Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Effectiveness Of Monosodium Glutamate And Types Ofplanting Media On The Growth Of Orchid Plant (Dendrobium sp) In Acclimatization Phase Suharman Suharman; Nurhapisah Nurhapisah
JURNAL AGRONOMI TANAMAN TROPIKA (JUATIKA) Vol 3 No 2 (2021): Volume 3 No.2 July 2021
Publisher : LPPM UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36378/juatika.v3i2.1353

Abstract

The need for orchids in Indonesia are still very large, including the Dendrobium "Indonesia Raya" orchid which is still popular. Obstacles in orchid propagation are very slow growth at the acclimatization stage so that alternatives are needed to spur the vegetative growth of orchid plantlets whose materials are easily available and affordable. One of the efforts to spur growth is by using a combination of fern media, husk charcoal, and wood shavings and using Monosodium glutamate (MSG) as a fertilizer supplement in the growth of orchid plantlets at the aclimatization stage. This study aims to determine the effect of the type of planting medium and the application of monosodium glutamate (MSG) and its interaction on the growth of the Dendrobium "Indonesia Raya" orchid at the acclimatization stage. The method used was a 2-factor factorial randomized block design (RBD). The first factor was the type of planting medium, namely ferns, husk charcoal, wood shavings, ferns + husk charcoal, ferns + wood shavings, ferns + husk charcoal + wood shavings. The second factor is the dose of Monosodium glutamate, namely without MSG, 2.5 grams / liter of water and 5.0 grams / liter of water. Located in the Laboratory and Green House of the Department of Agriculture and Fisheries of Makassar City from December 2020 to February 2021. The results showed that the dose of Monosodium glutamate do not provide a significant response to the growth of orchid plantlets while the combination of fern + charcoal growing media could increase the vegetative growth of orchids. Dendrobium "Indonesia Raya" at the aclimatization stage.
Kajian Efisiensi Kehilagan Air Irigasi Saluran Pembawa pada D.I. Lanrae Kabupaten Barru Inarmiwati Inarmiwati; Nurhapisah Nurhapisah
Jutkel: Jurnal Telekomunikasi, Kendali dan Listrik Vol 2 No 2 (2021): Jutkel: Jurnal Telekomunikasi, Kendali dan Listrik
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Parepare kerjasama P3M STKIP Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sumber daya air sebagai salah satu sumber daya alam yang sangat vital, perlu dimanfaatkan dan ditangani secara seksama. Kehilangan air yang terjadi erat hubungannya dengan efisiensi. Besaran efisiensi dan kehilangan air berbanding terbalik. Bila angka kehilangan air naik maka efisiensi akan turun dan begitu pula sebaliknya. Efisiensi irigasi menunjukkan angka daya guna pemakaian air yaitu merupakan perbandingan antara jumlah air yang digunakan dengan jumlah air yang diberikan. Sedangkan kehilangan air adalah selisih antara jumlah air yang diberikan dengan jumlah air yang digunakan. Tujuan penelitian adalah menentukan besarnya kehilangan air irigasi saluran pembawa pada D.I Lanrae Kabupaten Barru dan mengkaji besarnya efisiensi irigasi saluran pembawa pada D.I Lanrae Kabupaten Barru. Metode kajian ini bersifat deskriptif yang merupakan kajian berdasarkan data-data yang sesuai dengan kondisi di lapangan dan bertujuan untuk mengevaluasi kondisi pada tahun kajian. Kehilangan air secara keseluruhan pada jaringan irigasi Air Lanrae adalah 13.82%. Saluran Induk Lanrae kehilangan akibat fisik dimana kehilangan air terjadi karena adanya rembesan air di saluran menunjukan bahwa sebagian dasar saluran induk lanrae telah tergerus sehingga air hilang disebabkan oleh rembesan secara vertikal.Sedangkan pada saluran sekunder dan tersier kehilangan akibat operasional terjadi karena adanya pelimpasan dan kelebihan air pembuangan pada waktu pengoperasian saluran dan pemborosan penggunaan air oleh petani.Hal ini menunjukkan bahwa besarnya kehilangan air melebihi kehilangan air yang disyaratkan untuk masing – masing saluran tersebut. Efisiensi rata–rata untuk saluran induk Lanrae 90.94%, sekunder 87.70%, dan tersier 79.91%, sehingga secara keseluruhan rata – rata efisiensi jaringan irigasi Air Lanrae sebesar 86.18%. Nilai efisiensi rata–rata dari saluran induk Lanrae diatas 90,94%, berarti air yang hilang sedikit karena saluran primer bersifat permanen dengan sedikit gerusan pada dinding dan dasarnya. Sedangkan pada saluran sekunder terutama saluran sekunder BR, sekunder BT, saluran tersier T3, dan saluran tersier T4, efisiensi reratanya berada dibawah nilai efisiensi KP yang ditetapkan Kehilangan air yang terjadi akibat evaporasi sangat kecil, sehingga air yang hilang lebih disebabkan oleh faktor fisik saluran.
Kajian Efisiensi Kehilangan Air Irigasi Saluran Pembawa pada D.I LANRAE Kabupaten Barru Inarmiwati Inarmiwati; Nurhapisah Nurhapisah
Jurnal Rekayasa Teknik Vol 1 No 2 (2022): JURETEK: Jurnal Rekayasa Teknik
Publisher : Jurnal Rekayasa Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.79 KB)

Abstract

Sumber daya air sebagai salah satu sumber daya alam yang sangat vital, perlu dimanfaatkan dan ditangani secara seksama. Kehilangan air yang terjadi erat hubungannya dengan efisiensi. Besaran efisiensi dan kehilangan air berbanding terbalik. Bila angka kehilangan air naik maka efisiensi akan turun dan begitu pula sebaliknya. Efisiensi irigasi menunjukkan angka daya guna pemakaian air yaitu merupakan perbandingan antara jumlah air yang digunakan dengan jumlah air yang diberikan. Sedangkan kehilangan air adalah selisih antara jumlah air yang diberikan dengan jumlah air yang digunakan. Tujuan penelitian adalah menentukan besarnya kehilangan air irigasi saluran pembawa pada D.I Lanrae Kabupaten Barru dan mengkaji besarnya efisiensi irigasi saluran pembawa pada D.I Lanrae Kabupaten Barru. Metode kajian ini bersifat deskriptif yang merupakan kajian berdasarkan data-data yang sesuai dengan kondisi di lapangan dan bertujuan untuk mengevaluasi kondisi pada tahun kajian. Kehilangan air secara keseluruhan pada jaringan irigasi Air Lanrae adalah 13.82%. Saluran Induk Lanrae kehilangan akibat fisik dimana kehilangan air terjadi karena adanya rembesan air di saluran menunjukan bahwa sebagian dasar saluran induk lanrae telah tergerus sehingga air hilang disebabkan oleh rembesan secara vertikal.Sedangkan pada saluran sekunder dan tersier kehilangan akibat operasional terjadi karena adanya pelimpasan dan kelebihan air pembuangan pada waktu pengoperasian saluran dan pemborosan penggunaan air oleh petani.Hal ini menunjukkan bahwa besarnya kehilangan air melebihi kehilangan air yang disyaratkan untuk masing – masing saluran tersebut. Efisiensi rata–rata untuk saluran induk Lanrae 90.94%, sekunder 87.70%, dan tersier 79.91%, sehingga secara keseluruhan rata – rata efisiensi jaringan irigasi Air Lanrae sebesar 86.18%. Nilai efisiensi rata–rata dari saluran induk Lanrae diatas 90,94%, berarti air yang hilang sedikit karena saluran primer bersifat permanen dengan sedikit gerusan pada dinding dan dasarnya. Sedangkan pada saluran sekunder terutama saluran sekunder BR, sekunder BT, saluran tersier T3, dan saluran tersier T4, efisiensi reratanya berada dibawah nilai efisiensi KP yang ditetapkan Kehilangan air yang terjadi akibat evaporasi sangat kecil, sehingga air yang hilang lebih disebabkan oleh faktor fisik saluran.
Pelatihan dan Workshop Pembuatan Tricho-Kompos di Desa Ledan, Kecamatan Buntu Batu, Kabupaten Enrekang Muh. Achyar Ardat; Suhardi Suhardi; Nurhapisah Nurhapisah; Jusran Jusran
MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT Vol 5 No 2 (2023): MASPUL JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT
Publisher : LP2M Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahan organik sampah dapur dan limbah pertanian merupakan sebuah potensi yang harus di manfaatkan. Salah satu cara memanfaatkan limbah organik sampah dapur dan pertanian adalah dengan menajadikannya bahan baku pembuatan tricho-kompos. Kegiatan pelatihan dan workshop ini bertujuan memberikan wawasan dan keterampilan kepada masyarakat dalam memanfaatkan limbah organik sampah dapur dan pertanian menjadi tricho-kompos. Hasil dari pelatihan dan workshop ini diharapkan menjadi salah satu solusi pengurangi penggunaan pupuk kimia dan dapat meningkatkan hasil pertanian. Pelatihan dan workshop dilaksanakan secara langsung agar masyarakat peserta pelatihan dan workshop dapat secara langsung berdiskusi dengan narasumber sehingga transfer ilmu dan keterampilan lebih maksimal.