Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Edukasi Keuangan Syariah Melalui Mimbar Masjid Sebagai Upaya Preventif Terhindar Dari Investasi Bodong Muhammad Anwar Fathoni; Faizi Faizi; Suprima Suprima
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 2 No 6 (2022): JPMI - Desember 2022
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.803

Abstract

Permasalahan utama yang dihadapi mitra adalah rendahnya indeks literasi keuangan Syariah dari masyarakat sekitar masjid. Hal ini diperkuat dengan hasil riset OJK yang menemukan bahwa indeks literasi keuangan Syariah di Indonesia baru mencapai angka 8,93%. Tujuan dari pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah untuk meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah masyarakat sekitar Masjid An-Nur Villa Cassablanca Sawangan Depok dan Masjid Al-Mughirah Ciputat Tangerang Selatan agar terhindar dari praktik investasi ilegal dan bodong yang dewasa ini meresahkan masyarakat. Metode yang digunakan dalam program Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah sosialisasi dan penyuluhan dalam bentuk ceramah agama (khutbah Jum’at) yang disampaikan kepada para jamaah kedua masjid tersebut. Melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini, diharapkan dapat meningkatkan indeks Literasi Keuangan Syariah di lingkungan masyarakat Sawangan Depok dan Ciputat Tangerang Selatan. Selain itu, peserta kegiatan ini juga mendapatkan acuan dalam mengakses mengelola keuangannya berdasarkan prinsip Syariah sehingga terhindar dari praktik investasi ilegal dan bodong.
SOSIALISASI DAN EDUKASI PRODUK KEUANGAN SYARIAH PADA PENGURUS MASJID KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN BUMN Airlangga Surya Kusuma; Faizi Faizi; Retno Dyah Kusumastuti; Erfandi Erfandi
Jurnal Pengabdian Teratai Vol 3 No 2 (2022): Jurnal Pengabdian Teratai
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro 1957

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55122/teratai.v3i2.507

Abstract

Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam memiliki potensi yang besar menjadi pusat pengembangan keuangan syariah. Namun perkembangan industri keuangan syariah sendiri masih relatif kecil. Salah satu permasalahan yang menghambat perkembangan industri keuangan syariah adalah rendahnya tingkat literasi keuangan syariah masyarakat. Literasi keuangan syariah yang rendah dapat dilihat dari pemahaman masyarakat yang mengira bahwa bank syariah serupa dengan lembaga bank non-syariah. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan literasi keuangan syariah masyarakat. Agar lebih efektif, pelatihan tersebut sebaiknya ditujukan ke pihak-pihak yang memiliki pengaruh di masyarakat, seperti pengurus masjid. Diharapkan dengan pelatihan tersebut, pemahaman pengurus masjid terkait keuangan syariah dapat meningkat, dan pengurus masjid dapat meneruskan pengetahuan mengenai keuangan syariah ke masyarakat luas. Untuk melaksanakan pelatihan tersebut, tim pengabdian UPN Veteran Jakarta bersama dengan tim pengabdian UNUSIA selanjutnya bekerja sama dengan Forum Silaturahmi Takmir Masjid Kementerian/Lembaga dan BUMN untuk mengadakan pelatihan literasi keuangan syariah bagi pengurus masjid. Metode kegiatan pengabdian ini menggunakan metode ceramah sebagai metode untuk pelatihan literasi keuangan syariah, yang selanjutnya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Kedepannya diharapkan pengurus masjid dapat meneruskan pengetahuan mengenai literasi keuangan syariah ke masyarakat luas, sehingga literasi keuangan syariah di masyarakat juga meningkat.
SOSIALISASI DAN EDUKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH BAGI PENGURUS MASJID KEMENTERIAN/LEMBAGA DAN BUMN Faizi Faizi; Retno Dyah Kusumastuti; Airlangga Surya Kusuma
MADANI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8 No 2 (2022): Madani : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM UPN Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53834/mdn.v8i2.5151

Abstract

Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam memiliki potensi yang besar menjadi pusat pengembangan keuangan syariah di tingkat global, termasuk perbankan syariah. Namun perkembangan perbankan syariah sendiri masih relatif kecil. Salah satu permasalahan yang menghambat perkembangan perbankan syariah adalah rendahnya tingkat literasi keuangan syariah masyarakat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman perbankan syariah di masyarakat. Agar lebih efektif, pelatihan tersebut sebaiknya ditujukan ke pihak-pihak yang memiliki pengaruh di masyarakat, seperti pengurus masjid. Diharapkan dengan pelatihan tersebut, pemahaman pengurus masjid terkait perbankan syariah dapat meningkat, dan pengurus masjid dapat meneruskan pengetahuan mengenai perbankan syariah ke masyarakat luas. Untuk melaksanakan pelatihan tersebut, tim pengabdian UPN Veteran Jakarta selanjutnya bekerjasama dengan Forum Silaturrahim Takmir Masjid Kementerian/Lembaga dan BUMN untuk mengadakan sosialisasi perbankan syariah bagi pengurus masjid. Metode kegiatan pengabdian ini menggunakan metode ceramah sebagai metode untuk sosialisasi perbankan syariah, yang selanjutnya dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Kedepannya diharapkan pengurus masjid dapat meneruskan pengetahuan mengenai perbankan syariah ke masyarakat luas, sehingga pemahaman perbankan syariah di masyarakat juga meningkat.
INDIKATOR PEMBANGUNAN TERHADAP KEMISKINAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI DAKWAH ISLAM Farida Amalia; Aulia Hadistiara; Muhammad Arkansyah Mochtar; Ade Nur Rohim; Faizi Faizi
Al-Tsiqoh : Jurnal Ekonomi dan Dakwah Islam Vol 7 No 2 (2022): Dakwah Islam dan Komunikasi
Publisher : Institut Pesantren KH Abdul Chalim Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1234/altsiq.v7i2.2924

Abstract

Indikator pembangunan merupakan suatu tolak ukur dalam mengukur keberhasilan pembangunan suatu negara. Indikator pembangunan meliputi indikator kuantitatif dan kualitatif. Dalam Islam pembangunan memiliki tujuan yang luas yaitu mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kemiskinan menjadi salah satu masalah utama dalam pembangunan di negara-negara berkembang. Indikator pembangunan yang dapat mengukur kemiskinan, diantaranya indikator tingkat pendidikan, kesehatan, pendapatan per kapita dan jumlah kepadatan penduduk suatu negara. Maka upaya yang dapat dilakukan negara yakni meningkatkan akses pendidikan, kesehatan, menekan pertumbuhan penduduk dan pemberdayaan masyarakat agar menjadi SDM yang berdedikasi unggul. Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah studi pustaka dengan mengutip pendapat para tokoh dan jurnal-jurnal terdahulu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan masalah kemiskinan yang dikaitkan dengan indikator tingkat pendidikan. Memberikan akses pendidikan seluas-luasnya dapat membantu pemerintah agar keluar dari jeratan kemiskinan.
Real Demand Survey (RDS) on The Development Plan of Jogya Agro Techno Park (JATP) in Kulon Progo Regency Purwanto Widodo; Faizi Faizi
E-Journal of Tourism Volume 10 Number 1 (March 2023)
Publisher : Centre of Excellence in Tourism Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24922/eot.v10i1.89877

Abstract

Jogya Agro Techno Park (JATP) is a priority program for the governor of the Special Region of Yogyakarta. JATP is located in Wijilan Village, Nanggulan, Kulonprogo, Yogyakarta. JATP is currently an integrated agricultural area with various agricultural support activities planned to be developed. To support the successful development JATP, a Real Demand Survey (RDS) was conducted. The sample taken is tourists in tourist attractions throughout the Special Region of Yogyakarta for August - September 2019, obtained a sample of 360 respondents. The analysis used logistic regression, with the dependent variable interested in tourism in JATP. The analysis results show that the variables of type of tourism, tourist attractions, tourist facilities and tourist accommodation affect the interest of tourists visiting JATP.
Does COVID-19 Affect The Share Market Volatility In Indonesia? Purwanto Widodo; Faizi
Jurnal Manajemen Vol. 27 No. 2 (2023): June 2023
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jm.v27i2.1064

Abstract

Volatility in financial markets reflects the level of risk that will be faced by investors due to fluctuations in stock price movements and stock returns which indicate the uncertainty of returns that investors will receive. This study uses daily data on JCI returns for the period January 1 2017 to October 30 2021 with the aim of modeling the volatility of JCI returns both before the Covid-19 crisis and during Covid-19. In addition, it is intended to see changes in the volatility of JCI returns due to the Covid-19 crisis. The research findings are that both before the crisis and during Covid-19 the appropriate volatility model is a model that has a leverage effect problem, namely EGARCH (1,1). there is a difference in the stock price index EGARCH return model between before and during Covid-19. Another finding is the influence of the variance in the previous period, the previous model was higher than during Covid-19.
Analysis of market dominance in the sharia banking industry after the merger of Bank Islamic Indonesia (BSI) Airlangga Surya Kusuma; Faizi Faizi; Purwanto Widodo; Salma Asla Salsabila Praza; Muhammad Faturrohman Arkaan Sunyoto
Enrichment : Journal of Management Vol. 13 No. 4 (2023): October: Management Science And Field
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/enrichment.v13i4.1637

Abstract

To assist the development of the Islamic banking enterprise in Indonesia, the Government of Indonesia through the Ministry of BUMN decided to merge 3 BUS which can be subsidiaries of BUMN Banks, namely Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah and BRI Syariah. The merger ended in a bank with the call Bank Syariah Indonesia (BSI) and officially running on February 1, 2021. At the give up of 2021, BSI was recorded as having assets of IDR 265.3 trillion and changed into included inside the top 10 largest national banks in Indonesia. Islamic banks have to this point had confined capital, making it tough to compete with traditional banks. Therefore, BSI, which has massive capital, is anticipated for you to compete head to head with conventional banks. There have been also concerns and rejection of the BSI merger. This is due to the fact there are indicators that BSI has market dominance and might monopolize the Islamic banking industry in Indonesia. The motive of this examine is to describe the characteristics of marketplace dominance within the Islamic banking enterprise after the merger of Bank Syariah Indonesia. This research uses some of indicators, particularly awareness ratio, Herfindahl–Hirschman Index (HHI), and Melnik's ratio. The end of this look at is that of all of the indicators used, namely the awareness ratio, Herfindahl–Hirschman Index (HHI), and the Melnik ratio, it can be stated that there is a robust indication of marketplace dominance inside the Islamic banking industry after the merger of Bank Syariah Indonesia
Analisis Deskriptif Persepsi Pelaku UMKM Terhadap Pembiayaan Mikro Syariah Purwanto Widodo; Faizi Faizi; Airlangga Surya Kusuma; Salma Asla Salsabila Praza; Hafizh Fadhilah Atmadja
Journal of Economic, Bussines and Accounting (COSTING) Vol 7 No 2 (2024): COSTING : Journal of Economic, Bussines and Accounting
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/costing.v7i3.7564

Abstract

Due to their significant role in economic growth, Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) are currently the center of attention of the government and the general public. MSMEs serve as a means to create jobs, drive economic progress, and create a private sector, so the development of MSMEs plays an important role in economic development. However, in reality, MSMEs still face many internal and external challenges, one of which is a lack of capital. Therefore, Islamic microfinance is present to assist MSME capital. The main objective of this study is to determine the extent to which MSME actors' perceptions of Islamic microfinance facilities provided by Islamic Financial Institutions (LKS). From the results of the descriptive analysis of this study, it can be seen that the majority of respondents (62%) already know or have heard about Islamic financial products. Even so, this knowledge does not move the majority of respondents to utilize Islamic financial products, where only 34% of respondents have or have had an Islamic bank account, and only 34% of respondents have or are applying for Islamic microfinance. Of the 34% or 61 respondents who have or are applying for Islamic microfinance, the nominal amount applied for by the majority is not too large, which is below 10 million rupiah. Keywords: MSMEs, Sharia Microfinance
Are Cryptocurrencies Ḥaram? A Critical Analysis toward MUI’s Fatwā Faizi
Al-Ihkam, Jurnal Hukum dan Pranata Sosial Vol 18 No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Sharia IAIN Madura collaboration with The Islamic Law Researcher Association (APHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/al-lhkam.v18i2.8290

Abstract

This paper critically examines the Indonesian Ulema Council's fatwā which prohibits cryptocurrency. The critique focuses on three aspects of the ban. The first is criticism for banning cryptocurrency which is considered to contain garar and ḍarār, and is contrary to Law No. 7 of 2011 and Bank Indonesia Regulation No. 17 of 2015. The second is criticism of the illegality of buying/selling cryptocurrency, which is positioned as a digital asset/commodity that contains garar, ḍarār, qimār, and does not meet the sil’ah criteria. The third is criticism of the permissibility of cryptocurrency as a commodity/asset when it fulfills the sil’aḥ criteria and has underlying and clear legal benefits to be traded. This study adopted a qualitative approach. The conclusion reveals that MUI's fatwā on cryptocurrencies was not built on solid legal reasoning and did not consider the benefits of technological advances. The MUI's fatwā is based on the principles of Islamic law, specifically garar, ḍarār, and qimār, which are used to evaluate the legality of trading commodities or digital assets, such as cryptocurrencies. However, it is important to note that the MUI's fatwā does not consider the potential benefits of cryptocurrencies, such as their use as a new form of investment and their potential to revolutionize industries by enhancing security, and efficiency, and creating new trading opportunities in the digital age. In terms of non-Sharia technology, it is seen as a tool that can be used for good or evil, and its permissibility depends on its use. Blockchain technology, which underpins cryptocurrencies, is considered acceptable because it makes transactions more secure and enables the use of smart contracts.
Penerapan Ushr Pada Masa Khulafaurrasyidin dan Perbedaannya dengan Bea Cukai di Indonesia Moh Nur Afhdal Dzikra; Kevin Shaquille Lesmana; Faizi; Sufyati HS
JOSEE : Jurnal Intelektual Mahasiswa Vol 1 No 01 (2023): Journal Of Islamics Economics
Publisher : Sekolah Tinggi Ekonomi Syariah Manna Wa Salwa Tanah Datar Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ushr merupakan salah satu kebijakan fiskal pada masa Khulafaurrasyidin yang berarti pungutan dari harta yang diperdagangkan jika seorang pedagang melewati batas negara nya, besarannya dikenakan berdasarkan beberapa golongan. Saat ini, ushr mungkin lebih dikenal sebagai Bea cukai, namun ternyata ada beberapa perbedaan yang terdapat diantaranya kedua baik berupa penerapannya ataupun konsepnya. Saat ini penulis akan memaparkan bagaimana penerapan ushr pada masa Khulafaurrasyidin dan perbedaannya dengan Bea Cukai pada masa sekarang menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan membaca jurnal - jurnal terdahulu.