Basrian Basrian
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KAJIAN TAFSIR ALQURAN DI FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA IAIN ANTASARI (REFLEKSI ATAS SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN ILMU ALQURANDAN TAFSIR TAHUN 1993---2014) Basrian, Basrian
Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin Vol 16, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.592 KB) | DOI: 10.18592/jiiu.v16i1.1152

Abstract

The effort to study and explore the meaning of the Quran has been done by Muslims through various approaches of knowledge, among others by interpreting methodologically as many previous mufassir done, such as ijmali method, tahlili, maudhui, and muqaran. This method is also applied (developed) at the level of educational institutions in the Department of Qur’anic and Tafsir Studies, Faculty of Ushuluddin and Humanities IAIN Antasari. Based on the results of students’ research,  this study provides an indication that the themes of Quranic commentary studies show many variations, especially in the application of the developed interpretation methodology.
KAJIAN TAFSIR ALQURAN DI FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA IAIN ANTASARI (REFLEKSI ATAS SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN ILMU ALQURANDAN TAFSIR TAHUN 1993---2014) Basrian, Basrian
Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin Vol 16, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.592 KB) | DOI: 10.18592/jiu.v16i1.1152

Abstract

The effort to study and explore the meaning of the Qur'an has been done by Muslims through various approaches of knowledge, among others by interpreting methodologically as many previous mufassir done, such as ijmali method, tahlili, maudhu'i, and muqaran. This method is also applied (developed) at the level of educational institutions in the Department of Qur?anic and Tafsir Studies, Faculty of Ushuluddin and Humanities IAIN Antasari. Based on the results of students? research,  this study provides an indication that the themes of Qur'anic commentary studies show many variations, especially in the application of the developed interpretation methodology.
KONSEP SHIDQ DALAM PERSPEKTIF TASAWUF Basrian, Basrian
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 7, No 2 (2009)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/khazanah.v7i2.3040

Abstract

Dalamkajiantasawuf,istilah"shidq"(kejujuran,kebenaran) tidak difahamisecarasempitsebagaisalahsatu sifat (karakter) seorangmuslimyang baik,melainkanmendapatluasan-luasan maknayang mendalam.Shidq merupakan salah satu bentuk pendakianparas?lik(sufi) yanginginmendekatkandirikepada Allah untuk selanjutnyasecaraberjenjang menujumaqam makrifah,suatu maqamyang menjadidambaan kaumsufi. Bagiorang-orang sufi,shidq(kejujuran,kebenaran)adalah pilar semuaperkara,karenanyashidqmemilikisuatukekuatan sehingga DzunNun al-Mishrimengatakan bahwa, shidq (kebenaran)adalahpedang Allah;tidak adasesuatupunyang ditempatinyamelainkan diputusnya. Dalam memberikanrumusanhakekatshidq(kebenaran, kejujuran) ini,diantaraparasufisendiricukupbervarisi.Meski demikian, beberapa ungkapan sufi yang menerangkannya terdapat hal yang menarik, yaitu bahwa di dalam shidq (kebenaran)ituterdapat jiwakeberanianyangdidasarkanatas kebenaran tersebut serta tidak merasa ketergantungan dengan yanglain, selain Allah.tidak difahamisecarasempitsebagaisalahsatu sifat (karakter) seorangmuslimyang baik,melainkanmendapatluasan-luasan maknayang mendalam.Shidq merupakan salah satu bentuk pendakianparas?lik(sufi) yanginginmendekatkandirikepada Allah untuk selanjutnyasecaraberjenjang menujumaqam makrifah,suatu maqamyang menjadidambaan kaumsufi. Bagiorang-orang sufi,shidq(kejujuran,kebenaran)adalah pilar semuaperkara,karenanyashidqmemilikisuatukekuatan sehingga DzunNun al-Mishrimengatakan bahwa, shidq (kebenaran)adalahpedang Allah;tidak adasesuatupunyang ditempatinyamelainkan diputusnya. Dalam memberikanrumusanhakekatshidq(kebenaran, kejujuran) ini,diantaraparasufisendiricukupbervarisi.Meski demikian, beberapa ungkapan sufi yang menerangkannya terdapat hal yang menarik, yaitu bahwa di dalam shidq (kebenaran)ituterdapat jiwakeberanianyangdidasarkanatas kebenaran tersebut serta tidak merasa ketergantungan dengan yanglain, selain Allah.
Islamisme dan Habib Preneur: Dinamika Bisnis Para Habib di Kalimantan Basrian, Basrian; Nor'ainah, Nor'ainah; Maimanah, Maimanah
Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 21 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana UIN ANTASARI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/al-banjari.v21i1.6918

Abstract

There is something interesting about the business of these habibs, namely their "involvement" in taking advantage of their status as habibs, who incidentally are descendants of the Prophet Muhammad SAW, making the habib's business different from other businessmen. This study is important because there are no serious studies on this issue. This study uses the phenomenological method, phenomenology assumes that the real reality and data of a phenomenon is what is behind the phenomenon, in-depth interviews and observations are carried out in extracting data, the focus of this research is various models of the commodification of religion and the application of the spiritual economy in business ventures habibs in South Kalimantan. Many Hadhrami descendants from the Sayyid group are also active preachers in business, whether as actors, owners, financiers or joint owners. Many habib preachers use religious narratives to support their business. Habib the preacher got many advantages, both morally and materially. In addition, the religious narrative presented by the habib preacher group also presents a wedge between religion and prosperity, thus adding to the ways the habib group promotes itself to the Muslim community, namely by combining that of a pious figure who has wealth and prosperity. Ada yang menarik dari bisnis para habib ini, yaitu “keterlibatan” mereka dalam memanfaatkan statusnya sebagai habib yang notabene adalah keturunan Nabi Muhammad SAW, membuat bisnis para habib berbeda dengan pebisnis lainnya. Kajian ini penting karena belum ada kajian yang serius mengenai masalah ini. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi, fenomenologi beranggapan bahwa kenyataan dan data yang sebenarnya dari suatu fenomena adalah apa yang ada di balik fenomena tersebut, wawancara mendalam dan observasi dilakukan dalam penggalian data, fokus penelitian ini adalah berbagai model komodifikasi komoditas. agama dan penerapan ekonomi spiritual dalam usaha bisnis para habib di Kalimantan Selatan. Banyak keturunan Hadhrami dari kelompok Sayyid juga aktif berdakwah dalam bisnis, baik sebagai pelaku, pemilik, pemodal atau pemilik bersama. Banyak pendakwah habib menggunakan narasi agama untuk mendukung usahanya. Habib sang da'i mendapat banyak manfaat, baik secara moril maupun materiil. Selain itu, narasi keagamaan yang dibawakan oleh kelompok dai habib juga menghadirkan sekat antara agama dan kesejahteraan, sehingga menambah cara kelompok habib mempromosikan diri kepada masyarakat muslim, yaitu dengan memadukan sosok soleh yang memiliki kekayaan dan kemakmuran.
Analisis Sikap Salafi dalam Praktek Keagamaan: Studi Komparatif di Media Sosial Maimanah, Maimanah; Nor’ainah, Nor’ainah; Khatimah, Husnul; Basrian, Basrian
Journal of Education Research Vol. 5 No. 3 (2024)
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/jer.v5i3.1240

Abstract

Penelitian ini bertujuan menggali konsep toleransi dalam kalangan jamaah Salafi, NU, dan Muhammadiyah untuk memahami dinamika hubungan antarumat beragama di Indonesia. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan dari berbagai sumber terkait konsep toleransi dalam Islam, khususnya pada tiga kelompok tersebut. Analisis data menunjukkan perbedaan sikap toleransi: Salafi cenderung tegas dan terbatas, menekankan pemurnian ajaran Islam serta menolak praktek bid'ah. Sebaliknya, NU dan Muhammadiyah menunjukkan sikap lebih inklusif, fleksibel, dan moderat, menerima tradisi lokal dan mempromosikan pemahaman Islam yang inklusif serta berkemajuan. Perbedaan ini mencerminkan pendekatan yang berbeda dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam, mempengaruhi interaksi antarumat beragama di masyarakat. Kesimpulannya, Salafi, NU, dan Muhammadiyah memiliki sikap toleransi yang beragam, mencerminkan kompleksitas pemahaman dan penerapan konsep toleransi dalam Islam.
Analisis Sikap Salafi dalam Praktek Keagamaan: Studi Komparatif di Media Sosial Maimanah, Maimanah; Nor’ainah, Nor’ainah; Khatimah, Husnul; Basrian, Basrian
Journal of Education Research Vol. 5 No. 3 (2024)
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/jer.v5i3.1240

Abstract

Penelitian ini bertujuan menggali konsep toleransi dalam kalangan jamaah Salafi, NU, dan Muhammadiyah untuk memahami dinamika hubungan antarumat beragama di Indonesia. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan dari berbagai sumber terkait konsep toleransi dalam Islam, khususnya pada tiga kelompok tersebut. Analisis data menunjukkan perbedaan sikap toleransi: Salafi cenderung tegas dan terbatas, menekankan pemurnian ajaran Islam serta menolak praktek bid'ah. Sebaliknya, NU dan Muhammadiyah menunjukkan sikap lebih inklusif, fleksibel, dan moderat, menerima tradisi lokal dan mempromosikan pemahaman Islam yang inklusif serta berkemajuan. Perbedaan ini mencerminkan pendekatan yang berbeda dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam, mempengaruhi interaksi antarumat beragama di masyarakat. Kesimpulannya, Salafi, NU, dan Muhammadiyah memiliki sikap toleransi yang beragam, mencerminkan kompleksitas pemahaman dan penerapan konsep toleransi dalam Islam.