Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Group Investigation and Explicit learning Models in Learning Physics at Senior High Schools I Wayan Santyasa; I Nyoman Kanca; I Wayan Sukra Warpala; I Komang Sudarma
Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Vol 5 No 2 (2019): JPPPF (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Fisika), Volume 5 Issue 2, D
Publisher : Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta, LPPM Universitas Negeri Jakarta, HFI Jakarta, HFI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.324 KB) | DOI: 10.21009/1.05216

Abstract

Physics teaching in high school is still dominated by explicit learning models, relatively rarely empowering the potential of group inquiry based on social interaction. This has become one of the reasons for the lack of optimal student learning products. This study aimed to analyze the difference of effect between the group investigation (GI) model and the explicit learning (EL) model in achieving critical thinking skill, social attitude, spiritual attitudes, and student character in learning physics. To achieve this goal, a quasi-experimental study was conducted using a nonequivalence posttest only control group design. The study population was 16 classes (566 people) XI MIPA class students who came from two SMAs, namely 8 classes (280 students) SMA 1 Tabanan and 8 classes (286 students) SMA 1 Kediri Tabanan. The sample in each high school consisted of 2 classes selected by a random assignment technique. The whole sample was 4 classes (140 students, or 24.73% of the total population), 2 classes learned with GI model and 2 classes with the EL model, each learned sound wave and lightwave. Data on students' critical thinking skill was collected by 12 items test. Data on students’ social attitude, spiritual attitude, and character were collected with a social attitude questionnaire which consists of 30 items, a spiritual attitude questionnaire which consists of 30 items, and a character questionnaire which consists of 18 items. The research data were analyzed by one way MANOVA. The results showed that the GI model had a higher effect than the EL model in achieving critical thinking skill, social attitude, spiritual attitude, and the character of the students in learning sound wave and lightwave in high school physics.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA Ni Ketut Suriani; I Wayan Santyasa; Ni Nyoman Parwati
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia Vol 9, No 3 (2019)
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran IPA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.393 KB)

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh utama dan pengaruh interaktif model pembelajaran (MP) dan motivasi berprestasi (MB) terhadap hasil belajar (HB) IPA. Penelitian eksperimen semu ini menggunakan rancangan non equivalence pretest-posttest control group design. MP dibedakan atas pembelajaran berbasis masalah (PBM) dan pembelajaran konvensional (PK). MB dipilah menjadi motivasi berprestasi tinggi (MBT) dan motivasi berprestasi rendah (MBR). Populasi penelitian adalah 7 kelas siswa kelas IX SMP Negeri 1 Kubu Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa sebanyak 286 orang. Teknik Group Random sampling digunakan untuk menetapkan 4 kelas sebagai sampel, kemudian dirandom kembali untuk menentukan 2 kelas sebagai kelompok eksperiman menggunakan PBM dan 2 kelas yang lain sebagai kelompok kontrol yang belajar dengan PK. Data MB dikumpulkan dengan angket, sedangkan data HB IPA dikumpulkan dengan tes. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji statistik Anakova dua jalan. Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5%. Setelah perlakuan dikontrol dengan kovariabel hasil belajar awal (HBA), hasil penelitian menunjukkan temuan-temuan sebagai berikut.  (1) Terdapat perbedaan HB antara siswa yang belajar dengan model PBM dan siswa yang belajar dengan model PK. HB siswa yang belajar dengan model PBM lebih tinggi dibandingkan dengan yang belajar dengan model PK. (2) Terdapat perbedaan HB IPA antara siswa yang memiliki MBT dengan siswa yang memiliki MBR. HB siswa yang memiliki MBT lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki MBR. (3) Terdapat pengaruh interaktif antara MP  dan MB terhadap HB IPA. Kata kunci: model pembelajaran berbasis masalah, motivasi berprestasi, dan hasil belajar IPA AbstractThis research aimed at describing the effect of model (LM) and achievement motivation (AM) on the students’ achievement (SA) in science. This quasi-experimental research utilized the non equivalence pretest-posttest control group designed. The LM consisted of 2 levels, e.i problem based learning (PBL) and conventional learning (CL), while the AM was classified to be hight AM (HAM) and low AM (LAM). The population in this study were 7 classes of the IX grade of SMP Negeri 1 Kubu in the academic year of 2016/2017 consisting of 286 students. The selection of the samples for this study were based on group random sampling technique, four classes were selected by the technique, two classes as the experimental group and the others are the control group. The data of  the AM were collected by questionnaire while the data of students’SA in science were collected by achievement test. The data obtained then were analyzed by using two way Anacova statistics. After the treatment was contolled by prior SA, the results of this study were as follows. (1) There was a significant difference of students’ achievement in scince between the students learn in the PBL and CL models. SA of students learned in the PBL was higher than them in CL. (2) There was a significant difference of the SA in science between students have HAM and them have LAM. The SA of the students with HAM was higher than them LAM. (3) There was an interaction effect between the LM and the AM on the SA in science.  Keywords: Problem based learning model, achievement motivation, and science achievement result students
PENGARUH MODEL PBM BERBANTUAN MEDIA CERITA DIGITAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA Poni Ariramdani Fariansyah; I Wayan Santyasa; Ni Ketut Rapi
Jurnal Kependidikan Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jk.v5i2.34085

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (MPBM) berbantuan media cerita digital terhadap prestasi belajar fisika. Penelitian ini terwemasuk jenis penelitian quasi eksperiment menggunakan desain one way non-equivalent pretest-posttest control group desain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA di SMA Negeri 2 Singaraja dengan total populasi sebanyak 165 siswa. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan random assignment. Terdapat 3 kelas sampel dari 5 kelas yang ada. X MIPA 2 sebagai kelas eksperimen 1, X MIPA 3 sebagai kelas eksperimen 2, dan X MIPA 4 sebagai kelas kontrol. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan ANAKOVA satu jalur. Hasil penelitian mengungkapkan hasil rata-rata prestasi belajar fisika siswa yang belajar dengan MPBM berbantuan media cerita digital lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan MPBM dan siswa yang belajar dengan MPK. Hal ini mengindikasikan model PBM berbantuan media cerita digital memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar fisika siswa.IMPACTS OF DIGITAL STORY-BASED PROBLEM-SOLVING LEARNING MODEL ON STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT OF PHYSICSThis study was aimed at finding out the impacts of digital story-based problem-solving learning model (PSLM) on students’ learning achievement in physics learning. The study is a quasi-experiment research method using the one way non-equivalent pretest-posttest control group design. The population of the study consisted of 165 grade-X students of Physics of State Senior High School 2 Singaraja. A sample of 100 students were selected by way of random assignment. Class X Physics 2 was experiment group 1; class X Physics 3 was experiment group 2; and class X Physics 4 was the control group. Data were analysed by the descriptive analysis and one-way ANCOVA. Findings show that the mean average of the achievement scores of the students who attended the classes with PSLM is higher than that of students who attended the conventional class. This shows that the digital story-based problem-solving learning model has a positive impact on the students’ physics learning achievement.
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED-LEARNING DENGAN FLIPPED CLASSROOM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF Sinta Ayu Damayanti; I Wayan Santyasa; A. A. I. A. Rai Sudiatmika
Jurnal Kependidikan Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.802 KB) | DOI: 10.21831/jk.v4i1.25460

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan kemampuan berpikir kreatif fisika siswa yang belajar dengan model pembelajaran problem-based learning dengan flipped classroom (PBLFC), model pembelajaran tradisonal dengan flipped classroom (PTFC), dan model pembelajaran tradisional dengan direct instruction (DI). Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi-experiment) dengan desain one way pretest-posttest non-equivalent control group design. Sampel terdiri 86 siswa SMA yang terbagi dalam 3 kelas. Kelas eksperimen 1 menerapkan PBLFC, kelas eksperimen 2 dengan PTFC dan kelas kontrol dengan pembelajaran DI. Data kemampuan berpikir kreatif dikumpulkan dengan 15 butir soal esai dengan materi usaha dan energi, serta momentum dan impuls. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis deskriptif dan ANAKOVA. Hasil penelitian ini mengungkapkan adanya perbedaan yang signifikan pada kemampuan berpikir kreatif fisika antara siswa yang belajar dengan PBLFC, PTFC, dan DI. Hasil Uji BNt (Beda Nyata terkecil) menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif fisika siswa yang belajar dengan PBLFC lebih tinggi dibandingkan dengan PTFC dan DI. Pembelajaran aktif dengan flipped classroom perlu dikembangkan dalam pembelajaran fisika untuk mendorong kemampuan berpikir kreatif siswa. THE EFFECT OF PROBLEM-BASED LEARNING FLIPPED CLASSROOM TOWARDS PHYSICS CREATIVE-THINKING ABILITYThis study was aimed at describing the differences in the creative-thinking abilities of the students who learn physics using the problem-based learning model with flipped classroom (PBLFC), traditional learning model with flipped classroom (TLFC), and traditional learning models with direct instruction (TLDI). A quasi-experimental with a one-way pretest-posttest non-equivalent control group design was used in this study. The sample consisted of 86 high school students divided into 3 classes. The experimental class 1 implemented PBLFC, experimental class 2 implemented TLFC, and the control class implemented TLDI learning. The data on the ability to think creatively were collected using 15 essay item tests with material on effort and energy, and momentum and impulses. The data then were analyzed by descriptive analysis and ANACOVA. The results of this study show that there are significant differences in the ability to think creatively between physics students who study with PBLFC, TLFC, and TLDI. Least Significant Difference (LSD) test results show that the creative thinking abilities of students who learn physics with PBLFC are higher than those with TLFC and TLDI. Active learning with flipped classroom needs to be developed in physics learning to encourage students' creative-thinking abilities.
PENGARUH MODEL E-LEARNING BERBASIS GROUP INVESTIGATION TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SMA Cok Gde Krisparinama; I Wayan Santyasa; Putu Yasa
Jurnal Pendidikan Fisika Undiksha Vol. 10 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpf.v10i2.29927

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang belajar degan model E-Learning berbasis Group Investigation (ELGI) dan model E-Learning berbasis Direct Intruction (ELDI). Penelitian ini adalah quasi-experiment menggunakan one way pretest-posttest non-equivalent control group design. Populasi sebanyak 6 kelas (215 siswa) kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Ubud. Sempel sebanyak 2 kelas (72 siswa) yang ditentukan secara random assignment, sehingga terpilih siswa XI MIPA 1 sebagai kelompok eksperimen dan siswa XI MIPA 6 sebagai kelompok kontrol. Data keterampilan berpikir kritis dikumpulkan dengan 16 butir soal esai dengan materi gelombang bunyi dan cahaya. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis kovarian (ANAKOVA) satu jalur. Keterampilan berpikir kritis siswa yang belajar dengan model ELGI kategori baik secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan yang belajar dengan model ELDI kategori cukup. Implikasinya, bahwa dalam rangka pencapaian berpikir kritis siswa saat pembelajaran fisika di SMA, mereka sebaiknya difasilitasi dengan model E-Learning berbasis Group investigation.
EKSPLORASI NILAI-NILAI KARAKTER, SIKAP SOSIAL, DAN SIKAP SPIRITUAL PADA KONSEP DAN PRINSIP FISIKA I Wayan Santyasa
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2016
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kurikulum fisika SMA umumnya kurang diminati siswa, disebabkan karena lebih berfokus pada aspek matematika, sedikit penekanan konsep dan prinsip, dan tidak ada penanaman nilai-nilai karakter, sikap sosial, dan sikap spiritual. Oleh sebab itu, eksplorasi nilai-nilai karakter, sikap sosial, dan sikap spiritual bermuatan kearifan lokal bangsa pada konsep dan prinsip fisika menjadi masalah penting untuk dikaji. Metode yang digunakan adalah R & D model AM3PU3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter, sikap sosial, dan sikap spiritual yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional dieksplorasi pada konsep dan prinsip satuan, vektor, kelembaman, gerak, gesekan, kemagnetan, elastisitas, kelistrikan, dan atom. Nilai-nilai karakter mencakup religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. Sikap sosial mencakup sadar akan badan material, menghargai perbedaan, kebersamaan. Sikap spiritual mencakup upaya melawan kemalasan, kesadaran badan immaterial, memahami kecukupan, pandai bersyukur, mengagumi kebesaran Tuhan. Kata-kata Kunci: konsep dan prinsip fisika, nilai-nilai karakter, sikap sosial, sikap spiritual, kearifan lokal AbstractHigh school physics curriculum is generally less desirable by students, due to focus more on aspects of mathematics but pay little emphasis on the concepts and principles, and there is no cultivation of character values, social attitudes, and spiritual attitudes. Therefore, the exploration of character values, social attitudes, and spiritual attitudes charged indigenous peoples on the concepts and principles of physics becomes an important issue to bestudied. The method used is the R & D of the AM3PU3 model. The results showed that the values of character education, social attitudes, and spiritual attitudes derived from religion, Pancasila, culture, and national education goals explored the concepts and principles of the unit, vector, inertia, motion, friction, magnetism, elasticity, electrical, and atoms. Character values include religious, honesty, tolerance, discipline, hardwork, creative, independent, democratic, curiosity, the spirit of nationalism, patriotism, recognize excellence, friendship, love peace, love reading, environmental care, social care, responsible. Social attitudes include conscious of the material body, diversity, togetherness. Spiritual attitudes include the fight against laziness, immaterial body consciousness, understanding the adequacy, clever grateful, admiring the greatness of God. Keywords: conceptsandprinciples of physics, charactervalues, socialattitudes, spiritual attitude, localknowledge
STRATEGI PEMBELAJARAN GURU FISIKA: RELEVANSINYA DALAM PENGEMBANGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA P. A. Arimbawa; I Wayan Santyasa; Ni Ketut Rapi
Wahana Matematika dan Sains: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya Vol. 11 No. 1 (2017): APRIL 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.629 KB) | DOI: 10.23887/wms.v11i1.11846

Abstract

Masalah penelitian ini berfokus pada rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: 1) strategi pembelajaran guru dalam pembelajaran fisika, 2) motivasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika, 3) prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika, dan 4) relevansi strategi pembelajaran guru dalam upaya pengembangan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah satu orang guru fisika dan 9 orang siswa kelas X MIA 3 di SMA Negeri 7 Denpasar. Subjek guru fisika dan subjek siswa ditentukan melalui teknik purposive sampling. Data strategi pembelajaran dikumpulkan melalui teknik observasi dan wawancara mendalam. Data motivasi belajar siswa dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dan triangulasi berdasarkan kuisioner motivasi belajar. Data prestasi belajar siswa dikumpulkan melalui teknik observasi, dokumentasi dan triangulasi berdasarkan tes prestasi belajar. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) guru menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri, 2) motivasi belajar siswa tergolong tinggi teramati dalam tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah, senang bekerja mandiri, dan tertarik terhadap hal-hal baru, 3) prestasi belajar siswa berkualitas baik dan memenuhi lima aspek  serta 4) strategi yang digunakan guru dalam upaya mengembangkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dilakukan dengan memaparkan tujuan pembelajaran, penyajian bahan dan materi pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi.
ANALISIS KUALITATIF STRATEGI PEMBELAJARAN GURU FISIKA: RELEVANSINYA DALAM PENGEMBANGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN SELF-EFFICACY SISWA N. P. P. D. Savitri; I Wayan Santyasa; Ni Ketut Rapi
Wahana Matematika dan Sains: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya Vol. 11 No. 2 (2017): OKTOBER 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.686 KB) | DOI: 10.23887/wms.v11i2.12586

Abstract

Masalah penelitian ini difokuskan pada rendahnya motivasi berprestasi dan self-efficacy siswa dalam pembelajaran fisika. Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan strategi pembelajaran guru fisika, (2) mendeskripsikan motivasi berprestasi siswa pada pembelajaran fisika, (3) mendeskripsikan self-efficacy siswa pada pembelajaran fisika, serta (4) mendeskripsikan relevansi strategi pembelajaran guru fisika dalam pengembangan motivasi berprestasi dan self-efficacy pada siswa. Desain penelitian ini adalah kualitatif. Sumber data penelitian adalah satu orang guru fisika serta lima orang siswa kelas XI IPA 1 di SMA Negeri 1 Singaraja, yang masing-masing dipilih melalui teknik purposive sampling dan snowball sampling. Data strategi pembelajaran diperoleh melalui metode observasi dan wawancara, sedangkan data motivasi berprestasi dan self-efficacy siswa dikumpulkan dengan metode observasi, wawancara, dan kuesioner sebagai triangulasi data. Tahapan analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) guru fisika menerapkan strategi pembelajaran berbasis masalah, (2) ketujuh aspek motivasi berprestasi tampak pada siswa, (3) dua dari tiga aspek self-efficacy tampak pada siswa, dan (4) guru fisika menunjukkan upaya-upaya pengembangan motivasi berprestasi dan self-efficacy siswa selama pembelajaran. Kesimpulan penelitian ini terdiri dari (1) strategi pembelajaran guru fisika adalah strategi pembelajaran berbasis masalah, yang mengacu pada pemecahan masalah kontekstual melalui diskusi kelompok, (2) tingkat motivasi berprestasi siswa pada pembelajaran fisika tergolong tinggi, (3) self-efficacy siswa pada pembelajaran fisika tergolong cukup tinggi, serta (4) relevansi strategi pembelajaran guru fisika dalam pengembangan motivasi berprestasi dan self-efficacy pada siswa tampak melalui aktivitas diskusi kelompok, pembelajaran berbasis masalah, pemberian reward dan punishment, pemberian humor, serta umpan balik kepada siswa.
Pengembangan E-Modul Interaktif Kolaboratif Pada Mata Pelajaran Komputer Dan Jaringan Dasar I Ketut Andika Pradnyana; Ketut Agustini; I Wayan Santyasa
JURNAL JENDELA PENDIDIKAN Vol. 1 No. 04 (2021): Jurnal Jendela Pendidikan: Edisi November 2021
Publisher : CV. Jendela Edukasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57008/jjp.v1i04.24

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan media pembelajaran berupa e-modul interaktif berbasis kolaboratif dan mengetahui kelayakan media berdasarkan pengujian para ahli. Pengembangan e-modul pembelajaran interaktif kolaboratif ini, didasari oleh belum tersedianya bahan ajar inovatif yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran komputer dan jaringan dasar di SMK Negeri 1 Sukasada. Demi menghasilkan produk yang diharapkan, prosedur pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE yang terdiri dari lima tahap yaitu: analysis, design, development, implementation dan evaluation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penilaian betha testing terhadap tingkat kelayakan materi sebesar 1,00 dan media sebesar 1,00 dengan kategori sangat layak. Alpha testing diperoleh rata-rata respon siswa uji perorangan sebesar 93,33%, uji kelompok kecil sebesar 92,44%, dan uji lapangan sebesar 85,83%. Makapengembangan e-modul interaktif kolaboratif yang telah dikembangkan pada mata pelajaran komputer dan jaringan dasar berhasil diterapkan dan layak diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
PENGARUH DESAIN E-LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN PADA SISWA SMK Ni Wayan Nursarita Prasistayanti; I Wayan Santyasa; I Wayan Sukra Warpala
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 7, No 2 (2019): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v7n2.p138--155

Abstract

Learning achievement and creative thinking skills are core competencies that students must achieve in programming subjects. The purpose of this study is to describe differences in student achievement and creative thinking skills between students who learn with social networks-based e-learning, gamification-based e-learning and content-based e-learning. This research used quasi experiment method. The research design used was a pretest-posttest control group design. The independent variable in this study is e-learning design which is divided into 3 (three) types, namely social networks-based e-learning, gamification-based e-learning and content-based e-learning, while the dependent variable in this study is learning achievement in programming and students' creative thinking skills. The number of samples in this study were 99 people taken by the random assignment method. This study used two test instruments, namely the learning achievement test and the creative thinking skills test. Analysis of the data used is Multivariate Analysis of Covariate (Mancova) with hypothesis testing using a significance level of 0.05. The results showed that there were differences in learning achievement and creative thinking skills between students who learned with social networks-based e-learning, gamification-based e-learning and content-based e-learning. Groups of students who learned with e-learning based on social networks have better creative thinking skills than groups of students who learned with gamification-based e-learning and content-based e-learning AbstrakPrestasi belajar dan keterampilan berpikir kreatif merupakan kompetensi inti yang harus dicapai siswa pada mata pelajaran Pemrograman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbedaan hasil belajar dan keterampilan berpikir kreatif siswa antara yang belajar dengan e-learning berbasis jejaring sosial, e-learning berbasis gamifikasi dan e-learning berbasis konten. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah desain e-learning yang dibagai menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu e-learning berbasis jejaring sosial, e-learning berbasis gamifikasi dan e-learning berbasis konten, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran Pemrograman dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 99 orang yang diambil dengan metode random assignment. Penelitian ini menggunakan dua instrumen tes, yaitu tes hasil belajar dan tes keterampilan berpikir kreatif. Analisis data yang digunakan adalah Multivariate Analysis of Covariate (Mancova) dengan pengujian hipotesis menggunakan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dan keterampilan berpikir kreatif antara siswa yang belajar dengan e-learning berbasis jejaring sosial, e-learning berbasis gamifikasi dan e-learning berbasis konten. Kelompok siswa yang belajar dengan e-learning berbasis jejaring sosial memiliki keterampilan berpikir kreatif yang lebih baik daripada kelompok siswa yang menggunakan e-learning berbasis gamifikasi dan berbasis konten.