Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FORMULASI SEDIAAN GEL MOISTURIZER ANTI-AGING EKSTRAK KULIT BAWANG MERAH (Alliium cepa L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN Tutik Tutik; Niken Feladita; Hana Junova; Intan Anatasia
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.256 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v4i1.4420

Abstract

Kulit bawang merah diketahui mengandung senyawa kimia yang berpontensi sebagai antioksidan yaitu flavonoid yang dapat mencegah berkembannya radikal bebas didalam tubuh sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.) Dapat diformulasikan menjadi sediaan gel dan mengetahui aktivitas antioksidan sediaan gel ekstrak kulit bawang merah. Metode yang digunakan dalam ekstraksi adalah maserasi menggunakan etanol 96% dengan nilai rendemen sebesar 9,8%. Gel dibuat dalam 5 konsentrasi ekstrak yaitu 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Uji stabilitas fisik meliputi organoleptik, uji pH, homogenitas, uji daya sebar, dan uji iritasi. Berdasarkan uji stabilitas fisik ke-5 formulasi memenuhi syarat dan stabil. Formlasi yang paling stabil yaitu formulasi 8% dan dilanjutkan dengan uji antioksidan mdengan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit bawang merah diperoleh nilai IC50 ekstrak sebesar 56,25 ppm dan IC50 pada gel ekstrak kulit bawang merah formulasi 8% sebesar 146,40 ppm. Kata kunci: Kulit Bawang Merah, Antioxidan, DPPH, Gel Moisturizer Antiaging
FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) SEBAGAI ANTIJERAWAT TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes Tutik Tutik; Niken Feladita; Kadek Evaliana
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.628 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v4i2.5290

Abstract

Bakteri Propionibacterium acnes merupakan bakteri gram positif berbentuk batang, yang merupakan flora normal kulit, namun pada kondisi tertentu bakteri menimbulkan jerawat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapakah konsentrasi minimum yang paling efektif ekstrak bawang merah sebagai gel antijerawat. Penelitian ini melakukan  ekstraksi kulit bawang merah menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Hasil rendemen dari ekstrak kulit bawang merah diperoleh sebesar 9,8%. Hasil ekstraksi diuji KHM kemudian hasil KHM digunakan untuk membuat formulasi gel. Pengujian daya hambat ekstrak kulit bawang merah dan sediaan gel ekstrak kulit bawang merah dilakukan dengan mengunakkan metode sumuran. Konsentrasi hambat minimum (KHM) yang menunjukkan daya hambat adalah 5% dengan rata-rata zona hambat 5,07mm. Kemudian dibuat sediaan gel dengan basis carbopol dan konsentrasi ekstrak sebesar 5% dan 10%. Formulasi terbaik dari sediaan gel yang dibuat adalah sediaan gel dengan konsentrasi ekstrak sebesar 10%. Konsentrasi ekstrak kulit bawang merah dalam sediaan gel antijerawat yang paling efektif dalam menghambat bakteri Propionibacterium acnes adalah sebesar 10% dengan zona hambat 10,50mm. Kata kunci: Gel, Kulit Bawang Merah, Antibakteri, Propionibacterium acnes
Penyuluhan Penyalahgunaan Bahan Kosmetik Berbahaya di SMK PGRI 2 Pringsewu Liana Fajriah; Muhammad Hafizd Abdillah; Agustina Retnaningsih; Niken Feladita; Destiana Eka Oktaviantari
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 1 Februari 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i1.3760

Abstract

Penggunaan kosmetik untuk menambah nilai estetika semakin meningkat. Keinginan untuk mempercantik diri secara berlebihan, salah akan kegunaan kosmetik, menyebabkan seseorang membuat kesalahan dalam memilih dan menggunakan kosmetik tanpa memperhatikan komposisi bahan dan lainnya. Tujuan penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan edukasi kepada siswa SMK PGRI 2 Pringsewu tentang penyebab, bahaya, tanda, dan gejala serta pencegahan dan  penanganannya. Hasil dari kegiatan penyuluhan ini yaitu terjadi peningkatan pengetahuan tentang bahan kosmetik berbahaya sesudah penyuluhan. Hal ini diketahui dari rata-rata kuesioner yang didapat sebelum penyuluhan yaitu 63.21 dan nilai rata-rata kuesioner sesudah penyuluh yaitu 84.17. Sehingga dapat disimpulkan kegiatan penyuluhan ini sangat efektif.
PENETAPAN KADAR AIR, BILANGAN ASAM, BILANGAN PEROKSIDA DAN MINYAK PELIKAN PADA MINYAK GORENG KEMASAN DAN CURAH YANG DIJUAL DI PASAR RAJABASA MARKET BANDAR LAMPUNG Niken Feladita; Erwina Dermawan
Jurnal Analis Farmasi Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v1i2.10837

Abstract

Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Minyak goreng yang dikonsumsi masyarakat terbagi menjadi minyak goreng kemasan dan curah. Masyarakat banyak yang mengkonsumsi minyak goreng curah karena harganya yang relatif murah, tanpa mengetahui kualitas dari minyak curah tersebut, sehingga perlu diuji beberapa parameter kualitas dari minyak goreng dengan analisis organoleptik dan analisis kimia. Analisis organoleptik dilakukan terhadap bau, rasa dan warna, sedangkan untuk analisis kimia dilakukan kadar air secara gravimetri, bilangan asam secara alkalimetri, bilangan peroksida secara iodometri dan analisis minyak pelikan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yang mana sampel diambil pada seorang pedagang di pasar Rajabasa Bandar Lampung. Dari hasil uji organoleptik, baik minyak kemasan maupun minyak curah memiliki bau dan rasa normal dengan warna kuning muda hingga kuning. Untuk minyak goreng kemasan memenuhi syarat mutu SNI dengan nilai kadar air 0,071 % , bilangan asam 0,8033 mg KOH/g, bilangan peroksida 1,005 mgrek/100 g dan uji minyak pelikan negatif, sedangkan untuk minyak curah tidak memenuhi syarat mutu SNI dengan nilai kadar air 0,327 %, bilangan peroksida 2,213 mgrek/100 g, minyak pelikan didapatkan hasil positif, sementara uji bilangan asamnya memenuhi syarat SNI dengan nilai 1,5062 mg KOH/g. Setelah semua parameter diuji secara statistik maka dapat disimpulkan minyak goreng kemasan secara signifikan lebih berkualitas dari minyak goreng curah.
PENETAPAN KADAR AIR, BILANGAN ASAM, BILANGAN PEROKSIDA DAN MINYAK PELIKAN PADA MINYAK GORENG KEMASAN DAN CURAH YANG DIJUAL DI PASAR RAJABASA MARKET BANDAR LAMPUNG Niken Feladita; Erwina Dermawan
Jurnal Analis Farmasi Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v1i2.10837

Abstract

Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Minyak goreng yang dikonsumsi masyarakat terbagi menjadi minyak goreng kemasan dan curah. Masyarakat banyak yang mengkonsumsi minyak goreng curah karena harganya yang relatif murah, tanpa mengetahui kualitas dari minyak curah tersebut, sehingga perlu diuji beberapa parameter kualitas dari minyak goreng dengan analisis organoleptik dan analisis kimia. Analisis organoleptik dilakukan terhadap bau, rasa dan warna, sedangkan untuk analisis kimia dilakukan kadar air secara gravimetri, bilangan asam secara alkalimetri, bilangan peroksida secara iodometri dan analisis minyak pelikan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yang mana sampel diambil pada seorang pedagang di pasar Rajabasa Bandar Lampung. Dari hasil uji organoleptik, baik minyak kemasan maupun minyak curah memiliki bau dan rasa normal dengan warna kuning muda hingga kuning. Untuk minyak goreng kemasan memenuhi syarat mutu SNI dengan nilai kadar air 0,071 % , bilangan asam 0,8033 mg KOH/g, bilangan peroksida 1,005 mgrek/100 g dan uji minyak pelikan negatif, sedangkan untuk minyak curah tidak memenuhi syarat mutu SNI dengan nilai kadar air 0,327 %, bilangan peroksida 2,213 mgrek/100 g, minyak pelikan didapatkan hasil positif, sementara uji bilangan asamnya memenuhi syarat SNI dengan nilai 1,5062 mg KOH/g. Setelah semua parameter diuji secara statistik maka dapat disimpulkan minyak goreng kemasan secara signifikan lebih berkualitas dari minyak goreng curah.