Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Estimasi Korelasi Genetik antara Bobot Lahir dengan Bobot Sapih pada Kambing Saburai di Sentra Pembibitan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung Muhammad Dima Iqbal Hamdani; Kusuma Adhianto; Sumarni Sumarni; Sulastri Sulastri
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 7, No 3 (2020): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.352 KB) | DOI: 10.33772/jitro.v7i2.5628

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi nilai korelasi genetik antara berat lahir dan berat sapih pada kambing saburai di Kabupaten Tanggamus. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2018, berlokasi di Sentra pembibitan kambing saburai di Kabupaten Tanggamus. Materi penelitian ini sebanyak data 136 indukan dan data 150 anakan kambing saburai. Metode penelitian yaitu survei menggunakan data recording dan kuesioner. Variabel yang diamati adalah berat lahir dan berat sapih induk, berat lahir dan berat sapih cempe, umur sapih, umur induk saat melahirkan, tipe kelahiran cempe, dan jenis kelamin cempe. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa berat lahir dan berat sapih induk masing-masing adalah 3,10±0,47 dan 12,15± 2,29; berat lahir dan berat sapih cempe masing-masing adalah 3,25±0,48 dan 12,60± 2,77. Korelasi genetik berat lahir dan berat sapih di Sentra Pembibitan Kabupaten Tanggamus adalah  0,37. Kesimpulan dari penelitian ini adalah seleksi peningkatan bobot lahir akan meningkatkan bobot sapih kambing saburai.Kata kunci: bobot lahir, bobot sapih, kambing saburai, korelasi genetikABSTRACTThis study aims to determine the estimation of genetic correlation values of birth weights and weaning weights in Saburai goats in Tanggamus regency. The study was conducted in July-August 2018, located in the breeding area, Tanggamus Regency. The materials of research were data from 136 doe and 150 kids. The research was conducted by survey method using the recording data and questionnaire. The variables observed were birth weight and weaning weight of doe, birth weight and weaning weight of the kid, weaning age, doe’s age at parturition, birth type of kid, and sex of kid. The results of this study indicate that the average birth weight of doe was 3.10±0.47, the weaning weight of doe was 12.15±2.29, the birth weight of kid was 3.25±0.48, and weaning weight of kid was 12.60±2.77. It can be concluded that the estimation of genetic correlation between birth weight and weaning weight of saburai goat was high with score of 0.37. Selection on birth weight can increase weaning weight in saburai goat. Keywords: birth weight, weaning weight, saburai goat, genetic correlation
Financial Feasibility of Cattle Breeding Partnership in South Lampung Regency Sri Handayani; Irmayani Noer; Eko Win Kenali; Kusuma Adhianto
International Journal of Accounting & Finance in Asia Pasific (IJAFAP) Vol 4, No 3 (2021): International Journal of Accounting & Finance in Asia Pasific (IJAFAP) October 2
Publisher : AIBPM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.939 KB) | DOI: 10.32535/ijafap.v4i3.1200

Abstract

The arising problem in South Lampung Regency is that the pattern of cattle breeding runs on people's businesses scale related to other farming.  The farmers established partnerships with feedlots to tackle the hardships of developing cattle breeding for more effective and efficient results. The disproportionate structure of cattle breeding should be analyzed carefully. This research aims to analyze the feasibility of a cattle breeding partnership in the two cattle breeding centers of the South Lampung Regency.  The data were quantitatively analyzed with feasibility analysis and the indicators are NPV (Net Present Value), Net B / C (Net Benefit Cost Ratio), PP (Payback Period), and IRR (Internal Rate of Return.  The research results indicate that the profit scheme is IDR 20,353,930. As the Net B/C ratio is higher than 1, the business is feasible. Also, the IRR value of 29.9% signifies that the business is economically feasible.
Sosialisasi Manajemen Pemeliharaan Sapi Krui dan Pelayanan Kesehatan Ternak di Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung Dian Kurniawati; Kusuma Adhianto; Akhmad Dakhlan; Teguh Rafian
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2, No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 1, Maret 2023
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i1.6809

Abstract

Kabupaten Pesisir Barat merupakan kabupaten yang berada di ujung barat Provinsi Lampung. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, peternak, dan nelayan. Jenis ternak yang dibudidayakan adalah Sapi Krui. Sebagian besar peternak mengeluhkan beberapa permasalahan yang dihadapi dalam budidaya Sapi Krui, diantaranya banyak sapi yang pertumbuhannya kurang maksimal (lambat), sapi terserang penyakit, serta produktivitasnya rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan dari program Pemerintah  Daerah Kabupaten Pesisir Barat yaitu memberikan sosialisasi tentang manajemen pemeliharaan ternak dan pelayanan kesehatan ternak di Kabupaten Pesisir Barat. Metode kegiatan ini meliputi ceramah, diskusi, sosialisasi, dan pelayanan kesehatan ternak dan evaluasi pelaksanaan. Peserta kegiatan ini adalah para peternak yang ada di Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung yang berasal dari empat wilayah di Kabupaten Pesisir Barat, yaitu Krui Selatan, Pesisir Selatan, Pesisir Utara, dan Pulau Pisang. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi Peternak di wilayah Kabupaten Pesisir Barat. Peternak lebih memahami sistem pemeliharaan ternak sapi Krui yang tepat serta perawatan kesehatan ternak secara mandiri, dan diharapkan dari kegiatan ini peternak dapat meningkatkan produktivitas sapi Krui sehingga mengalami peningkatan dan berdampak terhadap perbaikan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Pesisir Barat.