Yudhomenggolo Sastro Darmanto
Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH KOLAGEN TULANG IKAN AIR TAWAR YANG BERBEDA TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA SABUN MANDI PADAT Harris, May Valdi; Darmanto, Yudhomenggolo Sastro; Riyadi, Putut Har
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.232 KB)

Abstract

Kolagen tulang ikan air tawar mempunyai fungsi mengikat air sehingga dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia sabun mandi padat. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kolagen tulang ikan Nila (Oreochromis niloticus), ikan Lele (Clarias batrachus), dan ikan Patin (Pangasius sp) terhadap kualitas fisik dan kimia sabun mandi padat. Metode penelitian yang digunakan bersifat Eksperimental Laboratoris dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang dilakukan adalah penambahan jenis kolagen tulang ikan air tawar yang berbeda ke dalam sabun mandi padat masing-masing tiga kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah kadar air, kadar alkali bebas, pH, stabilitas busa, kekerasan, dan hedonik. Data analisis menggunakan analisa ragam (ANOVA). Pembuatan sabun padat dilakukan dengan penambahan kolagen konsentrasi terbaik 3%. Hasil  menunjukkan bahwa penggunaan kolagen tulang ikan air tawar yang berbeda berpengaruh nyata (p<0.05) terhadap nilai stabilitas busa, kekerasan, pH, kadar air, dan kadar alkali bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kolagen tulang ikan Nila, Lele, dan Patin mempunyai pengaruh yang berbeda nyata (p<0.05) terhadap kadar air, kadar alkali bebas, pH, stabilitas busa, kekerasan, dan hedonik sabun mandi padat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh produk terbaik yaitu sabun mandi padat dengan penambahan kolagen tulang ikan lele yang memiliki kadar air 13%; kadar alkali bebas 0,26%; pH 9,80; stabilitas busa 50,12%; kekerasan 4,127 mm/dtk; dan hedonik paling disukai. Freshwater fish bone collagen has function to bind water so that can improve the physical and chemical properties of solid soap. The purpose of this research was know the effect of bone collagen from Nile Tilapia (Oreochromis niloticus), catfish (Clarias batrachus), and catfish (Pangasius sp) to the quality of bath soap. The used method was experimental laboratory with experimental design complete random design (CRD). The treatment were addition of different types of freshwater fish bone collagen to solid bath soap, each treatment was repeated in triplicates. The parameters observed were foam stability, hardness, pH, water content, content of free alkali, and hedonic. Data analysis using analysis of variance (ANOVA). Solid soap was made with 3% freshwater fish collagen addition. The results of this research showed that the addition of freshwater collagen gave significant different (p<0,05) on water contenct, free alkali content, pH, foam stability, hardness and hedonic solid soap. Based on the results obtained the best was solid soap with addition of Catfish collagen has water content 13%; free alkali content 0,26%; pH 9,30, foam stability 50,12%; hardness 4,127 mm/s and the most preferred hedonic.
KARAKTERISTIK SABUN CAIR DENGAN PENAMBAHAN KOLAGEN IKAN AIR LAUT YANG BERBEDA Nauli, Asti Permata; Darmanto, Yudhomenggolo Sastro; Susanto, Eko
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.394 KB)

Abstract

Pemanfaatan tulang ikan menjadi kolagen dapat diaplikasikan ke dalam sabun cair yang bermanfaat bagi kesehatan kulit manusia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas sabun cair kolagen dengan bahan baku kolagen tulang ikan laut berbeda antara lain ikan Kurisi (Nemipterus nematoporus), ikan Tenggiri (Scomberomorus plumierii), dan ikan Kakap (Lutjanus altifrontalis). Metode penelitian yang digunakan bersifat eksperimental laboratoris dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan terhadap jenis kolagen tulang ikan yang berbeda masing-masing tiga kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah pH, hedonik, kestabilan busa, alkali bebas, dan viskositas. Data dianalisis menggunakan analisa ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan baku kolagen tulang ikan yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai pH, hedonik, alkali bebas, kestabilan busa dan viskositas. Karakteristik dari sabun cair dengan kolagen ikan Kurisi sebagai berikut pH 10,77; alkali bebas 0,031%; kestabilan busa 84,90%; serta viskositas 922,83 cPs. Selain itu karakteristik dari sabun cair dengan kolagen ikan Tenggiri sebagai berikut pH 10,94; alkali bebas 0,070%; kestabilan busa 66,44; dan viskositas 962,33 cPs. Sedangkan pada sabun cair dengan penambahan kolagen ikan Kakap sebagai berikut pH 10,87; alkali bebas 0,060%; kestabilan busa 84,57; dan viskositas 932,66 cPs. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil terbaik yaitu pada sabun cair dengan penambahan kolagen tulang ikan Kurisi. Utilization of fish bone into collagen can be applied to liquid soap that is beneficial for health human skin. The purpose of the study was to knowing the quality of liquid soap with collagen added from marine fish bone, namely Threadfin - Bream fish (Nemipterus nematoporus), Mackerel fish (Scomberomorus plumierii) and Red Snapper (Lutjanus altifrontalis). The used methods was experimental laboratoris with Complete Random Design (CRD). All treatments were done in triplicate. All treatment were analyzed for pH, sensory, foam stability, free alkaline and viscosity. The results showed that the different raw materials of fish bone collagen on liquid soap significantly (p<0,05) different to pH, hedonik, free alkaline, foam stability and viscosity. The characteristics of Threadfin - Bream fish collagen liquid soap were pH 10.77; alkali-free 0.031 %; the stability of foam 84.90%; and viscosity has 922.83 cPs. Moreover the characteristics of liquid soap with Mackerel bone collagen were pH of 10.94; free alkaline 0.070%; foam stability 66.44; and viscosity 962.33 cPs. Meanwhile the characteristics liquid soap with Red Snapper collagen added were pH 10.87; free alkaline 0.060%; foam stability 84.57; and viscosity 932.66 cPs. Based on the results obtained, the best results was liquid soap with Threadfin - Bream fish bone collagen.
PENGARUH DARI BERBAGAI JENIS KULIT IKAN TERHADAP KETEGUHAN REKAT, KERUSAKAN PERMUKAAN KAYU, DAN VISKOSITAS PADA LEM IKAN Tambunan, Van Rhein; Darmanto, Yudhomenggolo Sastro; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Vol 6, No 3 (2017): Periode Wisuda Bulan Agustus 2017
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.798 KB)

Abstract

Lem ikan merupakan zat perekat yang terbuat dari ektraksi kulit maupun tulang ikan yang mengandung kolagen yang dapat dihidrolisis dalam air panas dan asam encer untuk membentuk lem ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan jenis kulit yang berbeda terhadap keteguhan rekat, kerusakan kayu dan viskositas pada lem ikan dengan bahan baku kulit ikan kakap putih, ikan nila, dan ikan bandeng. Metode penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan  yang diterapkan adalah perbedaan bahan baku kulit ikan antara lain ikan kakap putih, ikan nila, kulit ikan bandeng dengan masing-masing tiga kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah keteguhan rekat, kerusakan permukaan kayu, viskositas, kadar air, pH, dan kecepatan kering. Data dianalisis dengan analisa ragan (ANOVA). Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan, data diuji dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan baku kulit ikan yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai keteguhan rekat, kerusakan permukaan kayu, viskositas, pH, kadar air, dan kecepatan kering. Lem ikan dengan bahan baku kulit ikan kakap, ikan nila dan ikan bandeng didapatkan dengan kriteria mutu berturutturut: keteguhan rekat 6,05±0.11 N/mm²; 4,82±0,23 N/mm2, dan 3,55±0,24 N/mm2; kerusakan permukaan kayu 62,37±1,6%, 51,03±3,06%, 43,33±1,68%; viskositas 3,85±0,10 poise, 4,93±0,06 poise, 5,36±0,05 poise; derajat keasaman pH 4,42±0,03, 4,82±0,06, 4,13±0,04; kadar air 55,36±0,2%, 60,69±0,4%, 65,76±1,2%; dan kecepatan kering 74,43±1,47 menit, 98,03±0,57 menit, 111,90±1,22 menit.
KARAKTERISTIK SIRUP BUAH PEDADA (Sonneratia caseolaris) DENGAN PENAMBAHAN GELATIN TULANG, KULIT, DAN SISIK IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.) Anwar, Shabrina; Darmanto, Yudhomenggolo Sastro; Sumardianto, Sumardianto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2023.10588

Abstract

Pengolahan sirup buah pedada memerlukan penstabil larutan. Penggunaan gelatin dapat mempertahankan kestabilan sirup buah pedada. Tulang, kulit, dan sisik ikan kakap merah dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan gelatin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan gelatin tulang, kulit, dan sisik ikan kakap merah terhadap karakteristik sirup buah pedada dan jenis gelatin terbaik untuk formula sirup buah pedada. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan pada penelitian ini adalah penambahan gelatin tulang, kulit, dan sisik ikan kakap merah sebanyak 8% terhadap sirup buah pedada, dengan kontrol adalah sirup buah pedada tanpa penambahan gelatin. Masing-masing perlakukan diuji sebanyak tiga kali pengulangan. Berdasarkan analisis sidik ragam dan Duncan, perbedaan jenis gelatin berpengaruh nyata (P<5%) terhadap viskositas, pH, warna, dan hedonik (parameter kenampakan, aroma, dan rasa) sirup buah pedada. Tetapi tidak berpengaruh nyata (P>5%) terhadap kestabilan, pengujian kapang, dan hedonik (parameter tekstur). Sirup buah pedada dengan penambahan gelatin sisik ikan kakap merah disukai oleh panelis dengan nilai hedonik sebesar 7,08, lebih tinggi dari penggunaan gelatin tulang dan kulit, tetapi tidak berbeda nyata (P>5%) dengan sirup buah pedada kontrol. Sirup buah pedada tersebut memiliki nilai viskositas sebesar 164,34 cP, 98,46% kestabilan, nilai pH sebesar 3,75 dan kecerahan (nilai L) sebesar 38,97.
Pengaruh Penambahan Gelatin dari Berbagai Limbah Ikan Nila Terhadap Karakteristik Beras Analog Tepung Talas dan Tepung Caulerpa racemosa Wahyuningsih, Tri; Darmanto, Yudhomenggolo Sastro; Anggo, Apri Dwi
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v5i2.9716

Abstract

Analog rice is rice made from non-rice materials. One of the raw materials that can be used is taro flour. Other nutrient sources can be added to enrich the analog rice nutrients. Tilapia processing waste such as scales, skin, bones and spines can be reused into gelatin products. The purpose of this study was to determine the effects of gelatin addition from various types of tilapia waste on analog rice characteristics from taro flour and Caulerpa racemosa. The research method uses a Complete Randomized Design. The treatment in this study was the addition of gelatin from various tilapia wastes, namely scales, skin, bones, and spines, each with three repetitions. The parameters observed were proximate levels, crude fiber, dietary fiber, amino acid content, cooking time, and hedonic. The results showed that analog rice with the addition gelatin from the scales, skin, bones, and spines tilapia had a significantly different effect (P 0,05) on water content, protein content, carbohydrate content, and cooking time. The highest levels of crude fiber and dietary fiber were in control of analog rice, respectively 5,73% and 12,98%. The highest amino acid content was found in analog rice with addition of skin tilapia gelatin, namely glycine (24.911,16 mg/kg), proline (21.114,65 mg/kg) and glutamic acid (30.031,83 mg/kg). Analog rice with addition of skin tilapia gelatin is preferred by panelists with a confidence interval of 3,48 µ 3,68. Beras analog merupakan beras yang terbuat dari bahan non padi. Salah satu bahan baku yang dapat digunakan yaitu tepung ubi talas. Sumber nutrisi lain juga dapat ditambahkan untuk memperkaya nutrisi beras analog. Limbah pengolahan ikan nila seperti sisik, kulit, tulang dan duri dapat dimanfaatkan kembali menjadi produk gelatin. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan gelatin dari berbagai jenis limbah ikan nila terhadap karakteristik beras analog dari tepung ubi talas dan tepung Caulerpa racemosa. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan pada penelitian ini adalah penambahan gelatin dari berbagai limbah ikan nila yaitu sisik, kulit, tulang, dan duri, masing-masing tiga kali pengulangan. Parameter yang diamati yaitu kadar proksimat, kadar serat kasar, kadar serat pangan, kandungan asam amino, waktu tanak, dan nilai hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beras analog dengan penambahan gelatin dari sisik, kulit, tulang, dan duri ikan nila berbeda nyata (P0,05) terhadap kadar air, kadar protein, kadar karbohidrat, dan waktu tanak. Kadar serat kasar dan serat pangan tertinggi pada beras analog kontrol yaitu dengan nilai berturut-turut 5,73% dan 12,98%. Kandungan asam amino tertinggi terdapat pada beras analog dengan penambahan gelatin kulit ikan nila yaitu glisin (24.911,16 mg/kg), prolin (21.144,65 mg/kg), dan asam glutamat (30.031,83 mg/kg). Nasi analog yang lebih disukai oleh panelis yaitu nasi analog dengan penambahan gelatin kulit ikan nila yang mempunyai selang kepercayaan 3,48 µ 3,68.