Fifti Istiklaili
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan antara hipotyroid dengan kasus ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) pada Anak Usia Dini di area Pertanian Bawang Kabupaten Brebes Nurul Huda; Fifti Istiklaili
Prosiding Temu Ilmiah Nasional X Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia Vol 1 (2017)
Publisher : Prosiding Temu Ilmiah Nasional X Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kasus ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) pada anak khususnya anak usia dini menjadi permasalahan yang dihadapi oleh guru dan orang tua. Identifikasi dan penanganan yang tepat dibutuhkan agar tumbuh kembang serta psikologis anak dapat dijaga dan dimonitoring. Hipotyroid sering kali terjadi disebabkan oleh bahan makanan yang terpapar pestisida. Unsur pembangun dalam tubuh akan terhambat apabila sebagian dari zat pestisida masuk ke dalam tubuh manusia. Diantara tanda-tanda hipotyroid adalah keseimbangan, kontrol tubuh dan aktivitas tidak dapat dikendalikan secara maksimal terutama pada anak usia dini. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1) mengidentifikasikan hipotyroid pada anak usia dini di daerah pertanian bawang Kabupaten Brebes, 2) mengetahui tingkat kejadian ADHD pada anak usia dini di daerah pertanian bawang Kabupaten Brebes, 3) menganalisis hubungan antara hipotyroid dengan tingkat kejadian ADHD pada anak usia dini di daerah pertanian bawang Kabupaten Brebes. Metode yang digunakan adalah dengan analisis statistik deskriptif dan uji korelasi. Identifikasi mengambil sampel sebanyak 2489 anak menggunakan teknik screening memakai intrumen SPPAHI (Skala Penilaian Perilaku Anak Hiperaktif Indonesia), sedangkan uji korelasi menggunakan sampel darah untuk mengukur tingkat hormon tiroid  sebanyak 25 anak.  Hasil dari penelitian ini adalah: 1) identifikasi data screening menunjukkan dari tiga kecamatan, Kersana (37%) dan Jatibarang (38%) memiliki angka ADHD yang tinggi, sedangkan Larangan memiliki tingkat ADHD paling rendah (25%), 2) data yang didapatkan menunjukkan 53,5% negatif, 13,9% terdeteksi dini dan 32,5% positif ADHD, 3) hasil analisis korelasi menunjukkan nilai r = 0.27 (Hо diterima) yang berarti bahwa hipotyroid bukan merupakan faktor utama penyebab ADHD. Terdapat berbagai faktor lain seperti pola makan, gizi, genetika dan faktor lingkungan, serta tingkat sosial ekonomi keluarga.  Kata kunci: hipotyroid, ADHD, pestisida, pertanian, bawang
Penguatan Sanitasi dan Pengelolaan Limbah Rumah Tangga di Kelurahan Kalisegoro Semarang Muzaqi, Lutfi; Fifti Istiklaili; Yofinia; Rifki Lukman Khakim; Muhammad Zaky Rinov Arkan; Zulfa Ayuningsih; Kartika Dian Pertiwi; Ismi Elya Wirdati
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 7 No. 2 (2025): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2025
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v7i2.4540

Abstract

Household waste management in Kalisegoro Village, Gunungpati District, Semarang remains a serious challenge that affects both the environment and public health. The lack of community awareness in waste sorting and limited sanitation infrastructure have led to soil and water pollution. This community service program aimed to improve residents' knowledge and skills in managing household waste independently through training in simple compost production. The implementation method included identification and problem analysis, socialization and education, training and practical demonstrations, implementation and mentoring, as well as program evaluation and sustainability. The program was conducted on August 5, 2025, involving 18 participants, the majority of whom were housewives. The materials covered the dangers of poorly managed household waste, alternatives for managing organic household waste through simple compost production, and the benefits of compost for the environment and household economy. Evaluation results showed an increase in participants' average knowledge scores from 7.88 to 8.75, with 37.5% of participants experiencing score increases, 43.8% maintaining their scores, and 18.7% experiencing score decreases. Participants were able to practice composting independently and expressed commitment to applying it in their households and sharing knowledge with other residents. This program successfully enhanced the community's capacity in managing organic household waste and created a potential multiplier effect through peer-to-peer learning. Therefore, the activity supports the achievement of Sustainable Development Goals (SDGs) 6 and 11, namely clean water and sanitation, and sustainable cities and communities.   ABSTRAK Permasalahan pengelolaan limbah rumah tangga di Kelurahan Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati, Semarang masih menjadi tantangan serius yang berdampak terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Kurangnya kesadaran warga dalam memilah sampah serta keterbatasan sarana sanitasi menyebabkan pencemaran tanah dan air. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga dalam mengelola limbah rumah tangga secara mandiri melalui pelatihan pembuatan kompos sederhana. Metode pelaksanaan meliputi identifikasi dan analisis permasalahan, sosialisasi dan edukasi, pelatihan dan demonstrasi praktik, implementasi dan pendampingan, serta evaluasi dan keberlanjutan program. Kegiatan dilaksanakan pada 5 Agustus 2025 dengan melibatkan 18 peserta yang mayoritas merupakan ibu rumah tangga. Materi yang disampaikan mencakup bahaya limbah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik, alternatif pengelolaan limbah organik melalui pembuatan kompos sederhana, serta manfaat kompos bagi lingkungan dan perekonomian rumah tangga. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan rata-rata skor pengetahuan dari 7,88 menjadi 8,75, dengan 37,5% peserta mengalami peningkatan skor, 43,8% peserta mempertahankan skor, dan 18,7% peserta mengalami penurunan skor. Peserta mampu mempraktikkan pembuatan kompos secara mandiri dan berkomitmen menerapkannya di rumah masing-masing serta menyebarluaskan pengetahuan kepada warga lain. Kegiatan ini berhasil meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan limbah organik rumah tangga dan berpotensi menciptakan efek berantai (multiplier effect) melalui pembelajaran antarwarga. Dengan demikian, program ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-6 dan ke-11, yaitu air bersih dan sanitasi layak serta kota dan komunitas berkelanjutan.