Akhmad Alfajri Amin
Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENGARUH TERAPI LATIHAN, TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN KINESIOLOGY TAPING PADA POST REKONSTRUKSI ANTERIOR CRUCIATUM LIGAMEN Akhmad Alfajri Amin; Suci Amanati; Wisda Novalanda
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.239 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i2.39

Abstract

Latar Belakang: Cidera anterior cruciatum ligamen merupakan salah satu cidera sendi lutut yang diakibatkan oleh trauma langsung pada bagian lateral lutut. Cedera tersebut mengakibatkan robekan pada area anterior cruciatum ligamen sehingga harus ditangani dengan operasi arthroscopy. Berdasarkan beberapa penelitian jumlah cedera yang dialami atlet semakin meningkat setiap tahunnya. Penanganan yang kurang maksimal dapat menimbulkan penurunan kemampuan dan prestasi dari atlet yang mengalami cedera. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh terapi latihan, transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), dan kinesiology taping pada post rekonstruksi (ACL) anterior cruciatum ligamen rupture terhadap peningkatan kemampuan fungsional kaki partisipan. Hasil: Setelah dilakukan penanganan penatalaksanaan fisioterapi dengan terapi latihan, transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), dan kinesiology taping pada post rekonstruksi anterior cruciatum ligamen (ACL) rupture didapatkan peningkatan kemampuan fungsional yang ditunjukkan dengan nilai p (sig.) sebesar 0,005 yang bermakna ada peningkatan kemampuan aktivitas fungsional kaki partisipan. Kesimpulan: Pemberian modalitas berupa terapi latihan, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)dan kinesiology taping dapat meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional kaki partisipan.
PENGARUH CHEST THERAPY DAN INFRA RED PADA BRONCHOPNEUMONIA Akhmad Alfajri Amin; Kuswardani Kuswardani; Welly Setiawan
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.563 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i1.42

Abstract

Latar Belakang : Di Provinsi Jawa Tengah, persentase balita yang menderita pneumonia pada tahun 2014 sebanyak 71.451 kasus atau setara (26,11%) dan meningkat dibanding tahun 2013 atau setara (25,85%). Angka ini masih sangat jauh dari target standar pelayanan minimal pada tahun 2010 atau setara (100%) (Dinkes Jateng, 2014). Di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2015, ada sebanyak 94.386 balita dengan perkiraan kasus sebanyak 3.407 kasus, sedangkan kasus yang ditemukan atau ditangani sebanyak 4.695 kasus atau setara (136,9 %). Penelitian ini dilakukan di RSUD Kajen pada bulan Oktober 2017 dengan mengambil sampel sebanyak 8 partisipan menggunakan metode pretest-posttest dengan quasi eksperimen. Tindakan fisioterapi yang diberikan pada kasus Bronchopneumonia ini adalah dengan chest therapy dan infra red.Tujuan : Mengetahui pengaruh terapi dengan menggunakan Infra Red dan Chest Physiotherapy (deep breathing, postural drainage, clapping, vibrasi, dan batuk efektif) pada kondisiBronchopneumonia. Hasil : Terjadi perbaikan frekuensi napas pasien per menit yang signifikan antara sebelum dengan sesudah terapi ditunjukkan dengan nilai p pada uji paired sample test (sig. 2-tailed) sebesar 0,000 yang berada di bawah nilai kritis <0,05, sedangkan untuk sesak napas pasien mengalami penurunan yang signifikan antara sebelum dengan esudah terapi hal ini ditunjukkan dengan nilai p (sig. 2-tailed) sebesar 0,000 yang berada dibawah nilai kritis <0,05. Kesimpulan : Penggunaan infra red dan chest therapy dapat memperbaiki frekuensi pernapasan pasien per menit dan mengurangi sesak napas pada kasus Bronchopneumonia.
PENGARUH INFRA RED, TENS DAN LOW BACK CORE STABILIZATION EXERCISE PADA KONDISI MYALGIA Akhmad Alfajri Amin; Zainal Abidin; Ulfa Widianingrum
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.473 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i1.43

Abstract

Latar Belakang : Nyeri punggung bawah non spesifik telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di seluruh dunia. Prevalensi dari nyeri pinggang dilaporkan sebesar 84%, dan prevalensi nyeri punggung kronis sekitar 23%, dengan 11-12% dari populasi yang dinonaktifkan oleh nyeri pinggang. Penelitian ini dilakukan di RSUD Bendan kota Pekalongan pada bulan November 2017 dengan mengambil sampel sebanyak 8 orang partisipan dengan metode pretest-posttest dengan quasi eksperimen. Tindakan fisioterapi yang diberikan pada kasus ini adalah dengan infra red, TENS dan low back core stabilization exercise. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh Infra red, Transcutaneous Electical Nerve Stimulation (TENS), dan Low Back Core Stabilization Exercise, pada kondisi Myalgia. Hasil : Setelah dilakukan terapi didapatkan hasil penurunan nyeri ditunjukkan dengan nilai VAS nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,001 yang berada di bawah batas kritis 0,05, selain itu terjadi peningkatan kekuatan otot Ekstensor Trunk. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,03 yang berada pada < 0,05 tetapi tidak terjadi peningkatan kekuatan otot Fleksor Trunk yang signifikan ditunjukkan dengan nilai MMT gerakan Fleksi trunk nilai sig (2-tailed) sebesar 0,15 yang berada pada >0,05. Kesimpulan : Infra red, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), dan Low Back Core Stabilization Exercise dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan kekuatan otot ekstensor trunk tetapi tidak efektif dalam peningkatan kekuatan otot fleksor trunk.
PENGARUH INFRA RED, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA CONGENITAL MUSCULAR TORTICOLLIS Akhmad Alfajri Amin; Suci Amanati; Neneng Nahdiyah
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.692 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i1.44

Abstract

Latar Belakang: Data Statistik di Indonesia menunjukkan 1 dari 300 bayi lahir dengan tortikolis otot bawaan. Kelainan ini lebih sering terjadi pada anak pertama. Tortikolis terjadi pada 0,4 % dari seluruh kelahiran. Sedangkan untuk noncongenital muscular torticollis, rata-rata terjadi pada usia 40 tahun. Perempuan lebih sering terkena dengan perbadingan 2 : 1 dibandingkan lakilaki (Putri, 2010). Penelitian ini dilakukan di RSUD Kajen di Kota Pekalongan pada bulan November 2017 dengan mengambil sampel sebanyak 8 orang partisipan. Metode penelitian menggunakan pretest-posttest dengan quasi eksperimen. Tindakan fisioterapi yang diberikan pada kasus ini adalah dengan infra red, massage dan terapi latihan. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh fisioterapi dengan modalitas Infra Red, Massage, dan Terapi Latihan pada kasus Congenital Muscular Torticollis. Hasil: Berdasarkan hasil uji hipotesis untuk panjang otot sternocleidomastoideus untuk posisi netral didapatkan terjadi perubahan signifikan pada partisipan antara sebelum terapi dibandingkan setelah terapi ditunjukkan dengan nilai sig (2tailed) sebesar 0,005 yang berada pada batas kritis <0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dan untuk nilai panjang otot sternocleidomastoideusuntuk posisi terulur didapatkan hasil 0,001 yang bermakna <0,05, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu terjadi perubahan yang signifikan antara sebelum dengan sesudah terapi. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian kali ini menunjukkan bahwa penggunaan Infra red, Massage dan terapi latihan berupa relaxed passive movement dan stretching mampu meningkatkan panjang dan elastisistas otot sternocleidomastoideus secara signifikan, dengan peningkatan panjang otot saat netral menunjukkan spasme pada otot tersebut berkurang.
PENGARUH TERAPI LATIHAN PADA POST TOTAL HIP REPLACEMENT ET CAUSA NEGLECTED CLOSE FRACTURE NECK FEMUR Akhmad Alfajri Amin; Suci Amanati; Tedi Siswanto
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.533 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i1.46

Abstract

Latar Belakang : . Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2007 didapatkan sekitar 2.700 orang mengalami insiden fraktur, 56% penderita mengalami kecacatan fisik, 24% mengalami kematian, 15% mengalami kesembuhan dan 5% mengalami gangguan psikologis atau depresi terhadap adanya kejadian fraktur. Menurut data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2010, kasus patah tulang mengalami peningkatan setiap tahun sejak 2007. pada 2007 ada 22.815 insiden patah tulang, pada 2008 menjadi 36.947, 2009 jadi 42.280 dan pada 2010 ada 43.003 kasus. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit dr. Loekmono Hadi Kudus dengan mengambil sampel sebanyak 8 orang partisipan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2017 menggunakan metode pretest-posttest dengan quasi eksperiman. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh terapi latihan pada kasus Post Total Hip Replacement et causa Neglected Fracture Neck Femur dalam menurunkan nyeri serta menjaga kekuatan Otot dan LGS, serta meningkatkan kemampuan Fungsional Aktifitas pasien Hasil : Pada penelitian ini mendapatkan hasil berupa terjadi perubahan yaitu penurunan derajat nyeri yang signifikan antara sebelum dengan sesudah terapi ditunjukkan dengan nilai sig (2-tailed) < 0,05, sedangkan untuk skor FADI terjadi perubahan yaitu peningkatan kemampuan aktivitas fungsional kaki yang signifikan antara sebelum dengan sesudah terapi ditunjukkan dengan nilai sig (2-tailed) < 0,05. Kesimpulan : Terapi Latihan dengan teknik Ankle Pumps, AAROM exercise, AROM exercise,Muscle Setting, Core Exercise, serta transfer dan ambulasi pada kasus total hip replacementefektif dalam menurunkan nyeri, dan peningkatan kemampuan fungsionalj aktifitas kakipartisipan.
PENGARUH INFRA RED, ELECTRICAL STIMULATION DAN TERAPI LATIHAN PADA DROP HAND ET CAUSA POST OPERASI FRAKTUR HUMERUS Akhmad Alfajri Amin; Suci Amanati; Didik Purnomo; Ade Pratama Putra
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.661 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i1.49

Abstract

Latar Belakang : Pasien drop hand akan mengalami kelemahan dari grup otot extensor dari tangan, jari-jari, dan pergelangan tangan sehingga terlihat fleksi jari- jari. Di Indonesia terjadi kasus fraktur yang disebabkan oleh cidera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalu lintas, dan trauma benda tajam atau tumpul. Kasus fraktur femur 39%, fraktur humerus 15%,fraktur tibia fibula 11%, diantara kasus tersebut, 20-50 juta orang lainnya mengalami disabilitas. Terapi pada penelitian ini, meliputi Infra Red. Electrical Stimulation dan Terapi Latihan. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh Infra Red, Electrical Stimulation dan terapi latihan pada Drop Hand e.c Post Operasi Fraktur Humerus. Hasil : Hasil uji hipotesis untuk nilai MMT ekstensor carpi ulnaris didapatkan sig (2-tailed) 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kekuatan otot yang signifikan setelah dilakukan terapi. Hasil uji hipotesis untuk nilai MMT ekstensor carpi radialis didapatkan sig (2-tailed) 0,019 < 0,05. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kekuatan otot yang signifikan setelah dilakukan terapi. Hasil uji hipotesis untuk nilai MMT abduktor policis didapatkan sig (2-tailed) 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kekuatan otot yang signifikan setelah dilakukan terapi. Hasil uji hipotesis untuk skor WHDI didapatkan sig (2-tailed) 0,001 < 0,05. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan fungsional aktivitas tangan partisipan. Kesimpulan : Infra Red (IR), Electrical Stimulation (ES), Terapi Latihan (TL), dan edukasi dapat, meningkatkan kekuatan otot ekstensor tangan, meningkatkan lingkup gerak sendi, dan menambah fungsional aktifitas seperti BAB, BAK, Mandi, Berpakaian.
PENGARUH MICRO WAVE DIATHERMY, TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION, TERAPI LATIHAN DAN TERAPI MANIPULASI PADA CERVICAL SYNDROME Kuswardani .; Zainal Abidin; Akhmad Alfajri Amin
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.028 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v1i2.54

Abstract

Latar Belakang : Penelitian pada 251 responden seorang pekerja, didapatkan keluhan nyeri tengkuk menduduki peringkat ke 4 (37.5%) setelah bahu kanan 53.8%, bahu kiri 47,4% dan pinggang 45%. Dari hasil pemeriksaan didapa-kan prevalensi nyeri tengkuk sebesar 55.4% (Dina/Departemen Kesehatan, Indonesia.htm, 2004). Penelitian ini dilakukan di RSUD Sleman selama bulan Juni 2018 dengan jumlah partisipan sebanyak 8 orang dengan metode quasi eksperiment jenis pretest-posttest. Modalitas fisioterapi yang diberikan berupa Microwave Diathermy, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, Terapi Latihan dan Terapi Manipulasi. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh micro wave diathermy, TENS, Terapi Latihan dan Terapi Manipulasi pada cervical syndrome Hasil : Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai sig. vas sebelum terapi sebesar 0.857dan setelah terapi sebasar 0.857; MMT sebelum terapi sebesar 0.059 dan setelah terapi sebesar 0.432; NDI sebelum terapi sebesar 0.117 dan NDI setelah terapi sebesar 0.137. Berdasarkan data tersebut, maka data pada penelitian ini distribusinya normal. Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai sig. 2 tailed nilai VAS 0,000 berarti terjadi perubahan yang signifikan dalam penurunan derajat nyeri partisipan, nilai secara sigfinikan, sig. 2-tailed nilai MMT 0,002 yang berarti ada perubahan yang signifikan dalam peningkatan kekuatan otot ekstensor neck partisipan, nilai sig. 2-tailed skor NDI 0,000 berarti terjadi perubahan yang signifikan dalam kemampuan aktivias fungsional leher partisipan. Kesimpulan : menggunakan modalitas fisioterapi berupa Microwave Diathermy, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, Terapi Latihan dan Terapi manipulasi efektif dalam menurunkan nyeri, meningkatkan kekuatan otot ekstensor leher dan kemampuan aktivitas fungional leher partisipan.
PENGARUH MICRO WAVE DIATHERMY DAN WILLIAM FLEKSI EXERCISE PADA LOW BACK PAIN E.C. SPONDYLOSIS Akhmad Alfajri Amin; Zainal Abidin; Wiwik Yuspiati
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.665 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v1i2.57

Abstract

Latar Belakang : Low Back Pain di Indonesia diperkirakan jumlahnya hampir 90% penduduk pernah mengalami LBP dalam siklus kehidupan dan LBP merupakan keluhan nomer dua yang sering muncul setelah keluhan pada gangguan sistem pernafasan. Angka kejadian LBP di Indonesia tidak diketahui, namun di perkirakan angka parevalensi nyeri punggung bervariasi antara 7,6% sampai 37%. Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. H.Soewondo Kendal pada bulan November 2016 dengan mengambil sampel sebanyak 8 orang partisipan. Metode penelitian dengan quasi eksperimen dengan pretest-posttest. Intervensi yang diberikan berupa Micro Wave Diathermy dan William Fleksi. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan micro wave diathermy, dan terapi latihan dengan teknik william fleksi pada kasus low back pain et causa spondylosis. Hasil : Hasil uji normlaitas nilai VAS sebelum terapi sig. 0.857, nilai VAS setelah terapi sig. 0.857, nilai ODI sebelum terapi sig. 0.425 dan nilai ODI sesudah terapi sebesar 0.863, maka data tersebut berada pada > 0,05. Hal ini berarti distribusi data hasil penelitian ini normal, sedangkan untuk uji hipotesis didapatkan sig. 2 tailed untuk uji hipotesis nilai VAS adalah 0.005 dan untuk skor ODI sebesar 0,002., maka data tersebut berada pada <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan untuk penurunan derajat nyeri dan peningkatan aktivitas fungsional partisipan. Kesimpulan : Penelitian membuktikan bahwa intervensi yang diberikan berupa Micro Wave Diathermy dan William Fleksi efektif dalam mengurangi nyeri dan meningkatkan aktivitas fungsional pasien dengan low back pain et causa spondylosis.
PENGARUH ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME Didik Purnomo; Akhmad Alfajri Amin; Redita Cahyani Ardiningsih
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.747 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v1i2.58

Abstract

Latar Belakang : Di Indonesia, prevalensi CTS antara 5,6% sampai dengan 15%. Penelitian Harsono pada pekerja suatu perusahaan ban di Indonesia melaporkan prevalensi CTS pada pekerja sebesar 12,7%. Penelitian ini dilakukan di RSUD dr.R.Soetijono Blora menggunakan sampel sebanyak 8 orang partisipan dengan metode quasi eksperimen jenis pretest-posttest. Intervensi yang diberikan berupa ultrasound dan terapi latihan. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh ultrasound dan terapi latihan pada carpal tunnel syndrome Hasil : uji normalitas dengan saphiro wilk test didapatkan nilai sig VAS sebelum terapi 0.522, nilai sig VAS sesudah terapi 0.120, nilai sig MMT sebelum terapi 0.297, nilai sig MMT sesudah terapi 0.142, nilai sig WHDI sebelum terapi 0.988 dan nilai sig WHDI sesudah terapi 0.626 karena seluruh nilai sig. >0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti distribusi data pada penelitian ini normal. Uji hipotesis dengan paired sample t test mendapatkan hasil untuk nilai VAS sig. 2 tailed sebesar 0,002, untuk nilai MMT sig. 2 tailed sebesar 0,005 dan untuk nilai WHDI sig. 2 tailed sebesar 0,001 dengan sig. 2 tailed < 0,05 berarti Ho ditolak Ha diterima, menunjukkan terjadi perubahan yang signifikan untuk penurunan derajat nyeri, peningkatan kekuatan otot fleksor wrist dan peningkatan fungsional aktivitas partisipan. Kesimpulan : intervensi yang diberikan berupa ultrasound dan terapi latihan berpengaruh dalam menurunkan derajat nyeri, meningkatkan kekuatan otot fleksor wrist dan kemampauan aktivitas fungsional partisipan.
PENGARUH MIKRO WAVE DIATERMI TERAPI MANUAL DAN TERAPI LATIHAN PADA FROZEN SHOULDER ET CAUSA CAPSULITIS ADHESIVA Didik Purnomo; Akhmad Alfajri Amin; Purwanto .
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.912 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v1i2.62

Abstract

Latar belakang : Hasil penelitian RSUP dr. Kariadi Semarang di dapatkan hasil bahwa frozen shoulder berdasarkan usia dapat diketahui bahwa responden sebagian besar adalah lansia akhir berjumlah 13 orang (52%), perempuan berjumlah 17 orang (68%), anak SMA berjumlah 11 orang (44%), serta menderita frozen sholder <6 bulan berjumlah 24 orang (96%). Penelitian ini dilakukan di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus pada bulan April 2017 dengan mengambil sampel sebanyak 8 orang partisipan. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan jenis pretest-posttest. Intervensi yang diberikan berupa micro wave diathermy, terapi manipulasi dan terapi latihan. Tujuan : Mengetahui pengaruh micro wave diathermy, terapi manual dan terapi latihan pada frozen shoulder et causa capsulitis adhesiva. Hasil : hasil uji normalitas data dengan saphiro wilk test mendapatkan hasil nilai sig. VAS sebelum terapi sebesar 0.557, nilai sig. VAS sesudah terapi sebesar 0.239, nilai sig. SPADI sebelum terapi sebesar 0.622 dan skor SPADI sesudah terapi 0.335 berarti distribusi data tersebut normal. Uji hipotesis menggunakan paired sample t test dengan hasil yang tampak pada tabel 6. Terlihat nilai sig 2 tailed untuk nilai VAS sebesar 0,00 dan sig 2 tailed untuk skor SPADI sebesar 0,000 sedangkan batas kritis 0,05 Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan terjadi perubahan yang signifikan pada penurunan derajat nyeri pasien dan peningkatan aktivitas fungsional partisipan. Kesimpulan : pemberian terapi dengan menggunakan micro wave diathermy, terapi manipuasi dan terapi latihan efektif dalam menurunkan derajat nyeri dan meningkatkan kemampuan aktivitas fungional partisipan