Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Optimalisasi Production Well Test Untuk Mendukung Performance Produksi Dengan Cara Tiering System Pada Area X Lapangan Y Novia Rita; Novrianti Novrianti
Journal of Earth Energy Engineering Vol. 5 No. 1 (2016): APRIL
Publisher : Universitas Islam Riau (UIR) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.863 KB) | DOI: 10.22549/jeee.v5i1.459

Abstract

Area X merupakan salah satu area yang terdapat di Lapangan Y PT. Chevron Pacific Indonesia, dimana area X terdiri dari 563 sumur. Pada Area X ini dilakukan pekerjaan tes terhadap sumur sebanyak 2 kali per bulan, sehingga untuk 563 sumur diperlukan 1126 kali tes perbulan. Fasilitas yang tersedia untuk production well test pada Area X hanya mampu 960 kali tes per bulan. Sehingga 116 sumur tidak akan mendapatkan jadwal tes pada setiap bulannya. Apabila prosedur seperti ini tetap dilakukan secara terus menerus maka akan selalu terdapat sisa sumur yang belum terpenuhi untuk dilakukan tes di setiap bulannya. Untuk mengatasi permasalahan ini dilakukan Tiering system. Tiering system adalah suatu metode dalam proses pengujian sumur dimana dalam metode ini sumur-sumur akan dikelompokkan berdasarkan produksi terbesar hingga terkecil. Sumur yang tergolong big production akan berada pada urutan teratas untuk dilakukan Well Testing (Tier #1) dan diikuti Tier #2, Tier #3 dan Tier #4 (Tiering System merupakan metode atau proses yang digunakan untuk mengelompokan data-data production well testing sumur yang banyak menjadi kelompok kelompak kecil, yang bertujuan untuk membantu mengoptimalisasi proses pekerjaan well test di Lapangan (Human Resources Sumatra Operation, 2012).. Kuantitas test sumur setiap bulan akan disesuaikan dengan kebutuhan data dan kategori Tier, hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang valid secara continue pada sumur, sehingga cepat diketahui dan di follow up jika terjadi permasalahan penurunan produksi pada sumur-sumur tersebut. Dengan Tiering System, maka 563 sumur yang harus dilakukan well testing setiap bulannya di Area X jadi terpenuhi karena hanya membutuhkan 777 kali tes perbulan. Bahkan waktu pelaksanaan well test masih tersisa untuk 183 kali tes, hal ini juga berdampak pada kenaikan produksi sebesar 5441 bbl per hari dengan keuntungan sebesar US$ 217.621,75.
Analisis Sensitivitas Salinitas dan Adsorbsi Injeksi Surfaktan-Polimer Menggunakan Simulasi Reservoir Pada Reservoir Berlapis Lapangan NA Novia Rita
Journal of Earth Energy Engineering Vol. 5 No. 2 (2016): OCTOBER
Publisher : Universitas Islam Riau (UIR) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22549/jeee.v5i2.476

Abstract

Increasing the time, the condition of the oil in reservoir increasingly difficult for production to the surface, this is caused by diminishing reservoir pressure and the condition of a viscous oil. While the technology used can no longer urged oil to surface. NA field is a field that is old, the production process is done on the field NA has been through the stages of primary and secondary recovery, where this stage is not optimal in increasing oil production on the field. While OOIP on the field is still economically viable. Of screening criteria that has been done on NA Field, the oil production stage to do next is to EOR method. The EOR methods that can be applied is by chemical injection method of surfactant and polymer. Before the surfactant and polymer injection method performed on NA Field, the first done through the stages of planning reinjection reservoir simulation. Fields of reservoir simulation models NA will be analyzed four scenarios conducted for sensitivity to salinity and adsorption of surfactant-polymer. Scenario 1 simulation with values ​​varying salinity, Scenario 2 adsorption value simulation with different surfactants, Scenario 3 sensitivity to polymer adsorption, Scenario 4 see changes impairment influences the permeability to polymer injection. The results of all four scenarios simulations obtained optimum value of cumulative production of 72 548 STB with a recovery factor (RF) of 30.9% at the price of 0.075 surfactant salinity mEq / ml, adsorption of surfactant 0.3 mEq / ml, 0.1 wt polymer adsorption % cuft, and changes in permeability due to 80wt% polymer solution cuft.
Rekonstruksi dan Validasi Data Permeabilitas Relatif Untuk Proses History Matching Dalam Simulasi Reservoir Pengembangan Lapangan X Novia Rita; Tomi Erfando
Journal of Earth Energy Engineering Vol. 4 No. 2 (2015): OCTOBER
Publisher : Universitas Islam Riau (UIR) Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.005 KB) | DOI: 10.22549/jeee.v4i2.637

Abstract

Sebelum suatu model reservoir digunakan, terlebih dahulu dilakukan history matching atau menyesuaikan kondisi model dengan dengan kondisi reservoir. Salah satu parameter yang perlu disesuaikan adalah permeabilitas relatif. Untuk melakukan rekonstruksi nilai permeabilitas relatifnya dibutuhkan data SCAL (Special Core Analysis) dari sampel core. Langkah awal rekonstruksi adalah dengan melakukan normalisasi data permeabilitas relatif (kr) dan saturasi air (Sw) dari data SCAL yang berasal dari tiga sampel core. Setelah dilakukan nomalisasi, dilakukan denormalisasi data permeabilitas relatif yang akan dikelompokkan berdasarkan jenis batuannya. Setelah dilakukan history matching menggunakan black oil simulator, data denormalisasi tersebut belum sesuai dengan kondisi aktual. Selanjutnya digunakan persamaan Corey untuk rekonstruksi kurva permeabilitas relatifnya. Hasil dari persamaan tersebut didapat bahwa nilai kro dan krw jenis batuan 1 sebesar 0,25 dan 0,09 kemudian nilai kro dan krw untuk jenis batuan 2 sebesar 0,4 dan 0,2. Nilai permeabilitas dari persamaan Corey digunakan untuk melakukan history matching, hasilnya didapat kecocokan (matching) dengan keadaan aktual. Berdasarkan hasil simulasi, nilai produksi minyak aktualnya adalah 1.465.650 bbl sedangkan produksi dari simulasi adalah 1.499.000 bbl. Artinya persentase perbandingan aktual dan simulasinya adalah 1,14% yang dapat dikatakan cocok karena persentase perbedaannya di bawah 5%.
ANALISIS PENGARUH STIMULASI KOH TERHADAP PENINGKATAN LAJU ALIR PRODUKSI SUMUR SIB 1, SIB 2 DAN SIB 3 Novrianti Novrianti; Novia Rita; Era Yulia
PETRO:Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 6 No. 1 (2017): April
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.251 KB) | DOI: 10.25105/petro.v6i1.2497

Abstract

Penurunan laju produksi merupakan salah satu dampak yang dapat terjadi akibat adanya kerusakan formasi disekitar lubang sumur. Kerusakan formasi pada sumur yang menjadi objek penelitian pada sumur SIB 1, SIB 2 dan SIB 3 disebabkan oleh clay yang mengembang. Stimulasi KOH dilakukan untuk meningkatkan kembali produksi sumur SIB 1, SIB 2 dan SIB 3. KOH dipilih karena KOH dapat menstabilkan clay sehingga pori-pori yang terhalang oleh clay swelling dapat mengalirkan kembali fluida sehingga meningkatkan kembali laju alir produksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan dan peningkatan laju alir produksi setelah pelaksanaan stimulasi KOH. Analisis keberhasilan stimulasi KOH dapat diketahui dengan membandingkan laju alir produksi minyak (Qo), productivity index (PI), dan kurva inflow performance relationship (IPR) sebelum dan sesudah stimulasi KOH. Pelaksanaan stimulasi KOH berhasil pada sumur SIB 1, SIB 2 dan SIB 3. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan laju alir produksi minyak dan productivity index (PI). Peningkatan laju alir produksi minyak pada sumur SIB 1 adalah 227.8 %, SIB 2 adalah 111.86 % dan SIB 3 102.9 %. Sedangkan peningkatan nilai productivity index (PI) pada sumur SIB 1 adalah 96.3%, SIB 2 40.86% dan SIB 3 24.05%. Q max sumur SIB 1 meningkat 99.1 %, SIB 2 40.68% dan SIB 3 meningkat sebesar 24.18%.
PEMBELAJARAN KARAKTER DISIPLIN MELALUI PENDIDIKAN SENI DI SD NEGERI 26 KAYU PASAK KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM Novia Rita; Farida Mayar; Desyandri
Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang Vol. 9 No. 2 (2023): Volume 09 No 02, Juni 2023
Publisher : STKIP Subang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36989/didaktik.v9i2.797

Abstract

In the subject of music, there is one of the character values used to achieve the competence of students, namely discipline. The objective to be achieved in this research is to find out the character learning discipline through art education in 20 Kayu Pasak State Elementary School. This type of research is a qualitative research, carried out in Sumberejo State Elementary School 20 Kayu Pasak Subdistrict Palembayan Elementary Agam District in 2022/2023 school year. Sources of data in this study were obtained through interviews, filling out questionnaires, and documentation from informants. The results of this study are based on observations and interviews of principals and teachers and filling out questionnaires (questionnaire) class III SD Negeri 26 Kayu Pasak already carrying out character discipline learning through art education (SBdP). It can be seen that students obey all school rules.
Initial Analysis of The Characteristics of Sweet Orange (Citrus Sinensis) Peel Essential Oils as an Alternative Surfactant in The Tertiary Oil Recovery Method Arik Daniati; Novia Rita; Romal Ramadhan; Desi Purnama Sari
Scientific Contributions Oil and Gas Vol. 46 No. 2 (2023): SCOG
Publisher : Testing Center for Oil and Gas LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/scog.46.2.321

Abstract

Surfactant flooding is one of the types of EOR that reduces the surface tension between two immiscible fluids. The essential oil of sweet orange peel (citrus sinensis) contains a methyl ester group found in the pectin of sweet orange peel, so it has the potential as a raw material for making Methyl Ester Sulfonate by transesterification and sulfonation processes using H2SO4 reactants. This research is focused on testing the MES characteristics of the essential oil of orange peel in the form of density, viscosity, pH, acid number, and compatibility tests. The results of testing the characteristics of the essential oil of sweet orange peel obtained a density of 0.9 g/cm3, a viscosity of 1.36 cP, a neutral pH of 7, and an acid number of 3.048%, so based on these characteristic values the MES of the essential oil of orange peel was included in the initial screening. Alternative MES. Based on the surfactant compatibility test with a concentration scenario of 0.1%, 0.3%, 0.5%, 0.7%, and 1% in brine with a salinity of 15,000 ppm, the best is the 0.1% surfactant scenario. However, all scenarios qualify for compatibility. Certain surfactant solutions are not clear or cloudy, but that does not mean they cannot be injected
Pembuatan Green-Solvent Dari Limbah Kulit Nanas dan Pemanfaatannya Sebagai Wax Inhibitor Muhammad Khairul Afdhol; Novia Rita; Fiki Hidayat; Tomi
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 56 No. 3 (2022): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wax cendrung mengkristal pada kondisi suhu yang rendah, yang mengakibatkan minyak bumi sulit untuk mengalir. Sehingga kondisi ini akan mempengaruhi proses transportasi di pipa aliran. Solvent merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengatasi Wax. Pelarut yang digunakan sebagai Wax inhibitor adalah Green Solvent. Green Solvent berasal dari limbah kulit Nanas memiliki kandungan selulosa dan hemiselulosa yang merupakan sumber utama dari produksi Green Solvent. Proses limbah kulit Nanas menjadi produk Green Solvent dilakukan dengan proses pretreatment, hidrolisis, fermentasi dan destilasi. Pengaruh variasi konsentrasi asam yang digunakan didapatkan gula reduksi yang terus meningkat. Proses fermentasi dilakukan dengan menggunakan Saccharomyces dan penambahan inokulan Urea. Selanjutnya, proses destilasi dilakukan untuk mendapatkan green solvent. Proses Destilasi menghasilkan ± 20 mL solvent dari 300 mL sampel hasil dari fermentasi. Kadar etanol tertinggi yang hasil pada Green Solvent mengandung 18% kadar alkohol. Green Solvent yang dihasilkan diaplikasikan sebagai pelarut pada minyak bumi. Hasil pencampuran dapat menurunkan pour point sebesar 3°C. ditambahkan additive xylene dapat meningkatkan penurunan pour point menjadi 11oC. Dapat disimpulkan bahwasannya Green Solvent memiliki potensi yang baik dalam mengatasi permasalahan pengendapan pada minyak bumi.