Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

EFISIENSI DAN KAPASITAS PENYERAPAN FLY ASH SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENYISIHAN LOGAM TIMBAL (Pb) LIMBAH CAIR INDUSTRI PERCETAKAN DI KOTA PADANG Reri Afrianita; Yommi Dewilda
Jurnal Dampak Vol 10, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.10.1.1-10.2013

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimum fly ash sebagai adsorben dalam menyisihan logam timbal (Pb). Penelitian adsorpsi dilakukan secara batch dengan menggunakan larutan artifisial Pb dengan variasi diameter adsorben, berat adsorben, waktu kontak dan kecepatan pengadukan. Hasil penelitian diperoleh kondisi optimum untuk setiap variasi parameter adalah diameter adsorben 0,075-0,14 mm, berat adsorben 1 gam, pH adsorbat 4, waktu kontak 60 menit, dan kecepatan pengadukan 120 rpm. Dapat disimpulkan makin kecil adsorben, maka semakin luas permukaan aktif pada adsorben serta kecepatan pengadukan yang rendah menyebabkan kurang efektifnya tumbukan yang terjadi antar adsorben dan adsorbat.Kata kunci: adsorpsi, fly ash, logam timbal (Pb), kondisi optimum.ABSTRACTThe aim of this research is to determine optimum conditionof fly ash as the adsorbent in the removal of lead (Pb) in water. The research was conducted in a batch method by using artificial Pb with different adsorbent diameters, contact times and mixing rates. Result showed the optimum condition of adsorbent diameter was 0.075-0.14 mm with weight of 1 gram, adsorbate pH of 4, contact time of 60 minutes, and the mixing rate of 120 rpm. From this research, it can be concluded that the less of adsorbent size will lead to the larger active surface area and the slower mixing rate will cause to the less effectiveness of adsorbent and adsorbate collision in water.Keywords:adsorption, fly ash, lead (Pb), optimum condition
Pengaruh Komposisi Bahan Baku Kompos (Sampah Organik Pasar, Ampas Tahu, dan Rumen Sapi) terhadap Kualitas dan Kuantitas Kompos Yommi Dewilda; Firsti Listya Darfyolanda
Jurnal Dampak Vol 14, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.14.1.52-61.2017

Abstract

This research combines market waste (SP), Soybeanwaste and the cow's rumen (RS) as raw material for composting. Composter consists of eight variations, variations 1 (60% SP; 40% AT; 0% RS), variation of 2 (60% SP; 20% AT; 20% RS), variation 3 (50% SP; 30% AT; 20 % RS), variations in 4 (40% SP; 40% AT; 20% RS), variations in 5 (70% SP; 10% AT; 20% S), variations in 6 (60% SP; 30% AT; 10% RS ), variations in 7 (50% SP; 40% AT; 10% RS), variations of 8 (60% SP; 20% AT; 20% RS; EM4). This study aimed to analyze the effect of variations composition of the compost raw materials in order to obtain a variation of the most optimum for composting. The methods used are composting semiaerob. The observation of the maturity of the compost to the parameters of temperature, pH and color meets the standards of SNI 19-7030-2004 with composting 16-33 days old. The results of the analysis of all variations of the water content of the compost quality, C-organic, nitrogen, C / N ratio, phosfor, and potassium, has met the standard of SNI 19-7030-2004. Of the total raw material compost as much as 3 liters, obtained quantity of solid compost and liquid compost from 0.45 to 0.87 liters of 0.45 to 1.2 liters. Based on the scoring result of the maturity, quality, and quantity of compost, obtained the best variation is a variation 5.Keywords : Soybean waste,kompos quality and quantity, cow's rumen, market wasteAbstrak-Penelitian ini mengkombinasikan sampah pasar (SP), ampas tahu (AT) dan rumen sapi (RS) sebagai bahan baku pengomposan. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh variasi komposisi bahan baku kompos sehingga diperoleh variasi yang optimum untuk proses pengomposan. Komposter terdiri dari 8 variasi yaitu variasi 1(60% SP; 40% AT; 0% RS), variasi 2 (60% SP; 20% AT; 20% RS), variasi 3 (50% SP; 30% AT; 20% RS), variasi 4 (40% SP; 40% AT; 20% RS), variasi 5 (70% SP; 10% AT; 20% S), variasi 6 (60% SP; 30% AT; 10% RS), variasi 7(50% SP; 40% AT; 10% RS), variasi 8 (60% SP; 20% AT; 20% RS; EM4). Metoda yang digunakan adalah pengomposan semiaerob. Hasil pengamatan terhadap kematangan kompos untuk parameter temperatur, pH, warna telah memenuhi standar SNI 19-7030-2004 dengan lama pengomposan 16-33 hari. Hasil analisis semua variasi kualitas kompos yaitu kadar air, C-organik, nitrogen, rasio C/N, phosfor, dan kalium, telah memenuhi standar SNI 19-7030-2004. Dari total bahan baku kompos sebanyak 3 liter, didapatkan kuantitas hasil kompos padat 0,45-0,87 liter dan kompos cair 0,45-1,2 liter. Berdasarkan hasil skoring terhadap kematangan, kualitas, dan kuantitas kompos, didapatkan variasi terbaik adalah variasi 5 (70% SP; 10% AT; 20% RS).Kata Kunci : Ampas tahu, kualitas kompos, kuantitas kompos, rumen sapi, sampah pasar
PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKU KOMPOS (SAMPAH PASAR, ARANG AMPAS TEBU DAN RUMEN SAPI) TERHADAP KUALITAS KOMPOS Yommi Dewilda; Annisa Maryam
Jurnal Dampak Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.14.2.97-97.2017

Abstract

These research combines market waste (MW), charcoal sugar waste (CSW), cow rumen (CR) and compos (C) as raw materials of compost. The composter consists of 5 variations; variation 1 (80% MW: 20% GW), variation 2 (80% MW: 10% CSW: 10% C), variation 3 (80% MW: 10% CSW: 10% RS), Variation 4 (70% MW: 10% CSW: 10% CR: 10% C) and variation 5 (60% MW: 20% CSW: 10% CR: 10% C). This research aims to analyze the effect of composition of compost raw material variation to obtain the most optimum variation for the composting process. The method was takakura semi aerob composting. The result of observation were on compost maturity and quality that have fulfilled SNI 19-7030-2004 standart in micro element. The quantity of compost solids 0.8-1.1 liter. Based on the results of scoring on the maturity, quality, and quantity of compost, obtained the best variation was variation 2 which has time to compost for 8 day.Keywords: charcoal sugar waste, cow rumen, market waste, quality, quantityABSTRAKPenelitian ini mengkombinasikan bahan baku sampah pasar (SP), arang ampas tebu (AAT), rumen sapi (RS), dan Kompos Jadi (KJ). Komposter terdiri dari 5 variasi yaitu variasi 1 (80% SP:20% AAT), variasi 2 (80% SP:10% AAT:10% KJ), variasi 3 (80% SP:10% AAT:10% RS), variasi 4 (70% SP:10% AAT:10% RS:10% KJ), variasi 5 (60% SP:20% AAT:10% RS:10% KJ). Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan komposisi bahan baku yang optimum dengan metode yang digunakan yaitu pengomposan semi aerob dan menggunakan teknik pengomposan komposter takakura. Setiap variasi diuji kematangan dan kualitas kompos lalu dibandingkan dengan SNI 19-7030-2004 pada parameter unsur makro. Kuantitas hasil kompos yang dihasilkan pada penelitian ini sebanyak 0,8-1,1 liter. Dosis optimum yang baik untuk dijadikan kompos yang dinilai dari sistem skoring yaitu campuran pada variasi 2 dengan waktu lamanya pengomposan yaitu selama 8 hari.Kata Kunci: Arang ampas tebu, kuantias, kualitas, rumen sapi, sampah pasar.
ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN DAN USAHA PENGENDALIAN PADA UNIT PRODUKSI PADA SUATU INDUSTRI DI KOTA BATAM Vera Surtia Bachtiar; Yommi Dewilda
Jurnal Dampak Vol 10, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.10.2.85-93.2013

Abstract

Analisis tingkat kebisingan dilakukan pada suatu unit produksi Fusion Bonded Epoxy (FBE), Industri X yang berada di Kota Batam. Penelitian dilakukan pada 45 titik pengukuran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui intensitas kebisingan yang dihasilkan oleh unit produksi Industri X. Metode pengukuran tingkat tekanan suara mengacu pada KepMenLH No 48 Tahun 1996, dan alat yang digunakan adalah Sound Level Meter. Pengukuran tingkat tekanan suara (Lp) dilakukan selama 1 shift kerja. Hal ini dikarenakan berdasarkan penelitian pendahuluan diperoleh nilai tingkat tekanan suara ekivalen (Leq) 24 jam adalah sama. Intensitas kebisingan tertinggi dihasilkan pada lokasi coupling insertion yaitu sebesar 92 dB(A), dan intensitas kebisingan terendah terdapat pada area di dekat kantin yaitu sebesar 62 dB(A). Berdasarkan hasil evaluasi kebisingan, 12 titik pengukuran (26,7 %) telah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan menurut KepMenaker No 51/1999 (85 dB(A) untuk 8 jam kerja perhari). Upaya pengendalian kebisingan yang direncanakan adalah dengan pemasangan vibration isolation, partial enclosure, muffler, pengendalian secara administrasi dan pengendalian bising pada pekerja (pemakaian earplug dan earmuff)Kata kunci: Industri X, kebisingan, tingkat tekanan suara, pengendalian kebisingan.
KINERJA BIOSAND FILTER DALAM MENYISIHKAN TOTAL COLIFORM DI AIR TANAH DANGKAL Tivany Edwin; Yommi Dewilda
Jurnal Dampak Vol 12, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.12.1.17-26.2015

Abstract

Kota Padang memiliki kualitas air tanah yang kurang baik di beberapa daerah karena adanya pencemar total coliform. Salah satu teknologi tepat guna yang dapat digunakan masyarakat untuk menyaring air adalah biosand filter. Biosand filter adalah saringan air menggunakan media pasir dengan penumbuhan lapisan biofilm. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja biosand filter dalam menyisihkan pencemar total coliform dari air tanah. Dimensi reaktor biosand filter yang digunakan berukuran 30cmx30cmx90cm. Media penyaring yang digunakan adalah pasir lokal berupa pasir andesit yang mudah diperoleh di Sumatera Barat. Penumbuhan biofilm dilakukan selama 21 hari. Debit air yang digunakan adalah 0,6L/menit. Pembanding dalam penelitian ini dibuat reaktor kontrol tanpa penumbuhan biofilm. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penyisihan total coliform pada biosand filter berkisar antara 85,45%-93,18%, sedangkan pada reaktor kontrol diperoleh penyisihan total coliform sebesar 65%-92,42%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penyisihan total coliform efektif menggunakan biosand filter.Kata kunci: Biosand filter, Batuan andesit, Total coliform, Air tanah dangkal
KINERJA BIOSAND FILTER BERBAHAN DASAR BATUAN ANDESIT DALAM MENURUNKAN KONSENTRASI BOD DAN COD PADA AIR TANAH DANGKAL Tivany Edwin; Yommi Dewilda
Jurnal Dampak Vol 11, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.11.1.59-66.2014

Abstract

Air tanah dangkal merupakan opsi sumber air bersih yang umum digunakan masyarakat. Tingginya kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen demand (COD) terkadang ditemukan pada air tanah dangkal yang menandakan tercemarnya air tersebut. Oleh karena itu diperlukan teknologi tepat guna pengolahan air yang relatif murah dan efisien untuk skala rumah tangga masyarakat seperti biosand filter. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kinerja biosand filter dalam menurunkan parameter BOD dan COD pada sampel air tanah dangkal dari sumur penduduk. Biosand filter didesain dengan dimensi reaktor 30x30x90 cm dengan perbandingan ketinggian media pasir halus:pasir kasar:kerikil sebesar 50:5:5 cm. Media yang digunakan merupakan batuan andesit yang mudah ditemukan di daerah Sumatra Barat. Debit air yang dialirkan pada biosand filter adalah 0,6 L/menit. Waktu penumbuhan biofilm selama 21 hari dan pengoperasian reaktor selama 14 hari. Setelah dilakukan analisis, reaktor biosand filter mampu menyisihkan parameter BOD dan COD. Efisiensi penyisihan konsentrasi BOD oleh reaktor biosand filter sebesar 75%-87%, dan efisiensi penyisihan konsentrasi COD oleh reaktor biosand sebesar 65%-70%. Maka dapat disimpulkan bahwa reaktor biosand filter cukup efektif dalam menyisihkan parameter BOD dan COD.Kata-kata Kunci : Air Tanah Dangkal, Andesit Biosand Filter, BOD, dan COD,
ANALISIS PENYISIHAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) LIMBAH CAIR HOTEL MENGGUNAKAN SERBUK KULIT JAGUNG Suarni Saidi Abuzar; Yommi Dewilda
Jurnal Dampak Vol 11, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.11.1.18-27.2014

Abstract

Perlunya penelitian penyisihan Chemical Oxygen Demand (COD) menggunakan serbuk kulit jagung adalah untuk menentukan besarnya nilai absorsi COD dan menganalisis kemampuan serbuk kulit jagung dalam penyisihan COD limbah cair hotel. Penelitian ini dilakukan secara bacth, menggunakan larutan artifisial glukosa untuk mendapatkan kondisi optimasi dari variasi diameter, berat adsorben, waktu kontak, konsentrasi larutan, kecepatan pengadukan dan pH larutan. Analisis menggunakan metode spektofotometer. Kondisi optimum yang diperoleh yaitu diameter adsorben (0.127-0.181) mm, berat adsorben 1.5 gram, waktu kontak 90 menit, konsentrasi larutan 750 mg/l, kecepatan pengadukan 120 rpm pada pH larutan 3. Efisiensi penyisihan COD yang diperoleh pada kondisi optimum adalah 74 % dengan kapasitas penjerapan 27.75 mg/gr. Mekanisme penjerapan pada percobaan ini yang tepat adalah Isotherm Langmuir dengan koefisien determinasi (R2) 0.987. Proses adsorpsi pada sampel limbah cair hotel diperoleh efisiensi penyisihan COD sebesar 63.74 % dengan kapasitas penjerapan 19.95 mg/gr.Kata kunci: adsorpsi, Chemical Oxygen Demand (COD), limbah cair hotel, serbuk kulit jagung, sistem batch.
POTENSI FLY ASH SEBAGAI ADSORBEN DALAM MEYISIHKAN LOGAM BERAT CROMIUM (Cr) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI Reri Afrianita; Yommi Dewilda
Jurnal Dampak Vol 11, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.11.1.67-73.2014

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kapasitas fly ash sebagai adsorben dalam penyisihan logam kromium (Cr) dalam larutan artifisial. Konsetrasi awal Cr yang digunakan adalah adalah 1,6 mg/l merupakan konsentrasi Cr tertinggi hasil sampling pada percetakan koran X di Kota Padang. Adsorpsi dilakukan secara batch dengan variasi diameter adsorben, berat adsorben, waktu kontak dan kecepatan pengadukan. Dari hasil penelitian didapat kondisi optimum untuk diameter adsorben 0,14-0,075 mm; berat adsorben 1 g; pH adsorbat 2; kecepatan pengadukan 120 rpm dan waktu kontak 60 menit. Pengaruh parameter terhadap kapasitas adsorpsi adalah semakin kecil diameter partikel, maka semakin luas permukaan serapannya, peningkatan kapasitas penyerapan berbanding terbalik dengan jumlah adsorben yang digunakan, pengikatan ion logam Cr sangat efektif pada suasana asam dengan pH 2, kecepatan pengadukan yang rendah menyebabkan kurang efektifnya tumbukan yang terjadi antara adsorben dengan adsorbat dan jika sebaliknya menyebabkan struktur adsorben cepat rusak, dan pada waktu kontak menit ke-60 fly ash telah jenuh atau mencapai titik keseimbangan dalam mengadsorpsi ion logam Cr yang terdapat dalam larutanKata Kunci: Cromium (Cr), fly ash, Kapasitas Adsorpsi
SATUAN TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH DOMESTIK KABUPATEN TANAH DATAR Yommi Dewilda; Yeggi Darnas
Jurnal Dampak Vol 11, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.11.1.28-33.2014

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data timbulan dan komposisi sampah domestik di Kabupaten Tanah Datar serta dapat membandingkan perbedaan timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan berdasarkan tingkat pendapatan masyarakat (High income, Medium income dan Low income). Data timbulan dan komposisi sampah diperlukan dalam perencanaan dan pengembangan sistem pengelolaan sampah. Sampling timbulan dan jumlah sampling dilakukan berdasarkan SNI 19-3964-1994. Hasil penelitian timbulan sampah domestik dalam satuan berat 0,232 kg/o/h dan dalam satuan volume 3,646 l/o/h. Berdasarkan tingkat pendapatan dalam satuan berat High Income (HI) 0,308 kg/o/h, Medium Income (MI) 0,198 kg/o/h dan Low Income (LI) 0,190 kg/o/h dalam satuan volume HI 4,269 l/o/h, MI 3,835 l/o/h dan LI 2,835 l/o/h. Timbulan sampah yang dihasilkan penduduk dengan High Incame lebih besar dibandingkan dengan penduduk dengan pendapatan Medium Income dan Low Income. Komposisi sampah domestik untuk sampah basah 75,5%; sampah plastik 16,6%; sampah kertas 5,3%; sampah tekstil 0,8%; sampah kayu 0,3%; sampah kaca 0,7%; sampah logam ferrous 0,2%; sampah logam non ferrous 0,1%; dan sampah lain-lain 0,5%.Kata kunci: sampah domestik, komposisi sampah, timbulan Sampah
STUDI PENENTUAN KONDISI OPTIMUM FLY ASH SEBAGAI ADSORBEN DALAM MENYISIHKAN LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) Reri Afrianita; Yommi Dewilda
Jurnal Dampak Vol 10, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/dampak.10.2.104-110.2013

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimum fly ash sebagai adsorben dalam menyisihan logamkromium (Cr) dengan menggunakan larutan artifisial. Konsentrasi awal Cr yang digunakan adalah adalah1,6mg/l merupakan konsentrasi Cr tertinggi hasil sampling pada percetakan koran X di Kota Padang.Mekanisme adsorpsi dilakukan secara batch dengan variasi diameter adsorben, berat adsorben, waktu kontakdan kecepatan pengadukan. Hasil penelitian ini didapat kondisi optimum untuk diameter adsorben 0,14-0,075mm; berat adsorben 1 g; pH adsorbat 2; kecepatan pengadukan 120 rpm dan waktu kontak 60 menit. Variasikondisi optimum ini menunjukkan bahwa pengikatan ion logam Cr sangat efektif pada suasana asam,kecepatan pengadukan yang rendah menyebabkan kurang efektifnya tumbukan yang terjadi antara adsorbendengan adsorbat dan jika sebaliknya menyebabkan struktur adsorben cepat rusak, dan pada waktu kontakmenit ke-60 fly ash telah jenuh atau mencapai titik keseimbangan dalam mengadsorpsi ion logam Cr yangterdapat dalam larutanKata Kunci: Kromium (Cr), fly ash, kondisi optimum.