Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Wanita dan Toleransi Beragama (Analisis Psikologis) Maimanah, Maimanah
Jurnal Muadalah Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Muadalah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

It has become the responsible of all parties to promote public toleratnce in the mids of religious pluralism in Indonesia. The issue of tolerance is a matter of religious awareness which concerns with the psychological aspect, so that it is significant to present the issue of tolerance with psychological approach. Women as one of the active religious followers have psychological potential to exhibit tolerance. Various roles that women run have coloured themselves with the essence of humanity that all human whatever ethnicity and religion they proclaim are one big family who should live in harmony.Keywords: women, tolerance, psychological, harmony,Adalah menjadi tanggung jawab semua pihak untuk mewujudkan masyarakat yang toleran di tengah pluralitas agama di Indonesia. Persoalan toleransi adalah persoalan kesadaran beragama yang menyangkut aspek psikologis, sehingga penting mengetengahkan isu toleransi dengan pendekatan psikologis. Wanita sebagai salah satu pihak penganut agama aktif memiliki potensi psikologis yang besar untuk berperilaku toleran, berbagai peran yang dijalaninya memberikan wanita makna nilai-nilai kemanusiaan, bahwa semua manusia apa pun agama, suku dan rasnya adalah satu keluarga besar yang bisa hidup dengan harmonis.Kata kunci: wanita, toleransi, psikologis, kekeluargaan, keharmonisan.
Wanita dan Toleransi Beragama (Analisis Psikologis) Maimanah, Maimanah
Muadalah Vol 1, No 1 (2013): Pemberdayaan Perempuan
Publisher : IAIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/jsga.v1i1.666

Abstract

It has become the responsible of all parties to promote public toleratnce in the mids of religious pluralism in Indonesia. The issue of tolerance is a matter of religious awareness which concerns with the psychological aspect, so that it is significant to present the issue of tolerance with psychological approach. Women as one of the active religious followers have psychological potential to exhibit tolerance. Various roles that women run have coloured themselves with the essence of humanity that all human whatever ethnicity and religion they proclaim are one big family who should live in harmony.
TRADISI BAAYUN MULUD DI KOTA BANJARMASIN (KAJIAN FENOMENOLOGIS) Arni, Arni; Maimanah, Maimanah; Norhidayat, Norhidayat
Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin Vol 16, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (978.854 KB) | DOI: 10.18592/jiu.v16i2.1602

Abstract

Banjarese people carry out the celebration or commemoration of the birthday of Prophet Muhammad Saw. with swinging children or adults, this event commonly referred to baayun mulud. The purpose of this event is based on various motives, both religious, sociological, and some other political-cultural motives. The religious motivation is the belief that it will be granted all the luck, get blessings, health, safety, recover from illness, child is not naughty / fussy and because nadzar which granted Allah Swt. The sociological motivation of this event is to cultivate the spirit of togetherness, mutually cooperation, and unity in the midst of urban society that tends to be individualist today. While the political-cultural motivation can be felt from the statement of the organizing committee who firmly stated that this event was held in order to revive a tradition that has been forgotten, whereas it used to exist in the time of the Sultanate of Banjar. Along with the reaffirmation of the existence of the Sultanate of Banjar, then the existence of culture that ever existed in the heyday of this Sultanate also tried to be raised again.
TRADISI BAAYUN MULUD DI KOTA BANJARMASIN (KAJIAN FENOMENOLOGIS) Arni, Arni; Maimanah, Maimanah; Norhidayat, Norhidayat
Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin Vol 16, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (978.854 KB) | DOI: 10.18592/jiu.v16i2.1602

Abstract

Banjarese people carry out the celebration or commemoration of the birthday of Prophet Muhammad Saw. with swinging children or adults, this event commonly referred to baayun mulud. The purpose of this event is based on various motives, both religious, sociological, and some other political-cultural motives. The religious motivation is the belief that it will be granted all the luck, get blessings, health, safety, recover from illness, child is not naughty / fussy and because nadzar which granted Allah Swt. The sociological motivation of this event is to cultivate the spirit of togetherness, mutually cooperation, and unity in the midst of urban society that tends to be individualist today. While the political-cultural motivation can be felt from the statement of the organizing committee who firmly stated that this event was held in order to revive a tradition that has been forgotten, whereas it used to exist in the time of the Sultanate of Banjar. Along with the reaffirmation of the existence of the Sultanate of Banjar, then the existence of culture that ever existed in the heyday of this Sultanate also tried to be raised again.
Islamisme dan Habib Preneur: Dinamika Bisnis Para Habib di Kalimantan Basrian, Basrian; Nor'ainah, Nor'ainah; Maimanah, Maimanah
Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 21 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana UIN ANTASARI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/al-banjari.v21i1.6918

Abstract

There is something interesting about the business of these habibs, namely their "involvement" in taking advantage of their status as habibs, who incidentally are descendants of the Prophet Muhammad SAW, making the habib's business different from other businessmen. This study is important because there are no serious studies on this issue. This study uses the phenomenological method, phenomenology assumes that the real reality and data of a phenomenon is what is behind the phenomenon, in-depth interviews and observations are carried out in extracting data, the focus of this research is various models of the commodification of religion and the application of the spiritual economy in business ventures habibs in South Kalimantan. Many Hadhrami descendants from the Sayyid group are also active preachers in business, whether as actors, owners, financiers or joint owners. Many habib preachers use religious narratives to support their business. Habib the preacher got many advantages, both morally and materially. In addition, the religious narrative presented by the habib preacher group also presents a wedge between religion and prosperity, thus adding to the ways the habib group promotes itself to the Muslim community, namely by combining that of a pious figure who has wealth and prosperity. Ada yang menarik dari bisnis para habib ini, yaitu “keterlibatan” mereka dalam memanfaatkan statusnya sebagai habib yang notabene adalah keturunan Nabi Muhammad SAW, membuat bisnis para habib berbeda dengan pebisnis lainnya. Kajian ini penting karena belum ada kajian yang serius mengenai masalah ini. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi, fenomenologi beranggapan bahwa kenyataan dan data yang sebenarnya dari suatu fenomena adalah apa yang ada di balik fenomena tersebut, wawancara mendalam dan observasi dilakukan dalam penggalian data, fokus penelitian ini adalah berbagai model komodifikasi komoditas. agama dan penerapan ekonomi spiritual dalam usaha bisnis para habib di Kalimantan Selatan. Banyak keturunan Hadhrami dari kelompok Sayyid juga aktif berdakwah dalam bisnis, baik sebagai pelaku, pemilik, pemodal atau pemilik bersama. Banyak pendakwah habib menggunakan narasi agama untuk mendukung usahanya. Habib sang da'i mendapat banyak manfaat, baik secara moril maupun materiil. Selain itu, narasi keagamaan yang dibawakan oleh kelompok dai habib juga menghadirkan sekat antara agama dan kesejahteraan, sehingga menambah cara kelompok habib mempromosikan diri kepada masyarakat muslim, yaitu dengan memadukan sosok soleh yang memiliki kekayaan dan kemakmuran.
Analisis Sikap Salafi dalam Praktek Keagamaan: Studi Komparatif di Media Sosial Maimanah, Maimanah; Nor’ainah, Nor’ainah; Khatimah, Husnul; Basrian, Basrian
Journal of Education Research Vol. 5 No. 3 (2024)
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/jer.v5i3.1240

Abstract

Penelitian ini bertujuan menggali konsep toleransi dalam kalangan jamaah Salafi, NU, dan Muhammadiyah untuk memahami dinamika hubungan antarumat beragama di Indonesia. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan dari berbagai sumber terkait konsep toleransi dalam Islam, khususnya pada tiga kelompok tersebut. Analisis data menunjukkan perbedaan sikap toleransi: Salafi cenderung tegas dan terbatas, menekankan pemurnian ajaran Islam serta menolak praktek bid'ah. Sebaliknya, NU dan Muhammadiyah menunjukkan sikap lebih inklusif, fleksibel, dan moderat, menerima tradisi lokal dan mempromosikan pemahaman Islam yang inklusif serta berkemajuan. Perbedaan ini mencerminkan pendekatan yang berbeda dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam, mempengaruhi interaksi antarumat beragama di masyarakat. Kesimpulannya, Salafi, NU, dan Muhammadiyah memiliki sikap toleransi yang beragam, mencerminkan kompleksitas pemahaman dan penerapan konsep toleransi dalam Islam.
Penundaan Pembagian Waris: Suatu Tinjauan Teoretis dalam Kerangka Sistem Hukum di Indonesia Maimanah, Maimanah; al-Amruzy, M. Fahmi; Arni, Arni; Faridah, Siti
Syariah: Jurnal Hukum dan Pemikiran Vol 24 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/sjhp.v24i1.12916

Abstract

Delays in the distribution of inheritance are common in the Banjar community, and these delays in the distribution of inheritance cause various problems, ranging from conflicts between heirs that cause family relationships to break down, neglected inheritance, to litigation between families in court. This paper intends to scrutinize why this delay in inheritance distribution occurs. To answer this, the author discusses it in the perspective of Laurence M. Friedman's Legal System Theory, this research uses qualitative research methods in the form of empirical legal research. Data were obtained through in-depth interviews and observations, then analyzed with interpretative descriptive analysis. From this research, it was found that the legal structure of delaying the distribution of inheritance, namely religious courts, judges, advocates and scholars do not have the authority to "force" the community to immediately distribute inheritance. The substance of the law, namely the Qur'an, al-Hadis, Fiqh books and the Compilation of Islamic Law as the source of inheritance law of the Banjar community does not explicitly state the time of distribution of inheritance, even this source of law they "abandon", customary inheritance law is the law that lives and becomes the legal culture of the community regarding the time of inheritance implementation, where for generations they have delayed the distribution of inheritance, distributing inheritance immediately is considered an unethical or uncivilized act.
Regulasi Emosi Remaja Berprestasi Dengan Latar Belakang Orang Tua Bercerai di SMPN 3 Gambut Mursinah, Mursinah; Maimanah, Maimanah; Hairina, Yulia
Jurnal Al-Husna Vol. 4 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : Islamic Psychology Study Program, Faculty of Ushluddin and Humanities, UIN Antasari Banj

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/jah.v4i1.6467

Abstract

Setiap keluarga tidak luput dari persoalan dan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti perceraian. Perceraian sendiri sangat berdampak kepada kehidupan anak. Dalam penelitian ini peneliti menemukan dua orang remaja yang orang tuanya bercerai yang bersekolah di SMPN 3 Gambut namun mampu berprestasi di bidang akademik. Penelitian ini merujuk kepada aspek regulasi remaja berdasarkan teori dari Thompson yaitu pemantauan, penilaian, dan perubahan, serta dilengkapi dengan faktor yang mempengaruhi regulasi itu sendiri yaitu faktor lingkungan dan faktor pola asuh orang tua. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan Janis penelitian studi kasus dengan teknik fenomenologis. Penelitian ini meneliti dua orang subjek yang berinisial IM dan SS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Metode analisis dari penelitian ini menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa remaja yang orang tuanya bercerai namun mampu meregulasi emosinya dengan benar maka akan menemukan sisi positif yang membuat mereka menjadi remaja berprestasi di bidang akademik. IM sendiri mengupayakan diri agar tidak terjerumus dalam hal yang negatif dengan cara berkumpul dengan teman-temannya yang bisa membuat subjek sejenak menghilangkan kesedihannya terhadap perceraian orang tua. Sedangkan SS lebih sering belajar dengan sepupu SS hingga membuat motivasi SS agar bisa berprestasi seperti sepupu subjek.
Kesejahteraan Psikologis Anggota Yasinan yang Mengikuti Kegiatan Keagamaan di Masa Pandemi Ulfah, Melenia; Maimanah, Maimanah; Fadhila, Mahdia
Jurnal Al-Husna Vol. 5 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : Islamic Psychology Study Program, Faculty of Ushluddin and Humanities, UIN Antasari Banj

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/jah.v5i1.6803

Abstract

Kesejahteraan psikologis dapat menangkal efek negatif pandemi. Kesejahteraan psikologis merupakan perasaan bahagia dan puas terhadap hidup karena dapat memanfaatkan fungsi diri secara efektif. Kesejahteraan psikologis dipengaruhi oleh kepercayaan individu terhadap agama. Menurut al-Qur'an kesejahteraan psikologis akan dapat dicapai jika individu mengingat Allah. Hal tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan cara mengikuti yasinan. Penelitian ini bertujuan mengetahui kondisi kesejahteraan psikologis anggota yasinan yang mengikuti yasinan di masa pandemi, faktor yang mempengaruhinya serta peran kegiatan yasinan terhadap kesejahteraan psikologis anggotanya. Jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan subjek dua orang anggota yasinan yang baru mengikuti yasinan semenjak pandemi di Desa Pasar Minggu Maliku. Metode pengumpulan data dengan wawancara disertai observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan kondisi kesejahteraan psikologis kedua subjek bervariasi, dilihat dari aspek-aspek kesejahteraan psikologis yang dipenuhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhinya ialah religiusitas, dukungan sosial, budaya, usia, serta kepribadian. Adapun peran kegiatan yasinan terhadap kesejahteraan psikologis anggotanya yakni dapat menumbuhkembangkan aspek-aspek yang menyusun kesejahteraan psikologis itu sendiri.
Analisis Sikap Salafi dalam Praktek Keagamaan: Studi Komparatif di Media Sosial Maimanah, Maimanah; Nor’ainah, Nor’ainah; Khatimah, Husnul; Basrian, Basrian
Journal of Education Research Vol. 5 No. 3 (2024)
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/jer.v5i3.1240

Abstract

Penelitian ini bertujuan menggali konsep toleransi dalam kalangan jamaah Salafi, NU, dan Muhammadiyah untuk memahami dinamika hubungan antarumat beragama di Indonesia. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan dari berbagai sumber terkait konsep toleransi dalam Islam, khususnya pada tiga kelompok tersebut. Analisis data menunjukkan perbedaan sikap toleransi: Salafi cenderung tegas dan terbatas, menekankan pemurnian ajaran Islam serta menolak praktek bid'ah. Sebaliknya, NU dan Muhammadiyah menunjukkan sikap lebih inklusif, fleksibel, dan moderat, menerima tradisi lokal dan mempromosikan pemahaman Islam yang inklusif serta berkemajuan. Perbedaan ini mencerminkan pendekatan yang berbeda dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam, mempengaruhi interaksi antarumat beragama di masyarakat. Kesimpulannya, Salafi, NU, dan Muhammadiyah memiliki sikap toleransi yang beragam, mencerminkan kompleksitas pemahaman dan penerapan konsep toleransi dalam Islam.