Usaha tambak tidak berproduksi serta penebangan mangrove yang terus berlangsung di Desa Teluk Tamiang Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar tanpa penanaman kembali berdampak pada ekonomi mitra dan menipisnya simpanan blue karbon. Solusi yang ditawarkan adalah pemanfaatan tambak sistem silvofishery untuk budidaya ikan bandeng. Namun permasalahan yang dihadapi adalah mitra tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola tambak sistem silvofishery. Metode pelaksanaan adalah dengan memberikan penyuluhan, pelatihan serta demonstrasi percontohan budidaya bandeng sistem silvofihery. Hasil kegiatan penyuluhan dan demonstrasi dapat dilaksanakan dengan baik berkat partisipasi aktif dari mitra. Berdasarkan hasil evaluasi terjadi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mitra sesudah kegiatan dilaksanakan. Mitra dapat mengoptimalkan tambak yang dimiliki dengan sistem silvofishery menjadi lebih produktif, dengan diberikan bantuan demonstrasi 1 unit tambak dengan perbaikan pematang dan pelataran tambak, sarana produksi berupa mangrove, nener bandeng, pupuk, pakan dan peralatan panen untuk praktik langsung budidaya tambak sistem silvofishery. Hasil analisis SWOT menyatakan strategi yang diambil untuk keberlanjutan usaha tambak silvofishery adalah peran pemerintah, perbaikan infrastruktur, optimalisasi ruang budidaya, penyuluhan dan pemanfaatan multi manfaat (silvofishery dan ekowisata).