Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

REALOKASI KARTU PRA KERJA DALAM MENDUKUNG INTENSIFIKASI SEKTOR PERTANIAN Abi Pratiwa Siregar; Nadia Oktaviana
AGRISAINTIFIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol 4, No 1 (2020): Agrisaintifika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v4i1.843

Abstract

Seiring perkembangan pandemi COVID-19 di Indonesia, pemerintah mengeluarkan kebijakan Kartu Pra Kerja sebagai salah satu solusi dalam penanganan dampak COVID-19 dari aspek ketenagakerjaan. Anggaran senilai 20 triliun rupiah dinilai sangat besar dibandingkan dengan dampak yang akan dirasakan, khususnya pada saat seperti ini dimana para penyedia lapangan kerja cenderung membatasi rekrutmen pekerja baru atau bahkan merumahkan beberapa pekerjanya. Oleh karena itu, realokasi anggaran kartu pra kerja ke sektor pertanian dianggap alternatif yang tepat, mengingat sektor pertanian merupakan padat karya dan merupakan penyedia kebutuhan pokok masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah: 1) melakukan kajian peran sektor pertanian terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia, dan  2) melakukan simulasi terhadap realokasi anggaran kartu pra kerja untuk intensifikasi pertanian. Metode penelitian ini adalah deskriptif analitis menggunakan data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik dan Kementerian Pertanian.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki kontribusi relatif besar terhadap pendapatan domestik bruto dan penyerapan tenaga kerja. Lebih lanjut, hasil simulasi realokasi anggaran menggambarkan bahwa kebijakan mengalihkan beberapa pos anggaran kartu pra kerja untuk intensifikasi pertanian merupakan hal tepat, terutama dalam kaitannya efektifitas penyerapan tenaga kerja dan penyaluran bantuan, serta untuk menjaga ketersediaan bahan pangan di masyarakat.Kata kunci: COVID-19, intensifikasi pertanian, kartu pra kerja, pengangguran, realokasi anggaran
Pemetaan Neraca Beras dalam Rangka Mempersiapkan Penyediaan Kebutuhan Pokok Utama Masyarakat Menghadapi Pandemi Covid-19 Abi Pratiwa Siregar; Maulana Zeta Redo Satria; Indra Tri Mulyono; Yusila Nur Wijayanti
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 4, No 3 (2020)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.281 KB) | DOI: 10.21776/ub.jepa.2020.004.03.22

Abstract

Dalam kurun waktu tidak sampai 30 hari, COVID-19 telah menyebar di berbagai wilayah di Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan himbauan dan arahan untuk membatasi mobilitas masyarakat. Namun demikian, aspek ekonomi dan kesadaran yang relatif rendah menjadi dua hal utama yang belum mampu diatasi. Salah satu kebijakan lain yang bisa diterapkan adalah karantina wilayah. Apabila pemerintah memutuskan kebijakan tersebut, maka menurut amanah undang-undang, pemerintah harus memenuhi kebutuhan masyarakat, salah satunya adalah beras. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui sebaran luas lahan sawah di Indonesia, 2) mengetahui sebaran jumlah penduduk di Indonesia, 3) melakukan pemetaan neraca beras di Indonesia. Metode dasar peneitian ini adalah deskriptif analitis dengan memakai data sekunder yang berasal dari Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik. Untuk menjawab pertanyaan pertama dan kedua, dilakukan dengan menguraikan data yang telah ada. Selanjutnya, tujuan ketiga diketahui dengan cara membandingkan ketersediaan beras dan kebutuhan beras pada setiap provinsi di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pertubuhan jumlah penduduk berada di atas pertumbuhan luas lahan sawah. Lebih lanjut, dari total 34 provinsi, 8 di antaranya termasuk wilayah dengan kaegori desifit. Upaya yang dapat dilakukan pemerintah apabila tetap ingin melaksanakan karantina wilayah adalah terlebih dulu membuat perencanaan yang efektif dan terukur dalam mendistribusikan bantuan kebutuhan dasar dengan efektif dan tepat sasaran.
Upaya Pengembangan Industri Batik di Indonesia Abi Pratiwa Siregar; Alia Bihrajihant Raya; Agus Dwi Nugroho; Fairuz Indana; I Made Yogya Prasada; Riesma Andiani; Theresia Gracia Yunindi Simbolon; Agustina Tri Kinasih
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 37, No 1 (2020): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v37i1.5945

Abstract

Sejak pengakuan UNESCO pada tahun 2009, batik berkembang lebih cepat dibanding tahun-tahunsebelumnya. Namun demikian, hingga saat ini ketersediaan printing mengenai perkembangan batikmasih menjadi kendala yang belum terselesaikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuiperkembangan batik ditinjau dari jumlah usaha, jumlah tenaga kerja, kapasitas produksi, danpermasalahan yang dihadapi oleh industri batik serta merumuskan upaya dalam pengembanganindustri batik. Penelitian ini dilakukan di 27 provinsi di Indonesia dengan menggunakan metodedeskriptif analitis menggunakan data primer dan data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian,diperkirakan jumlah industri batik di Indonesia mencapai 6.120 unit dengan tenaga kerja sebanyak37.093 orang dan mampu mencapai nilai produksi sekitar 407,5 miliar rupiah per bulan atau setara4,89 triliun rupiah per tahun. Permasalahan yang dihadapi industri batik terdiri dari printing, bahanbaku, keterampilan tenaga kerja, pengembangan usaha kain lokal, pengelolaan limbah, pembinaandan pendampingan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), persaingan dengan printing bermotifbatik. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan batik yaitu memperbaharui printingindustri batik, koordinasi sistem database batik, pemanfaatan sumber daya alam lokal denganmeningkatkan penggunaan pewarna alam, optimalisasi pembinaan industri dan peran Balai LatihanKerja (BLK) dalam peningkatan keterampilan tenaga kerja, sosialisasi potensi batik, pembangunanpengolahan limbah dan peningkatan kesadaran industri batik mengenai pengelolaan limbah,penguatan brand batik tulis dan batik cap, dan advokasi dan pemasaran sosial kepada konsumenmengenai batik tulis dan batik cap.