G. A. Wattimena
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Induksi Tanaman Haploid Dianthus sp. melalui Pseudofertilisasi Menggunakan Polen yang Diiradiasi dengan Sinar Gamma , S. Kartikaningrum; , A. Purwito; G. A. Wattimena; B. Marwoto; D. Sukma
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 4 No. 1 (2013): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.089 KB) | DOI: 10.29244/jhi.4.1.16-25

Abstract

ABSTRACTHaploid plants of  Dianthus sp. were obtained by pseudofertilization using irradiated pollen. Gamma ray of 100 gray was used to inactivate pollen. Crossing were made using 131 female of Dianthus chinensis Dchi-11 as  pod parents. After  pollination 59%  fruits  were harvested,  41%  were dropped and only  51  ovaries  were cultured on the medium. Ovaries were explanted 1 – 2 weeks after pollination and cultured on solid MS medium containing 400  mg L-1glutamine + 103. 77 mg L- 1 proline  and growth regulator including 1-Naphthalene acetic acid  (NAA)  and  6-Benzylaminopurine  (BAP).  The  first ploidy  seedling  observation  was  made  by  number  of chloroplast in each side of guard cells of stomata. Four haploid plants were obtained from this screening, but based  on  chromosome  counting  and  DNA  analysis  using flow cytometry  only  three  haploid  plants  and  two haploid plants revealed respectively.Key words: BAP, medium, pollination, proline, stomataABSTRAKTanaman  haploid  Dianthus  sp  diperoleh  melalui  pseudofertilisasi menggunakan  serbuk  sari  yang diiradiasi. Sinar gamma dari senyawa cobalt 60Co pada dosis 100 Gy digunakan untuk menonaktifkan serbuk sari. Persilangan semu dilakuan menggunakan 131 bunga betina dari Dianthus chinensis Dchi- 11 sebagai donor ovul. Setelah penyerbukan 41% buah gugur dan hanya 51 ovari dapat dikulturkan pada medium.  Ovari ditanam pada umur 1  –  2 minggu setelah penyerbukan dan dikulturkan pada dua media MS yang mengandung  400  mg  L-1glutamin  +  103. 77  mg  L-1 prolin  dan  dengan  penambahan  1-Naphthaleneacetic  acid  (NAA)  dan 6-Benzylaminopurine (BAP). Observasi ploidi awal dilakukan dengan melihat jumlah kloroplas pada sel penjagastomata  pada  daun.  Berdasarkan  pengamatan  ini  empat tanaman  haploid  diperoleh,  namun  berdasarkan penghitungan  jumlah kromosom  hanya  tiga  tanaman  yang  haploid,  dan  berdasarkan  an alisis DNA  dengan flowcytometer diperoleh dua tanaman haploidKataKunci:  BAP, media, penyerbukan, prolin, stomata
PERUBAHAN ANATOMI DAUN PADA REGENERAN MANGGIS AKIBAT IRADIASI SINAR GAMMA IN VITRO Warid Ali Qosim; Roedhy Purwanto; G. A. Wattimena; , Witjaksono
Zuriat Vol 18, No 1 (2007)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v18i1.6745

Abstract

Tanaman manggis mempunyai laju fotosintesis rendah dan dapat diketahui secara tidak langsung melalui perubahan struktur anatomi daun manggis in vitro. Tujuan penelitian untuk mempelajari perubahan anatomi daun manggis in vitro akibat iradiasi sinar gamma. Sampel daun berasal dari 21 regeneran mutan dan satu kontrol yang sudah diseleksi. Struktur anatomi daun diamati dengan membuat irisan paradermal dan transversal. Irisan paradermal dibuat mengikuti metode sediaan utuh (whole mount) dan diwarnai dengan safranin 1%, sedangkan irisan transversal dibuat dengan mengikuti metode parafin. Daun disayat menggunakan mikrotom putar dengan tebal 10 μm, kemudian diwarnai dengan safranin 1% dan fastgreen 0.5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa iradiasi sinar gamma dapat mempengaruhi perubahan anatomi daun baik pada irisan paradermal maupun transversal. Pada irisan paradermal, luas stomata regeneran mutan pada umumnya lebih besar dibandingkan regeneran kontrol. Regeneran mutan yang memiliki kerapatan dan indeks stomata yang lebih besar dibandingkan kontrol adalah regeneran R-5/2, R-5/3, R-5/4, R-10/4, R-15/3, R-25/1, R-30/1dan R-30/2. Pada irisan transversal, ketebalan kutikula adaksial regeneran mutan lebih tipis dibandingkan kontrol, kecuali regeneran R-5/1. regeneran R- 10/4, R-15/1, R-15/2, R-15/3 memiliki parenkim palisade, bunga karang dan lamina daun yang lebih tebal. Pada umumnya bunga karang dan jumlah berkas pembuluh lebih tebal dibandingkan regeneran kontrol.
Pengaruh Perlakuan Hormon Pertumbuhan dalam Persilangan antar Spesies Glycine max (L.) MERR. dengan G. Tomentella HAYATA Ence Darmo Jaya Superna; G. A. Wattimena; M. Jusuf
Zuriat Vol 4, No 1 (1993)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v4i1.6633

Abstract

Perlakuan hormon pertumbuhan pada persilangan antar spesies Glycine max (L.) Merr. kultivar Orba (betina) dengan G. tomentella Hayati PI 441003 (jantan) nyata dapat meningkatkan keberhasilan membentuk polong hybrid. Perlakuan NAA 25 mg/l + IAA 5 mg/l memberikan hasil paling baik karena dapat meningkatkan persen keberhasilan membentuk polong mulai umur 8 hari setelah penyerbukan (hsp) sebesar 49.0%, menunda umur polong gugur terlama (54.1 hsp), meningkatkan ukuran polong (panjang 32.0 mm dan lebar 7.3 mm), panjang biji (2.6 mm) dan jumlah biji per polong (2.0), juga dapat meningkatkan bobot biji (0.917 g). Embrio dari polong hibrid ini diharapkan menjadi lebih mudah diselamatkan secara in vitro sehingga dapat meningkatkan keberhasilan membentuk tanaman.
Deteksi Molekular Mutan Manggis In Vitro denga Marka RAPD Warid Ali Qosim; R. Poerwanto; G. A. Wattimena; , Witjaksono
Zuriat Vol 18, No 2 (2007)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v18i2.6702

Abstract

Informasi variabilitas genetik sangat penting untuk menunjang program pemuliaan manggis. RAPD adalah marka molekuler yang dapat membantu dalam proses seleksi dalam program pemuliaan tanaman manggis.Tujuan penelitian adalah mempelajari variabilitas genetik akibat iradiasi sinar gamma. Dua puluh dua DNA regeneran manggis yang sudah diseleksi diamplifikasi menggunakan random praimer dalam mesin PCR. Praimer yang digunakan adalah SBH 13, SBH 18, SB 13, SB 12, dan SB 19. Pembuatan dendogram dilakukan dengan bantuan program NTSys-pc versi 2.1. Hasil analisis RAPD menunjukkan perubahan pita lima praimer acak berkisar 250−2000 pasang basa (pb). Praimer SB 19 menghasilkan jumlah pita paling banyak, sedangkan praimer SBH 13 menghasilkan jumlah pita paling sedikit. Berdasarkan dendogram analisis RAPD 22 regeneran mutan dan kontrol, nilai koefisien kemiripan genetik antara 0.60–0.91 (60%−91%) atau variasi genetik 9%− 40%. Pada nilai koefisien kemiripan genetik 60% terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok E berbeda dengan kelompok lainnya (A, B, C, D), sehingga secara keseluruhan kelompok regeneran mutan dan tanaman kontrol yang dianalisis menghasilkan lima kelompok utama.
PENGARUH BERMACAM-MACAM ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP EMBRIOGENESIS PADA JAHE Citra Bakti; G. A. Wattimena; , Witjaksono
Zuriat Vol 18, No 1 (2007)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v18i1.6752

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai macam zat pengatur tumbuh terhadap pembentukan dan regenerasi embriogenesis somatik jahe. Potongan membujur tunas in vitro yang mengandung meristem digunakan sebagai inokulum untuk  induksi kalus pada media dasar Murahige Skoog (MS) yang ditambahkan picloram, 2,4-D dan NAA dengan berbagai konsentrasi. NAA gagal menginduksi kalus, tetapi bisa digunakan untuk proliferasi tunas in vitro. Picloram dan 2.4-D dapat menginduksi pembentukan kalus dengan berbagai morfologi, tetapi kalus yang granular dan friabel diinduksi pada media dengan penambahan 10 mg/l−20 mg/l picloram. Kalus gagal beregenerasi menjadi planlet ketika dipindahkan ke media MS tanpa hormon atau pada media MS dengan penambahan BA atau thidiazuron. Meskipun begitu kalus granular secara individu dapat membentuk akar-akar sendiri yang mengindikasikan adanya satu kesatuan dari kalus tersebut. Pengamatan secara histologi membuktikan bahwa kalus yang terbentuk adalah embriogenik.
PEMBENTUKAN PLANLET MANGGIS DARI KALUS NODULAR IN VITRO Warid Ali Qosim; R. Poerwanto; G. A. Wattimena; , Witjaksono
Zuriat Vol 16, No 2 (2005)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v16i2.6771

Abstract

Pembentukan planlet manggis in vitro dapat dilakukan melalui kalus nodular yang berasal dari eksplan daun. Tujuan penelitian untuk mengembangkan protokol pembentukan planlet dari kalus nodular yang akan digunakan dalam menunjang pemuliaan mutasi in vitro manggis. Induksi kalus nodular dilakukan pada medium MS (Murashige & Skoog, 1962) yang diberi suplemen kombinasi 2.22 μM BAP (benzilaminopurin) dan 2.27 μM TDZ (thidiazuron), 1.39 μM polyvinylpyrolidon (PVP) 30 g.L–1 gula pasir, dan 8 g.L–1 agar, dengan perlakuan konsentrasi BAP (0.0; 1.1; 2.2; 3.3; 4.4) μM. Hasil penelitian menunjukkan medium WPM dengan perlakuan BAP konsentrasi 2.2 μM memperlihatkan persentase modul kalus membentuk tunas paling tinggi (34.7%), dengan rata-rata 7.8 tunas per kalus nodular, rata-rata 1.1 pasang daun, waktu pembentukan tunas 13.50 minggu dan rata-rata 11.06 tunas yang panjangnya 1-5 mm, rata-rata 2.61 tunas yang panjangnya 6– 10 mm dan rata-rata 0.61 tunas yang panjangnya > 10 mm.