Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

NEW VARIATION OF INDONESIAN HUMOR USING LANGUAGE EXPERIENCE Rawuh Yuda Yuwana; Riyadi Santosa; Sumarlam Sumarlam
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 5 No. 1 (2019): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v5i1.6333

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan variasi baru humor Indonesia menggunakan pengalaman bahasa. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode mendengarkan dengan menggunakan teknik dasar sadap - catat. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode referensi penyamaan dengan menggunakan teknik perbandingan untuk mendukung kodifikasi, reduksi, presentasi, dan interpretasi seperti desain kerja penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah video dan meme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komedian menggunakan 8 strategi dalam bahan humornya, yaitu: (1) mengeksploitasi kebenaran umum yang sudah diketahui orang; (2) mengubah konstituen dengan pengalaman bahasanya; (3) sengaja menempatkan kata ganti yang salah; (4) menyampaikan sesuatu yang tidak lengkap; (5) mengalihkan berbagai bahasa; (6) memberikan respons yang tidak terkait sama sekali; (7) mengeksploitasi celah bahasa untuk mendistorsi maknanya; (8) menyampaikan sesuatu yang tidak wajar, absurd, bahkan terkesan kontroversi.
TRADISI ZIARAH MAKAM BATHARA KATONG PENDIRI PERADABAN ISLAM DI PONOROGO (TINJAUAN MAKNA SIMBOLIK) Amirul Nur Wahid; Sumarlam Sumarlam; Slamet Subiyantoro
JADECS (Journal of Art, Design, Art Education & Cultural Studies) Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1016.458 KB) | DOI: 10.17977/um037v3i12018p8-22

Abstract

Ada sebuah tradisi yang berada di daerah Ponorogo. Tradisi tersebut adalah tradisi ziarah makam Bathara Katong. Peziarah makam melakukan tradisi tersebut sebagai sarana untuk menghormati leluhur. Terdapat simbol-simbol dalam tradisi ini. Simbol-simbol tersebut tentunya mempunyai makna yang terkandung di dalamnya. Artikel ini akan mengungkapkan hal tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan etnografi. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara observasi aktif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Data yang ditemukan kemudian disahkan dengan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis etnografi. Prosedur penelitian ini menggunakan etnografi. Hasilnya, penelitian ini menemukan bahwa tradisi ziarah makam Bathara Katong memiliki makna simbolik di dalamnya. Makna simbolik tersebut terdapat pada bangunan-bangunan yang ada area pemakaman, benda-benda yang dibawa oleh pengunjung/peziarah makam, dan proses pelaksanaan tradisi ziarah makam Bathara Katong.
THE FORM OF STUDENTS’ POLITENESS IN SRAGEN, JAWA TENGAH Zahra Fizty Febriadina; Sumarwati Sumarwati; Sumarlam Sumarlam
Komposisi: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Seni Vol 18, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/komposisi.v18i1.8110

Abstract

This research is aimed to describe 1) the form of Javanese used in the students’ politeness language on Indonesian lesson at Vocational School; and 2) the  special characteristics of Javanese used in the students’ politeness language on Indonesian lesson at Vocational School. This is descriptive qulitative reseacrh with sociopragmatics approach. The data are the politeness uttarances made by the student which reflect from the form and special characteristics of Javanese in Indonesian language lesson at vocational school. The data are collected by using listening-free-participating-speaking (simak bebas libat cakap/SBLC) technique and data transcription. The data analyzing technique use Miles and Huberman interactive model, that consists of four steps, they are collecting data, reducing data, analizing data and verifying or conclusion drawing by pragmatics comparing methods. The result of the research shows that the form  of politeness using in  Javanese by students are 1) tact maxim; 2) agreement maxim; and 3) the sympathy maxim. The special characteristic of Javanese language uttered by the students are ‘yowis’, ‘rapopo’, ‘genah’ ‘nggih’, ‘apik’, ‘mawon’, ‘mugo’, dan ‘mbah putri’.Keyword: forms of students’ politeness, Vocational School, Javanese LanguageWUJUD KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI SRAGEN, JAWA TENGAHAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) wujud penggunaan bahasa Jawa dalam kesantunan berbahasa siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan; dan (2) kekhasan bahasa Jawa dalam kesantunan berbahasa siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiopragmatik. Data berupa tuturan siswa yang mencerminkan wujud dan kekhasan bahasa Jawa dalam tuturan kesantunan berbahasa ketika pembelajaran Bahasa Indonesia di SMK. Pengumpulan data menggunakan teknik simak bebas libat cakap (SBLC) dan transkripsi data. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari empat tahap, yaitu pengumpulan data, reduksi data, analisis data, dan verifikasi atau penarikan simpulan dengan metode padan pragmatis. Hasil penelitian ditemukan bentuk bahasa Jawa dalam kesantunan berbahasa siswa terdapat pada (1) maksim kebijaksanaan; (2) maksim kesepakatan; dan (3) maksim kesimpatian. Kekhasan bahasa Jawa yang digunakan dalam tuturan siswa ditandai dengan penggunaan kata ‘yowis’, ‘rapopo’, ‘genah’ ‘nggih’, ‘apik’, ‘mawon’, ‘mugo’, dan ‘mbah putri’.Kata kunci: wujud kesantunan berbahasa siswa, Sekolah Menengah Kejuruan, bahasa Jawa
"Itu Sebuah Skandal": Lexical and Sociocultural Interpretation in Critical Discourse Analysis of Fadli Zon's Tweet Joice Yulinda Luke; Monika Widyastuti Surtikanti; Sumarlam Sumarlam
Humaniora Vol. 12 No. 1 (2021): Humaniora
Publisher : Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/humaniora.v12i1.6907

Abstract

There were two objectives of the research. The first was to analyze the word ‘scandal’ from textual analysis (micro-level) and sociocultural analysis (macro-level). To analyze the findings, the research made use of Norman Fairclough’s model as the basis of critical discourse analysis. The research was qualitative, which tended to use inductive as the approach. There were 23 informants who participated in the survey and the FGD. They were selected purposively based on their profession and the workplace areas. The data were the four of Fadli Zon’s tweets containing the word ‘scandal’ and its context, which was available in some online media. Research content based on the textual analysis (microanalysis) shows that the text structure is short and directly conveys Fadli Zon’s criticism or negative assumptions toward any policies of government issues. Besides, the macro analysis indicates Fadli Zon has a dominant power to utter the negative judgments toward the government regarding the position in the government structure as one of the leaders in the Indonesian House of Representative. Substantially, the use of specific terms’ scandal’ overall illustrates the negative opinions and indicating declining trust in the policymakers on certain governmental issues. The use of cynicism, sarcasm, and satire styles colors Fadli Zon’s tweets that are also accompanying the overused of ‘scandal’ word. The analysis based on the dimension of discourse practice (micro-level) indicates that using the word ‘scandal’ in Fadli Zon’s tweets is cynical according to the public opinions. The analysis based on the social-cultural practice dimension (macro-level) indicates that Fadli Zon is one Indonesian politician who is often opposed to the Indonesian government policies.
KOHESI LEKSIKAL DAN JENIS TEMA PADA SPIRIT HARI INI RADIO MH FM DAN PADA UNTAIAN KATA RADIO IMMANUEL SOLO (LEXICAL COHESION AND TYPES OF THEME ON MH FM RADIO’S SPIRIT HARI INI AND ON IMANUEL RADIO’S UNTAIAN KATA IN SOLO) Anisak Syaid Fauziah; Sumarlam Sumarlam; Djatmika Djatmika
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 17, No 1 (2019): Metalingua Edisi Juni 2019
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/metalingua.v17i1.288

Abstract

AbstractThe article discusses lexical cohesion of words of wisdom on MH FM Radio’s Spirit Hari Ini and Immanuel Radio’s Untaian Kata in Solo. It aims at finding the themes of the words of wisdom and describing their lexical cohesion. It uses qualitative methods in four stages, namely 1) data collection using reading method, interviewing technique followed by recording technique and writing technique; 2) intuitive linguistic data collection; 3) data analysis using distributive immediate constituent technique and substitutive technique; 4) informal data presentation. The results are 1) the most found theme on SHI is patience and on UK is life; and 2) the most used lexical cohesion on SHI is antonymy, while on UK is repetition. AbstrakPenelitian ini membahas kohesi leksikal kata bijak Spirit Hari Ini Radio MH FM Solo dan Untaian Kata Radio Immanuel Solo. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan jenis tema yang terdapat dalam kumpulan kedua kata bijak tersebut serta menjelaskan dan mendeskripsikan kohesi leksikalnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan empat langkah, yaitu 1) pengumpulan data dengan metode simak, teknik simak libat cakap, dan dilanjutkan dengan teknik rekam, dan teknik catat; 2) klasifikasi data sesuai intuisi kebahasaan, 3) analisis data engan metode agih beserta teknik bagi unsur langsung dan teknik ganti, 4) penyajian data informal. Hasilnya adalah 1) tema kesabaran paling banyak ditemukan dalam SHI dan tema kehidupan paling banyak ditemukan dalam UK, serta 2) kohesi leksikal yang sering digunakan pada kata bijak SHI adalah antonimi, sedangkan pada kata bijak UK adalah repetisi.
KEKHASAN BUNYI BAHASA DAN BENTUK KATA ARKAIS DI DALAM SERAT CIPTAN SABEN ESUK KARYA R. M PARTAWIRAYA DAN R. PRAWIRAHARJA Bima Aria Teja; Sumarlam Sumarlam; Soediro Satoto
PRASASTI: Journal of Linguistics Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prasasti.v2i1.1410

Abstract

In terms of beauty or aesthetic aspect which contained in the choice of words of a poet, is an actualization of ideas  or concepts  that attracted of  readers.  Script is a literary work originating from the thinking process of each local poet to actualize his or her ideas and concepts. In relation with the contents packed with the beauty of language use, this research focuses its studies on the Javanese script with piwulang (doctrine) category, namely: Sêrat Ciptan Sabên Esuk. The objectives of this research are to explain: (1) the peculiarity of language sounds aspects, (2) the peculiarity of the utilization of archaic forms. This research used the descriptive qualitative method. The sources of the data were the transliterated script of Sêrat Ciptan Sabên Esuk by Teja in 2014 and its original one. The data included assonance, alliteration, and repetition; the use of archaic forms. The data of research were collected through listening and recording techniques and analyzed by extralingual similirity method. The result of research shows that in the script of Sêrat Ciptan Sabên Esuk, which is in the prose form, are found the use of  assonances, and archaic forms which generally found in poetry (javanese song).  Keywords: Sêrat Ciptan Sabên Esuk, the peculiarity of language sounds, and archaic forms of words.
PERILAKU VERBA maN-, maN-i, maN-akan DAN maN-i-akan TERHADAP ARGUMEN DALAM BAHASA BANJAR KUALA (BK) Aisyah Saffura; Felix Brian Eka; Sumarlam Sumarlam
Humano: Jurnal Penelitian Vol 9, No 1 (2018): Periode Juni
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.426 KB) | DOI: 10.33387/humano.v9i1.933

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif tentang Perilaku Verba maN-, maN-i, maN-akan dan maN-i-akan terhadap argumen dalam Bahasa Banjar Kuala (BK). Penelitian ini memiliki keunikan-keunikan yaitu peran semantis pada verba maN-, maN-i, maN-akan dan maN-i-akan terhadap argumen dalam bahasa Banjar Kuala (BK). Metode pengumpulan data menggunakan metode simak dan teknik catat. Metode analisisnya menggunakan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung (BUL). Sumber data penelitian ini berasal dari informan yang merupakan penutur bahasa Banjar Kuala. Teknik kerjasama (Subroto, 2010) digunakan dalam rangka pemerolehan data dalam penelitian ini. Data dalam penelitian ini adalah kalimat tunggal yang mengandung verba berafiks dalam bahasa Banjar Kuala (BK). Penelitian ini akan fokus pada kalimat tunggal yang memiliki verba berafiks maN-, maN-I, maN-akan, dan maN-i-akan.  Teknik kerjasama (Subroto, 2010) digunakan dalam rangka pemerolehan data dalam penelitian ini.  Pada bahasa Banjar Kuala (BK) keunikan peran verba maN-i dan maN-i-akan terhadap perubahan makna argumen jamak yang tidak ditemukan pada bahasa Indonesia atau bahasa daerah lain. Penjabaran mengenai fungsi, peran, dan kategori sintaksis dalam bahasa Banjar Kuala (BK) akan lebih tepat sasaran dengan menggunakan teori-teori linguistik struktural.
MALE AND FEMALE STUDENTS’ POLITENESS IN SRAGEN, CENTRAL JAVA Zahra Fizty Febriadina; Sumarwati Sumarwati; Sumarlam Sumarlam
Humanus: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Humaniora Vol 17, No 1 (2018)
Publisher : Pusat Kajian Humaniora FBS Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11.708 KB) | DOI: 10.24036/humanus.v17i1.8429

Abstract

The students' language politeness can be observed from gender perspective. The objective of this research is to describe the form of language politeness between male and female students in Vocational school. Politeness principle used Leech politeness principle (1993), focuse of this research is the form of male and female students’ politeness. This is descriptive qulitative reseacrh with sociopragmatics approach. The data are the politeness uttarances made by the student. The data are collected by using listening-free-participating-speaking (simak bebas libat cakap/SBLC) technique and data transcription. The data analyzing technique use Miles and Huberman interactive model, that consists of four steps, they are collecting data, reducing data, analizing data and verifying or conclusion drawing by pragmatics comparing methods. The result of the research shows that there is a different form of language politeness between male and female students which is reflected in politeness and impoliteness maxim. Female students’ politeness maxim are (1) tact maxim; (2) generosity maxim; and (3) agreement maxim. Male students’ impoliteness maxim are (1) generosity maxim; (2) modesty maxim; (3) agreement maxim; dan (4) the sympathy maxim.Keyword: students’ politeness, gender, Vocational School KESANTUNAN SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI SRAGEN, JAWA TENGAHAbstrakKesantunan berbahasa siswa dapat dilihat dari perspektif gender. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesantunan berbahasa siswa laki-laki dan perempuan dalam Sekolah Menengah Kejuruan. Prinsip kesantunan yang digunakan adalah prinsip kesantunan menurut Leech (1993), fokus penelitian pada bentuk kesantunan berbahasa siswa laki-laki dan siswa perempuan. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiopragmatik. Data berupa tuturan siswa yang mencerminkan kesantunan berbahasa. Pengumpulan data menggunakan teknik simak bebas libat cakap (SBLC) dan transkripsi data. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari empat tahap, yaitu pengumpulan data, reduksi data, analisis data dan verifikasi atau penarikan simpulan. Hasil penelitian ditemukan perbedaan bentuk kesantunan berbahasa antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Perbedaan tersebut tercermin dalam maksim kesantunan yang dipatuhi dan dilanggar oleh siswa. Pematuhan prinsip kesantunan siswa perempuan terdapat dalam (1) maksim kebijaksanaan; (2) maksim kedermawanan; dan (3) maksim kesepakatan. Sedangkan penyimpangan prinsip kesantunan siswa laki-laki terdapat dalam (1) maksim kedermawanan; (2) maksim kerendahhatian; (3) maksim kesepakatan; dan (4) maksim kesimpatian.Kata kunci: kesantunan berbahasa siswa, gender, Sekolah Menengah Kejuruan
EXPRESSIVE SKILL OF CHILDREN WITH AUTISM: A PSYCHOLINGUISTICS STUDY Ahfi Hikmawati; Djatmika Djatmika; Sumarlam Sumarlam
Humanus: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Humaniora Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Pusat Kajian Humaniora FBS Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.112 KB) | DOI: 10.24036/humanus.v18i1.104084

Abstract

The expressive skill is a verbal language skill to interact with other people. The ability of children with autism to express ideas in their mind can indicate that their receptive ability works effectively. The purpose of this research was to study types of utterances the children can produce. Data in the forms of utterances produced by the children as responses to initiating acts performed by their teachers were collected. Data were then analysed to classify them in accordance to the process the utterances were produced. The results show that the children’ skills in executing utterances are classified into four types of processes, i.e.  word imitating (subtest CELF-R); imitating, producing word, arranging word (subtest CELF-3); expressing word, producing word, imitating word (subtest CELF-4); and continuing and mentioning word.Keywords: children, autism, utterance process, expresive skillKEMAMPUAN EKSPRESIF ANAK AUTISME: SEBUAH KAJIAN PSIKOLINGUISTIKAbstrakKemampuan ekspresif adalah kemampuan bahasa secara verbal untuk saling berinteraksi. Anak autisme yang mampu dalam kemampuan ekspresif menandakan bahwa kemampuan reseptifnya sudah bekerja efektif. Tujuan penelitian adalah menjelaskan proses ujaran dari kemampuan ekspresif anak autisme. Data dalam bentuk tuturan yang dihasilkan anak autisme sebagai respons terhadap tuturan pemancing yang dilontarkan guru dikumpulkan dengan cara direkam dan ditranskripsi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis untuk diklasifikasikan sesuai dengan jenis proses tuturan tersebut dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tuturan yang dihasilkan para anak autisme itu dapat diklasifikasikan dalam empat jenis proses produksi, yaitu menirukan kata (subtest CELF-R); menirukan, membuat kata, menyusun kata (subtest CELF-3); mengungkapkan kata, membuat kata, menirukan kata (subtest CELF-4); dan melanjutkan dan menyebutkan kata.Kata kunci: anak, autisme, proses ujaran, kemampuan ekspresif
Social Expression of the Java Community and the Relevance Education Through the Film "Lemantun" by Wregas Bhanuteja: A Study of Cultural Contextual Education Krismonika Khoirunnisa; Sumarlam Sumarlam; Oktavia Winda Lestari; Mohamad Jazeri
Jurnal Javanologi Vol 5, No 2 (2022): Javanologi Volume 5 No.2: Juni
Publisher : Pusat Unggulan Ipteks Javanologi Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/javanologi.v5i2.67940

Abstract

This research is a qualitative-descriptive research. This study also uses two methods, namely descriptive and explanative. Both methods are used to describe and explain the phenomenon of social expression and cultural values of Javanese society in the film “Lemantun”. The phenomenon includes its form, purpose, and context.Given these paper, the researcher seeks to examine the social expressions and cultural values of the Javanese people through the film "Lemantun" by Wregas Bhanuteja. This study aims to find the relationship between social expression and cultural values that exist in Javanese society. Therefore, the purpose of writing this paper is (1) to find out what forms of social expression and cultural values can be learned from the film "Lemantun", (2) what interpretations are found in social expressions and cultural values.This study uses the film "Lemantun" as the data source. The data analyzed are utterances or sentences spoken by the players. In this analysis, the researcher attempts to link social expressions and cultural values in the film by associating elements of Javanese culture in Indonesia, considering that the film "Lemantun" is a Javanese-language film entitled "Wardrobe".The results of this study include the discovery of social expressions and cultural values that exist in Javanese society. This research also seeks to find out how the Javanese people think and the real social etiquette.