Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pemetaan Potensi Wisata Kampung Berbasis Masyarakat di Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang R.M. Mahendradi; Yuni Kurniasih; Tri Asih Wismaningtyas
Journal of Public Administration and Local Governance Vol 6, No 1 (2022): Develop Tourism From Various Sides
Publisher : Social and Political Science Faculty - Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jpalg.v6i1.5657

Abstract

Pengembangan wisata kampung akan bermanfaat bagi penciptaan lapangan kerja, mengurangi tingkat kemiskinan, pelestarian lingkungan dan kearifan lokal. Kecamatan Magelang Tengah merupakan kawasan dengan potensi wisata yang prospektif untuk dikembangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peta potensi wisata berbasis masyarakat di Kecamatan Magelang Tengah dan menganalisis upaya pemerintah Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang dalam mengembangkan wisata kampung berbasis masyarakat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data yaitu survey, wawancara, focus group discussion (FGD), observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemetaan wisata berbasis masyarakat yang dapat dipetakan di Kecamatan Magelang Tengah telah sesuai dengan aspirasi masyarakat di masing-masing RT dan RW yang dijadikan percontohan. Hal ini dibutkikan dari aspek-aspek perencanaan pembangunan, kelembagaan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pengusahaan, pemasaran dengan menggunakan teknologi dan media sosial serta aspek partisipasi masyarakat sudah sesuai. Kemudian dari segi kesiapan sumber daya manusia menurut jumlah penduduk usia produktif rata-rata mendukung terbukti pada saat pemetaan saling berkontribusi. Tingkat keamanan cukup kondusif sehingga layak untuk diselenggarakan wisata kampung. Tingkat ekonomi menunjukkan bahwa masyarakat di kedua obyek wisata kampung tersebut sangat membutuhkan peningkatan pendapatan. Kegiatan dalam organisasi kampung masing-masing sudah berjalan dengan baik.
Analisis Ketercapaian Implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik di Pemerintah Kota Semarang (Studi Kasus: Organisasi Perangkat Daerah dan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Kota Semarang) Tri Asih Wismaningtyas; Yuni Kurniasih
Journal of Public Administration and Local Governance Vol 5, No 1 (2021): Prioritizing Public Service in an Uncertain Era
Publisher : Social and Political Science Faculty - Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jpalg.v5i1.3850

Abstract

Transparansi merupakan salah satu aspek penting dalam mewujudkan good governance. Pemerintah didorong untuk dapat bersikap terbuka dalam menyelenggarakan pemerintahan. Salah satu pemerintah daerah yang termasuk dalam kategori informatif dan menempati urutan pertama di Provinsi Jawa Tengah dalam hal transparansi badan publik adalah Pemerintah Kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ketercapaian implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) di Pemerintah Kota Semarang serta faktor-faktor yang mempengaruhi implementasinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualititatif melalui teknik pengumpulan data yaitu observasi dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini adalah keterbukaan informasi publik di lingkungan Pemerintah Kota Semarang telah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari kelengkapan dan kemutakhiran informasi yang tertera di situs resmi Pemerintah Kota Semarang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti komitmen pemerintah, kompetensi, anggaran dan fasilitas.
Collaborative Governance Dalam Pengelolaan dan Pengembangan Pariwisata di Desa Ngargogondo Kecamatan Borobudur Fadlurrahman Fadlurrahman Fadlurrahman; Yuni Kurniasih Kurniasih; Rizza Arge Winanta
Jurnal Pemerintahan dan Politik Vol. 7 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Indo Global Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jpg.v7i2.2104

Abstract

ABSTRACT Ngargogondo, a village which is close to the world's tourist attractions, Borobudur Temple, wants to be developed into a tourist village. Some of the tourism potentials of this village include language village tours, Balkondes which provides meeting packages, home stays, off road jeeps tour, vw tours, trails tours, and andong village tours, durian nursery centers, ireng mask dance, and the Krobong craft center. Although there is a lot of potential, the development still not massive enough. The research was conducted with descriptive qualitative method. The research location is in Ngargogondo Village, Borobudur District, Magelang Regency, Central Java. Data collected through FGD, interviews, observation, and documentation. Informants were selected purposively. The results of the study indicated that Ngargogondo Village had an uncoordinated stakeholder network structure. They are Disparpora Magelang Regency, Tidar University, PT. Pegadaian, Ngargogondo Village Government, Pokdarwis, Balkondes, BUMDes, and the Social Community. Stakeholders have contributed according to their respective roles. One thing that is unfortunate is that the existing networked structure does not yet have a unified vision and ideals towards the formation of a tourist village. There are concerns that there will be overlapping or friction between the Pokdarwis, Balkondes, and BUMDes fields of tourism business due to the unclear division of labor if an organized network structure is formed.  Keywords : Collaborative Governance, Ngargogondo Village, Tourism Village ABSTRAK Desa Ngargogondo yang dekat dengan obyek wisata dunia yakni Candi Borobudur, ingin dikembangkan menjadi sebuah desa wisata. Beberapa potensi wisata yang dimiliki desa ini antara lain wisata desa bahasa, Balkondes, home stay, jeep off road, vw tour, trabasan trai, wisata desa andong, pisat pembibitan durian, tari topeng ireng, dan pusat kerajibnan krombong. Meskipun terdapat banyak potensi pendukung wisata, namun pengembangannya belum cukup masif. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian di Desa Ngargogondo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik FGD, wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Informan dipilih secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan Desa Ngargogondo memiliki struktur jaringan stakeholder yang tidak terkoordinir dengan baik, yaitu Disparpora Kabupaten Magelang, Universitas Tidar, PT. Pegadaian, Pokdarwis, Balkondes, BUMDes, dan masyarakat itu sendiri. Meskipun masing-masing stakeholder telah menjalankan perannya, namun networked structure yang ada belum memiliki kesatuan visi dan cita-cita menuju terbentuknya sebuah desa wisata. Terdapat kekhawatiran akan adanya tumpang tindih atau terjadi gesekan lahan bisnis wisata di kalangan Pokdarwis, Balkondes, dan BUMDes karena pembagian kerja yang tidak jelasjika suatu saat dibentuk struktur jaringan yang terorganisir. Kata Kunci : Collaborative Governance, Desa Ngargogondo, Desa Wisata 
Smart City Kota Magelang : Perubahan Manajemen Pemerintahan Daerah dalam Penerapan Electronic Governance Yuni Kurniasih; Tri Asih Wismaningtyas
JIAP (Jurnal Ilmu Administrasi Publik) Vol 8, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jiap.v8i2.2734

Abstract

Governance perspective appears as a solution to the limitations of the government’s concept. The development of increasingly smart technologies makes the concept of ‘smart’ not only applied to a variety of devices, but also to various systems and orders. So that management changes by linking information technology in government organizations are needed. This effort is considered effective to improve government performance, especially in public services. This research using qualitative methods. This aims of this research is to find out how management changes of the Magelang City as a smart city and to find out whether are all components of both the government environmental and the communities are ready for the existence of smart city. The results of this research are management changes of Magelang City as smart city has begun. That is can be analyzed in the form of framework thinking changes, changing the structure, re-empowerment, and renewal. Readiness of the government of Magelang City is already exist to confront as smart city, but it still needs more improvement. Therefore, in the implementation of smart city program, the government of Magelang City should encourage socialization to the society that there is a form of public service through utilize information technology and carry out deliberations on it to stakeholders in order to create cooperation to realize the actual concept of smart city in Magelang City.
COMMUNITY BASED TOURISM DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI DESA NGARGOGONDO KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG Tri Asih Wismaningtyas; Ari Mukti; Yuni Kurniasih; Rizza Arge Winata; Fadlurrahman Fadlurrahman; Sri Suwitri; Sri Mulyani; Hendrarto Hendrarto
Jurnal Pemerintahan dan Politik Vol. 7 No. 4 (2022)
Publisher : Universitas Indo Global Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jpg.v7i4.2525

Abstract

ABSTRACTThe development of Community Based Tourism (CBT) places the community as the main actor in various tourism activities so that the benefits are fully allocated to the local community. Ngargogondo Village has natural potential, human resource potential and strong cultural potential to be developed into a tourist attraction. This research was conducted with a qualitative descriptive method. The research location is in Ngargogondo Village, Borobudur District, Magelang Regency. Data collection techniques through FGD, interviews, observation, and documentation. Informants were selected by purposive sampling technique. The results showed that all aspects of Community Based Tourism (CBT) already existed in the implementation of tourism in Ngargogondo Village. From the aspect of environmental sustainability, the Ngargogondo Village government and parties involved in tourism activities have paid attention to environmental sustainability. This is because the preservation of nature is an attraction for tourists to visit Ngargogondo Village. From the aspect of local culture, this culture still exists in the people of Ngargogondo Village such as Topeng Ireng, Laras Madyo, Hadroh and Rampak Celeng although several other cultures have started to disappear such as Ketoprak, Jathilan and Ndolalak. From the aspect of community participation, the community has initiated the development of Menoreh Teraresing Tourism, Watu Putih Resort, Language Village and Rabbit Park. Then from the aspect of increasing community income, tourism in Ngargogondo Village has a very positive impact, especially for the absorption of labor in tourism objects and the expansion of the small and medium-sized enterprises (SMEs) market. Keywords : CBT; Tourism; Community ABSTRAKPengembangan Community Based Tourism (CBT) menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama berbagai kegiatan kepariwisataan sehingga manfaat sepenuhnya diperuntukkan bagi masyarakat lokal. Desa Ngargogondo memiliki potensi alam, potensi sumber daya manusia serta potensi budaya yang kuat untuk dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian di Desa Ngargogondo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Teknik pengumpulan data melalui FGD, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua aspek Community Based Tourism (CBT) sudah ada dalam penyelenggaraan wisata di Desa Ngargogondo. Dari aspek keberlanjutan lingkungan, pemerintah Desa Ngargogondo dan pihak yang terlibat dalam kegiatan pariwisata telah memperhatikan kelestarian lingkungan. Hal ini dikarenakan kelestarian alam merupakan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Desa Ngargogondo. Dari aspek budaya lokal, budaya tersebut masih eksis di masyarakat Desa Ngargogondo seperti Topeng Ireng, Laras Madyo, Hadroh dan Rampak Celeng walau beberapa kebudayaan lain sudah mulai hilang seperti Ketoprak, Jathilan dan Ndolalak. Dari aspek partisipasi masyarakat, masyarakat mempunyai inisiasi dalam pengembangan Wisata Terasering Menoreh, Watu Putih Resort, Desa Bahasa dan Taman Kelinci. Kemudian dari aspek peningkatan pendapatan masyarakat, wisata yang ada  di Desa Ngargogondo memberikan dampak sangat positif khususnya untuk penyeraparan tenaga kerja di objek wisata serta perluasan pasar UMKM. Kata Kunci : CBT; Pariwisata; Masyarakat
SINERGITAS AKADEMISI DAN BAWASLU DALAM PENCEGAHAN BERITA HOAX DAN BLACK CAMPAIGN Muhammad Ardhi Razaq Abqa; Yuni Kurniasih; Meydora Cahya Nugrahenti
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2022): Volume 3 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i3.7951

Abstract

Hoax dan black campaign selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan signifikan khususnya pada pemilu serentak 2019 lalu. Hal ini sangat berbahaya dan mengancam demokrasi di Indonesia. Pasalnya apabila tidak dilakukan pencegahan secara baik akan semakin berbahaya lagi untuk pemilu serentak 2024 mendatang. Terbaru pada Pemilihan Walikota Magelang (Pilwalkot) 2020 juga terjadi beberapa pelanggaran hoax dan black campaign yang pada akhirnya masuk dalam sengketa pemilu. Sehingga Penyelenggara pemilu perlu bersinergi dan bekerjasama dalam mencegah hoax dan black campaign. Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sudah bekerja maksimal tetapi perlu diperkuat oleh stake holder salah satunya bersinergi dengan akademisi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode sosialisasi dan FGD. Metode ini digunakan untuk memberikan pembekalan materi terkait sinergitas akademisi dan Bawaslu dalam mencegah hoax dan black campaign yang dapat meminimalisir penyimpangan-penyimpangan pemilu khususnya supaya demokrasi di Indonesia lebih baik. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman pentingnya sinergitas akademisi dan Bawaslu khususnya dalam mencegah hoax dan black campaign. Serta memotivasi dan mendorong keterlibatan masyarakat untuk membantu mencegah hoax dan black campaign di tengah masyarakat. Hasil pengabdian; telah terlaksana kegiatan pengabdian dan dihasilkan sebuah kesepahaman bahwa akademisi fokus dalam kajian literasi serta melahirkan pemilih cerdas milenial melalui edukasi politik dan bijak dalam bersosial media serta mendorong keterlibatan mahasiswa dalam pemilu.
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan RPJMDes 2021-2027 di Desa Cepedak, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo Fendi Widiatmoko; Eny Boedi Orbawati; Yuni Kurniasih
PESIRAH: Jurnal Administrasi Publik Vol. 3 No. 2 (2022): PESIRAH: Jurnal Administrasi Publik
Publisher : lmu Administrasi Publik, FISIP, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47753/pjap.v3i2.49

Abstract

Artikel ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis partisipasi masyarakat dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa). Teori yang digunakan adalah teori partisipasi dari Eko (2004). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Data penelitian terdiri dari data primer yang berasal dari wawancara dengan informan penelitian di lapangan. Sedangkan data sekunder berasal buku, literature, sumber tertulis lain yang memiliki hubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Informan dalam penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling, yang terdiri dari 7 orang yaitu Ketua BPD Cepedak, Kepala Desa Cepedak, Sekretaris Desa Cepedak, Anggota Karang Taruna, PKK, dan Masyarakat Desa Cepedak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa; pertama, pada aspek voice, masyarakat dapat menyampaikan aspirasi, gagasan, kebutuhan, kepentingan dan lain-lain melalui forum musyawarah Desa Cepedak. Kedua, aspek akses, semua unsur masyarakat Desa Cepedak sudah terlibat. Ketiga, aspek kontrol terbagi menjadi dua yaitu kontrol terhadap masyarakat dan pemerintah. Kontrol terhadap masyarakat maupun pemerintah sudah berjalan dengan baik.
INOVASI PEMERINTAH DAERAH: SIMPERDA SEBAGAI WUJUD SMART CITY DI KOTA SEMARANG Yuni Kurniasih; Joko Tri Nugroho
GEMA PUBLICA Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Departemen Administrasi Publik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.696 KB) | DOI: 10.14710/gp.7.1.2022.187-196

Abstract

Era globalisasi dan digital pada saat ini menuntut kepada sebuah pelayanan informasi yang cepat, tepat, dan akurat. Keterbukaan informasi menjadi kebutuhan masyarakat. Inovasi harus dilakukan oleh pemerintah untuk dapat memenuhi kebutuhan di era tersebut. Inovasi tersebut berkaitan dengan perencanaan pembangunan berbasis teknologi. Smart City adalah penerapan konsep kota cerdas dengan pemanfaatan teknologi untuk mewujudkan pelayanan masyarakat yang baik. Salah satu pemerintah daerah yang berinovasi melakukan hal tersebut adalah Pemerintah Kota Semarang. Pemerintah Kota Semarang membuat sistem perencanaan pembangunan berbasis teknologi yang diberi nama SIMPERDA (Sistem Perencanaan Daerah). Metode yang digunakan dalam penelitian  adalah studi literatur melalui data sekunder. Tujuan dari penelitian ini adalah guna mengetahui pelaksanaan penerapan Smart city dalam SIMPERDA dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang ada untuk mewujudkan bahwa Pemerintah Kota Semarang bisa menjadi salah satu daerah yang telah menjalankan salah satu syarat agar menjadi Good Governance. Aplikasi Simperda yang berbasis teknologi ini diharapkan dapat menuntut pelaku perencanaan agar dapat sesuai dengan tata kelola mekanisme alur kinerja. Setiap rangkaian perencanaan dari tingkatan kecamatan sampai dengan kabupaten dilakukan secara terintegrasi. Seluruh proses dalam setiap rangkaian perencanaan dilakukan secara online melalui Simperda ini. Kata Kunci: Inovasi, Smart City, Simperda