I Wayan Susi Dharmawan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KARBON TANAH DAN PENDUGAAN KARBON TEGAKAN Avicennia marina (Forsk.) Vierh. DI CIASEM, PURWAKARTA Dharmawan, I Wayan Susi; Siregar, Chairil Anwar
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 4 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.677 KB)

Abstract

 ABSTRAK Meningkatnya  kandungan  karbondioksida  (CO2 )  di  atmosfer  merupakan  salah  satu  faktor  penyebab terjadinya perubahan iklim dunia (global climate change).   Penambatan karbondioksida melalui berbagai vegetasi hutan, misalnya di hutan mangrove diyakini sebagai salah satu upaya penurunan kandungan gas karbondioksida dari atmosfer. Avicennia marina (Forsk.) Vierh. sebagai salah satu jenis pohon pada tegakan mangrove memiliki potensi penambatan karbondioksida yang cukup besar. Selain melakukan pendugaan kandungan karbon pada tegakan Avicennia marina, juga dilakukan analisis karbon organik tanah.  Kegiatan penelitian ini dilakukan di BKPH Ciasem, KPH Purwakarta, Perum Perhutani Unit III – Jawa Barat dan Banten. Dari lima plot pengambilan contoh tanah, diperoleh hasil rata-rata kandungan karbon organik tanah sebesar 2,9%. Kandungan karbon organik tanah ini tergolong sedang.   Berdasarkan hasil dari sampling dengan merusak pohon di lapangan, diperoleh persamaan allometrik kandungan biomasa (Y) sebagai berikut: untuk biomasa atas Y = 0,1848(DBH)2,3524 R2 = 0,9839, untuk biomasa bawah   Y =  0,1682(DBH)1,7939 R2  =0,8581, dan untuk biomasa total  Y = 0,2905(DBH)2,2598 R2 = 0,9815.  Tegakan A. marina di BKPH Ciasem memiliki potensi kandungan biomasa total sebesar 364,9 ton/ha dan kandungan karbon sebesar 182,5 ton/ha. Nilai serapan CO2 total tegakan A. marina (Forsk.) Vierh. di BKPH Ciasem adalah 669,0 ton/ha dengan nilai serapan CO2 rata-rata 14,2 ton/ pohon.
STOK KARBON TEGAKAN HUTAN ALAM DIPTEROKARPA DI PT. SARPATIM, KALIMANTAN TENGAH Dharmawan, I Wayan Susi; Siregar, Chairil Anwar
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 4 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.61 KB)

Abstract

ABSTRAK Terdapat dua alasan mengapa hutan alam penting dalam skema perdagangan karbon : a). Peranan hutan alam di dalam penyerapan CO2 dan pelepasan O2 ke atmosfer melalui proses fotosintesis; b). Adanya kompensasi pendanaan dari perdagangan karbon akan menjadi alternatif yang menarik untuk merubah basis pengelolaan hutan alam dari kayu ke jasa lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang besarnya kapasitas tegakan hutan alam sebagai pengikat karbon pada biomasa bagian atas (above ground biomass), biomasa bagian bawah (below ground biomass) dan biomasa total. Lokasi penelitian di  tegakan hutan alam IUPHHK-HA PT. Sarpatim, Kabupaten Sampit, Provinsi Kalimantan Tengah.  Prosedur yang dilakukan dalam pengukuran biomasa ini menggunakan metode destructive sampling pada tegakan yang ditebang. Destructive sampling  dilakukan mulai dari tegakan  berdiameter > 5 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persamaan alometrik untuk biomasa di atas tanah, biomasa di bawah tanah dan biomasa total masing-masing adalah :  Y = 0,0112(DBH)2,6878 (R2 = 0,91); Y = 0,011(DBH)2,3251 (R2 = 0,88) dan Y = 0,0194(DBH)2,603 (R2 = 0,91). Tegakan hutan alam dipterokarpa di PT. Sarpatim memiliki potensi kandungan biomasa total dan kandungan karbon total masing-masing sebesar 506,65 ton/ha dan 253,33 tonC/ha. Serapan karbondioksida (CO2) total dan serapan CO2 rata-rata tegakan hutan alam dipterokarpa di PT. Sarpatim masing-masing sebesar 928,86 tonCO2/ha dan 20,64 ton CO2/pohon.
POTENSI BIOMASA KARBON HUTAN ALAM DAN HUTAN BEKAS TEBANGAN SETELAH 30 TAHUN DI HUTAN PENELITIAN MALINAU, KALIMANTAN TIMUR Samsoedin, Ismayadi; Dharmawan, I Wayan Susi; Siregar, Chairil Anwar
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 ABSTRAK Hutan alam memiliki fungsi ekologis yang sangat vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem.  Salah satu di antaranya adalah fungsi hutan alam dalam menjaga iklim di dalam kawasan hutan maupun di luar hutan. Hal ini terkait dengan kemampuan tegakan hutan untuk menyerap karbondioksida dan melepaskan oksigen dalam proses fotosintesis. Semakin banyak karbondioksida yang diserap oleh tanaman dalam bentuk biomasa karbon maka semakin besar pengaruh buruk efek gas rumah kaca dapat ditekan. Dalam tulisan ini, akan dibahas tentang potensi biomasa karbon hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun di Hutan Penelitian Malinau, Kalimantan Timur. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan membuat lima titik sampling tanah secara  acak  dengan kedalaman 20  cm  masing-masing di  hutan alam  dan  hutan bekas tebangan setelah 30 tahun. Pengukuran biomasa karbon di atas permukaan tanah, dilakukan dengan membuat empat plot dan masing-masing plot dibuat subplot sebanyak 25 dengan ukuran 20 m x 20 m pada masing- masing hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun. Pohon dengan diameter setinggi dada  ≥ 10 cm diukur dan dicatat diameter dan tingginya. Biomas diukur dengan menggunakan metode Brown dan Chave. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan karbon tanah sedalam 20 cm di hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun masing-masing adalah sebesar 37,86 tonC/ha dan 30,58 tonC/ha. Kandungan karbon di atas permukaan tanah pada hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun masing-masing   adalah   sebesar   264,70   tonC/ha   dan   249,10   tonC/ha.   Dengan   demikian,   serapan karbondioksida pada hutan alam dan hutan bekas tebangan setelah 30 tahun masing-masing adalah sebesar970,57 tonCO2 /ha dan 913,37 tonCO2 /ha.   Potensi hutan alam dalam menyerap karbondioksida di Hutan Penelitian Malinau sangat tinggi dan apabila hutan alam ini ditebang dengan memperhatikan asas-asas pengelolaan hutan lestari, maka setelah 30 tahun ternyata memiliki potensi biomasa karbon yang mendekati potensi biomasa karbon di hutan alam.