Gangguan pendengaran merupakan masalah kesehatan global yang berdampak luas pada kualitas hidup individu, mulai dari hambatan perkembangan bicara pada anak, penurunan prestasi akademik pada remaja, hingga isolasi sosial dan peningkatan risiko jatuh pada lansia. Deteksi dini melalui layanan primer sangat penting, namun pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan di lini pertama masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas edukasi dan pelatihan skrining gangguan pendengaran bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Kawedanan, Kabupaten Magetan. Metode yang digunakan adalah pelatihan dengan pendekatan kombinasi seminar daring dan workshop luring. Sebanyak 61 tenaga kesehatan dari berbagai profesi mengikuti kegiatan ini. Pengetahuan peserta dievaluasi menggunakan pretest dan posttest, dengan analisis statistik untuk mengukur peningkatan pemahaman. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor pretest sebesar 68,03 dan meningkat menjadi 97,05 pada posttest. Uji statistik menunjukkan adanya peningkatan signifikan (p < 0,01), yang menandakan kegiatan edukasi dan pelatihan efektif dalam meningkatkan pemahaman peserta mengenai skrining gangguan pendengaran. Edukasi dan pelatihan berbasis kombinasi metode dapat meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan tentang deteksi dini gangguan pendengaran. Kegiatan ini perlu dilaksanakan secara berkelanjutan agar tenaga kesehatan di layanan primer mampu berperan aktif dalam deteksi dini dan penatalaksanaan awal gangguan pendengaran, sehingga kualitas pelayanan kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan.