Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KONSERVASI SUMBER DAYA AIR DAN LINGKUNGAN MELALUHI KEARIFAN LOKAL DI DESA MARGODADI KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Rita Dewi Triastianti; Nasirudin Nasirudin; Sukirno Sukirno; Warsiyah Warsiyah
Jurnal Kawistara Vol 7, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.579 KB) | DOI: 10.22146/kawistara.15391

Abstract

Local wisdom has been derived from the expression of ancestors that grows and develops especially in rural life norms which could be related to local food security. The question will be on what kind of natural resources can be managed without damaging the environment. In line with the issue, we need to know the local natural resources and manage it through the people behavior by following the local norms. Margodadi Village located in the western part of Sleman regency. The condition of society and its natural resources and environment is still original and unique. Activities undertaken by the community are mostly simple and traditional. Live harmony between individuals in society still exists. Natural resources and the environment are utilized by the community from generation to generation to this day, such as the existence of clean water - lake which is considered out of a big banyan tree. This water comes out of the ground under the tree and is called “Tuk Sibedug”. The water of this lake is often used for bathe rituals in a pond and the rest flows into the river for farming irrigation especially rice fields. By knowing the inner or spiritual strength of each individual, the norms of life will grow and develop, so that natural resources and environment can be managed better. Natural resources from the agricultural, livestock, fishery and small industries sectors are possible to potentially generate per capita income of 519 kg per person per year. This shows the existence of local food security in the villages of Seyegan that has been achieved.
Pengaruh Bahan Organik Dan Jamur Mikoriza Arbuskula Terhadap Harkat Tanah Pasir Pantai Selatan Yogyakarta Yang Menjadi Medium Pertumbuhan Jagung (Zea Mays) Akhsin Zulkoni; Dewi Rahyuni; Nasirudin Nasirudin
Media Ilmiah Teknik Lingkungan (MITL) Vol 5 No 1 (2020): Media Ilmiah Teknik Lingkungan
Publisher : ​Institute for Researches and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.226 KB) | DOI: 10.33084/mitl.v5i1.1348

Abstract

Keberadaan tanah pasir pantai menyebabkan proses evaporasi dan degradasi oleh mikroba berlangsung cepat dan tanah pasir pantai miskin unsur hara. Lahan pasir pantai menjadi alternatif lahan pertanian, Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan organik dan inokulasi Jamur Mikoriza Arbuskula (JMA) terhadap harkat tanah pasir pantai. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap dengan 3 ulangan. Faktor diuji adalah takaran bahan organic dari 0, 20, 40, dan 60 ton/ha; dan inokulasi JMA yaitu 0 dan 150 g/lubang tanam. Parameter yang dianalisis adalah pH (H2O), C organik, N total, C/N, P dan K tersedia. Data hasil penelitian dianalisis secara diskriptif dengan membandingkan Harkat sifat kimia tanah yang dikeluarkan oleh Balai Penelitian Tanah (2009), dan dianalisis menggunakan Anova α 1 dan 5%. Bila ada pengaruh yang nyata, dilanjutkan uji BNT α 5%. Penambahan bahan organik ke dalam tanah mampu meningkatkan harkat sifat kimia tanah setelah masa inkubasi. Sedangkan harkat sifat kimia tanah setelah masa tanam jagung yang bermikoriza menurunkan dibanding dengan jagung tanpa JMA. Berdasar analisis keragaman, ternyata takaran bahan organik sebanyak 60 ton/ha merupakan perlakuan terbaik untuk meningkatkan kadar C organik, N total, P dan K tersedia serta KTK pada masa inkubasi. Setelah masa tanam jagung, C organik dan N total tertinggi tejadi pada tanah tanpa mikoriza dengan tambahan bahan organik 40 ton/ha, sedang untuk P dan K tersedia serta KTK terbaik pada tanah bermikoriza dengan tambahan bahan organik 40 ton/ha.
Analisis Kesediaan Membayar WTP (Willingness To Pay) Dalam Upaya Perawatan Lingkungan Alun- Alun Kota di Kabupaten Lumajang Jawa Timur Yasinta Daniar Syahputri; Nasirudin Nasirudin
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 19 No. 2 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37412/jrl.v2i2.6

Abstract

Lumajang merupakan Kabupaten dengan pertumbuhan jumlah penduduk mencapai 1% setiap tahunnya. Banyaknya penduduk akan mempengaruhi kebutuhan transportasi yang berdampak pada pencemaran udara. Salah satu cara untuk mengurangi polusi udara yaitu pembangunan ruang terbuka hijau. Masalah yang lambat laun muncul yaitu terjadinya kerusakan sarana dan prasarana yang memerlukan perawatan. Karena masalah tersebut, peneliti bermaksud menggunakan metode WTP untuk mengetahui kesediaan membayar jasa lingkungan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis kondisi vegetasi, menganalisis hubungan faktor sosiodemgrafi dan psikografi masyarakat serta membuat strategi yang sesuai untuk perawatan.Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan rumus vegetasi, program SPSS16.0, WTP dan SWOT. Pengambilan sampel vegetasi dengan metode jalur dan garis berpetak. Pengambilan sampel responden dengan metode non probability. Variabel bebas terdiri dari faktor sosiodemografi dan faktor psikografi serta variabel terikat yaitu WTP.Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi vegetasi di Alun- Alun Lumajang terdiri dari 22 species dengan nilai kerapatan dan frekuensi yang berbeda. Nilai WTP yang banyak dipilih responden yaitu nominal Rp 5.000,-. Variabel sosiodemografi dan psikografi berpengaruh dengan nilai positif kecuali status pernikahan. Strategi yang mendesak dalam upaya perawatan Alun- Alun Lumajang berada pada kuadran I yang memiliki peluang dan kekuatan.
KONSERVASI SUMBER DAYA AIR DAN LINGKUNGAN MELALUHI KEARIFAN LOKAL DI DESA MARGODADI KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Rita Dewi Triastianti; Nasirudin Nasirudin; Sukirno Sukirno; Warsiyah Warsiyah
Jurnal Kawistara Vol 7, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.15391

Abstract

Local wisdom has been derived from the expression of ancestors that grows and develops especially in rural life norms which could be related to local food security. The question will be on what kind of natural resources can be managed without damaging the environment. In line with the issue, we need to know the local natural resources and manage it through the people behavior by following the local norms. Margodadi Village located in the western part of Sleman regency. The condition of society and its natural resources and environment is still original and unique. Activities undertaken by the community are mostly simple and traditional. Live harmony between individuals in society still exists. Natural resources and the environment are utilized by the community from generation to generation to this day, such as the existence of clean water - lake which is considered out of a big banyan tree. This water comes out of the ground under the tree and is called “Tuk Sibedug”. The water of this lake is often used for bathe rituals in a pond and the rest flows into the river for farming irrigation especially rice fields. By knowing the inner or spiritual strength of each individual, the norms of life will grow and develop, so that natural resources and environment can be managed better. Natural resources from the agricultural, livestock, fishery and small industries sectors are possible to potentially generate per capita income of 519 kg per person per year. This shows the existence of local food security in the villages of Seyegan that has been achieved.