Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

The Potential of Sweet Starfruit as a Gastroprotector of Gaster Damage Due to Free Radicals Alandra Rizhaqi Vastra; Mira Yustika Susilo; Neema Putri Prameswari; Bagus Pratama
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 2 No 1 (2020): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.445 KB) | DOI: 10.37287/ijghr.v2i1.55

Abstract

Gastric ulcer is a condition when deep gastric mucosa is damaged. This condition can be caused by oxidative stress which produces free radicals. Ulcer can be potentially prevented or treated with active substances contained by plants such as sweet starfruit. Sweet starfruit (Averrhoa carambola Linn) is a plant that has a high antioxidant effect with flavonoid content which plays a role in the process of gastric mucosal damage Objective to describe the potential gastroprotector effect of sweet starfruit (Averrhoa carambola Linn) in gastric damage caused by free radicals. This paper used literature study involving 18 libraries both national and international books and journal. Sweet starfruit (Averrhoa carambola Linn) contains flavonoid, this compound can work as an antioxidant by giving electrons to free radicals which causes the structure of free radicals to be more stable so that it can prevent the process of lipid peroxidase. Conclusions: Sweet starfruit has anti-ulcer potential effect with its antioxidant content which is flavonoids. Keywords: gastric ulcer, free radical, sweet starfruit, antioxidant
Laporan Kasus: Skabies dengan Infeksi Sekunder pada Pasien Anak Laki-Laki 13 Tahun Bagus Pratama; Nadya Marshalita; Dina Amalia Kusmardika; Anisa Ramadhanti
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 3 (2022): Agustus 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v4i3.1008

Abstract

Skabies merupakan penyakit infeksi parasit (Sarcoptes scabiei var. hominis) yang masih menjadi permasalah kesehatan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan prevalensi terbesar pada usia anak, populasi padat penduduk, sanitasi dan higienitas yang buruk. Gejala dan tanda skabies berupa lesi papul, vesikel, pustule atau nodul disertai gatal saat malam hari pada predileksi lapisan epidermis yang tipis. Studi ini merupakan laporan kasus yang bertujuan untuk menelaah ketepatan dalam mendiagnosis dan memberikan tatalaksana secara farmakologis maupun nonfarmakologis (komunikasi, informasi dan edukasi) pada pasien skabies dengan infeksi sekunder khususnya pasien anak. Data primer diperoleh melalui anamnesis (secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan anggota keluarga pasien), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana. Data sekunder didapat dari rekam medis pasien. Pada studi didapatkan pasien anak laki-laki usia 13 tahun di Poliklinik Puskesmas Karang Anyar dengan keluhan muncul bintil kemerahan berisi nanah di tangan dan kemaluan sejak 7 hari sebelum masuk klinik. Keluhan gatal memberat pada saat malam hari sehingga mengganggu tidur pasien, Pasien mempunyai riwayat berkunjung ke rumah kakek yang mempunyai keluhan yang sama. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pada regio palmar dan dorsal manus dekstra dan sinistra, regio genital terdapat pustul, erosi ditutupi krusta berwarna kuning kecoklatan dan kanalikuli berbentuk garis lurus putih dengan ujung papul. Penatalaksaan berupa komunikasi, informasi dan edukasi serta tatalaksana farmakologis.
Perbedaan Pemberian Dosis Ekstrak Etanol Buah Adas terhadap Kadar Ureum dan Kreatinin Tikus Putih Jantan yang Diinduksi Parasetamol Nabila Shafira; Putu Ristyaning Ayu Sangging; Bagus Pratama
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 3 (2022): Agustus 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v4i3.1082

Abstract

Gagal ginjal ditandai dengan meningkatnya kadar ureum dan kreatinin dalam darah. Kerusakan ginjal dapat diakibatkan oleh berbagai macam penyebab seperti infeksi, kehamilan, trauma maupun akibat efek samping obat. Gagal ginjal imbas obat merupakan salah satu penyebab tersering dari terjadinya kerusakan ginjal. Buah adas dipercaya memilki kandungan antioksidan flavonoid yang berfungsi sebagai nefroprotektor yang melindungi dari kerusakan ginjal akibat radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol buah adas terhadap kadar ureum dan kreatinin pada tikus putih yang diinduksi parasetamol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode penelitian post-test only control group design menggunakkan 30 tikus putih galur yang dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok K1 diberikan pakan standar, kelompok K2 yang diinduksi parasetamol dosis 750mg/kgBB selama 3 dari 10 hari. Pada kelompok perlakuan, tikus diinduksi parasetamol 750mg/kgBB dan diberi ekstrak etanol buah adas setiap hari dalam 10 hari dengan dosis 100mg/kgBB (P1), 200mg/kgBB (P2) dan 400mg/kgBB (P3). Pada analisis one way ANOVA terhadap kadar urea dan kreatinin didapatkan p < 0,05, sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Terdapat adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol buah adas terhadap kadar ureum dan kreatinin tikus putih jantan yang diinduksi parasetamol.
The Kadar Timbal Darah pada Kesehatan Anak Riska Oktavioni Salsabilla; Bagus Pratama; Dian Isti Angraini
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 2 (2020): Mei 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v2i2.54

Abstract

Timbal merupakan logam berat yang beracun bagi banyak organ, termasuk sistem saraf pusat yang berpotensi menyebabkan kerusakan saraf dan kognitif secara persisten hingga permanen. Potensi toksisitas timbal akan meningkatkan kesadaran tentang bahaya kesehatan terkait paparan lingkungan. Literatur review ini bertujuan mengumpulkan penelitian – penelitian yang berhubungan dengan kadar timbal darah dan efeknya terhadap kesehatan anak. Metode yang digunakan berupa studi literatur dengan metode mencari, menggabungkan inti sari serta menganalisis fakta dari beberapa sumber ilmiah yang akurat dan validPada pedoman asupan mingguan konsumsi timbal yang dapat ditoleransi pada darah adalah ≤5 µg/dl. Hasil dari tinjauan pustka ini ditemukan bahwa bahaya kesehatan terkait paparan lingkungan pada anak dengan jalur masuk paparan dan asal sumber timbal telah banyak dilaporkan. Paparan timbal dalam jumlah yang sangat kecil sekalipun dapat memiliki efek jangka panjang dan lambat yang terakumulasi pada anak-anak. Penurunan fungsi kognitif dimungkinkan pada kandungan timbal lebih rendah dari pedoman asupan mingguan yang dapat ditoleransi. Secara khusus, paparan kronis terhadap konsentrasi timbal yang rendah menyebabkan gangguan perilaku kognitif pada anak-anak. Pengaruh kadar timbal darah pada kesehatan neurobehavior anak berupa pengaruh pada perilaku dan perkembangan mental, neurokognitif dan intelegensia, serta gangguan neurobehavioral pada anak. Kata kunci: anak, kadar timbal darah, neurobehavior, timbal BLOOD LEAD LEVELS IN CHILDREN'S HEALTH ABSTRACT Lead is a heavy metal that is poisonous to many organs, including the central nervous system which has the potential to cause permanent and permanent nerve and cognitive damage. Potential for lead toxicity will increase awareness about health hazards related to environmental exposure. This literature review aims to gather research related to blood lead levels and their effects on children's health. The method used in the form of a literature study with the method of searching, combining essence and analyzing facts from several scientific sources that are accurate and valid In the guidelines for weekly intake of lead consumption that can be tolerated in the blood is ≤5 µg / dl. The results of this literature review found that health hazards related to environmental exposure in children with exposure to entry and origin of lead sources have been widely reported. Even very small amounts of lead exposure can have long-term and slow effects that accumulate in children. Decreased cognitive function is possible at lead levels lower than the tolerable weekly intake guidelines. Specifically, chronic exposure to low lead concentrations causes impaired cognitive behavior in children. The influence of blood lead levels on children's neurobehavior health in the form of influences on behavior and mental development, neurocognitive and intelligence, as well as neurobehavioral disorders in children. Keywords: children, blood lead levels, neurobehavior, lead
The Kadar Timbal Darah pada Kesehatan Anak Riska Oktavioni Salsabilla; Bagus Pratama; Dian Isti Angraini
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 2 (2020): Mei 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v2i2.54

Abstract

Timbal merupakan logam berat yang beracun bagi banyak organ, termasuk sistem saraf pusat yang berpotensi menyebabkan kerusakan saraf dan kognitif secara persisten hingga permanen. Potensi toksisitas timbal akan meningkatkan kesadaran tentang bahaya kesehatan terkait paparan lingkungan. Literatur review ini bertujuan mengumpulkan penelitian – penelitian yang berhubungan dengan kadar timbal darah dan efeknya terhadap kesehatan anak. Metode yang digunakan berupa studi literatur dengan metode mencari, menggabungkan inti sari serta menganalisis fakta dari beberapa sumber ilmiah yang akurat dan validPada pedoman asupan mingguan konsumsi timbal yang dapat ditoleransi pada darah adalah ≤5 µg/dl. Hasil dari tinjauan pustka ini ditemukan bahwa bahaya kesehatan terkait paparan lingkungan pada anak dengan jalur masuk paparan dan asal sumber timbal telah banyak dilaporkan. Paparan timbal dalam jumlah yang sangat kecil sekalipun dapat memiliki efek jangka panjang dan lambat yang terakumulasi pada anak-anak. Penurunan fungsi kognitif dimungkinkan pada kandungan timbal lebih rendah dari pedoman asupan mingguan yang dapat ditoleransi. Secara khusus, paparan kronis terhadap konsentrasi timbal yang rendah menyebabkan gangguan perilaku kognitif pada anak-anak. Pengaruh kadar timbal darah pada kesehatan neurobehavior anak berupa pengaruh pada perilaku dan perkembangan mental, neurokognitif dan intelegensia, serta gangguan neurobehavioral pada anak. Kata kunci: anak, kadar timbal darah, neurobehavior, timbal BLOOD LEAD LEVELS IN CHILDREN'S HEALTH ABSTRACT Lead is a heavy metal that is poisonous to many organs, including the central nervous system which has the potential to cause permanent and permanent nerve and cognitive damage. Potential for lead toxicity will increase awareness about health hazards related to environmental exposure. This literature review aims to gather research related to blood lead levels and their effects on children's health. The method used in the form of a literature study with the method of searching, combining essence and analyzing facts from several scientific sources that are accurate and valid In the guidelines for weekly intake of lead consumption that can be tolerated in the blood is ≤5 µg / dl. The results of this literature review found that health hazards related to environmental exposure in children with exposure to entry and origin of lead sources have been widely reported. Even very small amounts of lead exposure can have long-term and slow effects that accumulate in children. Decreased cognitive function is possible at lead levels lower than the tolerable weekly intake guidelines. Specifically, chronic exposure to low lead concentrations causes impaired cognitive behavior in children. The influence of blood lead levels on children's neurobehavior health in the form of influences on behavior and mental development, neurocognitive and intelligence, as well as neurobehavioral disorders in children. Keywords: children, blood lead levels, neurobehavior, lead
Laporan Kasus: Skabies dengan Infeksi Sekunder pada Pasien Anak Laki-Laki 13 Tahun Bagus Pratama; Nadya Marshalita; Dina Amalia Kusmardika; Anisa Ramadhanti
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 3 (2022): Agustus 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v4i3.1008

Abstract

Skabies merupakan penyakit infeksi parasit (Sarcoptes scabiei var. hominis) yang masih menjadi permasalah kesehatan masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan prevalensi terbesar pada usia anak, populasi padat penduduk, sanitasi dan higienitas yang buruk. Gejala dan tanda skabies berupa lesi papul, vesikel, pustule atau nodul disertai gatal saat malam hari pada predileksi lapisan epidermis yang tipis. Studi ini merupakan laporan kasus yang bertujuan untuk menelaah ketepatan dalam mendiagnosis dan memberikan tatalaksana secara farmakologis maupun nonfarmakologis (komunikasi, informasi dan edukasi) pada pasien skabies dengan infeksi sekunder khususnya pasien anak. Data primer diperoleh melalui anamnesis (secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan anggota keluarga pasien), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana. Data sekunder didapat dari rekam medis pasien. Pada studi didapatkan pasien anak laki-laki usia 13 tahun di Poliklinik Puskesmas Karang Anyar dengan keluhan muncul bintil kemerahan berisi nanah di tangan dan kemaluan sejak 7 hari sebelum masuk klinik. Keluhan gatal memberat pada saat malam hari sehingga mengganggu tidur pasien, Pasien mempunyai riwayat berkunjung ke rumah kakek yang mempunyai keluhan yang sama. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pada regio palmar dan dorsal manus dekstra dan sinistra, regio genital terdapat pustul, erosi ditutupi krusta berwarna kuning kecoklatan dan kanalikuli berbentuk garis lurus putih dengan ujung papul. Penatalaksaan berupa komunikasi, informasi dan edukasi serta tatalaksana farmakologis.
Perbedaan Pemberian Dosis Ekstrak Etanol Buah Adas terhadap Kadar Ureum dan Kreatinin Tikus Putih Jantan yang Diinduksi Parasetamol Nabila Shafira; Putu Ristyaning Ayu Sangging; Bagus Pratama
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 3 (2022): Agustus 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v4i3.1082

Abstract

Gagal ginjal ditandai dengan meningkatnya kadar ureum dan kreatinin dalam darah. Kerusakan ginjal dapat diakibatkan oleh berbagai macam penyebab seperti infeksi, kehamilan, trauma maupun akibat efek samping obat. Gagal ginjal imbas obat merupakan salah satu penyebab tersering dari terjadinya kerusakan ginjal. Buah adas dipercaya memilki kandungan antioksidan flavonoid yang berfungsi sebagai nefroprotektor yang melindungi dari kerusakan ginjal akibat radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol buah adas terhadap kadar ureum dan kreatinin pada tikus putih yang diinduksi parasetamol. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode penelitian post-test only control group design menggunakkan 30 tikus putih galur yang dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok K1 diberikan pakan standar, kelompok K2 yang diinduksi parasetamol dosis 750mg/kgBB selama 3 dari 10 hari. Pada kelompok perlakuan, tikus diinduksi parasetamol 750mg/kgBB dan diberi ekstrak etanol buah adas setiap hari dalam 10 hari dengan dosis 100mg/kgBB (P1), 200mg/kgBB (P2) dan 400mg/kgBB (P3). Pada analisis one way ANOVA terhadap kadar urea dan kreatinin didapatkan p < 0,05, sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Terdapat adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol buah adas terhadap kadar ureum dan kreatinin tikus putih jantan yang diinduksi parasetamol.
The Potential of Sweet Starfruit as a Gastroprotector of Gaster Damage Due to Free Radicals Alandra Rizhaqi Vastra; Mira Yustika Susilo; Neema Putri Prameswari; Bagus Pratama
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 2 No 1 (2020): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.445 KB) | DOI: 10.37287/ijghr.v2i1.55

Abstract

Gastric ulcer is a condition when deep gastric mucosa is damaged. This condition can be caused by oxidative stress which produces free radicals. Ulcer can be potentially prevented or treated with active substances contained by plants such as sweet starfruit. Sweet starfruit (Averrhoa carambola Linn) is a plant that has a high antioxidant effect with flavonoid content which plays a role in the process of gastric mucosal damage Objective to describe the potential gastroprotector effect of sweet starfruit (Averrhoa carambola Linn) in gastric damage caused by free radicals. This paper used literature study involving 18 libraries both national and international books and journal. Sweet starfruit (Averrhoa carambola Linn) contains flavonoid, this compound can work as an antioxidant by giving electrons to free radicals which causes the structure of free radicals to be more stable so that it can prevent the process of lipid peroxidase. Conclusions: Sweet starfruit has anti-ulcer potential effect with its antioxidant content which is flavonoids. Keywords: gastric ulcer, free radical, sweet starfruit, antioxidant
Diagnosis and Management of Bacterial Vaginosis in Pregnant Women Rizky Aprilia Wikayanti; Bagus Pratama; Rodiani
MAJORITY Vol 11 No 1 (2022): MAJORITY
Publisher : Majority

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bacterial vaginosis is a disease that is a public health problem, especially in women, both non-pregnant and pregnant women. Bacterial vaginosis is caused by an excess and overgrowth of anaerobic bacteria such as Gardnerella vaginalis, Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma hominis, Mobiluncus sp., Prevotella sp., and other anaerobic bacteria. Bacterial vaginosis is characterized by the presence of an itchy greyish white discharge with a fishy odor, an increase in the pH of the vaginal fluid and is found clue cells on Whiff's test using KOH10%. Management of bacterial vaginosis is in the form of antibiotics with the drug of choice being metronidazole 500 mg orally twice a day for 7 days. In pregnant women, bacterial vaginosis has been reported to increase the incidence of abortion, premature rupture of membranes, preterm labour, low birth weight, and intrauterine infection. Therefore, early diagnosis and appropriate management of bacterial vaginosis can reduce maternal and infant morbidity and mortality.
Phantom Limb Pain on Post-Surgical Amputation Osteosarcoma Children Patient Bagus Pratama; Jason Mikail Amper; Gatra Hadimuti Wibowo; Rogatianus Bagus Pratignyo
MAJORITY Vol 11 No 1 (2022): MAJORITY
Publisher : Majority

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Osteosarcoma is a musculoskeletal malignancy that often occurs in pediatric patients requiring multidisciplinary management. Management in the form of amputation surgery (limb-salvage surgery) with a combination of chemotherapy or radiotherapy. Post-amputation complications that are often experienced by patient is postsurgical pain. Persistent Postsurgical Pain (PPSP) in pediatric patients is influenced by risk factors such as age, gender, preoperative preparation (pain intensity, anxiety, pain efficacy), intraoperative measures (site of surgery, potential for nerve damage, administration of analgesia regimens, technique of anesthesia), and postoperative management. The incidence of PPSP in osteosarcoma postamputation patients is related to Phantom Limb Syndrome with varying incidence and duration. This syndrome is a phenomenon that often occurs after post-amputation procedures in the form of sensation (Phantom Limb Sensation) or pain (Phantom Limb Pain) due to loss of part of the body. Phantom Limb Pain (PLP) is an effect and complication that occurs after amputation surgery in pediatric osteosarcoma patients. The PLP pathomechanism is related to the interaction of the Central Nervous System (Cortical Remapping Theory and Proprioceptive Theory) and the Peripheral Nervous System (Dorsal Root Ganglia and nocireceptor stimulation). Management of PLP consists of neuropathic pain medications such as antidepressants, opioids, anticonvulsants, N-methyl-D-aspartate (NMDA) receptor antagonists and other anesthetic agents.