Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Sastra Lekra dalam Estetika dan Ekspresi Penciptaan: Menilai Utuy Tatang Sontani Dadan Suwarna; Dedi Yusar
Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana Vol 25, No 1 (2019): Volume 25 Nomor 1 Tahun 2019
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.952 KB) | DOI: 10.33751/wahana.v25i1.1216

Abstract

ABSTRAK             Membaca karya sastra Lekra tidaklah berbeda dengan membaca karya sastra umumnya. Hanya yang “mengikat” mereka adalah anutannya pada suatu lembaga dan pilihan ekspresi meskipun di lapangan pilihan ekspresi adalah sesuatu yang biasa karena batas-batas politis dan nonpolitis adalah yang sulit dilacak konsistensinya.            Hal ini tergambar dari bagaimana sastrawan Lekra mengungkapkan dirinya, mereka bisa dengan narasi dan pesan yang serius, santai, humor, dan tetap ekspresif. Kecenderungan untuk apolitis dalam karya dapat dimaklumi bahwa pilihan mengungkapkan diri akan ditentukan oleh suasana hati dan pilihan topik yang tengah mereka sampaikan.            Membaca karya sastrawan Lekra kemudian adalah melihat mereka dari sisi kemanusiaan yang erat kaitannya dengan sudut pandang, gaya berbahasa, dan cara bagaimana mereka mengungkapkan diri. Tidak semuanya serba bombastis, bahkan mereka tetap leluasa dan nyaman mengungkapkan suasana hati penciptaan kala itu.
ANALISIS KONSEP DAN LOGIKA KEBAHASAAN FIKSI ANAK Dadan Suwarna; Dedi Yusar
Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana Vol 26, No 1 (2020): Volume 26 Nomor 1 Tahun 2020
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.055 KB) | DOI: 10.33751/wahana.v26i1.2101

Abstract

      AbstractKid’s fiction is written in a various way. It is not only how to make, but to whom it tells. The difficult thing to create is how to see deeply in meaning. Writer has to feel involved in the case, it means that meaningful is part of the creation to write. It is not easy to combine to mix the structure and also the content, but there is the reason why a writer has to see them.Key Words: kid’s fiction, meaning and content.AbstrakFiksi anak ditulis dalam aneka bentuk, dari dongeng hingga novel. Pilihan tulisan ditentukan berdasarkan sasaran, yaitu anak sebagai objek. Akan tetapi, pencerita yang pada mulanya adalah anonim  karena tidak menyertakan unsur nama pengarang, kemudan dalam perkembangannya menjadi fiksi yang subjektif karena ditulis oleh perseorangan yang bahkan memiliki royalti kepemilikan suatu karya.Kemasan, termasuk persoalan ihwal sastra anak yang menyangkut kepantasan  dan kelayakan. Akar masalah dalam melihat mereka sebagai objek tidak dengan sendirinya ditempatkan dalam proporsi ideal dan penuh harapan, setidaknya dari sisi moral. Kata Kunci: bahasa, fiksi anak, bahasa, dan penceritaan
ANALISIS POSKOLONIAL PADA NOVEL TAK ADA ESOK KARYA MOCHTAR LUBIS Lupi Saepul Nudin; Sasongko S. Putro; Dedi Yusar
Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana Vol 27, No 1 (2021): Volume 27 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.656 KB) | DOI: 10.33751/wahana.v27i1.4128

Abstract

Abstract This research is a postcolonial study describing the resistance that occurred in the novel No Tomorrow by Mochtar Lubis. In this study using descriptive and deconstructive analysis methods. In order to be easy in conducting postcolonial study research, an intrinsic elemental approach is also used. The focus on this study is related to radical and passive resistance and mimicry that occurs in the novel No Tomorrow, to describe and describe the resistance and mimicry, first examined the orientalist behavior contained in the novel No Tomorrow. The results of this study showed: (1) the behavior of orientalism contained in the novel Tak Ada Esok is a domination carried out by the Dutch in order to exploit the Indonesian state, and orientalism behavior is also carried out by Johan along with guerrillas. (2) The resistance that occurs in the novel Tak Ada Esok is the fight of johan and hassan with Sudiarto with gerilyaw troops ... This study is a postcolonial study describing the resistance that occurred in the novel No Tomorrow by Mochtar Lubis. In this study using descriptive and deconstructive analysis methods. In order to be easy in conducting postcolonial study research, an intrinsic elemental approach is also used. The focus on this study is related to radical and passive resistance and mimicry that occurs in the novel No Tomorrow, to describe and describe the resistance and mimicry, first examined the orientalist behavior contained in the novel No Tomorrow. The results of this study showed: (1) the behavior of orientalism contained in the novel Tak Ada Esok is a domination carried out by the Dutch in order to exploit the Indonesian state, and orientalism behavior is also carried out by Johan along with guerrillas. (2) The resistance that occurs in the novel Tak Ada Esok is the fight of johan and hassan with Sudiarto with gerilyaw troops who performed mimicry to undermine the power of Japan and the Netherlands, it was in the postlonial study called radical resistance and mimicry conducted by the figures Johan and Hassan together sudiarto, is a mimicry to survive in order to undermine dutch power, with guerrilla forces, Johan did resistance directly or physical contact, it was in the postlonial study called radical resistance. who performed mimicry to undermine the power of Japan and the Netherlands, it was in the postlonial study called radical resistance and mimicry conducted by the figures Johan and Hassan together sudiarto, is a mimicry to survive in order to undermine dutch power, with guerrilla forces, Johan did resistance directly or physical contact, it was in the postlonial study called radical resistance. Keywords: Orientalism, Postcolonial, Resistance AbstrakKajian ini adalah sebuah kajian poskolonial yang mendeskripsikan resistenis yang terjadi dalam novel Tak Ada Esok karya Mochtar Lubis. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan dekonstruksi. Agar mudah dalam melakukan penelitian kajian poskolonial, digunakan juga pendekatan unsur intrinsik. Fokus pada penelitian ini terkait dengan perlawanan radikal maupun pasif dan mimikri yang terjadi pada novel Tak Ada Esok, untuk menggambarkan dan mendeskripsikan perlawanan dan mimikri tersebut, terlebih dahulu dikaji perilaku orientalis yang terdapat dalam novel Tak Ada Esok. Hasil penelitian ini menunjukan: (1) perilaku orientalisme yang terdapat di dalam novel Tak Ada Esok merupakan dominasi yang dilakukan oleh Belanda agar dapat mengeksploitasi negera Indonesia, serta perilaku orientalisme juga dilakukan oleh Johan bersama pasukan gerilyawan. (2) Resistensi yang terjadi dalam novel Tak Ada Esok adalah perlawan tokoh Johan dan Hassan bersama Sudiarto dengan pasukan gerilyawan yang melakukan mimikri untuk meruntuhkan kekuasaan Jepang dan Belanda, hal itu di dalam kajian poskolonial disebut resistensi radikal dan mimikri yang dilakukan oleh tokoh Johan dan Hassan bersama Sudiarto, merupakan mimikri untuk bertahan hidup agar dapat meruntuhkan kekuasaan Belanda, dengan pasukan gerilyawan, Johan melakukan perlawanan secara langsung atau kontak fisik, hal itu di dalam kajian poskolonial disebut resistensi radikal. Kata kunci: Orientalisme, Poskolonial, Resistensi.
LATAR SOSIAL DALAM NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI Geo Fanny Jacklin Padoma Nova; Agatha Trisari s; Dedi Yusar
E- ISSN : 2684-8
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.118 KB) | DOI: 10.33751/jurnal salaka.v2i1.1835

Abstract

ABSTRAKKarya sastra merupakan gambaran kehidupan sosial yang dituangkan ke dalam cerita dan dapat dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, penulis   tertarik dengan latar sosial yang digambarkan oleh Ahmad Tohari di dalam salah satu keryanya berjudul Bekisar Merah. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan latar sosial yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif. Penulis berusaha mendeskripsikan latar sosial yang di alami oleh tokoh utama. Dalam memperoleh data, penulis mendapatkan dengan cara studi pustaka menggunakan berbagai buku yang memiliki kaitan dengan latar sosial. Penelitian ini mendeskripsikan latar sosial yang dialami oleh tokoh utama dengan cara memaparkan unsur intrinsik dan memaparkan latar sosial yang muncul sehingga memudahkan langkah selanjutnya  untuk  mengetahui  latar  sosial  terhadap  tokoh  utama.   Kajian  ini  pun dilakukan mengunakan analisis unsur-unsur pembagunan cerita berupa unsur intrisik yang meliputi alur, tokoh, dan latar. Kesimpulannya, terdapat  enam  latar  sosial  yang  muncul dalam kajian ini: latar sosial tokoh utama kedua,  latar  sosial  penjual  nira  ketiga,  latar kehidupan masyarakat Karangsoga keempat, latar mitos atau kepercayaan kelima, latar asal- usul Lasi keenam, latar perilaku masyarakat. Latar sosial tersebut berpengaruh  terhadap tokoh utama terhadap keputusan yang Lasi ambil. Latar sosial yang muncul lebih banyak membuat Lasi lebih banyak menderita dari pada mendapatkan kebahagaian menjadi seorang perempuan simpanan. Latar pendidikan yang sangat rendah membuat pola pikir Lasi menjadi mudah di kendalikan orang lain bahkan orang-orang yang baru ia kenal. Kata Kunci: Latar Sosial, Bekisar Merah, Kajian Intrinsik.
PENGARUH LATAR SOSIAL PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA Siti Ulumiah; Prapto Waluyo; Dedi Yusar
E- ISSN : 2684-8
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jurnal salaka.v2i2.2487

Abstract

Dalam suatu karya sastra, latar sosial memiliki peran yang penting karena karya sastra merupakan gambaran kehidupan suatu masyarakat. Di dalam kehidupan masyarakat, terdapat konflik sosial terhadap lingkungan dan antar-individu. Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti latar sosial dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Penulis meneliti hubungan antara unsur latar sosial dengan tokoh. Hubungan ini didasari dari hubungan tokoh utama dan latar sosial. Sebagai tokoh utama, perilaku Ikal dipengaruhi latar sosial dari lingkungan sekitarnya. Selain itu, perilaku tokoh Ikal juga dipengaruhi oleh tokoh lain di dalam novel ini. Kajian ini menggunakan analisis unsur-unsur pembangun cerita, yaitu unsur instrinsik (tokoh, alur, dan latar). Hasil dari analisis menunjukkan bahwa latar sosial pada kelompok kelas bawah memengaruhi karakter tokoh, khususnya tokoh utama, Ikal. Karena kemiskinan, ia tidak bisa dengan mudah meraih mimpinya seperti orang-orang. Ia harus membanting tulang terlebih dahulu agar apa yang ia inginkan bisa tercapai. Sekolah Muhammadiyah memberi pengaruh yang positif bagi setiap langkah hidupnya. Kemiskinan dan kesengsaraan mampu memberi pengaruh yang baik baginya.Kata Kunci: Andrea Hirata; Laskar Pelangi; latar sosial; tokoh dan penokohan.
PENGARUH LATAR SOSIAL PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA Siti Ulumiah; Prapto Waluyo; Dedi Yusar
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 2, No 2 (2020): Volume 2 Nomor 2 Tahun 2020
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jsalaka.v2i2.2487

Abstract

Dalam suatu karya sastra, latar sosial memiliki peran yang penting karena karya sastra merupakan gambaran kehidupan suatu masyarakat. Di dalam kehidupan masyarakat, terdapat konflik sosial terhadap lingkungan dan antar-individu. Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti latar sosial dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Penulis meneliti hubungan antara unsur latar sosial dengan tokoh. Hubungan ini didasari dari hubungan tokoh utama dan latar sosial. Sebagai tokoh utama, perilaku Ikal dipengaruhi latar sosial dari lingkungan sekitarnya. Selain itu, perilaku tokoh Ikal juga dipengaruhi oleh tokoh lain di dalam novel ini. Kajian ini menggunakan analisis unsur-unsur pembangun cerita, yaitu unsur instrinsik (tokoh, alur, dan latar). Hasil dari analisis menunjukkan bahwa latar sosial pada kelompok kelas bawah memengaruhi karakter tokoh, khususnya tokoh utama, Ikal. Karena kemiskinan, ia tidak bisa dengan mudah meraih mimpinya seperti orang-orang. Ia harus membanting tulang terlebih dahulu agar apa yang ia inginkan bisa tercapai. Sekolah Muhammadiyah memberi pengaruh yang positif bagi setiap langkah hidupnya. Kemiskinan dan kesengsaraan mampu memberi pengaruh yang baik baginya.Kata Kunci: Andrea Hirata; Laskar Pelangi; latar sosial; tokoh dan penokohan.
LATAR SOSIAL DALAM NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI Geo Fanny Jacklin Padoma Nova; Agatha Trisari s; Dedi Yusar
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 2, No 1 (2020): Volume 2 Nomor 1 Tahun 2020
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.118 KB) | DOI: 10.33751/jsalaka.v2i1.1835

Abstract

ABSTRAKKarya sastra merupakan gambaran kehidupan sosial yang dituangkan ke dalam cerita dan dapat dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, penulis   tertarik dengan latar sosial yang digambarkan oleh Ahmad Tohari di dalam salah satu keryanya berjudul Bekisar Merah. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan latar sosial yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif. Penulis berusaha mendeskripsikan latar sosial yang di alami oleh tokoh utama. Dalam memperoleh data, penulis mendapatkan dengan cara studi pustaka menggunakan berbagai buku yang memiliki kaitan dengan latar sosial. Penelitian ini mendeskripsikan latar sosial yang dialami oleh tokoh utama dengan cara memaparkan unsur intrinsik dan memaparkan latar sosial yang muncul sehingga memudahkan langkah selanjutnya  untuk  mengetahui  latar  sosial  terhadap  tokoh  utama.   Kajian  ini  pun dilakukan mengunakan analisis unsur-unsur pembagunan cerita berupa unsur intrisik yang meliputi alur, tokoh, dan latar. Kesimpulannya, terdapat  enam  latar  sosial  yang  muncul dalam kajian ini: latar sosial tokoh utama kedua,  latar  sosial  penjual  nira  ketiga,  latar kehidupan masyarakat Karangsoga keempat, latar mitos atau kepercayaan kelima, latar asal- usul Lasi keenam, latar perilaku masyarakat. Latar sosial tersebut berpengaruh  terhadap tokoh utama terhadap keputusan yang Lasi ambil. Latar sosial yang muncul lebih banyak membuat Lasi lebih banyak menderita dari pada mendapatkan kebahagaian menjadi seorang perempuan simpanan. Latar pendidikan yang sangat rendah membuat pola pikir Lasi menjadi mudah di kendalikan orang lain bahkan orang-orang yang baru ia kenal. Kata Kunci: Latar Sosial, Bekisar Merah, Kajian Intrinsik.
PENINGKATAN PROMOSI DAN PENGARSIPAN DIGITAL SANGGAR SENI TARI DAN BUDAYA SAWO KECIK MELALUI PEMBUATAN WEBSITE AI Nanang Sutisna; Henny Suharyati; Sasongko S. Putro; Dedi Yusar; Ratu Dini Andhiyani Seminingrat
RAMBIDEUN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2024): Rambideun: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Al Muslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51179/pkm.v7i1.2384

Abstract

ABSTRACT This community service activity aimed to develop and launch an artificial intelligence (AI)-based website as a promotional media and digital archive for the Cirebon Sawo Kecik Dance and Culture Art Studio. This is due to the need for this dance studio to increase its exposure in the digital world and archive works of art. In creating this website, a needs analysis was carried out, website development with AI integration, as well as training for studio members. From the results of implementing this activity, it was found that an interactive website can accommodate event promotion, adjust content to visitor preferences, and collect digital archive data of works of art. This community service activity also helped dance studios increasing their visibility online. Therefore, the application of AI technology in the form of a website has helped the Sawo Kecik Dance and Cultural Arts Studio achieve the studio's digital promotion and archiving goals well.
DIGITALIZATION MODEL OF CIAYUMAJAKUNING MANUSCRIPTS Sutisna, Nanang; Putro, Sasongko S; Yusar, Dedi
International Review of Humanities Studies Vol. 8, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Intellectual activity in the archipelago was generally born in various kingdoms that existed at that time, one of which was in the Cirebon Kingdom. One of his works is in the form of a written tradition carried out by poets who gave birth to his writings under the direction of these kings. These writings are generally still in the form of handwriting which is often called manuscripts. In their writings they express their ideas or ideas in the form of values in general life such as religion, art, culture, history, medicine, government, technology, literature, culture, architecture and other life. Considering that the object of this research is ancient texts, especially in the Ciayumajakuning area which includes the Cirebon, Indramayu, Majalengka and Kuningan areas which were trading areas and the spread of Ismanism by the Cirebon Sultanate. The purpose of this study is to provide data in the form of digital photos and manuscript descriptions for the benefit of research studies and to bridge the gaps in knowledge in the context of social sciences, humanities and education. In addition, data collection from this manuscript will make an important contribution in mapping manuscripts in West Java. The urgency of research on the Cayumajakuning manuscript refers to aspects of the existence of ancient manuscripts and their relation to the surrounding community. Through this research, a correlation can be found between the people of Cayumajakuning who are familiar with the written tradition and those who are not familiar with this tradition.
BETWEEN CUPS AND LIFE: ABSURDITY IN THE SHORT STORY PHILOSOPHY OF COFFEE BY DEE LESTARI Waluyo, Prapto; Yusar, Dedi; Rustandi, Yuyus
Jurnal Salaka : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia Vol 7, No 1 (2025): Volume 7 Nomor 1 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jsalaka.v7i1.12577

Abstract

Dee Lestari's short story Filosofi Kopi (The Philosophy of Coffee) not only tells the story of Ben and Jody's journey in building a coffee shop, but also delves into the existential meaning and absurdity of life. This study explores the absurdity of the philosophical journey through an existentialist approach in Filosofi Kopi. Coffee in this story is positioned as a symbol of Ben and Jody's struggle to face the duality of idealism and pragmatism, specifically Ben's obsession with coffee perfection and Jody's pragmatic view, oriented toward profit. The analysis reveals that the absurdity of perfection, shaken by the presence of Twix coffee, prompts both characters to engage in a profound reflection on the meaning and purpose of life. Ben realizes that perfection lies not only in complexity but also in authenticity and the ability to touch the soul. Meanwhile, Jody begins to appreciate the profound philosophy embedded in coffee. Within the existentialist framework, Coffee Philosophy offers the perspective that humans can find harmony by accepting the absurdity of life and creating personal meaning.