Household waste management in Kalisegoro Village, Gunungpati District, Semarang remains a serious challenge that affects both the environment and public health. The lack of community awareness in waste sorting and limited sanitation infrastructure have led to soil and water pollution. This community service program aimed to improve residents' knowledge and skills in managing household waste independently through training in simple compost production. The implementation method included identification and problem analysis, socialization and education, training and practical demonstrations, implementation and mentoring, as well as program evaluation and sustainability. The program was conducted on August 5, 2025, involving 18 participants, the majority of whom were housewives. The materials covered the dangers of poorly managed household waste, alternatives for managing organic household waste through simple compost production, and the benefits of compost for the environment and household economy. Evaluation results showed an increase in participants' average knowledge scores from 7.88 to 8.75, with 37.5% of participants experiencing score increases, 43.8% maintaining their scores, and 18.7% experiencing score decreases. Participants were able to practice composting independently and expressed commitment to applying it in their households and sharing knowledge with other residents. This program successfully enhanced the community's capacity in managing organic household waste and created a potential multiplier effect through peer-to-peer learning. Therefore, the activity supports the achievement of Sustainable Development Goals (SDGs) 6 and 11, namely clean water and sanitation, and sustainable cities and communities. ABSTRAK Permasalahan pengelolaan limbah rumah tangga di Kelurahan Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati, Semarang masih menjadi tantangan serius yang berdampak terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Kurangnya kesadaran warga dalam memilah sampah serta keterbatasan sarana sanitasi menyebabkan pencemaran tanah dan air. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga dalam mengelola limbah rumah tangga secara mandiri melalui pelatihan pembuatan kompos sederhana. Metode pelaksanaan meliputi identifikasi dan analisis permasalahan, sosialisasi dan edukasi, pelatihan dan demonstrasi praktik, implementasi dan pendampingan, serta evaluasi dan keberlanjutan program. Kegiatan dilaksanakan pada 5 Agustus 2025 dengan melibatkan 18 peserta yang mayoritas merupakan ibu rumah tangga. Materi yang disampaikan mencakup bahaya limbah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik, alternatif pengelolaan limbah organik melalui pembuatan kompos sederhana, serta manfaat kompos bagi lingkungan dan perekonomian rumah tangga. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan rata-rata skor pengetahuan dari 7,88 menjadi 8,75, dengan 37,5% peserta mengalami peningkatan skor, 43,8% peserta mempertahankan skor, dan 18,7% peserta mengalami penurunan skor. Peserta mampu mempraktikkan pembuatan kompos secara mandiri dan berkomitmen menerapkannya di rumah masing-masing serta menyebarluaskan pengetahuan kepada warga lain. Kegiatan ini berhasil meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan limbah organik rumah tangga dan berpotensi menciptakan efek berantai (multiplier effect) melalui pembelajaran antarwarga. Dengan demikian, program ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-6 dan ke-11, yaitu air bersih dan sanitasi layak serta kota dan komunitas berkelanjutan.