Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

ASOSIASI KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA Depi Setialesmana; Yeni Heryani
Jurnal Siliwangi: Seri Pendidikan Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Siliwangi Seri Pendidikan
Publisher : LP2M-PMP Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jspendidikan.v4i1.413

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi kemampuan koneksi dan komunikasi matematik mahasiswa, asosiasi kemampuan koneksi matematik dan kemandirian belajar matematika mahasiswa, asosiasi kemampuan komunikasi matematik dan kemandirian belajar matematika mahasiswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan matematika Universitas Siliwangi angkatan 2014. Sampel penelitian dipilih secara purposive. Satu kelompok dijadikan sebagai kelompok eksperimen yaitu kelas 2014 E. Instrumen berupa soal tes kemampuan koneksi dan komunikasi matematik serta angket kemandirian belajar. Tehnik analisis data dengan ANOVA, dengan bantuan software SPSS versi 23.32 for Windows. Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat asosiasi kemampuan koneksi dan komunikasi matematik, tidak terdapat asosiasi kemampuan koneksi matematik dan kemandirian belajar, tidak terdapat asosiasi kemampuan komunikasi matematik dan kemandirian belajar.
ANALISIS KESULITAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING Ratna Rustina; Yeni Heryani
Jurnal Siliwangi: Seri Pendidikan Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Siliwangi Seri Pendidikan
Publisher : LP2M-PMP Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jspendidikan.v3i2.266

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada langkah manakah mahasiswa mengalami kesulitan terbesar dalam menyelesaikan soal kemampuan pemecahan masalah matematik.  Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan Subjek penelitian adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Angkatan 2016. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal tes kemampuan pemecahan masalah matematik. Analisis skor kesulitan berdasarkan batas kelulusan ideal. Berdasarkan Analisis data didapatkan bahwa kesulitan terbesar mahasiswa berada pada langkah ke empat yaitu memeriksa kembali hasil.
Implementasi Bahan Ajar Berbasis Masalah pada Perkuliahan Kapita Selekta Matematika Pendidikan Dasar Yeni Heryani; Ratna Rustina
Jurnal Siliwangi: Seri Pendidikan Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Siliwangi Seri Pendidikan
Publisher : LP2M-PMP Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jspendidikan.v4i2.418

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi bahan ajar berbasis masalah pada mata kuliah kapita selekta matematika pendidikan dasar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Angkatan 2016 dan peneliti mengambil 1 kelas untuk dijadikan subjek penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes hasil belajar. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa penggunaan bahan ajar berbasis masalah dalam perkuliahan Kapita Selekta Matematika Pendidikan Dasar efektif, karena 72% mahasiswa memperoleh nilai paling sedikit 70.  
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK BERDASARKAN TAKSONOMI STRUCTURE OF THE OBSERVED LEARNING OUTCOMES Aziz Zulhakim; Yeni Heryani
Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jarme.v2i1.1298

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik berdasarkan taksonomi Structure of The Observed Learning Outcomes (SOLO), serta kesulitan peserta didik dalam menyelesaikan soal. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif  deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui tes dan wawancara dengan teknik think aloud. Instrumen penelitian berupa soal tes kemampuan pemecahan masalah matematik. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan purposive. Teknik analisis data meliputi tahap reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada langkah memahami, semua subjek dapat memahami masalah tetapi tidak tertulis secara lengkap dalam lembar jawaban. Pada langkah merencanakan strategi pemecahan masalah, S-1, S-2, S-3 dan S-4 dapat melakukannya dengan baik. S-1 dapat digolongkan ke dalam level unistructural. Pada langkah melaksanakan perhitungan S-2 melakukan perhitungan dengan konsep yang salah dan S-4 melakukan perhitungan dengan baik dan benar. S-2 dapat digolongkan ke dalam level multistructural. Sedangkan S-3 dapat digolongkan ke dalam level relational. Sedangkan pada langkah memeriksa kembali kebenaran hasil atau solusi S-4 sudah mampu memeriksa kembali hasil atau solusi yang diperoleh dilangkah sebelumnya, yaitu dengan cara atau konsep yang berbeda. S-4 dapat digolongkan ke dalam level extended abstrack. Kesulitan peserta didik pada level unistructural yaitu kesulitan konsep dan prinsip dan level multistructural dan relational mengalami kesulitan prinsip. Sedangkan level extended abstrack tidak mengalami kesulitan apapun.
Peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematik melalui model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray Ebih Abdul Rachim Arhasy; Yeni Heryani
JP3M (Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika) Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jp3m.v1i1.138

Abstract

This research focused on the implementation of Cooperative Learning type, Two Stay Two Stray. The aims of study were to determine the better gain of students’ Mathematical Connections and Communications treated by Cooperative Learning Model type Two Stay Two Stray and direct learning model, also at which level of students’ Mathematical ability the model become effective? The populations in this study were all bachelors’ degree of Mathematics Department in academic year 2013-2014, and then two of five classes were taken as the sample of research. The instrument used in this study includes the test of Mathematical Connection and Communication. Analysis of data used two different test averages and One Way Anova with Scheffe test. The result of the study has been found that the improvement of Mathematical Connection and Communication of students who obtained Cooperative Learning Model type Two Stay Two Stray is better than Direct Learning Model. The improvement of Mathematical Communication and Connections in high group of students was better than medium and low group.
Pola Tanam Polikultur Sayuran pada Pekarangan Sempit Melalui Sistem Vertikal Garden Dalam Mendukung Ketahanan Pangan pada Masa Pandemi Covid-19 Sri Tirto Madawistama Mada; Khomsatun Ni’mah; Yeni Heryani; Dian Kurniawan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Madani Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Madani (JPMM)
Publisher : Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Syariah Bina Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51805/jpmm.v2i1.55

Abstract

The utilization of yardland in each house can be done optimally, especially in terms of realizing family-based food security. Optimal utilization through planting various types of plants, especially vegetable crops, has great potential to fulfill food for the family. Wanasigra Village, Ciamis Regency is one of the areas affected by the covid 19 pandemic, the village is far from markets and cities so it is constrained in terms of food availability, through increasing food security in Wanasigra Village, there is an increase in income and smooth distribution of marketing of processed food and agricultural products so that food security is sustainable. his family's food becomes more controllable. Through the concept of a vegetable polyculture cropping pattern by utilizing a narrow yard through a vertical garden system, the Wanasigra Village community can maintain their family's food security. Through a partnership, the object of the Food Security scheme service is the residents and farmer groups of the Wanasigra village. This community service activity provides guidance to residents and farmer groups in utilizing their home gardens through the Vegetable Polyculture Planting Pattern through the Vertical Garden System. The harvests of residents and farmer groups can be consumed by their families or can also be sold. Sales are facilitated by a chairman who is appointed to distribute to other areas outside the Wanasigra village. The results of the assistance and development of the residents and farmer groups of the Wanasigra village are seen to be more independent in food availability and obtain additional income for their families so that it can be said that they have been able to maintain food security for the long term. The method used in the service is through counseling, discussion, assistance, and the introduction of technology to marketing through agricultural experts appointed by external parties.
Etnomatematik dalam Bercocok Tanam Padi dan Kerajinan Anyaman Masyarakat Kampung Naga Vepi Apiati; Yeni Heryani; Siska Ryane Muslim
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1825.573 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v8i1.417

Abstract

AbstrakKampung naga merupakan kampung adat yang masih lestari, masyarakatnya memegang teguh tradisi nenek moyang mereka. Masyarakatnya menolak intervensi dari pihak luar jika hal itu mencampuri dan merusak kelestarian kampung tersebut. Disinilah peneliti mulai berpikir untuk mempelajari lebih dalam tentang kehidupan masyarakat Kampung Naga di Tasikmalaya. Mata pencaharian pokok masyarakat kampung naga adalah petani. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan etnografi, yaitu pendekatan empiris dan teoretis yang bertujuan mendapatkan deskripsi dan analisis mendalam tentang kebudayaan berdasarkan penelitian lapangan yang intensif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menetapkan informan, melakukan wawancara, membuat catatan etnografis, melakukan analisis. Teknik analisis data diantaranya reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Simpulan dalam penelitian ini Etnomatematik dalam bercocok tanam padi pada masyarakat kampung naga diantaranya penghitungan ganjil genap untuk menentukan benih padi yang akan ditanam. Biasanya di semester satu mereka menanam padi dengan jenis pare alit dan di semester kedua mereka menanam padi dengan jenis pare ageung. Etnomatematik dalam kerajinan anyaman masyarakat kampung naga adalah adanya penggunaan prinsif teselasi pada pola anyamannya. Etnomatematik Implementation in Rice Farming and Craft Woven at Kampung Naga SocietyAbstractKampung Naga is a traditional village that is still sustainable, the community adheres to the traditions of their ancestors. The community refused intervention from outside parties if it interfered with and damaged the preservation of the village. This is where we began to think to learn more about the lives of the people of Kampung Naga in Tasikmalaya. The main livelihood of the Naga village community is farmers. The research approach used in this study is an ethnographic approach, namely an empirical and theoretical approach which aims to get a description and in-depth analysis of culture based on intensive field research. The technique of data collection is done by assigning informants, conducting interviews, making ethnographic notes, conducting analysis. Data analysis techniques include data reduction, data presentation, and verification. The conclusions in this research are ethnomatematics in matching rice farms in the Naga village community including an even-numbered odd calculation to determine the rice seeds to be planted. Usually in the first semester they plant rice with alit pare species and in the second semester they grow rice with pare ageung species. Ethnomatematics in woven crafts of the Naga village community is the use of principal tesellation on the woven pattern.
ANALISIS PROSES LITERASI MATEMATIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MODEL ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM Rani Nurmaya; Ipah Muzdalipah; Yeni Heryani
Teorema: Teori dan Riset Matematika Vol 7, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/teorema.v7i1.6378

Abstract

Literasi matematis sangat penting dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari, salah satu upaya pemerintah untuk mengukur literasi matematis siswa yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Namun fakta di lapangan, proses literasi matematis siswa dalam mengerjakan soal AKM masih termasuk kategori rendah, salah satunya pada konten data dan ketidakpastian. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui proses literasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal model Asesmen Kompetensi Minimum pada konten data dan ketidakpastian. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksplorasi. Teknik pengumpulan data berupa tes tulis dan wawancara dengan instrumen tes sebanyak satu soal. Subjek dari penelitian ini dari kelas X MIPA-2 di SMAN 1 Cihaurbeuti sebanyak empat orang diambil dari masing-masing kategori tingkat kompetensi perlu intervensi khusus, dasar, cakap dan mahir. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu dengan memberikan tes, kemudian subjek terpilih diwawancara untuk mengetahui lebih mendalam mengenai proses literasi matematis dan hasilnya dideskripsikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses literasi matematis pada subjek kategori tingkat kompetensi “perlu intervensi khusus” terhambat pada ketiga proses literasi matematis yaitu pemahaman, penerapan dan penalaran. Proses literasi matematis pada kategori tingkat kompetensi “dasar” menyelesaikan soal proses pemahaman dan memenuhi seluruh indikator, sedangkan subjek terhambat pada soal penerapan dan penalaran. Proses literasi matematis pada kategori tingkat kompetensi “cakap” menyelesaikan soal pada proses pemahaman dan penerapan melewati seluruh indikator dengan baik, sedangkan subjek terhambat pada proses penalaran. Proses literasi matematis pada kategori tingkat kompetensi “mahir” mampu menyelesaikan soal proses pemahaman, penerapan dan penalaran.
BUDIDAYA IKAN NILA DI LAHAN PEKARANGAN DALAM MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN PADA MASA PANDEMI COVID 19 ratna rustina; ipah muzdalipah; sri tirto madawistama; Yeni Heryani
JAMAIKA: JURNAL ABDI MASYARAKAT Vol 2, No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (913.949 KB)

Abstract

Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Sebagai kebutuhan dasar, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi suatu bangsa. Ketersediaaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Desa Gunungsari Kecamatan Sukaratu merupakan salah satu daerah yang terdampak pandemi covid 19, karena mayoritas masyarakat disana kepala keluarganya bekerja di luar daerah dan juga berprofesi sebagai pedagang dan petani, dimasa pandemic meraka tidak dapat Kembali bekerja karena terkendala dengan PSBB, begitu juga pedagang dan petani, mereka tidak dapat memasarkan hasil pertaninnya secara maksimal. Konsep budidaya ikan nila dengan memanfaatkan pekarangan rumah untuk menjaga ketahanan pangan sebagai imbas pandemic covid 19 merupakan salah satu alternatif untuk menjaga ketahanan pangan sehingga kebutuhan pangan terpenuhi. Hasil yang dicapai dari kegiatan pengabdian ini yaitu  meningkatnya keterampilan masyarakat dalam budidaya ikan nila, Terbentuknya lahan budidaya ikan nila di pekarangan rumah, Masyarakat dalam hal ini mitra merasa sangat terbantu karena selain dari mendapatkan ilmu dalam tata cara budi daya ikan nila di kolam terpal, masayarakat juga merasa terbantu dalam meningkatkan ketahanan pangan pada masa pandemi covid 19, karena selain dari memenuhi kebutuhan gizi, juga dapat membantu perekonomian masyarakat
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA PADA MODEL PEMBELAJARAN EXPLORATION, COMMUNICATION, CLARIFICATION BERBASIS TEORI VALSINER UNTUK MENINGKATKAN HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) MATEMATIKA Yeni Heryani
Teorema: Teori dan Riset Matematika Vol 8, No 1 (2023): Maret
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/teorema.v8i1.9536

Abstract

Kemampuan berpikir matematis di Indonesia masih relatif rendah, siswa belum memiliki kemampuan menyelesaikan soal berbasis berpikir tingkat tinggi. Terdapat beberapa Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar matematika yang dapat dikembangkan untuk menggali soal HOTS, namun soal-soal tersebut biasanya lebih banyak menguji aspek memori yang kurang melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pengembangan bahan ajar pada model pembelajaran ECC berbasis teori Valsiner untuk meningkatkan Higher Order Thinking Skills, mengetahui kelayakan bahan ajar pada model pembelajaran ECC berbasis Teori Valsiner untuk meningkatkan Higher Order Thinking Skills, serta mengetahui efektivitas bahan ajar pada model pembelajaran ECC berbasis teori Valsiner untuk meningkatkan Higher Order Thinking Skills. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model Plomp. Teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket dan pemberian tes. Instrumen yang digunakan yaitu lembar kelayakan bahan ajar, angket respon peserta didik, dan soal tes. Sumber data dalam penelitian ini terdiri daru dua ahli materi dan peserta didik. Hasil dari penelitian ini yaitu bahan ajar pada materi bangun ruang sisi datar. Berdasarkan penilaian ahli materi bahwa produk termasuk dalam kategori sangat layak yaitu 92%. Hasil uji coba , peserta didik memberikan respon yang positif dan menilai bahwa produk 85,3% dengan kategori sangat praktis. Hasil analisis data hipotesis diperoleh hasil bahwa bahan ajar efektif untuk digunakan pada kegiatan pembelajaran.