Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Seroprevalensi, Pengetahuan, dan Sikap Preventif Hepatitis B Virus (HBV) Pada Mahasiwa Ahli Teknologi Laboratorium Medik di Surakarta Rumeyda Chitra Puspita; Lucia Sincu Gunawan
Biomedika Vol 12 No 1 (2019): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (837.505 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v12i1.428

Abstract

Health workers, especially students of the Medical Laboratory Technology (MLT) have a greater risk of contracting hepatitis B virus infection from exposure to body fluids when doing clinical labs. The importance of seroprevalence, knowledge and attitudes greatly influences students when doing practicum as a preventive measure for hepatitis B infection. This study aims to identify MLT student’s seroprevalence, knowledge and preventive attitudes towards hepatitis B virus infection. This research is a quantitative descriptive study using a cross-sectional study design carried out in one of the health universities in Surakarta in October - November 2018. Subjects were taken using total sampling techniques with a total of 71 students study in D-IV Medical Laboratory Technology. Data collection was done by questionnaire about knowledge, and preventive attitude of hepatitis B infection in students and blood samples collected and screened with HBsAg examination. Data analysis using computerization with SPSS version 21. The results showed that MLT students had good knowledge of 80.3%, good preventive attitudes of 97.2%, and seroprevalence of 1.4% of students with positive HBsAg. Knowledge and preventive attitudes of MLT students fall into the good category. Seroprevalence of D-IV MLT students showed poor results. It is expected that the higher education institution to carry out HBsAg examination as a college entry requirement, so that it can reduce work risks and can improve work safety as medical personnel.
Perbedaan Derajat Aglutinasi Uji Golongan Darah Berdasarkan Teknik Penanganan Sampel dalam Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah Lucia Sincu Gunawan; Rumeyda Chitra Puspita
Biomedika Vol 12 No 2 (2019): Jurnal Biomedika
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.963 KB) | DOI: 10.31001/biomedika.v12i2.546

Abstract

Pre transfusion testing is a very essential part of blood transfusion procedure. In some types of pretransfusion test, suspension of red blood cells is required. This cell suspension is made to optimize the antigen-antibody reaction so that the on going reaction can be clearly observed. The practice of determining blood type needs a suspension of red blood cells, which its washing phase is a time-consuming. The type of sample used can be whole blood with anticoagulants or frozen blood samples. Due to time constraints, the standard procedures were modified. This study aimed to determine the differences in the degree of agglutination of blood type testing based on the handling samples’ techniques in the manufacture of red blood cell suspensions. Blood group testing was done by the tube method on venous blood samples with different sample handling techniques: frozen blood samples without anticoagulants with storage, fresh blood samples with direct addition of 0.9% NaCl, and EDTA anticoagulant blood samples with refrigerator storage 8 - 24 hours at 40C. The number of samples for each type of treatment is 30 samples, and an assessment of the degree of agglutination in the blood group test is carried out by 2 analysts. There were differences in the mean degree of aglutination between the 3 suspensi-making techniques with NaCl samples (Mean = 3.88; SD = 0.32), frozen samples (Mean = 3.93; SD = 0.25), and EDTA samples (Mean = 3.98; SD = 0.13), but the mean differences was not statistically significant (p> 0.05), so it can be concluded that the three types of samples could be used to replace one another as a comparable sample alternative in making red blood cell suspension to measure ABO cell grouping method.
Pemenuhan Syarat Donor Untuk Menjamin Keberlangsungan Donor Lestari Lucia Sincu Gunawa; Reny Pratiwi; Rumeyda Chitra Puspita; Andika Dwi Putra Santoso
Health Care : Journal of Community Service Vol. 2 No. 1 (2024)
Publisher : Rena Cipta Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62354/healthcare.v2i1.16

Abstract

Ketersediaan darah sangat tergantung kepada kemauan dan kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya secara sukarela dan teratur. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam menjaga donor lestari sekaligus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi civitas academica dalam donor darah sukarela di Universitas Setia Budi. Lokasi kegiatan pengabdian masyarakat di Kampus Universitas Setia Budi (USB), pada bulan Oktober-November 2023.  Peserta kegiatan adalah civitas academica yang mengikuti kegiatan donor darah yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Kesehatan dan UTD RS dr. Moewardi Surakarta pada Kamis, 12 Oktober 2023. Sebanyak 93 orang mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan mengambil data identitas subyek, pengisian blanko seleksi donor, dilanjutkan petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah, berat badan dan kadar hemoglobin, pengambilan darah dan diakhiri dengan pengisian data kuesioner melalui google form. Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini 96 responden, 35 responden (36,5%) berhasil mendonorkan darahnya, sedangkan 61 responden (63,5%) tidak dapat mendonorkan darahnya karena kondisi anemia dan berat badan kurang. Animo pendonor didominasi oleh perempuan (82,3%), sebagian besar berumur 20-24 tahun. Sebagian besar merupakan pendonor pertama kali (60%). Alasan terbanyak berdonor adalah untuk kesehatan (40%). Dapat disimpulkan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini, faktor utama yang mempengaruhi partisipasi civitas academica dalam donor darah sukarela di Universitas Setia Budi adalah terpenuhinya syarat seleksi donor seperti berat badan dan kadar hemoglobin.
ANALISIS PERBEDAAN JUMLAH RETIKULOSIT SEBAGAI RESPONS TERHADAP SUPLEMENTASI ASAM FOLAT PADA WANITA USIA SUBUR Ana Ines Kisnaini; Lucia Sincu Gunawan; Rumeyda Chitra Puspita
Jurnal Medicare Vol. 4 No. 4 (2025): OCTOBER 2025
Publisher : Rena Cipta Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62354/jurnalmedicare.v4i4.276

Abstract

Wanita Usia Subur (WUS) rentan mengalami anemia dan kekurangan zat gizi termasuk asam folat. Vitamin B9 yang dikenal dengan asam folat berperan penting dalam proses hematopoiesis, terutama dalam pembentukan eritrosit. Kekurangan asam folat dapat berdampak pada aktivitas sumsum tulang dalam memproduksi sel darah merah, yang digambarkan dengan jumlah retikulosit dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah retikulosit pada wanita usia subur sebelum dan sesudah suplementasi asam folat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain pre-test dan post-test pada 67 mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Setia Budi yang dilakukan pada bulan Oktober 2024-Februari 2025. Responden yang berusia 18-25 tahun diberikan suplemen asam folat (Folavite®) 0,4 mg 2 tablet dalam sehari selama 14 hari. Pemeriksaan jumlah retikulosit dilakukan sebelum dan sesudah intervensi menggunakan metode pewarnaan supravital Brilliant Cresyl Blue. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah retikulosit meningkat signifikan setelah suplementasi asam folat (p<0,01), yaitu 0,73 ±0,22% pada hari ke-0 dan 1,20 ±0,25% pada hari ke-14 setelah terapi asam folat, yang menunjukkan peran penting asam folat dalam respon positif terhadap eritropoesis.