Anisa Ramadhanti
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pendekatan Diagnosis Terbaru Vaping Associated Pulmonary Injury (VAPI) Anisa Ramadhanti
Journal of Health Science and Physiotherapy Vol 2 No 1 (2020): Journal of Health Science and Physiotherapy
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Siti Hajar Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35893/jhsp.v2i1.38

Abstract

Rokok elektronik atau vape diklaim lebih aman dan lebih tidak berbahaya karena lebih sedikit mengandung bahan kimia toksik dibandingkan rokok konvensional. Walaupun demikian, masih banyak pihak yang mempertanyakan keamanan rokok elektronik. Liquid dalam rokok elektronik dan aerosol yang dihasilkan terbukti mengandung sejumlah komponen kimia yang kemungkinan memiliki efek yang berbahaya terhadap kesehatan, terutama paru yang dapat menyebabkan vaping-associated pulmonary injury (VAPI). Berdasarkan laporan kasus sebelumnya, VAPI terbagi menjadi beberapa spektrum penyakit, diantaranya adalah pneumonia eosinofilik akut, organizing pneumonia, lipoid pneumonia, kerusakan alveolus difus, dan acute respiratory distress syndrome (ARDS), perdarahan alveolar difus, pneumonitis hipersensitif, dan yang paling jarang yaitu giant-cell interstitial pneumonitis. Terdapat definisi kasus yang terbaru dalam menegakkan diagnosis VAPI, serta tatalaksana
Laporan Kasus: Skabies dengan Infeksi Sekunder pada Pasien Anak Laki-Laki 13 Tahun Bagus Pratama; Nadya Marshalita; Dina Amalia Kusmardika; Anisa Ramadhanti
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 3 (2022): Agustus 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v4i3.1008

Abstract

Skabies merupakan penyakit infeksi parasit (Sarcoptes scabiei var. hominis) yang masih menjadi permasalah kesehatan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan prevalensi terbesar pada usia anak, populasi padat penduduk, sanitasi dan higienitas yang buruk. Gejala dan tanda skabies berupa lesi papul, vesikel, pustule atau nodul disertai gatal saat malam hari pada predileksi lapisan epidermis yang tipis. Studi ini merupakan laporan kasus yang bertujuan untuk menelaah ketepatan dalam mendiagnosis dan memberikan tatalaksana secara farmakologis maupun nonfarmakologis (komunikasi, informasi dan edukasi) pada pasien skabies dengan infeksi sekunder khususnya pasien anak. Data primer diperoleh melalui anamnesis (secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan anggota keluarga pasien), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana. Data sekunder didapat dari rekam medis pasien. Pada studi didapatkan pasien anak laki-laki usia 13 tahun di Poliklinik Puskesmas Karang Anyar dengan keluhan muncul bintil kemerahan berisi nanah di tangan dan kemaluan sejak 7 hari sebelum masuk klinik. Keluhan gatal memberat pada saat malam hari sehingga mengganggu tidur pasien, Pasien mempunyai riwayat berkunjung ke rumah kakek yang mempunyai keluhan yang sama. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pada regio palmar dan dorsal manus dekstra dan sinistra, regio genital terdapat pustul, erosi ditutupi krusta berwarna kuning kecoklatan dan kanalikuli berbentuk garis lurus putih dengan ujung papul. Penatalaksaan berupa komunikasi, informasi dan edukasi serta tatalaksana farmakologis.
Laporan Kasus: Skabies dengan Infeksi Sekunder pada Pasien Anak Laki-Laki 13 Tahun Bagus Pratama; Nadya Marshalita; Dina Amalia Kusmardika; Anisa Ramadhanti
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 3 (2022): Agustus 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v4i3.1008

Abstract

Skabies merupakan penyakit infeksi parasit (Sarcoptes scabiei var. hominis) yang masih menjadi permasalah kesehatan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan prevalensi terbesar pada usia anak, populasi padat penduduk, sanitasi dan higienitas yang buruk. Gejala dan tanda skabies berupa lesi papul, vesikel, pustule atau nodul disertai gatal saat malam hari pada predileksi lapisan epidermis yang tipis. Studi ini merupakan laporan kasus yang bertujuan untuk menelaah ketepatan dalam mendiagnosis dan memberikan tatalaksana secara farmakologis maupun nonfarmakologis (komunikasi, informasi dan edukasi) pada pasien skabies dengan infeksi sekunder khususnya pasien anak. Data primer diperoleh melalui anamnesis (secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan anggota keluarga pasien), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana. Data sekunder didapat dari rekam medis pasien. Pada studi didapatkan pasien anak laki-laki usia 13 tahun di Poliklinik Puskesmas Karang Anyar dengan keluhan muncul bintil kemerahan berisi nanah di tangan dan kemaluan sejak 7 hari sebelum masuk klinik. Keluhan gatal memberat pada saat malam hari sehingga mengganggu tidur pasien, Pasien mempunyai riwayat berkunjung ke rumah kakek yang mempunyai keluhan yang sama. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pada regio palmar dan dorsal manus dekstra dan sinistra, regio genital terdapat pustul, erosi ditutupi krusta berwarna kuning kecoklatan dan kanalikuli berbentuk garis lurus putih dengan ujung papul. Penatalaksaan berupa komunikasi, informasi dan edukasi serta tatalaksana farmakologis.