Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Studi Pengaruh Perlakuan Plasma Terhadap Sifat Material Antibakteri Kain Kassa Menggunakan Minyak Atsiri (Zingiber Officinale Rosc) Wilda Murti; Valentinus Galih Vidia Putra
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika Vol 8, No 1 (2020): Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtaf.v8i1.2432

Abstract

This work was aimed to study the influence of plasma on changes in functional groups of a  wound dressing called ‘kain kassa’ which immersed in essential oil from ginger (Zingiber Officinale Rosc). In this work also analyze the differences of wound dressing between with or without using the help of plasma. The Wound dressing and the essential oil of ginger were selling in the market, the wound dressing doesn’t have information about fiber which form itself. So, Dissolution test and additional test were carried out. Then, The result of the differences of wound dressing was analyzed with Fourier Transform Infra Red (FTIR), the plasma treated has higher absrobance of  O-H and C-H at wavenumber 3350 cm-1 and 2930 cm-1. However at 1700 cm-1 C=O, the wound dressing without plasma has higher absorbance than wound dressing with plasma
PEMBUATAN SERAT NANO PVA/TIO2/Zat Warna MENGGUNAKAN ELEKTROSPINNING SEBAGAI SEL SURYA DSSC MENGGUNAKAN ELEKTRODA KAIN FIBERGLASS/TINTA KARBON Juan Prianto; Valentinus Galih Vidia Putra; Juliany Ningsih Mohamad
Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Fisika : Fisika Sains dan Aplikasinya
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/fisa.v6i2.6835

Abstract

Abstrak Sebagai wilayah tropis, Indonesia mempunyai banyak area yang disinari matahari dengan baik. Oleh karena itu energi terbarukan yang berasal dari energi matahari dapat dimafaatkan sebagai energi alternatif selain energi dari bahan bakar fosil. Salah satu energi alternatif yang mempunyai potensi sangat besar namun belum dimanfaatkan secara maksimal adalah sel surya (fotovoltaik) yang mampu mengkonversi sinar matahari secara langsung menjadi energi listrik tanpa menghasilkan emisi gas buang apapun. Salah satu bentuk umum dari sel surya adalah Dye Sensitized Solar Cells yang memanfaatkan zat warna sebagai photosensitizer. Agar DSSC dapat menghasilkan tegangan dan arus yang tinggi, diperlukan semikonduktor yang memiliki bandgap rendah. Cara untuk meningkatkan tegangan yang dihasilkan adalah dengan memperkecil ukuran molekul dengan memperkecil jarak antar atom semikonduktor ataupun dengan memperkecil jarak antar molekulnya. Penggunaan elektrospinning dalam pembuatan serat nano diharapkan dapat memperkecil jarak atau ukuran molekul dari semikonduktor yang digunakan. Pada penelitian ini digunakan campuran PVA/TiO2 sebagai semikonduktornya karena TiO2 memiliki bandgap yang rendah dan tersedia dengan harga murah secara komersil. Tahapan yang dilakukan pada penlitian ini adalah mulai dari pembuatan campuran zat PVA/TiO2 lalu proses elektrospinning pengujian menggunakan SEM dan pengujian tegangan serta arus pada susunan DSSC. Pada penelitian ini digunakan zat warna antosianin yang berasal dari wortel sebagai photosensitizer. Setelah direndam zat warna dilakukan proses curing lalu ditambahkan elektrolit dan DSSC disusun menyerupai sandwich. Elektrolit yang digunakan adalah campuran KI/I2 yang dibuat dalam bentuk gel sebagai variabel tetap. Pada penelitian ini dilakukan pengujian SEM untuk melihat morfologi dan ukuran dari serat PVA/TiO2. Dilakukan pengujian UV-Vis pada larutan PVA/TiO2 dan larutan zat warna. Dilihat dari pengujian SEM, lapisan tipis PVA/TiO2 dapat dibentuk menggunakan elektrospinning tegangan 20kV dan waktu 240 detik yang menghasilkan ukuran serat dengan rata – rata sebesar 177,6nm. Energi gap dari serat nano PVA/TiO2 yang dihasilkan sebesar 2,8eV. Tegangan yang dihasilkan pada saat sel surya terpapar sinar matahari sebesar 53mV sementara tegangan yang dihasilkan pada saat sel surya tidak terpapa sinar sebesar 8mV. Arus dihasilkan pada saat sel surya terpapar sinar matahari sebesar 26,5 sementara arus yang dihasilkan pada saat sel surya tida terpapar sinar matahari sebesar 4 . Abstract Indonesia as tropical islands have many areas that are exposed to sunlight therefore renewable energy from solar energy can be utilized as an alternative other than energy from fossil fuels. Alternative energy which has great potential but is not yet fully utilized are solar cells (photovoltaic) that can convert solar energy directly from sunlight into electrical energy without producing any emission gasses. One of the common forms of solar cells is Dye-Sensitized Solar Cells that utilize dyes to be used as photosensitizers. In order for DSSC to produce high voltage and current, a semiconductor with a low bandgap is needed. The way to increase the resulting voltage is to reduce the size of the molecule by reducing the distance between the semiconductor atoms or by reducing the distance between the molecules. The use of electrospinning in the manufacturing of thin-film nanofiber is expected to reduce the distance between molecules of the used semiconductor. In this study, the mixture of PVA/TiO2 is used as a semiconductor because of the low bandgap of TiO2, low price, and commercially available. The stages that are carried in this study are started from making a mixture solution of PVA/TiO2 then the electrospinning process, SEM test, and voltage and current measurement from the DSSC array. In this study, the dye used as a photosensitizer is anthocyanin dye from carrot. After the dipping of dyes, the fabric is then cured and the electrolyte is added and piled up like a sandwich. The electrolyte that used in this study is the mixture of KI/I2 in solid form as a fixed variable. SEM test is done to see the nanofiber morphology and fiber size of a thin film of PVA/TiO2. UV-Vis test was performed on PVA/TiO2 solution and dye solution. Judging from the SEM test, a thin layer of PVA/TiO2 can be formed using electrospinning with a voltage of 20kV and a time of 240 seconds which produces an average fiber size of 177.6nm. The energy gap of the PVA/TiO2 nanofibers produced is 2.8eV. The voltage generated when the solar cell is exposed to sunlight is 53mV while the voltage generated when the solar cell is not exposed to light is 8mV. The current generated when the solar cell is exposed to sunlight is 26.5μA. while the current generated when the solar cell is not exposed to sunlight is 4μA.
PROTOTIPE ALAT UJI PENGUKUR KETEBALAN KAIN BERBASIS IMAGE PROCESSING Siti Rohmah; Valentinus Galih Vidia Putra; Gagan Fahrul Rusliana
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) Vol 8 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) SNF2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika dan Program Studi Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.582 KB) | DOI: 10.21009/03.SNF2019.02.PA.12

Abstract

Ketebalan merupakan sifat tekstil yang sangat diperhatikan untuk penggunaan akhir (end use). Pada penggunaannya,sifat ketebalan ini memberikan rasa nyaman dan tampilan yang menarik sesuai dengan kebutuhannya (end use). Adapun alat yang digunakan selama ini untuk mengukur ketebalan kain adalah thickness tester atau digital thickness gauge, dengan mekanisme kerja yang sama, yaitu dengan menjepitkan alat ini ke material yang akan diukur dan hasil ketebalan dapat dilihat secara langsung. Kelemahan dari alat-alat tersebut adalah adanya deformasi yang terjadi pada kain pada saat dilakukan proses pengukuran yang diakibatkan oleh gaya luar, sehingga nilai ketebalan yang terukur tidaklah valid. Pada penelitian ini akan dirancang alat uji ketebalan kain tanpa pengaruh adanya deformasi pada kain, karena pengukuran ketebalan kain berdasarkan citra digital. Hipotesa dalam penelitian ini adalah dapat dirancang alat ukur ketebalan secara visual. Thickness is a textile property that is very much considered for end use. In its use, this thickness gives a sense of comfort and an attractive appearance according to its needs (end use). The tools used so far to measure the thickness of the fabric are thickness tester or digital thickness gauge, with the same working mechanism, that is by clipping this tool to the material to be measured and the thickness results can be seen directly. The weakness of these tools is that there is a deformation that occurs in the fabric when the measurement process is caused by an external force, so the measured thickness value is invalid. In this study, a fabric thickness tester will be designed without the influence of the deformation on the fabric, because the thickness measurement of the fabric is based on digital images. The hypothesis in this study is to be able to design thickness gauges visually.
Study of Surface Tension Properties looked on Contact Angle Value on 100% Nylon Textile Fabric Using Corona Discharge Plasma Technology Valentinus Galih Vidia Putra; Juliany Ningsih Mohamad; Yusril Yusuf
Wahana Fisika Vol 5, No 1 (2020): June
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/wafi.v5i1.22382

Abstract

This paper provides an explanation of the application of corona discharge plasma in textile field specially for modification  of surface properties and wet ability of nylon 100% fabric. In this research, we have found that the properties of  wet ability of nylon 100% fabric with 70 / inch of weft density and 60/inch of warp density  is influenced by  corona discharged plasma analyzed by the contact angle of the fabric on capillarity phenomena under same test time for contact angle test.       Artikel ini menjabarkan  pemanfaatan aplikasi teknologi plasma pijar korona pada bidang tekstil dalam modifikasi sifat pembasahan pada permukaan kain nilon 100% ditinjau dari sifat fenomena kapilaritas. Hasil riset memperlihatkan bahwa dengan perlakuan plasma pada kain nilon 100% dengan tetal pakan dan lusi masing-masing 70 helai/inci dan 60 helai/inci didapatkan  bahwa terdapat perubahan sifat hidrofilik (dapat lebih mudah menyerap) kain melalui perubahan sudut kontak pada fenomena kapilaritas untuk waktu uji sudut kontak yang sama.
Metode Pengolahan Limbah Cair Puskesmas Menggunakan Tahapan Elektrokoagulasi Filtrasi dan Plasma Fahmi Legawa; Gita Cahya Eka Darma; Valentinus Galih Vidia Putra
Jurnal Riset Farmasi Volume 4, No. 1, Juli 2024, Jurnal Riset Farmasi (JRF)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrf.v4i1.3890

Abstract

Abstract. The high level of water pollution has become a serious problem in various regions, and health centers are one of the main sources of wastewater. Treating the liquid waste from health centers is crucial to reduce its negative impact on the environment and public health. This research aims to evaluate the influence of three treatment methods, namely electrocoagulation, filtration, and plasma, on the effluent quality standards. The results of the study show that the electrocoagulation process effectively reduces the values of BOD, COD, TSS, and pH in the health center's wastewater. Additionally, the filtration process proves to be effective in reducing BOD and COD values in the wastewater. Filtration successfully removes dissolved and bound organic matter in the wastewater, thereby decreasing the BOD and COD load in the treated water. Meanwhile, the plasma process also has a positive impact by reducing COD and pH values in the wastewater. The combined use of these methods is expected to meet the effluent quality standards set by environmental regulations and contribute to maintaining the environmental and public health. Treating health center wastewater with these methods proves to be an effective solution in reducing water pollution and safeguarding valuable water resources. Abstrak. Tingginya tingkat pencemaran air menjadi masalah serius di berbagai daerah, dan puskesmas merupakan salah satu sumber utama limbah. Pengolahan limbah cair dari puskesmas menjadi penting untuk mengurangi dampak negatifnya pada lingkungan dan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh tiga tahapan metode pengolahan yaitu elektrokoagulasi, filtrasi, dan plasma terhadap standar baku mutu limbah cair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses elektrokoagulasi dapat menurunkan nilai BOD, COD, TSS, dan pH dalam limbah cair puskesmas. Selanjutnya, proses filtrasi juga terbukti efektif dalam menurunkan nilai BOD dan COD dalam limbah cair. Filtrasi berhasil menyaring dan menghilangkan materi organik terlarut dan terikat dalam air limbah, sehingga mengurangi beban BOD dan COD dalam air limbah yang diolah. Sementara itu, proses plasma juga memberikan pengaruh positif dalam mengurangi nilai COD dan pH dalam limbah cair. Penggunaan kombinasi metode ini diharapkan dapat memenuhi standar baku mutu limbah cair yang ditetapkan oleh regulasi lingkungan dan berkontribusi pada menjaga kesehatan lingkungan dan masyarakat. Pengolahan limbah cair puskesmas dengan metode-metode ini menjadi solusi efektif untuk mengurangi pencemaran air dan melindungi sumber daya air yang berharga. Kata Kunci: Elektrokoagulasi, Filtrasi,  Plasma