Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Tipong Tawar dalam Ritual Pertanian Dayak Paser: Sebuah Bentuk dan Struktur Retnowaty; Rika Istianingrum; Retnowaty Retnowaty
Lingua Franca:Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.846 KB) | DOI: 10.30651/lf.v2i1.1435

Abstract

Tipong Tawar merupakan sebuah mantra yang digunakan dalam ritual-ritual adat suku Dayak Paser, Kalimantan Timur. Tipong Tawar merupakan mantra yang memiliki media berupa tepung berwarna putih dan tidak berasa yang disebut dengan tawar. Tipong Tawar sering disampaikan oleh seorang Balian (dukun/pawang) dalam ritual adat. Salah satu ritual adat tersebut adalah ritual dalam pertanian. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk dan struktur teks mantra Tipong Tawar dalam ritual pertanian Dayak Paser, Desa Baras Jiring, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser Kalimantan Timur. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menggunakan metode deskriptif serta pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui proses wawancara, perekaman, dan pencatatan. Hasil temuan menunjukkan bahwa bentuk dan struktur teks mantra Tipong Tawar merupakan struktur puisi karena mantra juga merupakan puisi lama dalam genre sastra. Adapun bentuk dan struktur teks mantra Tipong Tawar meliputi; tema, formula bunyi (rima dan irama), bait, baris, dan diksi. Dapat disimpulkan bahwa terkait dengan struktur pada teks mantra Tipong Tawar berdasarkan pada tema, rima, irama, bait, baris, dan diksi memang berbeda dengan struktur pada puisi pada umumnya, terutama pada diksi sebuah teks mantra. Karena diksi pada teks mantra menggunakan bahasa daerah yang tidak semua arti dalam bahasa Indonesia tidak dapat dimaknai secara harafiah. Hal ini yang membedakan mengenai diksi teks mantra dan diksi puisi pada umumnya.
Perencanaan Pengembangan Instrumen Penilaian Sikap pada Apresiasi Sastra Anak Syihabuddin Syihabuddin; Vismaia S. Damaianti; N. Yeffa Afnita Apriliyani; Rika Istianingrum
Lingua Franca:Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.569 KB) | DOI: 10.30651/lf.v2i2.2205

Abstract

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya disajikan secara utuh ke dalam aspek-aspek keterampilan berbahasa dan bersastra terutama pada pembelajaran apresiasi sastra anak. Cenderung pada sebuah pembelajaran, guru melakukan evaluasi hasil belajar secara diskrit dalam bentuk tes akhir, jarang guru melakukan evaluasi proses berupa pengamatan tingkah laku atau kita sebut dengan penilaian sikap. Pemahaman guru terhadap konsep dan implementasi penilaian sikap masih kurang maksimal, artinya adalah guru masih kesulitan dalam melakukan penilaian sikap yang diterapkan pada bentuk penilaian sikap Kurikulum 2013 yakni, penilaian observasi, jurnal harian, penilaian sejawat, penilain diri sendiri. Untuk mewujudkan suatu bentuk konsep instrumen penilaian sikap yang mudah untuk diimplementasikan dalam pembelajaran dengan memanfaatkan nilai-nilai moral pada apresiasi sastra yang berupa novel anak, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai yang terkandung dalam sastra anak pada novel anak dapat dimanfaatkan sebagai indikator instrumen penilaian sikap yang berkaitan dengan bentuk kompetensi penilaian sikap Kurikulum 2013 serta memaparkan tahap-tahap konsep bentuk instrumen penilaian sikap pada apresiasi sastra anak yang dapat dikembangkan dari pengkajian novel anak dan didasarkan pada bentuk kompetensi penilaian sikap Kurikulum 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode research and development. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, rekam, dan studi lietratur/pustaka. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif interpretatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1) Nilai-nilai moral yang terkandung dalam sastra anak pada novel anak dapat dimanfaatkan sebagai indikator instrumen penilaian sikap. 2) Konsep bentuk instrumen penilaian sikap pada apresiasi sastra anak yang dapat dikembangkan dari pengkajian novel anak dan didasarkan pada bentuk kompetensi penilaian sikap Kurikulum 2013.
RAGAM BAHASA WARIA DI KOTA BALIKPAPAN rahmawati prihatini; Rika Istianingrum; Maryatin Maryatin
Jurnal Basataka (JBT) Vol. 1 No. 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.737 KB) | DOI: 10.36277/basataka.v1i1.15

Abstract

Bahasa binan/waria merupakan salah satu bagian dalam bahasa slang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kosakata bahasa waria/ binan di kota Balikpapan serta mengetahui faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa waria/binan di Balikpapan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Data penelitian berupa kata, kalimat, dialog bahasa binan. Sumber data penelitian yaitu waria di salon WN dan waria di daerah Markoni dan Dusit. Pengumpulan data dilakukan dengan studi lapangan menggunakan metode simak, catat, dan rekam. Instrumen penelitian yang digunakan berupa handphone untuk merekam data. Data dianalisis dengan menggunakan metode padan. Pemeriksaan keabsahan data berupa triangulasi sumber, metode, dan teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bentuk –ong dan manasuka lebih banyak digunakan oleh para waria saat ini. Selanjutnya faktor- faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa binan di kota Balikpapan diantaranya (1) lajunya arus urbanisasi di kota Balikpapan tahun 2016, (2) penggunaan bahasa binan sebagai identitas diri kaum waria, (3) penggunaan bahasa binan disebabkan oleh lingkungan, dan (4) penggunaan bahasa binan yang menjadi bahasa gaul di masyarakat.
Linguistik Forensik Ujaran Kebencian terhadap Artis Aurel Hermansyah di Media Sosial Instagram Yunita Suryani; Rika Istianingrum; Siti Umi Hanik
Belajar Bahasa Vol 6, No 1 (2021): BELAJAR BAHASA : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indone
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/bb.v6i1.4167

Abstract

Instagram merupakan salah satu akun media sosial online yang digunakan untuk menyampaikan pesan, baik dalam bentuk teks, gambar, audio, maupun video. Pesan yang disampaikan dapat bervariasi, bergantung maksud dan tujuan pemilik akun. Salah satunya adalah ujaran kebencian. Ujaran kebencian pemilik akun @mantanaurelhermansyahdalam bentuk teks bermaksud menghina dan mencemarkan nama baik Aurel Hermansyah, dan bertujuan merusak hubungan Aurel Hermansyah dengan Atta Halilintar yang sengaja di-tag atau ditandai akun instagramnya.Tujuan penelitian ini mendeskripsikan bentuk tindak tutur ilokusi-perlokusi, kalimat tabu, dan ujaran kebencian oleh pemilik akun @mantanaurelhermansyah. Metode dalam penelitian ini padan ortografis.Hasil analisis data ditemukan: 1) tindak tutur ilokusi jenis direktif kategori bertanya, kalimat tabu kategori penghinaan dengan menyebut nama, ujaran kebencian kategori menghasut; 2) tindak tutur ilokusi jenis komisif kategori menawarkan  dan tindak tutur ilokusi ekspresif kategori menyatakan perasaan, kalimat tabu kategori pelecehan seksual, ujaran kebencian kategori penghinaan; 3) tindak tutur ilokusi direktif kategori bertanya, kalimat tabu kategori perbuatan tidak senonoh, ujaran kebencian kategori menghasut; 4) tindak tutur ilokusi asertif kategori mengakui, kalimat tabu kategori pelecehan seksual, ujaran kebencian kategori penyebaran berita bohong penghinaan dan pencemaran nama baik. Tindak tutur perlokusi dari ujaran kebencian tersebut adalah Atta Halilintar memberikan komentarburuk dan berusaha mencari tahu siapa pemilik akun tersebut.
MANTRA TIPONG TAWAR DALAM TRADISI UPACARA PERTANIAN DAYAK PASER SEBAGAI PROYEKSI KEHIDUPAN MASYARAKAT Retnowaty; Rika Istianingrum; Retnowaty Retnowaty
KULTURISTIK: Jurnal Bahasa dan Budaya Vol. 2 No. 1 (2018): Januari 2018
Publisher : Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/kulturistik.2.1.351

Abstract

[Title: Tipong Tawar Mantra in the Tradition of Agricultural Ceremony of Dayak Paser as a Projection of Community Life] Mantra as one of the genre of oral literature, in its time used by society archipelago as the answer to handle life problems. Mantra in a tradition of society that its trace has been found nowadays is a manifestation of the efforts and ways of community groups in understanding and explaining the reality of the environment. Tipong Tawar mantra is one of the spells that developed in the Dayak tribe Paser East Kalimantan. This mantra is used in Dayak Paser traditional agricultural ceremony. The purpose of this research was to understand the values of the function of the Tipong Tawar mantra in the tradition of Dayak agricultural ceremony of Paser as the life projection of Dayak people in East Kalimantan. The type of research used in this study was qualitative. This research used descriptive method and ethnographic approach. Data collection techniques were done through interviewing, recording, and notetaking. The findings showed that the use value or function of mantra in the life of Dayak Paser community is as a projection system of society, as the validity of social norms, as an educational tool, as a justified giver of society or problem-makers.
Tindak Tutur Kebencian dalam Status Whatsapp Yunita Suryani; Rika Istianingrum; Idhoofiyatul Fatin
SUAR BETANG Vol 17, No 1 (2022): June 2022
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v17i1.330

Abstract

Hate speech acts on social media often become criminal law complaints offenses with the aim of obtaining justice. This study uses a qualitative descriptive method that aims to describe hate speech acts on Whatsapp status. The research data comes from the screenshot of the Whatsapp status obtained by the researcher from BAP (News of the Judiciary), the researcher as a linguist witness. The data presented in the BAP according to the chronology or context of the event were analyzed using Searle's speech acts. Based on the analysis, the writer found several kinds of hate speech acts, namely (1) insulting expressive and warning directives; (2) derogatory expressive and directive (giving warning); (3) expressive accusing and assertive (giving statements); (4) assertive accusing, assertive inciting, expressive insulting, and threatening commissive; (5) commissive, challenging, and expressive insulting; (6) expressive contempt and assertive accusing; (7) derogatory expressiveness; (8) assertive accusing, expressive insulting; (9) commissive threats; (10) expressive insulting, assertive admitting, and assertive accusing.AbstrakTindak tutur kebencian dalam media sosial sering menjadi delik aduan hukum pidana dengan tujuan memperoleh keadilan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan bertujuan mendeskripsikan tindak tutur kebencian dalam status Whatsapp. Data penelitian berasal dari tangkapan layar status Whatsapp yang diperoleh peneliti dari BAP (Berita Acara Peradilan) peneliti sebagai ahli bahasa. Data yang disajikan dalam BAP sesuai dengan kronologi atau konteks peristiwa dan dianalisis menggunakan teori tindak tutur Searle (1975). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa tindak tutur kebencian, yaitu (1) ekspresif menghina dan direktif memberi peringatan; (2) ekspresif menghina dan direktif (memberi peringatan); (3) ekspresif menuduh dan asertif (memberikan pernyataan); (4) asertif menuduh, asertif menghasut, ekspresif menghina, dan komisif mengancam; (5) komisif, menantang, dan ekspresif menghina; (6) ekspresif menghina dan asertif menuduh; (7) ekspresif menghina; (8) asertif menuduh, ekspresif menghina; (9) komisif mengancam; (10) ekspresif menghina, asertif mengakui, dan asertif menuduh. 
Ngendau Sebagai Nyanyian Ungkapan Perasaan Masyarakat Dayak Kenyah Rika Istianingrum; Yunita Suryani; Ari Musdolifah; Idhoofiyatul Fatin
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 4 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i4.4724

Abstract

Suku Dayak Kenyah pada umumnya gemar melantunkan syair ungkapan hati dan perasaan yang merepresentasikan kehidupan mereka. Lantunan ungkapan kisah-kisah kehidupan sukunya dituangkan dalam sebuah kidung atau nyanyian dengan kalimat berirama secara lisan. Kegiatan menyanyikan syair-syair tersebut dinamakan ngendau. Ngendau merupakan tradisi lisan berbentuk syair atau puisi yang dinyanyikan secara bersahut-sahutan ataupun bersamaan antara kaum laki-laki dan perempuan, biasanya diiringi dengan alat musik sapeq dan tarian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ungkapan perasaan apa saja yang terdapat di dalam nyanyian syair ngendau masyarakat Dayak Kenyah. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, rekam, serta catat. Teknik analisis data menggunakan teknik interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tradisi lisan ngendau terdapat ungkapan perasaan lebih dominan pada perasaan gembira, kemudian perasaan syukur, dan perasaan rindu.