Indah Novita Dewi
Balai Penelitian Kehutanan Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan Km 16 Makassar Sulawesi Selatan Indonesia Telp./Fax. (0411) 554049/554051

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KAJIAN STRATEGI IMPLEMENTASI KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN (KPH): STUDI KASUS DI KABUPATEN TANA TORAJA, PROVINSI SULAWESI SELATAN Rizal HB, Achmad; Dewi, Indah Novita; Kusumedi, Priyo
ISSN 0216-0897
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) membagi kawasan hutan menjadi wilayah pengelolaan hutan terkecil sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari (PP 6/2007 jo PP 3/2008) yang dimulai dengan pembangunan KPHModel. Satu di antaranya adalah KPHModel di Kabupaten Tana Toraja yang telah dicanangkan pada tahun 2005. Sejauh ini, konsep KPH belum dapat diimplementasikan di kabupaten tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi implementasi pembangunan KPH di Sulawesi Selatan dengan studi kasus di Kabupaten Tana Toraja. Metode pengumpulan data meliputi: urvei, wawancara, dan FGD ( ). Data yang dihimpun, selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Untuk merumuskan strategi implementasi KPH, digunakan analisis medan daya ( = FFA). Hasil kajian menunjukkan adanya beberapa faktor pendorong dan faktor penghambat, baik internal maupun eksternal dalam implementasi KPH. Konsep KPH dan peraturan terkait perlu disosialisasikan secara intensif dengan melibatkan stakeholder kunci. Pembangunan KPH Tana Toraja berada pada kategori , dengan strategi alternatif yang disarankan adalah konsentrasi melalui integrasi horizontal. Strategi ini termasuk dalam strategi pertumbuhan dengan cara memperluas kegiatan di masyarakat dan mengembangkan jaringan informasi dan komunikasi antar daerah yang memiliki program KPH.
IMPLEMENTASI PERATURAN TENTANG PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG: STUDI KASUS DI KABUPATEN PANGKEP DAN KABUPATEN MAROS, SULAWESI SELATAN Dewi, Indah Novita; Rizal HB, Achmad; Kusumedi, Priyo
ISSN 0216-0897
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelolaan hutan dilakukan dan dikembangkan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Faktanya pengelolaan hutan yang telah dilaksanakan bertahun-tahun justru menghasilkan kerusakan hutan yang makin parah. Oleh sebab itu dalam rangka perbaikan tata kelola kehutanan, sangat perlu dilakukan kajian pada aspek peraturan perundang-undangan. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan informasi bahwa secara kontekstual, isi dari pasal-pasal yang terkait dengan pengelolaan hutan lindung pada PP 6/2007 jo PP 3/2008 relatif mudah dipahami. Pada PP 38/2007 masih terdapat ketimpangan pembagian wewenang antar pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masih terdapat kesenjangan pelaksanaan peraturan perundang-undangan tentang pemanfaatan hutan lindung dan implementasinya baik di Kabupaten Pangkep maupun Kabupaten Maros di Propinsi Sulawesi Selatan.
KAJIAN KETERLIBATAN MULTIPIHAK DALAM PELAKSANAAN PERATURAN PERUNDANGAN MENGENAI HUTAN LINDUNG DI KABUPATEN PANGKEP Dewi, Indah Novita; Rizal HB, Achmad; Kusumedi, Priyo
ISSN 0216-0897
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai peraturan perundangan mengenai hutan lindung telah diterbitkan oleh pemerintah cq. Kementerian Kehutanan, namun pada prakteknya sebagian dari peraturan tersebut tidak mudah dilaksanakan di lapangan. Salah satu hambatan dari pelaksanaan peraturan perundangan tersebut adalah belum jelasnya pihak yang terlibat dan peran yang dijalankannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pihak yang harus dilibatkan dalam pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai hutan lindung, agar pelaksanaannya berjalan dengan baik dan sesuai dengan maksud dan tujuan peraturan perundangundangan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan dengan membagi para pihak berdasarkan kekuatan, kepentingan dan legitimasinya, wawancara dan diskusi para pihak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama ini tidak banyak pihak yang terlibat dalam pelaksanaan peraturan perundangan mengenai hutan lindung. Perlu keterlibatan lebih banyak pihak terkait dengan satu leader atau koordinator. Leader yang direkomendasikan dalam proses pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai hutan lindung adalah Dinas Kehutanan Provinsi, khususnya dalam hal perencanaan dan monitor evaluasi.
USAHA SARANG BURUNG WALET DI DESA BATU BALAI KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR Rusmiyati, Rusmiyati -; Dewi, Indah Novita; Istikomah, Istikomah; Nur Abdi, Muh Angga
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 34 No 2 (2024): Jurnal Agroteksos Agustus 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agroteksos.v34i2.1171

Abstract

This study aims to determine the income, profit level and BEP of swallow nest business in Batu Balai Village, Muara Bengkal District. Data collection methods were carried out through observation and interviews with questionnaire tools. The sample was determined by the characteristics of swallow breeders who had been breeding for 5 years, so the sampling technique used was proportional sampling. With this sampling technique, there were 20 swallow farmer respondents in Batu Balai Village. The results showed that swallow nest production in Batu Balai Village was 42.3 kg/month. With this amount of production, revenue of Rp. 3,553,200,000 was obtained, with an average of Rp. 177,660,000 per breeder per year. Swallow nest business income in Batu Balai Village is Rp.1,955,700,144,-/year with an average income of Rp.97,785,007,-/year for each breeder. As for the R / C ratio analysis of 9.86, the swallow nest business is feasible to be cultivated because the R / C value is more than 1 declared profitable. The production BEP of swallow nest business is 1.97 kg while the unit BEP is Rp. 13,790,000, - this shows that the swallow nest business in Batu Balai Village is profitable
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Cabai Besar (Capsicum annum L.) di Kota Samarinda Dewi, Indah Novita; Mariati, Rita
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 1 No 1 (2013): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid I nomor 1 Mei 2013
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v1i1.19

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi harga cabai besar (Capsicum annum L.) yang meliputi hasil produksi cabai besar, hasil produksi cabai kecil, dan harga cabai kecil di Kota Samarinda. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Samarinda dari bulan Maret sampai dengan Mei 2009. Data penelitian ini berupa data sekunder menurut deret waktu (time series) selama enam tahun (tahun 2003 sampai tahun 2008). Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan Fhitung = 9,625 ≤ Ftabel(0,05) = 19,160 yang berarti bahwa secara simultan antara hasil produksi cabai besar (X1), hasil produksi cabai kecil (X2) dan harga cabai kecil (X3) tidak mempengaruhi harga cabai besar akan tetapi t hitung = 4,994 > t tabel(α 5%;5) = 2,571 yang berarti bahwa secara parsial hanya harga cabai kecil (X3) saja yang mempengaruhi harga cabai besar khususnya di Kota Samarinda
Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Dan Efisiensi Pemanfaatan Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Pepaya Callina (Carica papaya L.) di Kota Balikpapan Dewi, Indah Novita; Zaini, Achmad; Imang, Ndan
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid VII Nomor 2 Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v7i2.203

Abstract

Kota Balikpapan termasuk salah satu sentra penanaman buah pepaya, salah satunya yang sedang berkembang adalah pepaya Callina. Usahatani pepaya Callina di Kota Balikpapan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berfluktuasinya produksi dapat disebabkan dari faktor-faktor tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor produksi (input) dan faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi produksisertatingkat efisiensi usahatani pepaya Callina. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Balikpapan dari bulan Agustus sampai dengan November 2017.Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Daerah penelitian dilakukan secara purposive samplingdan penentuan petani sampel secara proportional random sampling. Analisis data untuk mengetahui pengaruh faktor produksi dan sosial ekonomi dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dan untuk mengetahui tingkat efisiensi menggunakan pendekatan efisiensi harga.Hasil penelitian menunjukkan faktor produksi (input) luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, dan pestisida secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi pepaya callina dengan Fhitung > Ftabel (26,404 > 2,57).Faktor sosial ekonomi seperti umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan pengalaman berusahatani secara bersama-sama berpengaruh tidak nyata terhadap produksi pepaya callina dengan Fhitung < Ftabel (1,812 < 2,71), sedangkan efisiensi usahatani pepaya callina di Kota Balikpapan belum tercapai. Hal ini disebabkan pengalokasian faktor produksi (input) yang diberikan belum tepat.
Tingkat Keuntungan Dan Break Event Point Pembesaran Ikan Lele Sangkuriang (Clarias Gariepinus) Di Kecamatan Sangatta Utara Rusmiyati, Rusmiyati; Dewi, Indah Novita; Putra, Christian Pratama; Rahmawati, Ratna
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 12 No 1 (2024): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid XII Nomor 1 Juni 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v12i1.521

Abstract

Tujuan penelitian terutama mengetahui Break Event Point (BEP) dan tingkat keuntungan usaha tahapan pembesaran Ikan Lele Sangkuriang di Kecamatan Sangatta Utara serta penerimaan dan pendapatan usaha tersebut. Metode survey digunakan dengan teknik observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan penerimaan yang diperoleh usaha pembesaran Ikan Lele Sangkuriang di Kecamatan Sangatta Utara adalah sebesar Rp16.300.000,00; pendapatan yang diterima sebesar Rp10.961.763,80; tingkat Keuntungan usaha tersebut di Kecamatan Sangatta Utara adalah sebesar 3,1 Hal ini mengindikasikan usaha tersebut menguntungkan untuk dikembangkan; dan BEP atas dasar jumlah produksi Ikan Lele Sangkuriang di Kecamatan Sangatta Utara adalah sebesar 70,8 kg. Sedangkan, BEP atas dasar penjualan produk di Kecamatan Sangatta Utara adalah sebesar Rp1.560.132,90.
PARTICIPATORY SELECTION OF PLANT SPECIES TO ENHANCE THE SUCCESS OF FOREST REHABILITATION IN BULUSARAUNG FOREST MANAGEMENT UNIT Hayati, Nur; Prasetyawati, C. Andriyani; Dewi, Indah Novita; Yuliantoro, Isdomo; Tata, Hesti Lestari; Suharti, Sri; Dharmawan, I Wayan Susi; Rachmat, Henti Hendalastuti; Windyoningrum, Ayun; Khotimah, Husnul
Indonesian Journal of Forestry Research Vol. 12 No. 2 (2025): Indonesian Journal of Forestry Research
Publisher : Association of Indonesian Forestry and Environment Researchers and Technicians

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59465/ijfr.2025.12.2.169-187

Abstract

The success of forest area rehabilitation requires community involvement. The selection of plant species that are suitable to community preferences will substantially influence the success of rehabilitation efforts. Communities’ preferences for specific plant species may increase their willingness to care the plant. This research explored the importance of participatory plant species selection in supporting forest rehabilitation success of Cahaya Tala-Tala Forest Farmers Group (FFG) in the Bulusaraung Forest Management Unit (FMU), South Sulawesi, Indonesia by applying the agroforestry technique. The study employed the participatory rural appraisal approach in one village and involved 50 respondents. The results indicated that the FFG members’ preferences for specific plant species were categorized as being in the “affected” stage and positioned at the “preference” stage according to the hierarchy of effects model. The participation of the FFG members in forest rehabilitation activities at the Bulusaraung FMU is categorized as the “partnership” level. The selected multipurpose tree species are expected to substantially contribute to the community’s income and help the success of forest rehabilitation activities in Indonesia.