Rosita .
STIKes Dharma Husada Bandung, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan VCT Pada Ibu Hamil di Puskesmas Puter Sri Hennyati; Rosita .; Nurima Trianita
Sehat MasadaJurnal Vol 13 No 1 (2019): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v13i1.81

Abstract

VCT examination is a confidential dialogue between a person and a health worker that is a counselor who aims to help the person cope with stress and make personal decisions related to HIV / AIDS. This study was to determine the factors that affect the examination of VCT in pregnant women at Puter Health Center in 2017. Descriptive analytic research, population in this study were 140 respondents. Sampling technique is taken by using accidental sampling amounted to 35 respondents. Obtained that no correlation between education with VCT examination in Pregnant Women with p = 0,504> 0,05. Relationship between knowledge with VCT examination in Pregnant Women with p = 0.027 ≤ 0.05. family support and VCT examination in Pregnant Women with p = 0.001 ≤ 0.05, . the role of health professionals with VCT examination on Pregnant Women p = 0,015 ≤ 0,0, knowledge, husband support and the role of health professionals with VCT examination in Pregnant Women with ≤ 0.05. This research is suggested to pregnant women to take an active role in carrying out activities aimed at improving the health of pregnant women and their families, in this case conduct VCT examination as prevention effort of mother to baby.
Angka Kejadian Balita Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie Bandung Sebelum dan Saat Masa Pandemi Covid-19 Noni Tia Putriani; Maya Indriati; Rosita Rosita
Sehat MasadaJurnal Vol 16 No 1 (2022): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v16i1.265

Abstract

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika di bandingkan dengan umur. Kejadian pandemi mengakibatkan timbulnya berbagai risiko perburukan kejadian stunting di Indonesia, ditambah lagi pemantauan kasus yang masih minim. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran angka kejadian dan karakteristik balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adjie sebelum pandemi tahun 2019 dan saat masa pandemi covid 19 tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa Laporan BPB UPT Puskesmas Ibrahim Adjie Bulan Agustus Tahun 2019- 2020. Hasil penelitian ini menunjukan jumlah kejadian stunting berdasar angka status gizi BB/TB dan TB/U UPT Puskesmas Ibrahim Adjie sebelum dan sesudah pandemi mengalami penurunan. Pada tahun 2019, berdasar angka status gizi BB/TB, terdapat sebanyak 74 anak usia 24-39 bulan yang mengalami , sedangkan pada tahun 2020 angka kasus tercatat sebesar 61 anak. Jumlah kejadian stunting berdasar angka status gizi TB/U sebelum dan sesudah pandemi mengalami penurunan yang sama. Pada tahun 2019 terdapat sebanyak 177 anak usia 24-59 bulan yang mengalami, sedangkan pada tahun 2020 angka kasus tercatat sebesar 125 anak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa justru terjadi penurunan angka kasus stunting di masa pandemi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKLUS MENSTRUASI MAHASISWI SAAT PEMBELAJARAN DARING SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 Rosita Rosita; Jihan Nur Azizah
Sehat MasadaJurnal Vol 16 No 2 (2022): Sehat Masada Journal
Publisher : stikes dharma husada bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38037/jsm.v16i2.360

Abstract

Terjadinya pandemi COVID-19 di Indonesia mengubah kebiasaan sehari – hari yang biasa dilakukan oleh remaja. Kebijakan pemerintah untuk memutuskan tali penyebaran virus ini salah satunya dengan menutup sementara sarana pendidikan, remaja saat ini melakukan pembelajaran secara online atau daring terhitung sejak Maret 2020 sampai sekarang. Adanya kebijakan pembelajaran secara daring dan pembatasan sosial membuat adanya perubahan baru yang harus dihadapi oleh remaja, kejadian ini menjadikan beban dan tekanan baru bagi remaja saat ini, yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan. Faktor penyebab remaja mengalami kecemasan karena adanya keluhan mengenai keterbatasan kuota internet yang digunakan, koneksi sinyal yang buruk sehingga menghambat proses pembelajaran, materi yang disampaikan kurang dipahami oleh remaja karena pembelajaran yang kurang efektif, para dosen banyak memberikan tugas yang dianggap memberatkan remaja dan mereka merasa khawatir jika nilai yang di dapatkan menurun. Penyebab ini dapat menimbulkan adanya kecemasan yang akan berdampak pada psikologis, yaitu insomnia dan masalah tidur lainnya, kesulitan untuk fokus, sering lupa, meningkatnya iritabilitas dan mudah marah dan dapat menghambat perkembangan reproduksi wanita yaitu adanya gangguan siklus menstruasi karena adanya kecemasan yang dialami oleh remaja. Metode penelitain yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian survey analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang mahasiswi tingkat 3 dari 3 prodi yang berbeda. Hasil penelitian tingkat kecemasan menunjukkan (8.0%) tingkat kecemasan normal berjumlah 4 orang, (8.0%) responden memiliki tingkat kecemasan ringan berjumlah 4 orang, (30.0%) memiliki tingkat kecemasan sedang berjumlah 15 orang dan (54%) responden memiliki tingkat kecemasan berat berjumlah 27 orang. Siklus menstruasi didapatkan hasil (68%) siklus menstruasi tidak normal berjumlah 34 orang dan (32%) siklus menstruasi normal berjumlah 16 orang.
Faktor Determinan Infeksi Menular Seksual Dan HIV/AIDS Di Puskesmas Ibrahim Adjie Kota Bandung Tahun 2022 Rosita Rosita; Yanti Herawati; Ira Kartika; Oktarina Sri Iriani; Dyah Triwidiyantari; Dian Purnama Sari
Jurnal Medika Nusantara Vol. 1 No. 2 (2023): Mei: Jurnal Medika Nusantara
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59680/medika.v1i2.595

Abstract

Sexually transmitted infections (STIs) are diseases that have a major impact on sexual and reproductive health. The city of Bandung is the 3 regencies/cities with the most STI cases in West Java where from 2021 there has been an increase in the number of cases from 29.7% or 2,057 cases in 2022. Meanwhile, the cumulative HIV/AIDS cases until the end of 2022 reached 2,428 people. The aim of this research is to determine the determinant factors for the incidence of sexually transmitted infections and the incidence of HIV/AIDS at the Ibrahim Adjie Community Health Center, Bandung City in 2022. The research design uses a cross sectional study, the variables studied are sexually transmitted infections, HIV/AIDS, age, risk factor groups. condom use, and number of sexual partners. Data analysis was carried out univariate, bivariate and multivariate using linear regression analysis techniques. The results of the study show that there is a significant relationship between infectious infections and HIV based on age, risk factor groups, condom use. Multivariate test based on sexually transmitted infection variables, of the four determinant factors, only the risk factor group has an influence on sexually transmitted infections. Meanwhile, from the HIV variable, of the four determinant factors, there are 3 factors that influence the incidence of HIV, namely risk factor groups, number of sexual partners, and condom use.