Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Unsur-Unsur Budaya Lokal dalam Karya Animasi Indonesia Periode Tahun 2014-2018 Andrian Wikayanto; Banung Grahita; Ruly Darmawan
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 15, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v15i2.3003

Abstract

Identitas budaya lokal pada suatu negara mempengaruhi bagaimana bentuk dari karya animasi di negara tersebut. Jepang sendiri memiliki 14 kategori budaya dan Malaysia memiliki 13 kategori pada karya animasi mereka. Hal tersebut membuat karya animasi mereka memiliki ciri khas dimata penonton animasi. Di Indonesia sendiri hal tersebut masih belum terpetakan secara mendetail hingga saat ini. Oleh karena itu pada penelitian ini meneliti seperti apa unsur-unsur budaya lokal yang ada pada karya animasi Indonesia. Metode yang digunakan adalah menggunakan analisis isi dengan pendekatan budaya sebagai landasan teorinya. Hasil yang didapatkan adalah 17 katagori budaya termasuk 5 kategori yang tidak ada pada kategori budaya pada animasi Jepang dan Malaysia. 17 kategori tersebut tersebar kedalam 375 bentuk-bentuk identitas budaya yang merepresentasikan ciri khas budaya Indonesia.
PENGALAMAN INTERAKSI TUNANETRA PENGGUNA APLIKASI ANDROID GO-JEK DAN GRAB Desideria Ristiani; Banung Grahita; Achmad Syarief
Jurnal Sosioteknologi Vol. 20 No. 1 (2021): April
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.2021.20.1.11

Abstract

This study on the interactional experience of people who have visual impairments or disabilities in using Go-jek and Grab Android applications employs usability testing using mixed approach. It is an explanatory sequential design research; quantitative data were measured in time, number of errors, Single Ease Question (SEQ) questionnaire score and System Usability Scale (SUS) score. They were used to evaluate the usability level of the application, and finger mapping data and participant comments were used to find more specific problems in the design or look for user patterns. Usability evaluation was carried out on 6 sub-applications from Go-jek and Grab companies. Good grouping of visual elements and the completion of a small task makes usability perceptions increase. Yet, the design problems that make usability perception decrease are touch targets that are too small in size, bad visual element grouping, too many items in one page, and unfamiliar operational gestures. This research has also found that high usability score is not always determined by visual elements. Navigation behavior has an important role in making good usability perception in users with visual impairment. A problematic visual design could be considered a problem in one navigation method, but not in another.
Narrative Immersion dalam Visual Novel STEINS;GATE, Danganronpa: Trigger Happy Havoc, dan Phoenix Wright: Ace Attorney Novia Putri Miranny Dewi; Banung Grahita
ULTIMART Jurnal Komunikasi Visual Vol 13 No 2 (2020): Ultimart: Jurnal Komunikasi Visual
Publisher : Universitas Multimedia Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31937/ultimart.v13i2.1708

Abstract

Sebagai subgenre atas genre Adventure yang berhasil menguasai 26% pasar industri game di Indonesia pada tahun 2018, visual novel menghadirkan pengalaman bermain yang berfokus terhadap aspek naratif dalam permainan, yang mana melalui penciptaan keingintahuan, pemahaman, dan empati atas serangkaian peristiwa dalam penceritaan memunculkan pengalaman bermain imersif, yang dikenal dengan narrative immersion. Melalui elemen-elemen audiovisual yang dimiliki subgenre tersebut, pemain secara emosional terlibat dalam permainan serta terabsorpsi ke dalam dunia fiksi yang dihadirkan didalamnya, mengesampingkan realitas sebenarnya. Keberhasilan visual novel STEINS;GATE, Danganronpa: Trigger Happy Havoc, dan Phoenix Wright: Ace Attorney dalam meraih resepsi sebesar 97% pada Steam dan kesuksesan dalam menjual lebih dari 900 ribu kopi menunjukkan bahwa ketiga visual novel tersebut sukses meraih antusiasme serta apresiasi dari kalangan penggemar visual novel games. Untuk mengetahui visual novel mana diantara ketiganya yang paling imersif, digunakan instrumen penelitian berupa kuisioner Player Immersion in Computer Game Narrative (PICGN) sebagai alat ukur penelitian kuantitatif terhadap ketiga visual novel, yang mana diujikan kepada 30 responden yang merupakan penggemar visual novel games.
PREFERENSI DAN USER EXPERIENCE PEMBACA TERHADAP APLIKASI MAJALAH DIGITAL ”FLIPBOARD, KINDLE, DAN GRAMEDIA DIGITAL” Mario Dopades; Banung Grahita; Riama Maslan Sihombing
Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan Periklanan (Demandia) Vol 6 No 2 (2021): demandia - Jurnal Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan Periklanan
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/demandia.v6i2.3677

Abstract

Bergesernya tren media menjadi digital mengharuskan perusahaan yang bergerak di bidang media cetak seperti majalah untuk berkembang ke ranah digital agar tidak kehilangan konsumen. Majalah sebagai media yang menyediakan informasi, perlu mengemasnya ke dalam bentuk digital, karena apabila hal tersebut tidak dilakukan maka majalah tersebut ditinggalkan konsumen. Aplikasi majalah digital sebagai produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen untuk membaca, membuat developer aplikasi majalah digital perlu memahami kebutuhan pengguna. Dengan demikian, pengalaman pengguna yang ditawarkan oleh aplikasi majalah digital tentu saja menjadi pertimbangan agar aplikasi tersebut dapat menjadi salah satu preferensi pengguna. Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran melalui metode User Experience Questionaire (UEQ) sebagai instrumen pengukuran pola user experience dengan hasil data kuantitatif. Pengujian data kolektif menggunakan analisis korelasi, regresi, dan faktor untuk mengidentifikasi pengaruh user experience terhadap preferensi pengguna. Hasil identifikasi dikaji lebih lanjut dengan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan desain yang ideal sebagai rekomendasi desain. Temuan penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh user experience pada preferensi pengguna berdasarkan tiga faktor dominan, yaitu ramah pengguna terkait dengan kemudahan pengguna ketika menggunakan aplikasi majalah digital, kemudian faktor atraktif terkait dengan visual dan interaksi yang dapat menarik atensi pengguna, dan kecepatan yang terkait dengan seberapa efisien aplikasi majalah digital dapat diandalkan Kata kunci: Majalah digital, pengalaman pengguna, preferensi
Artistic Affordance in Virtual Reality Painting Muhamad Fauzan Sidik; Nuning Yanti Damayanti; Intan Rizky Mutiaz; Banung Grahita
PANGGUNG Vol 34, No 1 (2024): Artistik dan Estetik pada Rupa, Tari, dan Musik
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v34i1.3260

Abstract

Kemunculan Virtual Reality (VR) memungkinkan kegiatan melukis dilakukan di dunia maya, menawarkan media seni yang unik dengan sifat yang sangat berbeda dengan media seni konvensional. Perbedaan materialitas ini berpotensi menghasilkan alternatif media baru, sebuah teori yang dikemukakan oleh Gibson tentang bagaimana suatu lingkungan/sistem menawarkan alternatif berkreasi yang baru. Pada penelitian ini dilakukan eksperimen untuk mengeksplorasi pengalaman pembuatan karya seni dalam ranah virtual menggunakan software VR-Pain. Kami menggunakan pendekatan kualitatif heuristik yang terdiri atas keterlibatan awal, pencelupan, inkubasi, iluminasi, penjelasan, dan sintesis kreatif. Pada proses penelitian, ditemukan bahwa kemungkinan berkreasi dengan VR-Pain dihasilkan dari kuas virtual. Simulasi lukisan dalam VR juga melahirkan sense of agency, yaitu rasa kontrol seniman saat menciptakan karya seni pada lingkup virtual. Studi ini mengusulkan konsep baru keterjangkauan artistik dalam VR, yang mengacu pada segala sesuatu di lingkungan virtual yang memengaruhi proses kreatif dan ekspresi artistik selama pembuatan seni VR. Pemahaman terhadap kemampuan artistik membantu mengomunikasikan fungsionalitas dan kegunaan VR ke sarana kreatif dan artistik serta dapat meningkatkan kepuasan dan keterlibatan pengguna dalam praktik pembuatan seni. Studi ini menunjukkan bahwa diperlukan kolaborasi antara umpan balik diperlukan pengembang, peneliti, dan seniman untuk merancang antarmuka pengguna atau pilihan tools dalam sistem VR yang lebih kaya sehingga akan menjadikan VR sebagai media artistik yang lebih baik. Kata Kunci: alternatif-media-baru, lukis, rasa-kontrol, seni, virtual-reality
Artistic Affordance in Virtual Reality Painting Muhamad Fauzan Sidik; Nuning Yanti Damayanti; Intan Rizky Mutiaz; Banung Grahita
PANGGUNG Vol 34 No 1 (2024): Artistik dan Estetik pada Rupa, Tari, dan Musik
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v34i1.3260

Abstract

Kemunculan Virtual Reality (VR) memungkinkan kegiatan melukis dilakukan di dunia maya, menawarkan media seni yang unik dengan sifat yang sangat berbeda dengan media seni konvensional. Perbedaan materialitas ini berpotensi menghasilkan alternatif media baru, sebuah teori yang dikemukakan oleh Gibson tentang bagaimana suatu lingkungan/sistem menawarkan alternatif berkreasi yang baru. Pada penelitian ini dilakukan eksperimen untuk mengeksplorasi pengalaman pembuatan karya seni dalam ranah virtual menggunakan software VR-Pain. Kami menggunakan pendekatan kualitatif heuristik yang terdiri atas keterlibatan awal, pencelupan, inkubasi, iluminasi, penjelasan, dan sintesis kreatif. Pada proses penelitian, ditemukan bahwa kemungkinan berkreasi dengan VR-Pain dihasilkan dari kuas virtual. Simulasi lukisan dalam VR juga melahirkan sense of agency, yaitu rasa kontrol seniman saat menciptakan karya seni pada lingkup virtual. Studi ini mengusulkan konsep baru keterjangkauan artistik dalam VR, yang mengacu pada segala sesuatu di lingkungan virtual yang memengaruhi proses kreatif dan ekspresi artistik selama pembuatan seni VR. Pemahaman terhadap kemampuan artistik membantu mengomunikasikan fungsionalitas dan kegunaan VR ke sarana kreatif dan artistik serta dapat meningkatkan kepuasan dan keterlibatan pengguna dalam praktik pembuatan seni. Studi ini menunjukkan bahwa diperlukan kolaborasi antara umpan balik diperlukan pengembang, peneliti, dan seniman untuk merancang antarmuka pengguna atau pilihan tools dalam sistem VR yang lebih kaya sehingga akan menjadikan VR sebagai media artistik yang lebih baik. Kata Kunci: alternatif-media-baru, lukis, rasa-kontrol, seni, virtual-reality
Analisis Konten Karakter Arlecchino dalam Membentuk Praktik Ritual Gacha pada Permainan Genshin Impact Dzulya Istiqomah; Banung Grahita; Intan Rizky Mutiaz
Jurnal Ilmu Komputer dan Desain Komunikasi Visual Vol 10 No 1 (2025): Jurnal Ilmu Komputer dan Desain Komunikasi Visual
Publisher : Fakultas Ilmu Komputer Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55732/6r2a5y45

Abstract

 This study explores how the character Arlecchino in Genshin Impact influences players to create and disseminate gacha ritual content on digital platforms. The research employs virtual ethnography and content analysis, collecting visual, narrative, and ritual practice data from social media platforms such as X/Twitter, Facebook, TikTok, YouTube, and others. The ritual practice analysis applies Victor Turner’s (1969) performative practice theory to classify ritual stages and forms. The findings reveal that the visual and narrative elements of Arlecchino play a significant role in motivating players to engage in gacha rituals. These rituals foster diverse interpretations and symbolism associated with the materialities used in the practice. This research enriches the understanding of the relationship between character design, digital culture, and player behavior while offering insights for game developers to design elements that enhance player engagement.