil penentuan tingkat kepercayaan informasi yang terdapat pada media sosial.  Media sosial yang digunakan sebagai sumber informasi pada penelitian ini adalah Facebook, Google+, Twitter, and LinkedIn. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui perilaku pengguna sosial media terhadap tingkat kepercayaan sumber informasi. Responden yang terlibat dalam penelitian ini dibagi dua kelompok yaitu kelompok Sipil dan kelompok Militer, untuk mendapatkan pilihan atas media sosial dengan informasi yang dapat dipercaya..  Data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini diperoleh melalui survey. Penyebaran survey dilakukan dengan menggunakan pertanyaan yang dibuat sendiri sesuai dengan kebutuhan penelitian dan langsung disebar kepada responden. Survey ini cukup baik untuk survey yang terbatas. Tingka kepercayaan sosial media yang diberikan oleh pengguna menggunakan pengukuran grafis dan numerik, serta dilengkapi dengan uji hipotesis chi-kuadrat. Berdasarkan proses analisa data yang dilakukan, diperoleh bahwa media sosial Twitter dan Google+ adalah sumber informasi yang dipercaya. Kata kunci : tingkat kepercayaan informasi;  pengukuran grafis; pengukuran numerik; uji hipotesa chi-kuadrat
Mengidentifikasi Persoalan pada Proses Kolaborasi Belajar Berbasis Komputer Christina Juliane; Iping Supriana
Jurnal Sistem Informasi Vol 6, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.147 KB) | DOI: 10.36706/jsi.v6i2.1717

Abstract

Abstrak Batasan jarak, waktu, dan sumber daya menjadi persoalan klise untuk dunia pendidikan di Era Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini. Solusi untuk mengkolaborasikan TIK ke dalam dunia pendidikan atau disebut dengan istilah Computer-Supported Collaborative Learning (CSCL) menjadi sebuah keharusan untuk mencapai tujuan dan pemerataan pendidikan. Persoalan yang menjadi hambatan dalam implementasi CSCL ini adalah adanya pengaruh motivasi dan latar belakang budaya seseorang yang berdampak pada keberhasilan aktivitas kolaborasi belajar. Motivasi adalah pendorong seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang kehadirannya selalu naik turun bahkan ada atau tiada. Terlebih lagi bila dipengaruhi oleh latar belakang budaya seseorang yang memang tidak terbiasa melakukan interaksi dan berkolaborasi dengan orang lain. Oleh karena itu diperlukan sebuah model CSCL yang dapat menciptakan lingkungan kolaborasi belajar yang kondusif yang dapat berbagi motivasi belajar diantara peserta kolaborasi dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal.Kata kunci: Budaya, CSCL (Computer Supported Collaborated Learning), Kolaborasi, MotivasiAbstract The limitation of distance, time, and resources become a cliche issues for education in the Age of Information and Communication Technology (ICT) at this time. Solutions to collaborate ICT into education or referred as Computer-Supported Collaborative Learning (CSCL) is a must to achieve the goals and equity of education. The issues that become a barrier to implement this CSCL, are the influence of motivation and cultural background of a person that affects to the successful of the collaborative learning activities. Motivation is the driving forces for someone to do or not to do something that his presence is always up and down or even exist or not. Moreover when cultural background of participants influenced the collaboration of learning especialy when they are not used to it. Therefore we need a CSCL model to build a conducives learning environment to sharing motivation among the participants of learning collaboration to achive the goals.Keywords: Culture, CSCL (Computer Supported Collaborated Learning), Collaboration, Motivation
Tantangan dan Peluang pada Question Generation Wiwin Suwarningsih; Iping Supriana; Ayu Purwarianti
Jurnal Sistem Informasi Vol 6, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.434 KB) | DOI: 10.36706/jsi.v6i2.1718

Abstract

Abstrak Pada makalah ini, kami melakukan survey beberapa penelitian yang membahas mengenai question generation (QG). QG adalah sebuah teknik untuk membangkitkan pertanyaan yang berasal dari sebuah kalimat atau teks dalam bentuk bahasa alami. Kami mencoba menelaah garis besar konseptual question generation yang terdiri dari tiga kategori yaitu : berbasis sintaks, berbasis semantik, dan berbasis template. Sistem question generation dalam kategori sintaksis sering menggunakan unsur semantik dan sebaliknya. Sedangkan sistem yang berbasis template menggunakan beberapa tingkat sintaksis dan/atau informasi semantik. Hasil akhir dari survey ini adalah sebuah review berupa tantangan dan peluang dalam pengembangan penelitian di masa mendatang, yaitu berupa : (a) Tantangan pada isu semantik leksikal dan sintaktik, (b) penggunaan alternatif segitiga Vauquois, shallow parser dan (c) representasi sintaksis dengan struktur pohon frasa.Kata kunci : question generation, leksikal, sintaksis, transformasi kalimat, segitiga Vauquois.Abstract In this paper, we reviewed the current state of the art in the question generation (QG). Question Generation (QG) is the task of generating reasonable questions from a text or sentence of natural language. We attempted to examine the question of conceptual outline generation consisting of three categories: Syntax based, semantic-based and template-based. Question generation system in the syntactic category often uses semantic elements and vice versa. While the template-based system using multiple levels of syntactic and / or semantic information. The final results of this survey is a review in the form of challenges and opportunities in the development of future research, which are: (a) challenge on the issue of lexical semantic and syntactic, (b) the use of alternative Vauquois triangular, shallow parser, and (c) the syntactic representation phrase structure tree.Key word : question generation, leksikal, sintaksis, transformasi kalimat, segitiga Vauquois