Asti Permata Nauli, Asti Permata
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KARAKTERISTIK SABUN CAIR DENGAN PENAMBAHAN KOLAGEN IKAN AIR LAUT YANG BERBEDA Nauli, Asti Permata; Darmanto, Yudhomenggolo Sastro; Susanto, Eko
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.394 KB)

Abstract

Pemanfaatan tulang ikan menjadi kolagen dapat diaplikasikan ke dalam sabun cair yang bermanfaat bagi kesehatan kulit manusia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas sabun cair kolagen dengan bahan baku kolagen tulang ikan laut berbeda antara lain ikan Kurisi (Nemipterus nematoporus), ikan Tenggiri (Scomberomorus plumierii), dan ikan Kakap (Lutjanus altifrontalis). Metode penelitian yang digunakan bersifat eksperimental laboratoris dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan terhadap jenis kolagen tulang ikan yang berbeda masing-masing tiga kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah pH, hedonik, kestabilan busa, alkali bebas, dan viskositas. Data dianalisis menggunakan analisa ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan baku kolagen tulang ikan yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai pH, hedonik, alkali bebas, kestabilan busa dan viskositas. Karakteristik dari sabun cair dengan kolagen ikan Kurisi sebagai berikut pH 10,77; alkali bebas 0,031%; kestabilan busa 84,90%; serta viskositas 922,83 cPs. Selain itu karakteristik dari sabun cair dengan kolagen ikan Tenggiri sebagai berikut pH 10,94; alkali bebas 0,070%; kestabilan busa 66,44; dan viskositas 962,33 cPs. Sedangkan pada sabun cair dengan penambahan kolagen ikan Kakap sebagai berikut pH 10,87; alkali bebas 0,060%; kestabilan busa 84,57; dan viskositas 932,66 cPs. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil terbaik yaitu pada sabun cair dengan penambahan kolagen tulang ikan Kurisi. Utilization of fish bone into collagen can be applied to liquid soap that is beneficial for health human skin. The purpose of the study was to knowing the quality of liquid soap with collagen added from marine fish bone, namely Threadfin - Bream fish (Nemipterus nematoporus), Mackerel fish (Scomberomorus plumierii) and Red Snapper (Lutjanus altifrontalis). The used methods was experimental laboratoris with Complete Random Design (CRD). All treatments were done in triplicate. All treatment were analyzed for pH, sensory, foam stability, free alkaline and viscosity. The results showed that the different raw materials of fish bone collagen on liquid soap significantly (p<0,05) different to pH, hedonik, free alkaline, foam stability and viscosity. The characteristics of Threadfin - Bream fish collagen liquid soap were pH 10.77; alkali-free 0.031 %; the stability of foam 84.90%; and viscosity has 922.83 cPs. Moreover the characteristics of liquid soap with Mackerel bone collagen were pH of 10.94; free alkaline 0.070%; foam stability 66.44; and viscosity 962.33 cPs. Meanwhile the characteristics liquid soap with Red Snapper collagen added were pH 10.87; free alkaline 0.060%; foam stability 84.57; and viscosity 932.66 cPs. Based on the results obtained, the best results was liquid soap with Threadfin - Bream fish bone collagen.
Analisis Cemaran Mikroba Angka Lempeng Total Ikan Manyung (Arius thalassinus) Asap dari Sentra Pengasapan Bandarharjo Kota Semarang Nauli, Asti Permata; Siahaan, Reny Yuliana; Sibuea, Posman
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 5 Nomor 1
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/retipa.vi.4393

Abstract

Ikan manyung asap merupakan produk unggulan olahan hasil perikanan kota Semarang selain daripada ikan bandeng presto. Produk tersebut dapat diperoleh di Sentra Pengasapan Ikan Manyung, Bandarharjo, Kota Semarang. Sebagai produk olahan hasil perikanan, perlu diperhatikannya mutu dan keamanan pangan khususnya pada cemaran mikroba yang salah satunya yaitu Angka Lempeng Total (ALT). Analisis ALT berperan penting untuk mengetahui mutu atau kualitas produk pangan. Analisis ALT dilakukan menggunakan media Plate Count Agar (PCA) dengan pengenceran bertingkat 10-1, 10-2 dan 10-3. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata jumlah koloni bakteri pada ikan manyung asap didapatkan hasil secara berurutan pada masing-masing pengenceran sebagai berikut: 269, 233 dan 227. Sehingga didapatkan hasil jumlah koloni bakteri sebanyak 0,247 x 104 CFU/ml. Sementara itu juga dilakukan pengujian sensori untuk melihat kelayakan produk tersebut agar aman dikonsumsi. Berdasakan hasil uji sensori diperoleh hasil minimal 7 untuk spesifikasi kenampakan, bau, rasa dan tekstur. Namun, terdapat hasil yang cukup baik karena tidak ditemukannya jamur dan lendir pada produk tersebut. Kesimpulan dari hasil analisa Angka Lempeng Total (ALT) dan pengujian sensori pada ikan manyung asap yang diperoleh dari Sentra Pengasapan Ikan Manyung Bandarharjo Kota Semarang telah memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan sehingga masih tergolong aman dan layak untuk dikonsumsi.
Pembuatan Kecap Ikan Rucah Dengan Penambahan Ekstrak Kulit Nanas Siahaan, Reny Yuliana; Nauli, Asti Permata; Pandiangan, Maruba; Nichagusmipa, Nichagusmipa
Jurnal Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (RETIPA) Volume 5 Nomor 1
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54367/retipa.vi.4395

Abstract

Kecap ikan merupakan salah satu produk bahan makanan hasil olahan melalui proses fermentasi yang dibuat dari ikan maupun limbah ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penamabahan kulit kulit nanas dan mengetahui sifat fisikokimia pada kecap ikan rucah. Ikan rucah, juga dikenal sebagai bycatch, adalah salah satu hasil tangkapan sampingan yang masih kurang dimanfaatkan untuk menghasilkan produk olahan yang memiliki nilai ekonomis, meskipun potensinya cukup besar. Pengolahan ikan melalui fermentasi menghasilkan banyak produk, salah satunya adalah kecap ikan. Dalam proses fermentasi kecap ikan, buah nanas dapat membantu mempercepat hidrolisis protein. Pembuatan kecap ikan rucah dimulai dengan membersihkan ikan dan kulit kulit nanas, membuat ekstrak kulit kulit nanas, memotong ikan, menambah garam ke media, mengeringkan, dan menyaring.Penelitian dilakuakan di Vahana Scientific Laboratory Padang Sumatera Barat. Dalam penelitian ini, kecap ikan rucah dibuat dengan konsentrasi kulit kulit nanas 0%, 20%, 40%, dan 60%, proses fermentasi berlangsung selama sepuluh hari. Hasil penelitian terbaik diperoleh konsentrasi protein dengan penambahan kulit nanas A3: 60 % sebesar 6,10, dan yang terendah dengan penambahan kulit nanas A1;20% sebesar 5,35%.