Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia

KRITIK PADA POSITIVISME DALAM NOVEL KHOTBAH DI ATAS BUKIT KARYA KUNTOWIJOYO (SUATU TELAAH FALSAFAH SASTRA) Prapto Waluyo; Yuyus Rustandi
E- ISSN : 2684-8
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.285 KB) | DOI: 10.33751/jurnal salaka.v2i1.1836

Abstract

ABSTRAKPositivisme muncul pada abad XIX. Pemikiran itu mengubah kehidupan manusia dan ilmu pengetahuan, bahkan seni. Hingga saat ini, pada dasarnya, positivisme masih menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Ia terwujud dalam cara pandang manusia dan pola hidupnya. Novel Khotbah di Atas Bukit karya Kuntowijoyo adalah novel yang berupaya mengkritik pola hidup postivistik. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi novel Khotbah di Atas Bukit dalam mengkritik pola hidup positivistik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan filsafat sebagai pendekatannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola hidup positivistik itu diejawantahkan dalam hubungan antartokoh dan perilaku tokoh. Hubungan tokoh Barman dan Popi menunjukkan pola hidup positivistik yang meterialistik itu. Perubahan perilaku  tokoh Barman menjadi sosok yang religius tidak berimpak kehidupannya karena ia masih berpandangan meterialistik. Melalui tokoh Humam, novel ini melakukan kritik atas pola hidup yang positivistik itu. Kata kunci: positivisme, falsafah sastra, Khotbah di Atas Bukit, Kuntowijoyo
PENGARUH LATAR SOSIAL PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA Siti Ulumiah; Prapto Waluyo; Dedi Yusar
E- ISSN : 2684-8
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jurnal salaka.v2i2.2487

Abstract

Dalam suatu karya sastra, latar sosial memiliki peran yang penting karena karya sastra merupakan gambaran kehidupan suatu masyarakat. Di dalam kehidupan masyarakat, terdapat konflik sosial terhadap lingkungan dan antar-individu. Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti latar sosial dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Penulis meneliti hubungan antara unsur latar sosial dengan tokoh. Hubungan ini didasari dari hubungan tokoh utama dan latar sosial. Sebagai tokoh utama, perilaku Ikal dipengaruhi latar sosial dari lingkungan sekitarnya. Selain itu, perilaku tokoh Ikal juga dipengaruhi oleh tokoh lain di dalam novel ini. Kajian ini menggunakan analisis unsur-unsur pembangun cerita, yaitu unsur instrinsik (tokoh, alur, dan latar). Hasil dari analisis menunjukkan bahwa latar sosial pada kelompok kelas bawah memengaruhi karakter tokoh, khususnya tokoh utama, Ikal. Karena kemiskinan, ia tidak bisa dengan mudah meraih mimpinya seperti orang-orang. Ia harus membanting tulang terlebih dahulu agar apa yang ia inginkan bisa tercapai. Sekolah Muhammadiyah memberi pengaruh yang positif bagi setiap langkah hidupnya. Kemiskinan dan kesengsaraan mampu memberi pengaruh yang baik baginya.Kata Kunci: Andrea Hirata; Laskar Pelangi; latar sosial; tokoh dan penokohan.
RESISTENSI DALAM NOVEL HULUBALANG RAJA KARYA NUR SUTAN ISKANDAR: KAJIAN POSKOLONIAL Abi Dapit; Prapto Waluyo; Agatha Trisari
E- ISSN : 2684-8
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.034 KB) | DOI: 10.33751/jurnal salaka.v2i2.2485

Abstract

Artikel ini merupakan sebuah kajian poskolonial yang mendeskripsikan resistensi di dalam novel Hulubalang Raja karya Nur Sutan Iskandar. Artikel ini menggunakan metode analisis deskriptif dan dekonstruksi. Artikel ini menggunakan pendekatan unsur intrinsik. Penelitian ini berfokus pada perlawanan dan mimikri yang terjadi di dalam novel Hulubalang Raja. Untuk menggambarkan perlawanan dan mimikri tersebut, perilaku orientalisme dalam novel ini dianalisis. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, di dalam novel Hulubalang Raja, perilaku orientalisme merupakan dikotomi yang dikonstruksi oleh Belanda. Hal ini dilakukan agar Belanda dapat mengeksploitasi masyarakat Minangkabau dan memengeruhi perilaku orientalisme juga dilakukan oleh anak negeri. Kedua, resistensi yang terjadi di dalam novel Hulubalang Raja adalah perlawanan tokoh Raja Adil atas represi dari pihak yang berserikat dengan kompeni. Di dalam kajian poskolonial, hal itu disebut reristensi radikal. Ketiga, mimikri yang dilakukan oleh tokoh Hulubalang Raja dan berada di pihak yang berserikat dengan kompeni merupakan mimikri untuk mempertahankan eksistensi diri. Di dalam kajian poskolonial, hal itu disebut resistensi pasif. Kata Kunci: konflik orientalisme; poskolonial; resistensi.
Fenomena Mitos Semar sebagai Bentuk Religiositas Masyarakat dalam Novel Pol Karya Putu Wijaya Prapto Waluyo; Yuyus Rustandi
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 4, No 1 (2022): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jsalaka.v4i1.5672

Abstract

Semar bukan hanya menjadi karakter dalam pewayangan Jawa, melainkan menjadi representasi dari religiositas masyarakat Jawa. Putu Wijaya memperkuat semar sebagai representasi religiositas masyarakat Jawa melalui novel Pol. Artikel ini menganalisis semar sebagai representasi religiositas masyarakat Jawa. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori analisis interinsik dan eksterinsik novel. Kesimpulannya, religiositas masyarakat direpresentasikan dalam novel Pol. Representasi religiositas Semar menunjukkan bahwa terjadi dinamika kehidupan manusia, baik masyarakat dan Aston. Manifestasi dinamika tersebut muncul pada sikap manusia ketika merespons segala krisis dan masalah yang dihadapinya. Sikap manusia tersebut dapat tercermin dalam persepsi, nilai, dan penalaran kehidupan.
Semiotika Dalam Bahasa Propaganda Mahasiswa Dari Masa Ke Masa Tenu Permana; Agatha Trisari; Prapto Waluyo
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 5, No 1 (2023): Volume 5 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jsalaka.v5i1.8739

Abstract

Penelitian ini mengkaji makna dan latar sosiokuktural yang melahirkan bahasa propaganda di demontrasi mahasiswa dari masa ke masa. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan semiotika dari gaya bahasa yang digunakan mahasiswa dalam bahasa propagandanya dari masa ke masa dan mendeskripsikan penyebab kondisi sosiokultural yang mengakibatkan adanya perubahan-perubahan gaya bahasa dalam demontrasinya dari masa ke masa. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif dan menggunakan teori semiotika yang menginterpretasi tanda-tanda yang ada dalam demontrasi mahasiswa dan menelaah pergeseran bahasa yang dipakai oleh mahasiswa dari masa ke masa.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tanda-tanda yang ada dalam bahasa propaganda mahasiswa dari masa ke masa meski berbeda-beda gaya bahasa yang digunakan namun tetap seirama memiliki makna yang dijadikan seruan perlawanan terhadap penguasa. Dari bahasa propaganda yang beragam itu adalah hasil dari latar sosiokultural yang dialami oleh mahasiswa. Pergeseran persepsi yang membentuk mahasiswa dihasilkan dari dialektika antara realitas dan kebijakan yang dilakukan penguasa, dan mahasiswa menilai serta selalu mengupayakan perlawanan pada penguasa yang zalim pada rakyat.
MATERIALISME DALAM CERITA PENDEK “TITIN PULANG DARI SAUDI” KARYA RADHAR PANCA DAHANA Waluyo, Prapto; Rustandi, Yuyus; Anggradinata, Langgeng Prima
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 6, No 1 (2024): Volume 6 Nomor 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jsalaka.v6i1.10067

Abstract

Materialisme menjadi salah satu aliran filsafat yang masih relevan hingga saat ini, khususnya pada era globalisasi. Artikel ini bertujuan menganalisis representasi materialism dalam cerpen “Titin Pulang dari Saudi” karya Radhar Panca Dahana. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pedekatan yang digunakan adalah pendekatan materialisme dengan paradigma criticism. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materialisme direpresentasikan pada tokoh-tokoh pada cerpen ini. Titin sebagai tokoh utama terjebak dalam arus meterialisme dan konsumerisme. Eksistensi Titin bergantung pada materi yang dimilikinya. Kesimpulannya, cerpen “Titin Pulang dari Saudi” karya Radhar Panca Dahana menunjukkan bahwa materialisme dan konsumerisme masih melekat dalam masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat kelas bawah. Materi menjadi penanda eksistensi seseorang.
BETWEEN CUPS AND LIFE: ABSURDITY IN THE SHORT STORY PHILOSOPHY OF COFFEE BY DEE LESTARI Waluyo, Prapto; Yusar, Dedi; Rustandi, Yuyus
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 7, No 1 (2025): Volume 7 Nomor 1 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jsalaka.v7i1.12577

Abstract

Dee Lestari's short story Filosofi Kopi (The Philosophy of Coffee) not only tells the story of Ben and Jody's journey in building a coffee shop, but also delves into the existential meaning and absurdity of life. This study explores the absurdity of the philosophical journey through an existentialist approach in Filosofi Kopi. Coffee in this story is positioned as a symbol of Ben and Jody's struggle to face the duality of idealism and pragmatism, specifically Ben's obsession with coffee perfection and Jody's pragmatic view, oriented toward profit. The analysis reveals that the absurdity of perfection, shaken by the presence of Twix coffee, prompts both characters to engage in a profound reflection on the meaning and purpose of life. Ben realizes that perfection lies not only in complexity but also in authenticity and the ability to touch the soul. Meanwhile, Jody begins to appreciate the profound philosophy embedded in coffee. Within the existentialist framework, Coffee Philosophy offers the perspective that humans can find harmony by accepting the absurdity of life and creating personal meaning.