Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Penggunaan Kacang Hias (Arachis pintoi) sebagai Biomulsa pada Budidaya Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum M.) M. A. Chozin; uang G. Kartika; Raisa Baharudin
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 5 No. 3 (2014): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.745 KB) | DOI: 10.29244/jhi.5.3.168-174

Abstract

ABSTRACTThe objective of this study was to  determine the effect of  Arachis  pintoi planting  as bio-mulch on growth and yield of tomato and weed growth.  An experiment was conducted at Cikabayan, University Farm of IPB, from January to June 2010. The research was arranged  in a  randomized Complete Block Design with 3 replications. The results of this study showed  the g rowth and speed of coverage of  A. pintoi  in this experiment was relatively slow. The use of mulch improved the growth, yield components and production of tomatoes.  The best mulch was a plastic mulch.  The best planting period of A. pintoi as bio-mulch was 7 and 10 weeks before planting.Key words: bio- mulch, growth, silver black plastic mulch, yield ABSTRAKPenelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  pengaruh  penanaman  Arachis pintoi  sebagai  biomulsa dalam  menghambat  pertumbuhan  gulma  dan meningkatkan  pertumbuhan  dan  produksi  tanaman  tomat. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan- UF IPB, Darmaga Bogor dari Januari sampai Juni 2010.  Percobaan  menggunakan  Rancangan  Kelompok Lengkap  Teracak  (RKLT)  faktor  tunggal,  yaitu dengan  4  perlakuan  waktu tanam  A.  pintoi  dan  2  pembanding:  M0  (m onokultur  tanaman  tomat tanpa mulsa),  M1  (monukultur  tanaman  tomat  dengan  mulsa  plastik hitam perak),  M 2  ( 10  minggu  A.  pintoisebelum  tomat ditanam), M3 (7 minggu A. pintoi sebelum tomat ditanam), M4 ( 4 minggu A. pintoi sebelumtomat ditanam), dan M5 ( 1 minggu A. pintoi sebelum tomat ditanam ). Hasil percobaan menunjukkan bahwa persentase tumbuh dan kecepatan penutupan A. pintoi  relatif lambat. Tanaman tomat yang ditanam dengan biomulsa  A. pintoi 10 dan 7 minggu sebelum tanam menunjukkan persentase tumbuh dan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan perlakuan mulsa plastik hitam perak (MPHP)  maupun perlakuan tanpa mulsa. Perlakuan biomulsa A. pintoi 10 dan 7 minggu sebelum tanam (MSbT) serta perlakuan mulsa plastik hitam perak (MPHP) meningkatkan komponen pertumbuhan dan produksi buah tomat.Kata kunci: biomulsa, pertumbuhan, mulsa plastik hitam perak, produksi
Rancangbangun Aplikator Kompos untuk Tebu Lahan Kering Iqbal .; Tineke Mandang; E. Namaken Sembiring; M. A. Chozin
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.02.1.%p

Abstract

AbstractThe widely sugarcane plantation area in Indonesia causes the management of sugarcane litter conducted by mechanization. To manage sugarcane litter into compost needed several machineries such as tractors,trash rakes, trailesr, choppers, trucks, composting turner, loaders, and compost applicators. The objective of this study was to design a compost applicator for sugarcane litter that can be used for a plant cane andratoon in dry land. The process of making a prototype applicators follow the design flowchart that begins with the calculation of the dimensions, design of engineering drawings, selection and material purchases. The result showed that the applicator prototype with belt conveyor metering device could function well and was able to apply the compost with a high dose (15 ton / ha).Keywords: mechanization, compost applicator, compost, sugarcane litter, sugarcaneAbstrakAreal perkebunan tebu di Indonesia yang luas menyebabkan kegiatan pengelolaan serasah tebu dilakukan dengan mekanisasi. Untuk mengelola serasah tebu menjadi kompos dibutuhkan beberapateknologi seperti traktor, trash rake, trailer, alat pencacah, truk, pengaduk, loader, dan aplikator kompos. Tujuan penelitian ini adalah merancang aplikator kompos serasah tebu yang dapat dioperasikan untuktanaman tebu baru (PC) dan tebu keprasan (ratoon) lahan kering. Proses pembuatan prototipe aplikator mengikuti alur perancangan alat yang diawali dengan perhitungan dimensi, disain gambar teknik dan pemilihan serta pembelian bahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prototipe aplikator dengan penjatah tipe belt conveyor dapat berfungsi dengan baik dan mampu mengaplikasikan kompos dengan dosis tinggi (15 ton/ha).Kata kunci : mekanisasi,aplikator kompos, kompos, tebu, lahan keringDiterima: 27 November 2013; Disetujui: 19 Februari 2014
KERAGAMAN VERTIKAL PEKARANGAN DI DISTRIK ARGUNI BAWAH KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT Alfred Alfonso Antoh; Nurhayati HS Arifin; M. A. Chozin; HadiSusilo Arifin
NOVAE GUINEA Jurnal Biologi Vol. 7 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas, bentuk dan keragaman vertikal pekarangan guna meningkatkan peran dan fungsi bagi terpenuhinya kebutuhan masyarakat secara langsung dan tidak langsung guna memenuhi aspek keberlanjutan di Distrik Arguni Bawah Kabupaten Kaimana Provinsi Barat. Metode dalam peneltian adalah praktek agroforestri dengan mengukur luas pengukuran setiap kampung kampung sampel dimana 3 sampel rumah diambil dari 15 kampung yang tersebar di Distrik Arguni Bawah. Penelitian ini juga menginventarisasi jumlah dan jenis tanaman pekarangan masyarakat berdasarkan stratifikasi tanaman (ketinggian tanaman dan diameternya). Hasil penelitian menunjukan bahwa Sekitar 12 kampung dari 15 kampung sampel memiliki luas pekarangan besar (400-800 m²) dan lainnya 2 kampung dengan luas pekarangan sangat luas serta 1 kampung luas pekarangan sedang. Lebih dominan jenis tanaman jenis herba atau rumput-rumputan sekitar 109 tanaman yang ditemukan di sekitar 15 kampung sampel adalah tanaman jenis bunga dan rempah-rempah atau tanaman obat. Kesimpulan mayoritas kampung dengan ukuran luas besar dan sangat didominansi oleh jenis tanaman herba. Kata kunci: Luas Pekarangan, Keragaman vertikal, Arguni Bawah