Wawan Sobari
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ELEKTABILITAS DAN MITOS PEMILIH RASIONAL: DEBAT HASIL-HASIL RISET OPINI MENJELANG PEMILU 2014 Wawan Sobari
Jurnal Penelitian Politik Vol 10, No 1 (2013): Partai Politik dalam Timbangan
Publisher : Pusat Penelitian Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jpp.v10i1.218

Abstract

Menjelang Pemilu 2014, lembaga-lembaga riset opini (pollsters) di Indonesia antusias mempublikasikan hasilhasil jajak pendapat {poli) mereka. Para pollsters mempresentasikan tren nilai elektabilitas yang serupa untuk tigapartai besar. Mayoritas lembaga riset opini mengunggulkan Partai Golkar sebagai parpol yang memiliki kesempatanuntuk unggul dalam pemilu mendatang. Meski demikian, hasil-hasil jajak pendapat menyisakan pertanyaan seriusterkait besarnya disparitas nilai-nilai elektabilitas, padahal jajak pendapat dilakukan dalam waktu yang relatifbersamaan. Makalah ini menelaah secara kritis logika fundamental riset-riset jajak pendapat melalui klarifikasimetodologi, profil lembaga, data swing voters, politik konsultansi, dan rasionalitas pemilih. Hasil-hasil pokokterhadap kajian ini di antaranya, pertama, telaah atas metodologi yang digunakan dan profil lembaga riset opinitidak cukup kuat memberikan jawaban yang meyakinkan terhadap perbedaan nilai-nilai elektabilitas parpol yangdipublikasikanpollsters. Berikutnya, kajian terhadap angka swing voters menyisakan pertanyaan karena disparitas ngka swing voters yang besar tidak menjawab fakta-fakta utama penyelenggaraan jajak pendapat yang dilakukanhampir bersamaan. Kemudian, pendekatan kritis dalam melihat praktik jajak pendapat memberikan arahan untuksampai pada argumen tentang jajak pendapat partisan sebagai inti disparitas nilai-nilai elektabilitas parpol. Selainitu, kategorisasi kubu-kubu (camps) di antara lembaga-lembaga riset opini berguna dalam menjelaskan perbedaankepentingan di balik perbedaan hasil-hasil jajak pendapat. Analisis rasionalitas pemilih yang terlalu sederhana jugatelah menghasilkan pemahaman yang kurang tepat terhadap karakter unik pemilih Indonesia. Terakhir, penggunaansecara dominan pendekatan sains (episteme dan techne) dalam pelaksanaan jajak pendapat telah mengabaikankonteks, nilai, realitas praksis pemilih, dan isu kontestasi di antara lembaga-lembaga riset opini.Kata kunci: jajak pendapat, elektabilitas, perilaku memilih, rasionalitas, Pemilu 2014
Efforts of Leaders in Regional Apparatus Organizations (OPD) to Cultivate Innovation in Public Services Fathur Rahman; Wawan Sobari; Ibnu Asqori Pohan
Publisia: Jurnal Ilmu Administrasi Publik Vol 7, No 2: Oktober 2022
Publisher : Universitas Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/pjiap.v7i2.8447

Abstract

 In recent years, innovation has become an instrument to improve the quality of services to the public. From year to year, the number of participants from innovation competitions was increased. However, after the competition over, innovation does not developed and tends to wither or even die. Therefore, there must be an effort made by leaders in every Regional Apparatus Organization (OPD). This study aimed to explain the efforts made by leaders in local governance organizations to cultivate innovation in public service. The data in this paper were collected through observations to each service unit, interviews with leaders, technical managers of innovation units in each OPD and a study of documentation of regional innovation data base reports. The findings, leaders must have a commitment to the institutions and employees to innovate; leaders who are adaptive and dare to take risks; accepts user’s complaints so they changed; collaborate and integrate with stakeholders to designed the public service innovation. Innovation is the result of collective work; leaders and employees have an influence on the sustainability of public service innovation.Keyword: Leaders, Regional Apparatus Organizations, Innovate, Public Service
Perilaku Tidak Memilih Anggota Persatuan Istri Tentara (Persit) Pada Pilkada Kabupaten Malang Tahun 2020 Nofia Mutmainah; Wawan Sobari
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 2 No. 1 (2022): Civil Liberties
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.bjss.2022.002.01.2

Abstract

Perilaku tidak memilih (non voting behavior) di Indonesia mengalami peningkatan, termasuk pada pemilihan kepala daerah di Kabupaten Malang pada tahun 2020. Pada salah satu tempat pemungutan suara (TPS) jumlah pemilih yang tidak memilih mencapai 82 % dari total daftar pemilih tetap . Diketahui bahwa pemilih yang terdaftar pada TPS tersebut adalah istri dari prajurit TNI atau Persit (Persatuan istri tentara). Anggota Persit tetap memiliki hak pilih seperti warga sipil lainnya, berbeda dengan TNI yang tidak diperbolehkan ikut pemilihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah yang menjadi penyebab perilaku tidak memilih pada kalangan Anggota Persit dan apakah kedudukan suami sebagai TNI turut memengaruhi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus dari Robert K Yin. Berdasarkan konsep perilaku tidak memilih yang dikemukakan oleh Rusk dan Regsadale (1993), terdapat Empat pendekatan perilaku tidak memilih yakni: pendekatan demografis, pendekatan psikologi, pendekatan struktural dan pendekatan rasional. Pada kasus ini, faktor psikologi yang diidentifikasi sebagai faktor pendorong dominan terjadinya perilaku tidak memilih. Tidak ada ketertarikan terhadap urusan politik pemerintahan, karena bertempat tinggal di dalam asrama muncul anggapan lalu persoalan pemerintahan daerah tidak memberikan manfaat yang berarti. Sehingga tidak ada inisiatif untuk mencari tau informasi tentang pemilu yang akan berlangsung, kemudian terjadilah ketidaktahuan tentang kandidat calon yang berujung pada keputusan tidak memilih. Selain itu status kapasitas suami sebagai TNI juga menjadi sebab lain dari perilaku tidak memilih anggota persit. Maka perlunya ada upaya nyata dari pemerintah khususnya Komisi penyelenggara pemilu untuk meningkatkan kesadaran pentingnya partisipasi dalam pemilu, diantaranya melalui sosialisasi dan kerja sama. Kata kunci: Perilaku tidak memilih, Hak Pilih, Persit.
Penerapan Tata Kelola Lingkungan dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kabupaten Ponorogo Yhoga Hardy Wiratama; Wawan Sobari; Ali Mashuri
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 2 No. 2 (2023): Environmental and Civil Society
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.bjss.2023.002.02.3

Abstract

Public awareness arises by building green open spaces (RTH) which are used as facilities to improve environmental quality. Effective environmental governance involves awareness, empowerment, coordination and enforcement between government, communities and the private sector. In this study researchers used qualitative methods. The use of qualitative methods is used to understand the phenomena that occur in research. By using qualitative methods, you can explore data in depth so that data collection and data analysis produce accurate data for drawing conclusions. This qualitative case study aims to explore the workings of implementing environmental governance in the management of green open spaces. Data collection techniques used are observation, interviews and documentation. The results of this study indicate that the use of the concept of environmental governance in this study is in the management of green open spaces in Ponorogo seen from the theory of awareness, empowerment, coordination and enforcement which expands on the theory from previous studies. The management of green open space which involves many public actors, namely the government, non-governmental organizations, the private sector and the community will certainly assist the local government in managing it. In this case the effectiveness of environmental governance in the efforts of the Ponorogo Regency Government has been implemented well because it has given awareness to the community of green open spaces provided and the public cares about green open spaces as lungs that can be preserved.