Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Musik Gamelan Meningkatkan Kualitas Tidur Lansia di Desa Kagok - Tegal Arif Rakhman; Anisa Oktiawati; Khodijah Khodijah
Jurnal Smart Keperawatan Vol 4, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.312 KB) | DOI: 10.34310/jskp.v4i2.86

Abstract

Populasi lansia di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun dimana dapat menimbulkan permasalahan terkait aspek medis salah satunya yaitu permasalahan gangguan tidur pada lansia. Terapi non farmakologi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah penurunan kualitas tidur adalah terapi musik. Musik dipilih dengan mempertimbangkan ras, kelas sosialdan latar  belakang  pendidikan. Maka dari itu musik gamelan sangat tepat untuk diperdengarkan bagi lansia.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi music gamelan terhadap kualitas tidur lansia di Desa Kagok Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi experimentaldan rancangan penelitian menggunakan One GroupPre-Post Test Design dimana dalam rancangan ini terdapat pengukuran kualitas tidur sebelum dan setelah diberikan terapi music gamelan. Besar sampel ditentukan berdasarkan rumus analitis kategorik berpasangan pada tingkat kemaknaan 5% dan ditambahdengan estimasi drop outyaitu 16 responden. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesionerPittsburg Sleep Quality Index (PSQI)untuk menilai kualitas tidur lansia. Uji statistik penelitian ini menggunakan Wilcoxon Test. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan kualitas tidur lansia sebelum dan setelah diberikan terapi musik gamelan dengan p value 0,002 (p value< 0,05). Terapi musik gamelan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas tidur lansia di Desa Kagok Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Kata Kunci: Pengaruh, Terapi Music Gamelan, Kualitas Tidur, Lansia.
Bermain Terapeutik Clay Menurunkan Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah Saat Tindakan Injeksi Anisa Oktiawati; Wisnu Widyantoro; Ayu Mey Fahmi Fardlillah
Malahayati Nursing Journal Volume 2 Nomor 4 Tahun 2020
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.378 KB) | DOI: 10.33024/manuju.v2i4.3013

Abstract

ABSTRACT: PLAYING CLAY THERAPEUTIC REDUCES ANXIETY LEVELS IN PRE-SCHOOL AGE DURING INJECTION ACTION Background: Many children who are hospitalized have anxiety. The child's anxiety was caused by the injection. Anxiety in children is characterized by a refusal reaction, the child is afraid of the treatment given, the child often cries and is not cooperative with health workers. For this reason, clay therapy is given, where playing can make children happier and more comfortable so that stress and tension can be avoided.Objective: To determine the effect of clay therapy on anxiety levels in preschool children during injection in the Orchid room of dr. Soeselo Slawi.Research Methods: This type of research is quantitative, quasi experimental design with one group pretest and posttest design approach. The sample in this study were 20 preschool children. The instrument used was an observation sheet to determine anxiety using the Spence Children Anxiety Scale. Data analysis was univariate (frequency distribution) and bivariate (Wilxocon test).Results: The results of the Wilcoxon test using a computer program at an error rate of 5% (ρ - 0.05) were obtained ρ value = 0.002 so that ρ value <ρ namely (0.002 <0.05) which means that Ha is accepted and it means that there is an effect of playing therapeutic clay on the level of anxiety in preschool children during the injection in the Anggrek room RSUD dr. Soeselo Slawi.Conclusion: there is an effect of playing therapeutic clay on the level of anxiety in preschool children during the injection in the Orchid room at RSUD dr. Soeselo Slawi. The recommendation from this study is that clay can be given to preschoolers to reduce anxiety during injection. Keywords: Play, Clay, Injection, Anxiety            INTISARI: BERMAIN TERAPEUTIK CLAY MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH SAAT TINDAKAN INJEKSI   Latar Belakang : Anak yang dirawat di rumah sakit banyak yang mengalami kecemasan. Kecemasan pada anak tersebut disebabkan saat tindakan injeksi. Kecemasan pada anak ditandai dengan reaksi menolak, anak takut terhadap pengobatan yang diberikan, anak sering menangis dan tidak kooperatif pada petugas kesehatan. Untuk itu, diberikan terapi clay, dimana bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya stress dan ketegangan dapat dihindarkan.Tujuan : Mengetahui pengaruh terapi clay terhadap tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah saat tindakan injeksi di ruang Anggrek RSUD dr. Soeselo Slawi.Metode Penelitian :  Jenis penelitian kuantitatif, rancangan quasi experimental design dengan pendekatan one group pretest and posttest design. Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia prasekolah sebanyak 20 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi untuk mengetahui kecemasan dengan menggunakan Spence Children Anxiety Scale. Analisis data secara univariat (distribusi frekuensi) dan bivariate (wilxocon test).Hasil : Hasil dari uji Wilcoxon test dengan menggunakan program komputer pada tingkat kesalahan 5% (ρ – 0.05) di peroleh ρ value = 0.002 sehingga ρ value < ρ yaitu (0.002 < 0.05) yang berarti Ha diterima dan artinya ada pengaruh bermain terapeutik clay terhadap tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah saat tindakan injeksi di ruang Anggrek RSUD dr. Soeselo Slawi.Kesimpulan : ada pengaruh bermain terapeutik clay terhadap tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah saat tindakan injeksi di ruang Anggrek RSUD dr. Soeselo Slawi.Rekomendasi dari penelitian ini adalah clay dapat diberikan pada anak usia prasekolah untuk mengurangi kecemasan saat tindakan injeksi. Kata Kunci : Bermain, Clay, Injeksi, Kecemasan
PENYULUHAN KESEHATAN DAN PENERAPAN SENAM ANTI STROKE PADA MASYARAKAT DESA GUMAYUN KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL anisa oktiawati
Jurnal Pengabdian Mitra Masyarakat (JPMM) Vol 1, No 2: Oktober (2019)
Publisher : Universitas Amikom Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.283 KB) | DOI: 10.35671/jpmm.v1i2.923

Abstract

Background: As we get older, many disorders or diseases whose prevalence increases, organ systems undergoing an aging process will be vulnerable to disease. One of the diseases often experienced by the elderly is hypertension. People with hypertension must get treatment properly. Moreover, treatment of risk factors or other comorbid conditions must also be carried out until obtaining the target therapy for each condition. The results of a preliminary study through interview on 20 patients with hypertension at RW 06 said they wanted to know more about hypertension and its dangers. 10 hypertension sufferers at RW 06 said they had been hospitalized because of hypertension until they had a mild stroke.Objective: It is expected that health education about hypertension and the application of anti-stroke exercises can control and reduce blood pressure for people with hypertension and will ultimately reduce the risk of stroke complications.Methods: Community service has been carried out, using promotive and preventive methods by community empowerment through the assistance of health cadres. The team in community service was D III Nursing Lecturer with some students and health cadres at RW 06 Gumayun Village, Dukuhwaru District, Tegal Regency.Results: From the evaluation results, it showed that the cadre and community members of RW 06 were very enthusiastic in participation of the extension activities from beginning to the end. From the results of questions and answers conducted by the moderator after the delivery of counseling materials, it can be ensured that most participants have understood about hypertension and they can feel that hypertension can cause complications. Anti-stroke gymnastics was carried out in order to achieve optimal welfare, by promoting and preventing the reduction in the incidence of stroke due to high blood pressure suffered by some people.Conclusion: The community service was attended by Cadres and Chairperson of RW 06 who were actively involved and gave satisfaction to the affected communities and increased community knowledge and ability in fulfilling healthy lifestyles, especially for controlling blood pressure in people with high blood pressure. It has made the fulfillment of higher education institutions. The community hopes that the activity can continually exist for those who need the attention of experts in their fields.Keywords: Hypertension, Gymnastics, Stroke 
SIMULASI PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA ANGGOTA PATROLI KEAMANAN SEKOLAH (PKS) BINAAN POLRES TEGAL Ita Nur Itsna; Woro Hapsari; Anisa Oktiawati
Jurnal Pengabdian Mitra Masyarakat (JPMM) Vol 1, No 2: Oktober (2019)
Publisher : Universitas Amikom Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.01 KB) | DOI: 10.35671/jpmm.v1i2.922

Abstract

Background : The School Safety Patrol Activity (PKS) is a learning media for students to socialize in an environment outside the school, where children learn to be more sensitive to various actions that occur in the surrounding environment. The form of PKS students' participation in their school in addition to the activities that PKS routinely conducts also needs to be briefed on emergency handling because emergency events can occur anytime and anywhere including in the school environment. This simulation was carried out aimed at increasing the knowledge and skills of PKS members in handling victims of emergency cases in the environment around the school.Method :Simulations were conducted using lecture and demonstration method on: (a) primary and secondary examinations, (b) triage, (c) evacuation of victims and (d) transportation of emergency patients.Result : (1) simulation activities can increase PKS members 'knowledge and understanding in handling emergency cases, (2) enhancing PKS members' knowledge and understanding is done by delivering material, (3) not all PKS members can practice simulated actions due to time constraints. The overall service activites can be judged good by the 4 (four) components, namely: the success of the number of participants exceeds the target because many students are enthusiastic about participating in this activity, the achievement of training objectives (80%), achievement of planned material targets (80%) , and the ability of participants in mastering the material (70%).Conclution: This simulation activity can improve students' knowledge and skills in dealing with emergency conditions that can occur in the environment around the school. 
Focus Group Discussion (FGD) “Pencegahan Fatalitas anisa oktiawati; Ita Nur Itsna; Sri Hidayati
JABI: Jurnal Abdimas Bhakti Indonesia Vol 1 No 2 (2020): Agustus
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jabi.v1i2.209

Abstract

The Ministry of Health is promoting community empowerment through the Community Movement (Germas) to care for health, one of which minimizes the death of accident victims, especially on the streets (traffic). Communities that are often exposed to traffic accidents need to gain knowledge and skills in handling emergency cases to minimize the fatality of traffic accident victims before victims get further assistance at the nearest health facility (puskesmas and or hospital). The method of implementation is done by the method of observation, coordination, program socialization, program implementation. From the evaluation results it was found that the success of the target number of FGD participants can be considered very good, given the target number of participants as many as 100 people, while in the implementation of activities that were present as many as 129 people. The ability of participants in mastering the material can be judged quite good (70%), this is because the delivery of material and simulations are short with limited time so that it can cause participants to not understand the material presented by the resource persons. This service program is expected to be sustainable to improve the understanding and skills of citizens from various circles to be able to handle traffic accident victims according to their competence.
EDUKASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA di PANTI ASUHAN DARUL FARROH Anisa Oktiawati; Maharani Nuke Fauziah; Ratna Tika Nikhmatul Laili
JABI: Jurnal Abdimas Bhakti Indonesia Vol 2 No 2 (2021): Desember
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jabi.v2i2.307

Abstract

Seksualitas dan kesehatan reproduksi remaja didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik dan psikis seorang remaja termasuk keadaan terbebas dari kehamilan yang tidak di inginkan, aborsi yang tidak aman, penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, serta bentuk kekerasan dan pemaksaaan seksual. Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak – kanak dengan dewasa dan relative belum mencapai tahap kematangan mental dan social sehingga mereka harus menghadapi tekanan – tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan. Remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun. Masalah kesehatan reproduksi remaja yang terjadi pada masa remaja sangat bervariasi maka dari itu perlu dibekali dasar untuk menjalani pola hidup yang sehat, agar remaja mampu melewati masa transisi tanpa masalah salah satunya dengan edukasi edukasi masalah kesehatan reproduksi remaja. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus panti asuhan darul farroh, kami mendapatkan informasi bahwa jumlah yang berada disana 27 remaja. Beberapa remaja mengatakan belum pernah mendapatkan informasi tentang pentingnya kesehatan reproduksi pada remaja, beberapa anak juga mengaku tidak percaya diri dan sulit untuk mengambil keputusan saat memiliki masalah karena kurangnya informasi dan wawasan. Pelaksanaan pengabdian masyarakat dengan memberikan penyuluhan kesehatan di panti asuhan darul farroh yang dilaksanakan pada hari Minggu, 09 Mei 2021. Dari hasil evaluasi kegiatan remaja yang mengikuti kegiatan sangat antusias mengikuti kegiatan edukasi dari awal sampai akhir. Kemudian hasil dari sesi Tanya jawab yang dilakukan oleh moderator setelah penyampaian materi edukasi dapat dipastikan bahwa sebagian besar peserta dapat memahami materi kesehatan reproduksi remaja dan bisa menerapkannya di masa yang akan datang. Pengabdian masyarakat ini dihadiri oleh pengurus dan remaja yang berada di panti asuhan darul farroh serta anggota PIK R SMART Bhamada. Dampak dari keberhasilan pengabdian yang diharapkan adalah remaja mampu menjelaskan kembali materi yang sudah dijelaskan dan mampu menerapkannya.
STRATEGI METODE EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (EFT) UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN PADA GURU DALAM MENGHADAPI PEMBELAJARAN DARING Sri Hidayati; Anisa Oktiawati; Ita Nur Itsna
JABI: Jurnal Abdimas Bhakti Indonesia Vol 3 No 1 (2022): Juni
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jabi.v3i1.366

Abstract

Wabah infeksi Covid 19 begitu sangat mengguncang masyarakat dunia, hingga lebih dari 200 Negara di Dunia terjangkit oleh virus ini termasuk Indonesia. Berbagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 pun dilakukan oleh pemerintah di negara-negara di dunia guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19 ini, dengan berbagai cara yakni dengan menjalankan protokol kesehatan, lockdown dan social distancing. Pendidikan di Indonesia pun menjadi salah satu bidang yang terdampak akibat adanya pandemi covid-19 tersebut. Dengan adanya pembatasan interaksi, Kementerian Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan sekolah dan mengganti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan sistem dalam jaringan (daring). Penerapan pembelajaran online juga membuat pendidik berpikir kembali, mengenai model dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Berbagai permasalahan yang timbul tersebut dapat menimbulkan kecemasan pada guru, karena guru di tuntut memahami perubahan-perubahan sosial yang serba cepat sebagai konsekuensi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah mempengaruhi nilai-nilai moral, etika, gaya hidup, dimana tidak semua orang mampu menyesuaikan diri. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh 10 orang guru dan diawali dengan penyampaian tentang kecemasan meliputi definisi, penyebab, dan klasifikasi. Penyampaian materi tentang Emotional Freedom Technique (EFT) meliputi definisi, manfaat, serta teknik pelaksanaan sertademonstrasi EFT dan disertai penggunaan media booklet. Para guru menyimak dengan baik urutan langkah yang dijelaskan dengan memperhatikan langkah-langkah EFT sesuai yang tercantum pada booklet yang diberikan. Penerapan EFT dapat mengurangi kecemasan yang dialami para guru dalam menghadapi pembelajaran daring.