Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Studi Deskriptif Burnout dan Coping Stres pada Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Nugroho, Anastasia Susiani; Pramadi, Andrian; Tondok, Marselius Sampe
CALYPTRA : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol 1, No 1 (2012): CALYPTRA : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya
Publisher : University of Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran burnout yang dialami perawat dan penggunaan bentuk strategi coping yang dapat mereduksi stres perawat. Penelitian ini merupakan total population study. Subjek dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah perawat yang bekerja di ruang rawat inap berjumlah 82 orang, terdiri dari 39 perempuan dan 43 laki-laki. Teknik pengambilan data menggunakan metode angket, yang terdiri dari angket terbuka dan tertutup, adapun angket tertutup meliputi burnout dan coping stres.Hasil analisis menunjukkan bahwa perawat di ruang rawat inap menggunakan kedua jenis strategi coping stres dengan kategori sedang, problem focused coping dengan persentase 53,7% dan emotional focused coping sebesar 57,3%. Burnout yang dihasilkan termasuk dalam kategori rendah (68,3%) dan sangat rendah (26,8%).
Studi Kasus Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Ditinjau dari Protection Motivation Theory Njotomulio, Ariestya Magdalena; Pramadi, Andrian
INSIGHT: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI Vol 17, No 1 (2021): Insight: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ins.v17i1.2131

Abstract

A healthy lifestyle, including health behavior, illness behavior, as well as sick role behaviorplay a key role in managing type 2 diabetes mellitus (T2DM) as well as limiting its complications. This qualitative descriptive with case study research design utilized a type 2 diabetes mellitus patient who had good Self-Management Diabetes aims to describe the formation of health behavior in patients with type 2 diabetes mellitus reviewed by using Protection Motivation Theory (PMT). PMT consists of five components, namely the Severity, Vulnerability, Response Effectiveness, Self Efficacy, and Fear. Results suggest that the five components in PMT can be used to predict behavioral intentions that are highly related to one’s behavior, and the information either from the environment or intrapersonal plays a role in giving results in the formation of behavioral intentions to make changes in lifestyle, which leads to the emergence of health behaviors.
STUDI DESKRIPTIF BURNOUT DAN COPING STRES PADA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA Anastasia Susiani Nugroho; Andrian Pramadi; Marselius Sampe Tondok
CALYPTRA Vol. 1 No. 1 (2013): Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya (Maret)
Publisher : Perpustakaan Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.052 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran burnout yang dialami perawat dan penggunaan bentuk strategi coping yang dapat mereduksi stres perawat. Penelitian ini merupakan total population study. Subjek dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah perawat yang bekerja di ruang rawat inap berjumlah 82 orang, terdiri dari 39 perempuan dan 43 laki-laki. Teknik pengambilan data menggunakan metode angket, yang terdiri dari angket terbuka dan tertutup, adapun angket tertutup meliputi burnout dan coping stres.Hasil analisis menunjukkan bahwa perawat di ruang rawat inap menggunakan kedua jenis strategi coping stres dengan kategori sedang, problem focused coping dengan persentase 53,7% dan emotional focused coping sebesar 57,3%. Burnout yang dihasilkan termasuk dalam kategori rendah (68,3%) dan sangat rendah (26,8%).
KECURANGAN AKADEMIK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS DAN JENIS KELAMIN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS YANG BERBASIS AGAMA Tutik Fardiana Fitri; Andrian Pramadi
CALYPTRA Vol. 7 No. 2 (2019): Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya (Maret)
Publisher : Perpustakaan Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

academic cheating is an act that violates the rules by using a variety of ways. The way is not allowed in academic tasks because it would interfere with the process of assesment. Academic cheating is a complex thing. A wide variety of factors can affect academic fraud. One of the factors that influence academic cheating is religiosity. The study aims to determine the correlation betwen religiosity and academik cheating in terms of gender in class X and XI of the SMA AL-ISLAM KRIAN period 2016-2017. The research is quantitative with accidental sampling technique of convenience sampling. 426 subjects the students of class X dan XI. There are 142 male and 284 female. Data analiyzed using Spearman correlation with SPSS ( Statisticalprogram for yhe social sciences) version 13.0. Results from this study that there is a negative correlation between academic cheating and religiosity r= -0.097 (p=0.046), and there are differences in academic cheating when viewed from the gender sig 0.000, so many factors in addition to religiosity affect academic cheating.
Hubungan antara Fungsi Adaptif Mendengarkan Musik dengan Academic Buoyancy pada Mahasiswa Emerging Adulthood Meidy Christianty Soesanto; Andrian Pramadi; Mary Philia Elisabeth
CALYPTRA Vol. 8 No. 2 (2020): Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya (Mei)
Publisher : Perpustakaan Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak-- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fungsi adaptif mendengarkan musik dengan academic buoyancy pada mahasiswa emerging adulthood. Sebanyak 257 mahasiswa/i aktif berusia 18-25 tahun dipilih menggunakan probability sampling menjadi partisipan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kuisioner on-line. Alat ukur yang digunakan adalah Adaptive Function of Music Listening scale (AFMLS) dan Academic Buoyancy Scale (ABS). Hasil uji hipotesis non-parametrik menemukan adanya hubungan positif yang signifikan antara fungsi adaptif mendengarkan musik dengan academic buoyancy berdasarkan spearman (p = 0.030; r = 0.135). Pada uji korelasi antar aspek fungsi adaptif mendengarkan musik, terdapat hubungan antara regulasi stres dengan academic buoyancy (p = 0.019; r = 0.129). Aspek pengalaman emosional yang kuat dengan academic buoyancy (p = 0.030; r = 0.117). Tidak terdapat hubungan antara aspek regulasi kognitif dengan academic buoyancy (p = 0.066; r = 0.094). Kesimpulan penelitian ini adalah mendengarkan musik secara adaptif dapat membantu meningkatkan academic buoyancy mahasiswa. Saran penelitian selanjutnya adalah menambahkan pertanyaan mengenai analisis lirik dan mengukur faktor-faktor yang bisa mempengaruhi academic buoyancy. Kata kunci: fungsi adaptif mendengarkan musik, academic buoyancy, mahasiswa aktif, emerging adulthood Abstract-- This study aims to determine the relationship between adaptive function of music listening with academic buoyancy on emerging adulthood college students. 257 active college students aged 18-25 years were selected using probability sampling to be participants in this study. This study uses a quantitative approach and on-line questionnaire. The measuring instruments used are Adaptive Function of Music Listening scale (AFMLS) and Academic Buoyancy Scale (ABS). The results of the non-parametric hypothesis test found that there was a significant positive relationship between adaptive listening music functions and spearman academic buoyancy (p = 0.030; r = 0.135). In the correlation test between the adaptive function aspects of listening to music, there is a relationship between stress regulation and academic buoyancy (p = 0.019; r = 0.129). Strong emotional experience aspects with academic buoyancy (p = 0.030; r = 0.117). There was no relationship between aspects of cognitive regulation with academic buoyancy (p = 0.066; r = 0.094). Conclusion of this study is that listening to music in an adaptive way can help college students improve their academic buoyancy. Suggestion for further research is to add questions about lyric analysis and measure factors that can influence academic buoyancy. Keywords: adaptive function of music listening, academic buoyancy, active college student, emerging adulthood
I Would Like to Be Truthful, But…: A Systemic Study of Academic Dishonesty From Conscientiousness, Performance Goal Orientation, Competition, and Peer Influence Perspectives Dyah Ayu Kusumawardani Gunawan; Andrian Pramadi
ANIMA Indonesian Psychological Journal Vol. 33 No. 2 (2018): ANIMA Indonesian Psychological Journal (Vol. 33, No. 2, 2017)
Publisher : Laboratory of General Psychology, Faculty of Psychology, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.711 KB) | DOI: 10.24123/aipj.v33i2.1582

Abstract

Academic dishonesty is any behavior in the learning process which violates the principles of justice and integrity, in order to get higher marks. The complexity of the phenomenon requires a systemic analysis which considers individual and contextual factors. This research used the incidental sampling survey method. The research subjects were 535 Faculty of Psychology students from the 2013 to 2016 classes of Universitas Surabaya. The research goal was to examine the role of individual factors, including conscientiousness and performance goal orientation, and also contextual factors, including competition and peer influence, regarding academic cheating. The research results showed that conscientiousness, performance goal orientation, competition, and peer influence together contributed to academic cheating in the amount of 11.6% (R = 0.340, p = .000). The analysis of each factor showed that there are three factors influencing academic cheating, these being conscientiousness (partial correlation = - .262, p = .000), competition (partial correlation = .129, p = .003), and peer influence (partial correlation = .189, p = .000). However, performance goal orientation did not play any role (partial correlation = .066, p = .128). This implied the existence of other factors, such as self-efficacy, academic achievement, and university regulations.
Penyuluhan Manajemen Stres dan Teknik Relaksasi pada Komunitas Rumah Singgah Herdiana Candrika Maharani; Andrian Pramadi
Keluwih: Jurnal Sosial dan Humaniora Vol. 2 No. 1 (2021): Keluwih: Jurnal Sosial dan Humaniora (April)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/soshum.v2i1.3960

Abstract

Abstract— Economic problems are certainly inseparable from various problems in life. The experience of a community in Surabaya, named RUMAH SINGGAH is a real example of the link between economic problems and health problems. The economic problems faced by members of the RUMAH SINGGAH community are recognized by mothers as a matter of daily thought and anxiety. Thoughts and anxieties related to economic problems experienced by samaritans caused most of them to have difficulty sleeping, poor sleep, and irregular diet. This has a negative impact on health for each individual. Relatedly, the counseling given to members of the RUMAH SINGGAH community is stress management through increased knowledge about stress protective factors, namely social support and the addition of muscle relaxation skills. The results showed that all participants experienced increased levels of relaxation after relaxing the muscles. However, there is no pattern of change in stress levels experienced by RUMAH SINGGAH members from before and after muscle relaxation. Keywords: anxiety, stress, stress management, relaxation, community Abstrak— Permasalahan terkait ekonomi tentu tidak dapat dipisahkan dari berbagai persoalan di kehidupan. Pengalaman sebuah komunitas di Surabaya, bernama Rumah Singgah merupakan contoh nyata tentang adanya kaitan antara masalah ekonomi dan masalah kesehatan. Masalah ekonomi yang dihadapi oleh ibu-ibu dalam komunitas Rumah Singgah diakui oleh para ibu sebagai hal yang selalu menjadi pikiran dan kecemasan setiap harinya. Pikiran dan kecemasan terkait masalah ekonomi yang dialami oleh para ibu Rumah Singgah menyebabkan kebanyakan dari mereka mengalami kesulitan tidur, tidur tidak nyenyak, dan pola makan yang tidak teratur. Hal ini memberi dampak negatif pada kesehatan bagi masing-masing individu. Terkait itu, maka penyuluhan yang diberikan pada para ibu komunitas Rumah Singgah adalah manajemen stres melalui peningkatan pengetahuan tentang faktor protektif stres, yaitu dukungan sosial dan penambahan keterampilan melakukan relaksasi otot. Hasil penyuluhan menunjukkan bahwa seluruh peserta mengalami peningkatan tingkat rileks setelah melakukan relaksasi otot. Meski demikian, tidak terdapat pola perubahan dari tingkat stres yang dialami oleh para ibu Rumah Singgah dari sebelum dan sesudah melakukan relaksasi otot. Kata kunci: kecemasan, stres, manajemen stres, relaksasi, komunitas
Studi Kasus Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Ditinjau dari Protection Motivation Theory Ariestya Magdalena Njotomulio; Andrian Pramadi
INSIGHT: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI Vol 17, No 1 (2021): Insight: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ins.v17i1.2131

Abstract

A healthy lifestyle, including health behavior, illness behavior, as well as sick role behaviorplay a key role in managing type 2 diabetes mellitus (T2DM) as well as limiting its complications. This qualitative descriptive with case study research design utilized a type 2 diabetes mellitus patient who had good Self-Management Diabetes aims to describe the formation of health behavior in patients with type 2 diabetes mellitus reviewed by using Protection Motivation Theory (PMT). PMT consists of five components, namely the Severity, Vulnerability, Response Effectiveness, Self Efficacy, and Fear. Results suggest that the five components in PMT can be used to predict behavioral intentions that are highly related to one’s behavior, and the information either from the environment or intrapersonal plays a role in giving results in the formation of behavioral intentions to make changes in lifestyle, which leads to the emergence of health behaviors.
Mindfulness-Based Cognitive Therapy untuk meningkatkan Psychological Well-Being pada individu dewasa awal dengan emotional loneliness Ni Made Karinadevi Permata Jati; Andrian Pramadi
Procedia : Studi Kasus dan Intervensi Psikologi Vol. 11 No. 3 (2023): Procedia : Studi Kasus dan Intervensi Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/procedia.v11i3.27831

Abstract

This study investigates the effectiveness of Mindfulness-Based Cognitive Therapy (MBCT) in improving Psychological Well-Being (PWB) among emerging adults struggling with emotional loneliness. Emotional loneliness refers to deep feelings of isolation and a lack of meaningful emotional connections with others. This study used a mixed methods design, combining quantitative and qualitative data with research design in the form of a single-case experiment (A-B-A design). The technique used in selecting subjects is using purposive sampling technique and the study was conducted on two participants.. Participant selection was based on predefined criteria utilizing the UCLA-Loneliness Scale to gauge the levels of loneliness and Psychological Well Being Scale to know the baseline of their level of PWB. MBCT intervention was given to both participants in eight sessions with a duration of 60-90 minutes for each session. The intervention targets were the cognitive, affective, and behavioural aspects of the two participants related to the emotional loneliness they experienced. MBCT facilitated self-awareness, emotion regulation, and cognitive understanding of loneliness, leading to the development of healthier and more fulfilling emotional relationships. The results of the study show that MBCT can effectively increase psychological well-being in emerging adult whose struggling with emotional loneliness. The implication of this research is that MBCT can help individuals in the early adult age range in reducing emotional loneliness. this also depends on each individual's awareness and intention to rise from the downturn of feelings experienced. Studi ini menyelidiki efektivitas Mindfulness-Based Cognitive Therapy (MBCT) dalam meningkatkan Psychological Well-being (PWB) di kalangan orang dewasa yang berjuang dengan kesepian emosional. Kesepian emosional mengacu pada perasaan terisolasi yang mendalam dan kurangnya hubungan emosional yang bermakna dengan orang lain. Penelitian ini menggunakan desain metode campuran, yaitu menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif dengan desain penelitian berbentuk eksperimen kasus tunggal (desain A-B-A). Teknik yang digunakan dalam pemilihan subjek adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling dan penelitian dilakukan terhadap dua orang partisipan. Pemilihan partisipan didasarkan pada kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan UCLA-Loneliness Scale untuk mengukur tingkat kesepian dan Psychological Well Being Scale untuk mengetahui dasar dari kesepian. tingkat PWB mereka. Intervensi MBCT diberikan kepada kedua partisipan dalam delapan sesi dengan durasi 60-90 menit untuk setiap sesinya. Sasaran intervensi adalah aspek kognitif, afektif, dan perilaku kedua partisipan terkait kesepian emosional yang dialaminya. MBCT memfasilitasi kesadaran diri, pengaturan emosi, dan pemahaman kognitif tentang kesepian, yang mengarah pada pengembangan hubungan emosional yang lebih sehat dan memuaskan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MBCT secara efektif dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis pada orang dewasa baru yang berjuang melawan kesepian emosional. Implikasi dari penelitian ini adalah MBCT dapat membantu individu pada rentang usia dewasa awal dalam mengurangi kesepian emosional. Hal ini juga tergantung pada kesadaran dan niat masing-masing individu untuk bangkit dari keterpurukan perasaan yang dialami.
Empty chair therapy untuk menurunkan gejala generalized anxiety disorder pada emerging adulthood Anggi Citra Alfiroh; Andrian Pramadi
Jurnal Psikologi Tabularasa Vol 18, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jpt.v18i2.11190

Abstract

ABSTRACTThe emerging adulthood phase is someone aged 18-25 years. At this stage, individuals, especially men, will be faced with various demands such as education, finances, relationships, and so on. These demands can cause a man in emerging adulthood sustain generalized anxiety disorder (GAD). This study aims to determine the effectiveness of empty chair therapy to reduce the symptoms of GAD sufferers. The subject of this research is a 25 years old man. The research method is a single subject experimental design with empty chair intervention technique. Assessment or measurement methods in this research by using interview, observation, GAD-7 questionnaires, graphics and TAT. The results is show that empty chair therapy can reduce GAD-7 symptoms through the process of releasing negative thoughts and feelings due to events in the past.ABSTRACTFase emerging adulthood yaitu seseorang yang berada pada usia 18-25 tahun. Pada tahapan ini individu khususnya pada pria akan dihadapkan pada berbagai tuntutan seperti terkait pendidikan, finansial, relasi, dan sebagainya. Tuntutan tersebut dapat menyebabkan seorang pria emerging adulthood mengalami kecemasan menyeluruh atau disebut generalized anxiety disorder (GAD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas empty chair therapy untuk mengurangi gejala penderita GAD. Subjek penelitian adalah seorang pria usia 25 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen single subject design dengan teknik intervensi kursi kosong (empty chair). Metode asesmen atau pengukuran menggunakan wawancara, observasi, kuisioner GAD-7, grafis dan TAT. Hasil penelitian menunjukkan terapi kursi kosong dapat menurunkan gejala kecemasan yang dialami penderita GAD melalui proses melepaskan pikiran dan perasaan negatif akibat peristiwa di masa lalu