Articles
Amount of Menstrual Blood and Nutrient Intake with Hemoglobin Level
Wahyurin, Izka Sofiyya;
Rahmah, Hiya Alfi
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/kemas.v17i1.24540
The most influential factor in the anemia is severe menstrual bleeding on each cycle. Heavy menstrual bleeding that can periodically reduce iron stores in the body so that the body has an iron deficiency and lead to anemia. This study aimed to find out the relationship between menstrual blood counts and nutritional intake with hemoglobin (Hb) levels in girls. The study used a cross-sectional design with a sample of 169 young girls in middle school in Banyumas District, Central Java, Indonesia. The amount of menstrual blood was seen using a questionnaire menstrual pictogram. The nutritional intake studied was the intake of protein, fibre, iron, and vitamin C using an FFQ semi-quantitative questionnaire and Hb levels through the insertion of peripheral blood. Data analysis using is chi-square and Fisher exact tests. There was no significant relationship between the amount of menstrual blood with Hb levels (p = 0.54 CI 95% = 0.36-1.74), protein intake (p = 0.26), fibre intake (p = 0.78) and iron intake (p = 0.44). There was a significant relationship between vitamin C intake and Hb levels (p = 0.03 CI 95% = 1.04-4.10). There is a significant relationship between vitamin C intake and hemoglobin levels in young girls.Â
Pengaruh edukasi stunting menggunakan metode brainstorming dan audiovisual terhadap pengetahuan ibu dengan anak stunting
Izka Sofiyya Wahyurin;
Arfiyanti Nur Aqmarina;
Hiya Alfi Rahmah;
Ade Uswatun Hasanah;
Christy Nataly Br Silaen
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 2 (2019): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (364.63 KB)
|
DOI: 10.35842/ilgi.v2i2.111
Latar Belakang: Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh untuk mencapai pertumbuhan normal yang diakibatkan oleh status gizi kurang dalam periode waktu lama. Pencegahan serta penanganan stunting dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki anak stunting agar tidak berlanjut pada anak selanjutnya. Pemberian edukasi pada ibu dapat dilakukan menggunakan metode brainstorming dan audiovisual. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian edukasi dengan metode brainstorming dan audiovisual terhadap pengetahuan ibu tentang stunting di Desa Gununglurah, Cilongok, Kabupaten Banyumas. Metode: Desain penelitian adalah quasy experimental with time series design. Subjek penelitian terdiri dari 34 ibu yang memiliki balita stunting. Data pengetahuan ibu mengenai stunting dikumpulkan menggunakan kuesioner pretest dan posttest. Pemberian edukasi gizi mengenai stunting dilakukan dengan metode brainstorming (curah pendapat) menggunakan alat bantu leaflet. Pemberian edukasi gizi mengenai stunting dengan metode audiovisual dilakukan menggunakan film ilustrasi. Hasil: Rerata skor pengetahuan ibu pada saat pretest adalah 6,44±1,65 sedangkan skor pada saat posttest naik menjadi 7,38±1,76. Analisis statistik menggunakan uji beda Wilcoxon menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara pengetahuan ibu mengenai stunting pada waktu sebelum dan sesudah dilakukan intervensi (p=0,009). Kesimpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan ibu yang signifikan mengenai stunting pada waktu sebelum dan sesudah pemberian edukasi gizi dengan metode brainstorming dan audiovisual.
PENINGKATAN KEMAMPUAN REMAJA SEBAGAI DUTA KESEHATAN DALAM UPAYA PERBAIKAN GIZI DI SMP NEGERI 1 KEMBARAN
Hiya Alfi Rahmah;
Setiyowati Rahardjo
Dinamika Journal : Pengabdian Masyarakat Vol 1, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20884/1.dj.2019.1.4.948
Remaja putri merupakan kelompok yang berisiko menderita anemia dan mulai memperhatikan bentuk tubuh serta membatasi konsumsi makanan dan banyak pantangan terhadap makanan. Remaja merasa lebih nyaman untuk menyampaikan permasalahannya kepada teman sebaya. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan kemampuan remaja putri terkait pengetahuan tentang anemia remaja, penyebab anemia, mengatasi body image dan perawatan kesehatan remaja. Peningkatan kemampuan remaja putri dapat dijadikan bekal remaja putri dalam memberikan pendampingan pada remaja lain dan penyuluhan di UKS maupun kegiatan lain seperti PMR dan Pramuka. Kegiatan yang dilakukan juga mendukung penyediaan prasarana berupa pojok baca UKS. Metode yang digunakan partisipatif dengan melibatkan mitra sebagai narasumber dan fasilitator. Peningkatan pengetahuan tentang pencegahan anemia diukur berdasarkan perubahan skor pretest dan posttest dengan uji statistik uji T dependen. Dari hasil pre post test pengetahuan 34 siswi, rata-rata pengetahuan pada saat pretest sebesar 61,18 ± 9,7 dan mengalami peningkatan pada saat posttest menjadi 71,57± 9,6. Setelah dilakukan edukasi gizi terdapat peningkatan rata- rata pengetahuan responden sebesar 16,98%. Terdapat perbedaan pengetahuan saat pretest dan post test yang signifikan (p<0,05). Terpilih 12 siswi dengan peningkatan nilai tertinggi untuk dapat mengikuti pelatihan pengukuran status gizi dengan tujuan utama memilih 3 siswi sebagai Duta Gizi Kesehatan SMPN 1 Kembaran. Duta kesehatan diharapkan mempunyai tugas sebagai penghubung antara siswa dengan pembina UKS dan tenaga puskesmas karena nantinya duta kesehatan akan selalu berada di tengah-tengah siswa, serta diharapkan dapat menjadi media transfer informasi yang tepat untuk mempercepat proses pendidikan gizi dan kesehatan kepada remaja.
FOOD INTAKE, FOOD PURCHASING ACCESS, AND STRESS DURING THE COVID-19 PANDEMIC: A DESCRIPTIVE STUDY AMONG COLLEGE STUDENTS OF JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY
Izka Sofiyya Wahyurin;
Ajeng Dian Purnamasari;
Hiya Alfi Rahmah
Media Gizi Indonesia Vol. 17 No. 1 (2022): JURNAL MEDIA GIZI INDONESIA (NATIONAL NUTRITION JOURNAL)
Publisher : Universitas Airlangga
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.20473/mgi.v17i1.70-75
The COVID-19 pandemic is causing social restrictions that leads to school form home. Long period of online learning system will likely make excessive food intakes and adolescent would try popular diet, got high stress due to staying at home for a long period of time, and decreased of food purchasing access. This study aimed to describe the food intakes, food purchasing access, and stress level among college students of Jenderal Soedirman University during pandemic period. This study was crossectional design study with data collection using purposive sampling. Total samples were 361 students from Jenderal Soedirman University Students. Descriptive Analytical data was shown using percentage, mean, and standard deviation. Food intake data was collected using 24 hours food recall and food purchasing access was determined by the online questionnaire with question about how the respondents get the access to buy food during pandemic Energy intakes, macro nutrients, vitamins C and vitamins A of Jenderal Soedirman University Students during pandemic era were inadequate compared to their nutritional needs. Most of the students feel stressed during pandemic because they were worried they might get infected by COVID-19 either themselves or their family.
Status Aktivitas FIsik dan Aktivitas Pengalihan Jenuh Mahasiswa di Banyumas selama masa Covid-19
Ajeng Dian Purnamasari;
Izka Sofiyya Wahyurin;
Hiya Alfi Rahmah
Physical Activity Journal (PAJU) Vol 3 No 2 (2022): Physical Activity Journal (PAJU)
Publisher : Department of Physical Education, Faculty of Health Sciences, Universitas Jenderal Soedirman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (256.022 KB)
|
DOI: 10.20884/1.paju.2022.3.2.5726
Pandemi Covid-19 telah mengubah aktivitas fisik akibat kegiatan sehari-hari yang tidak banyak berpindah untuk keluar rumah terutama pada mahasiswa, yang terdampak kebijakan belajar dari rumah dengan metode daring yang memperbanyak waktu hanya berada didepan komputer. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana kondisi status aktivitas fisik pada mahasiswa diwilayah Banyumas pada masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari 1 (satu) tahun di Indonesia (pengumpulan seluruh data sampai April 2021). Dengan metode deskriptif kuantitatif, mengukur aktivitas fisik mahasiswa melalui recall kegiatan yang menggunakan International Physical Activities Questioneir (IPAQ), kemudian menghitung jumlah waktu aktivitas dalam pengukuran Metabolism Equivalent Test (MET). Jumlah responden sebanyak 329 yang terdiri dari mahasiswa di Kabupaten Banyumas. Hasil yang didapatkan adalah data estimasi waktu pelaksanaan suatu aktivitas harian selama 1 minggu yaitu 140 responden dalam katagori tidak aktif, 111 responden dalam katagori aktivitas sedang dan 78 responden tetap dalam tingkat aktivitas tinggi, dan 66,75% aktivitas responden untuk mengurangi kejenuhan adalah aktivitas yang mendukung perilaku sedentari. Simpulan, sebagai temuan pada responden berupa angka aktifitas fisik rendah yang mendekati angka setengah responden, dan terdapat kemungkinan peningkatan individu beresiko penyakit akibat kekurangan gerak selama masa pandemi Covid-19. Kegiatan pengalihan jenuh yang dilakukan responden mendukung penurunan aktifitas fisik
Pengaruh Pemberian Sari Buah Markisa Ungu (Passiflora edulis Var. Edulis sims) terhadap Ketebalan Dinding Aorta Tikus (Rattus norvegicus ) Strain Wistar yang Diberi Diet Aterogenik
Hanif Alamudin Manshur;
Hiya Alfi Rahmah
Food Technology and Halal Science Journal Vol. 3 No. 2 (2020): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (177.408 KB)
|
DOI: 10.22219/fths.v3i2.13217
Coronary heart disease which still become a health problem in the world and included the main causes of death is a clinical manifestation of atherosclerosis. Atherosclerosis is an accumulation of cholesterol crystals on arteries wall. Purple passion fruit concentrate (Passiflora edulis var. edulis Sims) contains β-carotene, vitamine C and flavonoids compounds. Those are antioxidants that may inhibit atherosclerosis through hypolipidemic and antioxidative effects. The purpose of this study was to determine the effect of purple passion fruit concentrate (Passiflora edulis var.edulis Sims) to the thickness of aortic wall of rats (Rattus norvegicus wistar strain) that had been given atherogenic diet. This research was experimental, with posttest only control group design. The study was conducted for 60 days using 30 male wistar rats which was divided randomly into 5 groups: K (-) (normal diet), K (+) (atherogenic diet), P1 (atherogenic diet + passion fruit concentrate 17,5 ml/kgBW ), P2 (atherogenic diet + passion fruit concentrate 21,87 ml/kgBW ), and P3 (atherogenic diet + passion fruit juice 26,25 ml /kgBW). Dependent variable was the thickness of the aortic wall, which was measured by using a optical microscope completed with ocular micrometer at a magnification of 400 times. Analysis of data using One Way ANOVA followed by Post Hoc Tuckey. The results showed that administration of the purple passion fruit concentrate (Passiflora edulis var. Edulis Sims) could reduce the thickness of aortic wall of rats (Rattus norvegicus wistar strain) which were exposed to atherogenic diet with an optimal dose was 17.5 ml / kgBW/day (p <0.001). Suggestions of this study was to test the effectiveness of the purple passion fruit concentrate when applied to humans.
Studi Kualitatif Faktor yang Mempengaruhi Pemberian MP-ASI di Posyandu Melati 1 Kota Malang
Hiya Alfi Rahmah;
Catur Saptaning Wilujeng
Journal of Bionursing Vol 2 No 2 (2020): Journal Of Bionursing
Publisher : Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (61.982 KB)
|
DOI: 10.20884/1.bion.2020.2.2.55
Background. When children reach the age of more than 6 months, obtaining adequate nutrition is not enough from breastfeeding alone. Completion of a balanced diet in the presence of complementary food may be achieved. It is important for a mother to fulfill adequate complementary feeding practices. This study aimed to analyze factors influencing the complementary feeding practices of mothers with children aged 6-12 months.Methods. This was a qualitative study where the design was an exploratory case study. The number of informants was 6 mothers of children aged 6-12 months. Data were collected by in-depth interviews and observations.Results. The important things to be discussed about complementary feeding practices were types and methods of cooking. Factors influencing complementary feeding practices of mothers with children aged 6-12 months were capability which includes knowledge about adequate complementary feeding practices, opportunity to get information and social support, and also motivation which defined as thought or efforts to provide adequate complementary feeding. Conclusion. Factors influencing complementary feeding practices of mothers with children aged 6-12 months were capability, opportunity and motivation.
Maternal anxiety to visit the integrated health center and infant food intake with wasting
Shofura Hanum Firdausa;
Izka Sofiyya Wahyurin;
Pramesthi Widya Hapsari;
Hiya Alfi Rahmah;
Ajeng Dian Purnamasari
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 10 ISSUE 2, 2022
Publisher : Alma Ata University Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21927/ijnd.2022.10(2).79-86
ABSTRAKLatar Belakang: Pada era pandemi, kekhawatiran dan kecemasan yang ditakutkan yaitu anak dan dirinya terpapar COVID-19. Ibu yang tidak menimbang balitanya ke Posyandu dapat menyebabkan tidak terpantaunya pertumbuhan dan perkembangan balita serta asupan makan balita. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kecemasan ibu untuk datang ke posyandu dan asupan makan balita dengan kejadian wasting di era pandemi pada wilayah kerja Puskesmas Purwokerto SelatanMetode: Penelitian menggunakan metode studi observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Kelurahan Teluk, Purwokerto Selatan pada bulan Juni-Juli 2021 dengan mengikutsertakan 64 ibu yang memiliki balita berusia 6-59 bulan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kecemasan yang dilakukan di rumah responden dan melalui telepon, kejadian wasting dilihat dari nilai z-score BB/TB balita dan recall 2x24 jam untuk melihat asupan makan balita. Analisis hasil menggunakan uji Fisher’s exact.Hasil: Sebanyak 70,3% balita berusia 6-35 bulan dan sebanyak 56,3% merupakan anak pertama. Hasil analisis menunjukkan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan kejadian wasting (p value = 0,125) serta antara asupan makan dengan kejadian wasting (p value = 0,406).Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara kecemasan ibu untuk datang ke posyandu dan asupan makan balita dengan kejadian wasting pada wilayah kerja Puskesmas Purwokerto Selatan.KATA KUNCI: asupan; kecemasan; posyandu; wasting ABSTRACT Background: During the pandemic, the concern and anxiety felt by the mother is the fear of the child and herself exposed to COVID-19. Mothers who do not weigh their toddlers to Integrated Health center can cause unmonitored growth and development also feeding intake of toddlers. The purpose of the study was to find out the relationship between maternal anxiety to come to Integrated Health center and infant feeding intake with wasting incident in the pandemic era in South Purwokerto Health Center working area.Methods: Observational study using a cross sectional approach was done in Teluk Village, South Purwokerto in June-July 2021. Sixty-four mothers who had toddlers aged 6-59 months were included in the study. Data collection was conducted in respondents' homes and over telephones due to the implementation of lockdown. Anthropometrics measurements were done to measure toddlers wasting status. To assess energy adequacy, a 2x24-hour recall was done. Using Fisher’s exact testResults: According to the result, 70.3% of toddlers aged 6-35 months and 56.3% received the first birth order. There was no significant association between anxiety and wasting incidence (p value = 0.125). There was no significant association between feeding intake and wasting incidence (p value = 0.406)Conclusions: There was no significant association between maternal anxiety to come to the Integrated Health center and toddler feeding intake with the wasting incident in the South Purwokerto Health Center working area. KEYWORDS: anxiety; intake; Integrated Health Center; wasting
Status Aktivitas FIsik dan Aktivitas Pengalihan Jenuh Mahasiswa di Banyumas selama masa Covid-19
Ajeng Dian Purnamasari;
Izka Sofiyya Wahyurin;
Hiya Alfi Rahmah
Physical Activity Journal (PAJU) Vol 3 No 2 (2022): Physical Activity Journal (PAJU)
Publisher : Department of Physical Education, Faculty of Health Sciences, Universitas Jenderal Soedirman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (256.022 KB)
|
DOI: 10.20884/1.paju.2022.3.2.5726
Pandemi Covid-19 telah mengubah aktivitas fisik akibat kegiatan sehari-hari yang tidak banyak berpindah untuk keluar rumah terutama pada mahasiswa, yang terdampak kebijakan belajar dari rumah dengan metode daring yang memperbanyak waktu hanya berada didepan komputer. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana kondisi status aktivitas fisik pada mahasiswa diwilayah Banyumas pada masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari 1 (satu) tahun di Indonesia (pengumpulan seluruh data sampai April 2021). Dengan metode deskriptif kuantitatif, mengukur aktivitas fisik mahasiswa melalui recall kegiatan yang menggunakan International Physical Activities Questioneir (IPAQ), kemudian menghitung jumlah waktu aktivitas dalam pengukuran Metabolism Equivalent Test (MET). Jumlah responden sebanyak 329 yang terdiri dari mahasiswa di Kabupaten Banyumas. Hasil yang didapatkan adalah data estimasi waktu pelaksanaan suatu aktivitas harian selama 1 minggu yaitu 140 responden dalam katagori tidak aktif, 111 responden dalam katagori aktivitas sedang dan 78 responden tetap dalam tingkat aktivitas tinggi, dan 66,75% aktivitas responden untuk mengurangi kejenuhan adalah aktivitas yang mendukung perilaku sedentari. Simpulan, sebagai temuan pada responden berupa angka aktifitas fisik rendah yang mendekati angka setengah responden, dan terdapat kemungkinan peningkatan individu beresiko penyakit akibat kekurangan gerak selama masa pandemi Covid-19. Kegiatan pengalihan jenuh yang dilakukan responden mendukung penurunan aktifitas fisik
My fluid diary sebagai alternatif pencatatan asupan cairan harian: studi crossover pada remaja putri
Hiya Alfi Rahmah;
Izka Sofiyya Wahyurin;
Ajeng Dian Purnamasari;
Farah Paramita
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 19, No 2 (2022): Oktober
Publisher : Minat S2 Gizi dan Kesehatan, Prodi S2 IKM, FK-KMK UGM
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22146/ijcn.66931
My fluid diary as an alternative tool for daily recording fluid intake: cross over study among adolescent girlsBackground: Water plays a vital role in the human body. The respondents found the fluid intake record using paper-based excessively burdensome, so a smartphone-based application was developed as a drink intake recording tool.Objective: Assessing the validity of My Fluid Diary as a fluid intake recording tool using 7-day records as a reference method.Methods: A crossover study was conducted involving 38 female students of SMKN 1 Banyumas. Total water intake was recorded for seven days for each method (smartphone-based and paper-based), with 14 days washout period between the two methods. To determine the difference in water intake between the two methods, the Wilcoxon Signed Rank Test was used; Bland-Altman plots and linear regression tests were used to determine the agreement between the two methods; and the Spearman test was used to determine the relationship between water intake and hydration status.Results: Water intake was significantly higher with smartphone application-based recording than with paper-based recording (1008.3 (421.3 – 2363) and 763.2 (435 – 1875.5); p 0.0001), with agreement limit of 1, 11 – 3.00 and ß -value (0.296) p-value 0.05 in the regression test, indicating no fixed bias. The findings of recording water intake and hydration status were significantly correlated with the two methods (p-value<0,05). The Spearman correlation value shows a negative number in both ways with sufficient correlation strength (0.03 – 0.05).Conclusion: My Fluid Diary smartphone application could be used as an alternate tool for recording fluid intake based on the agreement and hydration status that has been studied. Further research is expected to involve more respondents.