Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics)

The status of dietary diversity score among school-aged children between rural and urban areas Pramesthi Widya Hapsari; Katri Andini Surijati; Windri Lesmana Rubai
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 9 ISSUE 1, 2021
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2021.9(1).11-18

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Bagi anak sekolah dasar (SD) status gizi yang cukup akan menunjang kemampuan akademiknya di sekolah. Akan tetapi, disaat pembatasan social berskala besar (PSBB) berlaku pengukuran status gizi tidak mungkin dilakukan karena dapat meningkatkan resiko penularan.Tujuan: mengetahui status gizi anak sekolah dasar (SD) menggunakan skor keberagaman makanan.Metode: Metode cross sectional digunakan pada penelitian ini dengan mengikutsertakan 58 pasang ibu dan siswa SD di wilayah Banyumas. Pengambilan data keberagaman makanan dilakukan menggunakan kuesioner online melalui google form. Uji analisis yang digunakan adalah uji chi square.Hasil: Rata-rata siswa SD di Kabupaten Banyumas mengonsumsi 6 kelompok makanan dalam sehari dimana kelompok makanan yang sangat jarang dikonsumsi adalah kelompok daging yaitu sebesar 17.2%. Tiga kelompok makanan yang paling sering dikonsumsi adalah kelompok susu (74.1%), telur (67.2%) dan kacang-kacangan (62.1%). Berdasarkan hasil analisis bivariat, tidak ada perbedaan yang signifikan antara keberagaman makanan siswa SD di wilayah perkotaan dan perdesaan. Namun ada kecenderungan siswa yang tinggal di wilayah perkotaan memiliki skor keberagaman yang lebih tinggi.Kesimpulan: Tidak ada perbedaan antara keberagaman makanan antara wilayah perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Banyumas. Namun ada kecenderungan bahwa siswa di wilayah SD lebih beragam.KATA KUNCI: COVID 19; keberagaman makanan; perdesaan dan perkotaan; siswa SD ABSTRACTBackground: School-aged children should maintain a better nutritional status to ensure the quality of their academic performance. However, during pandemic COVID 19 the weight and height measurement could increase the risk of spreading the virus.Objectives: To determine the the indicators of school-aged children’s nutritional status using dietary diversity score (DDS).Methods: In total 58 pairs of mothers and children were included in a cross-sectional study. The data of dietary diversity was collected using an online questionnaire through a google form. The chi-square analysis was used to assess the significant differences.Results: On average, school-aged children consumed six food groups a day. The three most consumed food groups were oil and fats, sweet and dark leafy vegetables, namely 51, 56, and 53 students respectively. There was a significant difference in the consumption of fresh meat and other fruits between urban and rural areas. Based on bivariate analysis, there was no significant difference in DDS within students’ characteristics. However, there was a better DDS trend within fathers’ occupation, mothers working status, and mothers’ knowledge level.Conclusions: There was a tendency that plant-based food was mostly consumed in rural areas and animal-based food was mostly consumed in urban areas. Furthermore, the study confirmed parental factors on students' food consumption.KEYWORDS: COVID 19; dietary diversity score; urban dan rural; school-aged children
Maternal anxiety to visit the integrated health center and infant food intake with wasting Shofura Hanum Firdausa; Izka Sofiyya Wahyurin; Pramesthi Widya Hapsari; Hiya Alfi Rahmah; Ajeng Dian Purnamasari
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 10 ISSUE 2, 2022
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2022.10(2).79-86

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Pada era pandemi, kekhawatiran dan kecemasan yang ditakutkan yaitu anak dan dirinya terpapar COVID-19. Ibu yang tidak menimbang balitanya ke Posyandu dapat menyebabkan tidak terpantaunya pertumbuhan dan perkembangan balita serta asupan makan balita. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kecemasan ibu untuk datang ke posyandu dan asupan makan balita dengan kejadian wasting di era pandemi pada wilayah kerja Puskesmas Purwokerto SelatanMetode: Penelitian menggunakan metode studi observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Kelurahan Teluk, Purwokerto Selatan pada bulan Juni-Juli 2021 dengan mengikutsertakan 64 ibu yang memiliki balita berusia 6-59 bulan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kecemasan yang dilakukan di rumah responden dan melalui telepon, kejadian wasting dilihat dari nilai z-score BB/TB balita dan recall 2x24 jam untuk melihat asupan makan balita. Analisis hasil menggunakan uji Fisher’s exact.Hasil: Sebanyak 70,3% balita berusia 6-35 bulan dan sebanyak 56,3% merupakan anak pertama. Hasil analisis menunjukkan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan kejadian wasting (p value = 0,125) serta antara asupan makan dengan kejadian wasting (p value = 0,406).Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara kecemasan ibu untuk datang ke posyandu dan asupan makan balita dengan kejadian wasting pada wilayah kerja Puskesmas Purwokerto Selatan.KATA KUNCI: asupan; kecemasan; posyandu; wasting ABSTRACT Background: During the pandemic, the concern and anxiety felt by the mother is the fear of the child and herself exposed to COVID-19. Mothers who do not weigh their toddlers to Integrated Health center can cause unmonitored growth and development also feeding intake of toddlers. The purpose of the study was to find out the relationship between maternal anxiety to come to Integrated Health center and infant feeding intake with wasting incident in the pandemic era in South Purwokerto Health Center working area.Methods: Observational study using a cross sectional approach was done in Teluk Village, South Purwokerto in June-July 2021. Sixty-four mothers who had toddlers aged 6-59 months were included in the study. Data collection was conducted in respondents' homes and over telephones due to the implementation of lockdown. Anthropometrics measurements were done to measure toddlers wasting status. To assess energy adequacy, a 2x24-hour recall was done. Using Fisher’s exact testResults: According to the result, 70.3% of toddlers aged 6-35 months and 56.3% received the first birth order. There was no significant association between anxiety and wasting incidence (p value = 0.125). There was no significant association between feeding intake and wasting incidence (p value = 0.406)Conclusions: There was no significant association between maternal anxiety to come to the Integrated Health center and toddler feeding intake with the wasting incident in the South Purwokerto Health Center working area. KEYWORDS: anxiety; intake; Integrated Health Center; wasting