Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Sensory Test and Molecular Marker Based-Selection for Aromatic Rice in the F3 Progenies Nono Carsono; Amalia Purdianty; Santika Sari; Citra Bakti
Agrikultura Vol 31, No 2 (2020): Agustus, 2020
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v31i2.27085

Abstract

Aromatic rice is a special type of rice that highly preferred by people in Asia due to the presence of aroma. Aroma in rice is determined by 2-acetyl-1-pyrroline (2AP) compound which is controlled by a recessive fgr gene. A hybridization between cv. Sintanur (aromatic rice) and PTB33 (non-aromatic, resistant to brown planthopper/BPH) has been done in order to develop aromatic rice lines that resistant to BPH. In the F2 progeny, molecular marker-based selection and bioassay for the brown planthopper resistant lines have been carried out; however selection for the aromatic trait has not been performed yet. The objective of this study was to obtain the F3 progeny’s individual with aromatic trait. Sensory test was conducted by KOH 1.7% solution, meanwhile molecular markers applied were ESP (External Antisense Primer), IFAP (Internal Fragrant Antisense Primer), INSP (Internal Non fragrant Sense Primer) and EAP (External Antisense Primer). Eighty-eight plants from two selected (SP#31 and SP#224) F3 lines progenies derived from cv. Sintanur and PTB33 have been evaluated in this study. Detection by molecular markers found seventy-five genotypes (85.23%) were homozygous recessive (aromatic rice) and one was heterozygous (non-aromatic). Eighty-five (96.59%) genotypes were aromatic as detected by sensory test alone. Seventy-two (81.82%) genotypes were categorized as aromatic rice based on sensory test and molecular markers. Due to inconsistency results from each method alone, it is advised both methods to be applied to ensure the reliability and the accuracy since aroma in rice is affected by genetic composition and environment conditions. Selected genotypes will be continued for breeding program in developing aromatic rice with improved agronomic traits.
KERAGAMAN GENETIK 16 PLASMA NUTFAH KENTANG HITAM (Solenostemon rotundifolius (Poir.) J. K. Morton) BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI DAN AGRONOMI DI JATINANGOR Leni Nuraeni; Citra Bakti; Yudithia Maxiselly; Agung Karuniawan
Zuriat Vol 23, No 1 (2012)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v23i1.6865

Abstract

Kegiatan pemuliaan tanaman terhadap plasma nutfah kentang hitam di Indonesia belum berkembang Pemuliaan kentang hitam baru hanya sebatas perbanyakan dalam kultur jaringan, sedangkan untuk analisis keragaman genetik kentang hitam di Indonesia berdasarkan karakter morfologi dan karakter hasil belum pernah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang keragaman genetik pada 16 aksesi kentang hitam asal Indonesia berdasarkan karakter morfologi dan agronominya. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Ciparanje Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran dari bulan Oktober 2010 – Juli 2011 Materi genetik yang digunakan berupa stek dari 16 aksesi kentang hitam. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang diulang sebanyak dua kali. Keragaman yang diperoleh dari dendogram menunjukan jarak euclidian  0,71 – 3,39. Dari analisi PCA yang didapatkan bahwa terdapat 20 karakter yang mempengaruhi variasi pada populasi kentang hitam. Sedangkan pada grafik biplot  terdapat satu kelompok aksesi yang memiliki kemiripan yang jauh dari kelompok aksesi yang lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa keragaman genetik dari 16 aksesi kentang hitam luas dengan 20 karakter yang mempengaruhi variasi pada populasi kentang hitam.
PENGARUH BERMACAM-MACAM ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP EMBRIOGENESIS PADA JAHE Citra Bakti; G. A. Wattimena; , Witjaksono
Zuriat Vol 18, No 1 (2007)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v18i1.6752

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai macam zat pengatur tumbuh terhadap pembentukan dan regenerasi embriogenesis somatik jahe. Potongan membujur tunas in vitro yang mengandung meristem digunakan sebagai inokulum untuk  induksi kalus pada media dasar Murahige Skoog (MS) yang ditambahkan picloram, 2,4-D dan NAA dengan berbagai konsentrasi. NAA gagal menginduksi kalus, tetapi bisa digunakan untuk proliferasi tunas in vitro. Picloram dan 2.4-D dapat menginduksi pembentukan kalus dengan berbagai morfologi, tetapi kalus yang granular dan friabel diinduksi pada media dengan penambahan 10 mg/l−20 mg/l picloram. Kalus gagal beregenerasi menjadi planlet ketika dipindahkan ke media MS tanpa hormon atau pada media MS dengan penambahan BA atau thidiazuron. Meskipun begitu kalus granular secara individu dapat membentuk akar-akar sendiri yang mengindikasikan adanya satu kesatuan dari kalus tersebut. Pengamatan secara histologi membuktikan bahwa kalus yang terbentuk adalah embriogenik.
The effect of shoot explant types of eleven stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) accessions on in vitro growth Suseno Amien; Arini Zahra Azhari; Citra Bakti; Haris Maulana
Jurnal Agro Vol 8, No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/13367

Abstract

Explants play an important role in thepropagation system of stevia (Stevia rebaudiana Bertoni). A Completely Randomized Design (CRD) was used in this experiment with factorial pattern consisting of two factors, namely three types of explants (shoot tip, first node, and second node) and eleven accessions of stevia namely a1 (Bogor), a2 (Garut), a3 (Canada), a4 (Tawangmangu), a5 (STG1), a6 (SBG 4), a7 (SBG 10), a8 (SGB 2), a9 (BR5), a10 (SGR 7.5), a11 (TR 3.5). The results showed that shoot tip explant was the best explant than first node and second node for the number of shoots (18.11 shoots), number of leaves (93.49 leaves) and wet weight (3.56 grams). The best accession of shoot height was a10(SGR 7.5) (19.95 cm), the highest number of shoots wasa7(SBG 10) (21.87 shoots), the highest number of leaves wasa7(SBG 10) (138.00 leaves), the heaviest wet weight wasa7(SBG 10) (3.56 grams), the highest leaf chlorophyll content was a10 (SGR 7.5) (0.63 µg mL-1). Accessions with the fastest root initiation time at the rooting stage was a11 (TR 3.5) (4.00 DAC), the highest number of roots wasa10 (TR 3.5) (27.11 roots), the best root length wasa2(Garut) (4.51 cm). Information on the best explant types and stevia accessions in the in-vitro multiplication stage can be used as the basis for stevia breeding programs in Indonesia.AbstractEksplan berperan penting dalam sistem perbanyakan Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu tiga jenis eksplan (ujung pucuk, ruas pertama, dan ruas kedua) dan sebelas aksesi stevia yaitu a1 (Bogor), a2 (Garut), a3 (Canada), a4 (Tawangmangu), a5 (STG1), a6 (SBG 4), a7 (SBG 10), a8 (SGB 2), a9 (BR5), a10 (SGR 7.5), a11 (TR 3.5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksplan ujung pucuk merupakan eksplan terbaik dibandingkan buku pertama dan kedua untuk jumlah tunas (18,11 tunas), jumlah daun (93,49 daun) dan berat basah (3,56 gram). Aksesi terbaik pada tinggi pucuk adalah a10(SGR 7.5) (19,95 cm), jumlah pucuk tertinggi a7 (SBG 10) (21,87 pucuk), jumlah daun terbanyak a7 (SBG 10) (138.00 helai daun), bobot basah terberat a7 (SBG 10) (3,56 gram), kandungan klorofil daun tertinggi adalah GR 7,5 (0,63 µg mL-1). Aksesi dengan waktu inisiasi akar tercepat pada tahap perakaran adalah TR 3,5 (4,00 HST), jumlah akar terbanyak adalah TR 3,5 (27,11 akar), panjang akar terbaik adalah a2(Garut) (4,51 cm). Informasi jenis eksplan dan aksesi stevia terbaik pada tahap multiplikasi in-vitro dapat dijadikan dasar program pemuliaan stevia di Indonesia.
Penilaian Keragaman Morfologi Teh (Camellia sinensis) Ber-dasarkan Karakter Daun dan Bunga saat Periode Reproduktif Wahyudin, Abdillah Azzam; Bakti, Citra; Maxiselly, Yudithia; Prayoga, Muhammad Khais; Syahrian, Heri; Karuniawan, Agung
Jurnal Penelitian Teh dan Kina Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Sains Teh dan Kina
Publisher : Pusat Penelitian Teh dan Kina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/pptk.jur.jstk.v3i2.197

Abstract

Tanaman teh (Camellia sinensis) dapat menghasilkan bunga dan biji, yang dapat dimanfaatkan oleh pemulia tanaman dalam proses persilangan buatan. Pemulia dapat memprediksi keberhasilan persilangan buatan dengan menganalisis keragaman genetik tetua yang akan disilangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman genetik aksesi teh dari benih illegitim pada masa reproduksi. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2023 sampai dengan Januari 2024 di Pusat Penelitian Teh dan Kina, Desa Mekarsari, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung. Metode penelitian yang digunakan yaitu rancangan tanpa tata ruang. Sebanyak tiga belas aksesi terpilih pada populasi saat periode berbunga diidentifikasi penampilan morfologinya sejumlah 15 karakter. Data hasil pengamatan digunakan untuk menganalisis analisis komponen utama dan analisis klaster menggunakan software XLSTAT, sedangkan visualisasi data menggunakan R Program. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bahwa 13 aksesi teh mempunyai keragaman genetik yang tinggi. Hasil tersebut berlandaskan keragaman genetik pada 5 komponen utama yang mencapai 89.11% dan analisis klaster yang terbagi menjadi 3 klaster utama dengan persentase terbesar pada klaster ketiga yaitu sebesar 46.15%.
Identifikasi dan Karakterisasi 23 Genotip Sub-Group Banana Berdasarkan Karakter Morpho-Agronomy di Desa Mekarasih Kecamatan Jatigede Fadhilah, Rifat; Rudianto, Safira Damayanti; Ismail, Ade; Ruswandi, Dedi; Bakti, Citra; Sudirja, Rija
Zuriat Vol 35, No 2 (2024): September, 2024
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v35i2.58422

Abstract

Pisang merupakan salah satu komoditas pertanian yang banyak dibudidayakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat di berbagai kalangan. Pisang menjadi tanaman buah dengan tingkat konsumsi yang tinggi, mencapai 7,2 kg/kap/tahun di Indonesia. Perakitan varietas unggul tidak terlepas dari kegiatan karakterisasi morfologi tanaman itu sendiri dalam hal ini adalah tanaman pisang. Dalam kegiatan pemuliaan tanaman, sumber daya genetik merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang harus diperhatikan. Pelestarian sumber daya genetik harus berjalan lurus dengan pelestarian pohon induk unggul untuk mendapatkan bibit unggul juga yang nantinya dapat dimanfaatkan bagi pemulia untuk merakit varietas unggul. Seleksi pohon unggul ini merupakan langkah awal bagi para pemulia tanaman untuk membantu ketahanan pangan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pohon induk unggul dari tanaman pisang sub-group banana di Kecamatan Jatigede. Pengamatan pada karakter berdasarkan deskriptor tanaman yang dilaksanakan pada bulan September 2023 – Maret 2024. Penelitian akan dilakukan di Desa Mekarasih, Kecamatan Jatigede. Penelitian ini merupakan penelitian tanpa tata ruang dengan sistem penanaman one row-plot untuk menentukan pohon unggul pisang sub-group banana yang ada di lokasi penelitian dengan menggunakan deskriptor Banana sebagai acuan untuk karakterisasi. Data yang akan digunakan berasal dari hasil sampling di lokasi penelitian untuk diamati dan disesuaikan dengan deskriptor. Karakter morfologi yang berkontribusi besar terhadap keanekaragaman dan kekerabatan genetik pisang sub-group banana di Desa Mekarasih Kecamatan Jatigede diantaranya Batang semu: tapering/Pseudostem: tapering, Warna selubung basal (pseudostem), dan Tanaman: tipe pertumbuhan/Plant: growth habit. Genotip AB.1, dan AB.8, dan C.1 merupakan genotip-genotip terbaik berdasarkan karakter morpho-agronomy.
Eksplorasi, Karakterisasi dan Seleksi In-Situ Pisang Sub-Group Plantain Berdasarkan Karakter Morpho-Agronomy di Kabupaten Bandung Barat, Sukabumi, dan Sumedang Indrajati, Septian; Rudianto, Safira Damayanti; Ismail, Ade; Damayanti, Farida; Siswanto, Shantosa Yudha; Wahyudin, Agus; Bakti, Citra
Zuriat Vol 35, No 2 (2024): September, 2024
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v35i2.58558

Abstract

Pisang merupakan sumber pangan yang tersedia sepanjang tahun karena mudah tumbuh dan memiliki berbagai manfaat, menjadikannya komoditas hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Salah satu langkah penting dalam program pemuliaan tanaman untuk menghasilkan kultivar unggul adalah melakukan karakterisasi tanaman tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai tingkat keragaman genetik dan kekerabatan pisang sub-grup plantain di tiga kabupaten di Jawa Barat, berdasarkan karakteristik morfologi dan agronomi. Lokasi penelitian meliputi Kabupaten Bandung, Sumedang, dan Sukabumi, dan berlangsung dari bulan Juli hingga September 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dan eksplorasi di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keragaman genetik pisang sub-grup plantain di tiga kabupaten tersebut relatif rendah, begitu juga dengan keragaman hayati agroekosistemnya. Secara keseluruhan, variasi yang diamati pada pisang sub-grup plantain di ketiga wilayah ini kurang bervariasi, dengan tingkat keragaman total sebesar 0.83, yang mengindikasikan variasi genetik yang terbatas di antara populasi pisang yang diteliti.
Breeding Methods for Antrachnose Resistant Chili Pepper in the Last Decade: A Review Putra, Fitriansyah; Carsono, Nono; Widiantini, Fitri; Bakti, Citra; Mitalo, Oscar W.; Kang, Seung Won
AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 8 No 2 (2024): AGROSAINSTEK: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/agrosainstek.v8i2.796

Abstract

Chili is one of the most economically valuable commodities cultivated worldwide. The high interest in chili can be attributed to capsaicin, which provides a spicy sensation when consumed. The level of interest in chili cultivation does not necessarily correlate with the yields obtained. The loss in production and yield can be attributed to the disruption of the Colletotrichum spp., which causes anthracnose disease. Breeding for anthracnose-resistant chili has been a focus of research for many scientists in various countries. Conventional and molecular methods are employed in the production of anthracnose-resistant chilies. This study will examine a range of articles and investigate the development of anthracnose-resistant chilies. The article was searched in the Scopus database. The articles were filtered based on the publication date range of 2014 to 2024, resulting in 343 articles. Furthermore, the articles were evaluated based on predetermined criteria, resulting in the identification of 22 articles. The breeding of anthracnose-resistant chili plants employs a range of conventional and molecular techniques to identify the most suitable lines. Various techniques, including crossing and different kinds of selection, were employed and validated through the development of molecular markers. Markers and genes have been identified, including RA80f6_r1, RA80f6_g1, RA80f6_g2, and RCT1, which are responsible for anthracnose resistance. This review provides an overview of the various anthracnose-resistant chili breeding methods.
Evaluasi Kualitas Buah, Komponen Hasil dan Hasil Enam Varietas Tomat Calon Tetua Persilangan Damayanti, Farida; Astri, Ayu; Anas, Anas; Sari, Santika; Bakti, Citra
Agrikultura Vol 35, No 3 (2024): Desember, 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v35i3.49852

Abstract

Tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura penting karena pemanfaatannya yang beragam dan merupakan sumber antioksidan, vitamin A, dan C yang tinggi. Upaya perakitan tomat yang memiliki kualitas buah baik, hasil tinggi dan toleran cekaman suhu tinggi dapat dilakukan melalui pembentukan populasi Near Isogenic Lines (NILs). Seleksi tetua recurrent menjadi salah satu tahapan penting dalam pembentukan populasi NILs. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi dan seleksi berdasarkan karakter kualitas buah, komponen hasil dan hasil pada enam varietas tomat Indonesia. Percobaan dilakukan di greenhouse Bale Tatanen Padjadjaran menggunakan sistem budidaya hidroponik, pada bulan Juni sampai Desember 2022. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang diulang sebanyak empat kali. Perlakuan yang diuji adalah enam varietas tomat yaitu Intan, Opal, Mirah, Berlian, Mutiara, dan Ratna. Karakterisasi kualitas buah dilakukan dengan menggunakan metode destruksi dengan High Performance Liquid Chromatography (HPLC), Spektrofotometer Uv-Vis dan Texture Analyzer. Data dianalisis menggunakan analisis ragam dan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) taraf nyata 5%. Seleksi calon tetua recurrent dilakukan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan kualitas buah pada karakter kualitas buah, komponen hasil dan hasil pada keenam varietas tomat Indonesia yang diuji. Varietas Mirah dan Intan terseleksi berdasarkan karakter kualitas buah, komponen hasil dan hasil yang tinggi dengan nilai pembobotan sebesar 0,886 dan 0,871. Kedua varietas berpotensi digunakan sebagai tetua recurrent pada pembentukan populasi NILs tomat toleran cekaman suhu tinggi.
Pelatihan Kultur Jaringan bagi Tim Binaraja Millennials Smart Farming (BMST) Untuk Perbanyakan Bibit Pisang Roid Berkualitas: Tissue Culture Training for the Binaraja Millennials Smart Farming (BMSF) Team to Produce High-Quality Roid Banana Seedlings Suminar, Erni; Anne Nuraini; Murgayanti; Farida Damayanti; Citra Bakti; Santika Sari; Ade Ismail; Syariful Mubarok; Meisyela Erizon; Fathi Rufaidah; Eva Aprilia
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 10 No 1 (2025): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pisang roid lokal merupakan tanaman yang banyak dikembangkan produk turunannya oleh masyarakat di daerah kecamatan Jatigede. Terdapat kendala dalam perbanyakan tanaman pisang roid lokal yang dilakukan secara konvensional seperti ketersediaan bibit berkualitas unggul. Dengan demikian, diperlukan alternatif perbanyakan bibit unggul yang dapat dilakukan dengan perbanyakan kultur jaringan. Perbanyakan kultur jaringan memungkinkan perbanyakan bibit pisang dengan pertumbuhan cepat dengan seragam dan tahan terhadap hama dan penyakit. Akan tetapi, saat ini wawasan tentang teknik kultur jaringan yang baik masih terbatas. Oleh karena itu, diperlukan suatu kegiatan pendampingan dan pelatihan agar perbanyakan pisang dapat dilakukan melalui kultur jaringan. Kerjasama dengan kelompok pemuda di Jatigede yaitu Binaraja Millennials Smart Farming (BMSF) juga diperlukan mengingat terdapat visi yang sama untuk memberdayakan generasi muda, regenerasi petani serta menciptakan pertanian yang berkelanjutan. Kolaborasi perlu menekankan sinergi dari komunitas, pemerintah, industri dan bisnis untuk memastikan tercapainya tujuan bersama yang berkelanjutan. Tujuan kegiatan pengabdian ini di antaranya: (1) memiliki mitra yang paham mengenai kultur jaringan pisang baik secara teoritis maupun praktis, (2) tersedianya koleksi plasma nutfah tanaman pisang roid in vitro sebagai tanaman indukan, dan (3) diperolehnya metode kultur jaringan pisang roid yang efektif dan efisien.