Nadya Marshalita
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Laporan Kasus: Skabies dengan Infeksi Sekunder pada Pasien Anak Laki-Laki 13 Tahun Bagus Pratama; Nadya Marshalita; Dina Amalia Kusmardika; Anisa Ramadhanti
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 3 (2022): Agustus 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v4i3.1008

Abstract

Skabies merupakan penyakit infeksi parasit (Sarcoptes scabiei var. hominis) yang masih menjadi permasalah kesehatan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan prevalensi terbesar pada usia anak, populasi padat penduduk, sanitasi dan higienitas yang buruk. Gejala dan tanda skabies berupa lesi papul, vesikel, pustule atau nodul disertai gatal saat malam hari pada predileksi lapisan epidermis yang tipis. Studi ini merupakan laporan kasus yang bertujuan untuk menelaah ketepatan dalam mendiagnosis dan memberikan tatalaksana secara farmakologis maupun nonfarmakologis (komunikasi, informasi dan edukasi) pada pasien skabies dengan infeksi sekunder khususnya pasien anak. Data primer diperoleh melalui anamnesis (secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan anggota keluarga pasien), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana. Data sekunder didapat dari rekam medis pasien. Pada studi didapatkan pasien anak laki-laki usia 13 tahun di Poliklinik Puskesmas Karang Anyar dengan keluhan muncul bintil kemerahan berisi nanah di tangan dan kemaluan sejak 7 hari sebelum masuk klinik. Keluhan gatal memberat pada saat malam hari sehingga mengganggu tidur pasien, Pasien mempunyai riwayat berkunjung ke rumah kakek yang mempunyai keluhan yang sama. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pada regio palmar dan dorsal manus dekstra dan sinistra, regio genital terdapat pustul, erosi ditutupi krusta berwarna kuning kecoklatan dan kanalikuli berbentuk garis lurus putih dengan ujung papul. Penatalaksaan berupa komunikasi, informasi dan edukasi serta tatalaksana farmakologis.
PENGOBATAN NABI : EFEK JINTAN HITAM (NIGELLA SATIVA) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SPERMA Nadya Marshalita; Ghina Risky Juanda; Rima Novisca Jasmadi
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 9, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/jik.v9i1.1008

Abstract

Infertilitas merupakan ketidakmampuan untuk mengandung sampai melahirkan bayi hidup setelah satu tahun melakukan hubungan seksual yang teratur serta tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun. Tingkat infertilitas tertinggi terdapat di Benua Asia dan Afrika termasuk di Indonesia (4,2%). Pria memiliki kontribusi cukup besar sekitar 50% mengenai masalah infertilitas ini. Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa pengobatan jintam hitam (Nigella sativa) dapat meningkatkan kualitas sperma. Semakin bertambahnya usia maka kesuburan pria semakin menurun ditandai dengan kualitas sperma yang juga menurun, dari segi jumlah, morfologi, maupun motilitas sperma. Kebiasaan merokok juga dapat menurunkan kualitas sperma. Asap rokok mengandung karbon monoksida, karbon dioksida, oksida, nitrogen, senyawa hidrokarbon, nikotin, tar, dan kadmium. Senyawa-senyawa ini berpotensi menimbulkan radikal bebas atau reactive oxygen species (ROS) yang dapat merusak mitokondria dan menyebabkan abnormalitas morfologi sperma. Menurunnya kualitas sperma dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Pada jintan hitam (Nigella sativa) terdapat kandungan thymoquinone yang merupakan antioksidan poten yang bekerja sebagai superoxidant anion scavenger. Thymoquinon yang terkandung dalam minyak Nigella sativa memiliki aktivitas antioksidan yang memegang peranan sangat penting sebagai protektor spermatozoa terhadap ROS, hal ini memungkinkan untuk membantu memperbaiki abnormalitas spermatozoa akibat radikal bebas sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas spematozoa.
Laporan Kasus: Skabies dengan Infeksi Sekunder pada Pasien Anak Laki-Laki 13 Tahun Bagus Pratama; Nadya Marshalita; Dina Amalia Kusmardika; Anisa Ramadhanti
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 3 (2022): Agustus 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v4i3.1008

Abstract

Skabies merupakan penyakit infeksi parasit (Sarcoptes scabiei var. hominis) yang masih menjadi permasalah kesehatan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan prevalensi terbesar pada usia anak, populasi padat penduduk, sanitasi dan higienitas yang buruk. Gejala dan tanda skabies berupa lesi papul, vesikel, pustule atau nodul disertai gatal saat malam hari pada predileksi lapisan epidermis yang tipis. Studi ini merupakan laporan kasus yang bertujuan untuk menelaah ketepatan dalam mendiagnosis dan memberikan tatalaksana secara farmakologis maupun nonfarmakologis (komunikasi, informasi dan edukasi) pada pasien skabies dengan infeksi sekunder khususnya pasien anak. Data primer diperoleh melalui anamnesis (secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan anggota keluarga pasien), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana. Data sekunder didapat dari rekam medis pasien. Pada studi didapatkan pasien anak laki-laki usia 13 tahun di Poliklinik Puskesmas Karang Anyar dengan keluhan muncul bintil kemerahan berisi nanah di tangan dan kemaluan sejak 7 hari sebelum masuk klinik. Keluhan gatal memberat pada saat malam hari sehingga mengganggu tidur pasien, Pasien mempunyai riwayat berkunjung ke rumah kakek yang mempunyai keluhan yang sama. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pada regio palmar dan dorsal manus dekstra dan sinistra, regio genital terdapat pustul, erosi ditutupi krusta berwarna kuning kecoklatan dan kanalikuli berbentuk garis lurus putih dengan ujung papul. Penatalaksaan berupa komunikasi, informasi dan edukasi serta tatalaksana farmakologis.