Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kebutuhan perawatan periodontal pada mahasiswa program sarjana kedokteran gigi Periodontal treatment needs in dental undergraduate students Firdausya Paramita Sabrinadevi; Ina Hendiani; Indra Mustika Setia Pribadi
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 5, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v5i1.26738

Abstract

Pendahuluan: Kondisi periodontal secara tidak langsung dipengaruhi oleh motivasi dan edukasi mengenai kesehatan rongga mulut yang menjadi langkah awal dalam melakukan perawatan gigi dan mulut sehari-hari. Mahasiswa kedokteran gigi preklinik merupakan salah satu komunitas yang memiliki edukasi dan motivasi yang tinggi terhadap kesehatan rongga mulut tersebut, termasuk kesehatan periodontal dan kebutuhan perawatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebutuhan perawatan periodontal pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Metode: Penelitian ini bersifat observatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan teknik non probability sampling yaitu total sampling. Sampel sebanyak 130 mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran semester VII-XI (20 laki-laki dan 110 perempuan). Pemeriksaan kondisi jaringan periodontal dilakukan dengan menggunakan probe WHO dan kaca mulut, serta formulir pemeriksaan, yang kemudian dievaluasi menggunakan Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN). Hasil: Sebanyak 11 mahasiswa (8,4%) mengalami perdarahan saat atau setelah probing, 114 mahasiswa (87,6%) memiliki kalkulus supra atau subgingiva atau faktor retensi plak lainnya, dan sebanyak 5 mahasiswa (4%) memiliki poket patologis 4-5 mm. Simpulan: Perawatan periodontal yang paling banyak dibutuhkan oleh mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran berdasarkan skor CPITN adalah pembersihan dan penghilangan faktor retensi plak dengan scaling, root planing dan instruksi kebersihan rongga mulut.Kata kunci: Kebutuhan perawatan periodontal, CPITN, mahasiswa preklinik kedokteran gigi. ABSTRACTIntroduction: Periodontal conditions are indirectly influenced by motivation and education regarding oral health, which become the first step in performing daily oral care. Preclinical dentistry students are one of the communities with high education and motivation regarding oral health, including periodontal health and treatment needs. This study was aimed to determine the level of periodontal treatment needs in preclinical students of the Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran. Methods: This research was observational descriptive with a cross-sectional approach and non-probability sampling technique (total sampling). The sample consisted of 130 preclinical students of the Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran of the seventh until the eleventh semester consisted of 20 male and 110 female. The periodontal tissue condition examination was performed using the WHO probe and mouth mirror, as well as an examination form, which was then evaluated using the Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN). Results: A total of 11 students (8.4%) experienced bleeding on or after probing, 114 students (87.6%) had supra or subgingival calculus or other plaque retention factors, and five students (4%) had a pathological pocket of 4-5 mm. Conclusion: The most periodontal treatment needed by preclinical students of the Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran based on the CPITN score is the cleanse and removal of plaque retention factors through scaling, root planing, and oral hygiene instruction.Keywords: Periodontal treatment needs, CPITN, preclinical dental students.
Pengalaman karies dan kesehatan periodontal serta kebutuhan perawatan ibu hamilCaries experience, periodontal health, and oral treatment needs of pregnant women Anne Agustina Suwargiani; Indra Mustika Setia Pribadi; Wahyu Hidayat; Riana Wardani; Tadeus Arufan Jasrin; Cucu Zubaedah
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 30, No 1 (2018): April
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.191 KB) | DOI: 10.24198/jkg.v30i1.16282

Abstract

Pendahuluan: Kesehatan gigi Ibu hamil  sangat perlu dijaga, untuk menghindarkan terjadinya infeksi pada gigi dan gusi. Upaya ini akan menghindarkan dari infeksi yang berisiko yang menyebabkan prematur dan kelahiran berat bayi lahir rendah. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengalaman karies dan kesehatan periodontal dan kebutuhan perawatan ibu hamil. Metode: Metode penelitian yang digunakan deskriptif. Populasi penelitian adalah ibu hamil yang datang ke Klinik Cantik Banjaran Bandung. Sampel penelitian yaitu ibu hamil yang bersedia menjadi subjek penelitian dan tidak mempunyai kelainan sistemik. Teknik pengambilan sampel adalah convinience sampling. Variabel penelitian pengalaman karies diukur dengan indeks DMFT, Kebutuhan perawatan karies adalah perhitungan kebutuhan perawatan berdasarkan penilaian persen kebutuhan perawatan dan kebutuhan perawatan periodontal diukur dengan indeks Community Periodontal Index and Treatment Needs (CPITN). Analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi relatif. Hasil: Indeks DMFT ibu hamil 4,4 termasuk kriteria sangat rendah. Hasil CPITN yaitu periodontal sehat 0%; bleeding on probing (BOP), 43%; kalkulus, 53%; poket 4-5 mm, 3,3%; poket 6 mm, 0%. Kebutuhan perawatan gigi berlubang pada ibu hamil 30,9%. Kebutuhan perawatan jaringan periodontal diperlukan pada semua ibu hamil, berupa perbaikan oral hygiene 43%, perbaikan oral hygiene dan skeling 56%, Simpulan: Pengalaman karies ibu hamil pada kriteria sangat rendah, sedangkan kondisi jaringan periodontal ibu hamil semuanya memerlukan perawatan jaringan periodontal tetapi bukan perawatan periodontal kompleks.Kata kunci: Ibu hamil, indeks DMFT, indeks CPITN. ABSTRACTIntroduction: The oral health of pregnant women needs to be maintained to avoid infection of the teeth and gums. This effort will avoid dangerous infections that can cause premature and low birth weight babies. The purpose of this study was to determine the caries experience, periodontal health, and the oral treatment needs of pregnant women. Methods: The research method was descriptive. The study population was pregnant women who came to the Cantik Clinic of Banjaran, Bandung, whom willing to be the subject of research with no systemic abnormalities. The sampling technique was convenience sampling. The caries experience was measured by DMFT index. Caries treatment needs were the calculation of treatment needs based on the assessment of general and periodontal treatment needs to be measured by the Community Periodontal Index and Treatment Needs (CPITN) index. Data analysis used was the relative frequency distribution. Results: DMFT index of pregnant women was 4.4, included in the very low criteria. CPITN index measurement results were 0% healthy periodontal; 43% bleeding on probing (BOP); 53% calculus; 3.3% pocket of 4-5 mm; and 0% 6 mm pocket. General treatment needs of pregnant women mostly were tooth decay treatment (30.9%). Periodontal treatment needs were needed for all pregnant women, in the form of oral hygiene improvement only (43%), oral hygiene improvement and scaling (56%). Conclusion: The caries experience of pregnant women was very low, while the periodontal conditions require a non-complex periodontal treatment.Keywords: Pregnant women, DMFT Index, CPITN index.
Perbandingan berkumur larutan ekstrak kulit buah manggis dan Enkasari® terhadap penurunan indeks plakComparison of gargling solution of mangosteen pericarp extract and Enkasari® in decreasing plaque index Annisa Rizky Pratiwi; Ina Hendiani; Indra Mustika Setia Pribadi
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 28, No 3 (2016): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.306 KB) | DOI: 10.24198/jkg.v28i3.18696

Abstract

Pendahuluan: Plak terdiri dari berbagai macam bakteri. Plak dapat dikendalikan salah satunya dengan cara kimiawi, melalui penggunaan obat kumur. Salah satu obat kumur herbal yang sudah teruji klinis dan tersedia di pasaran adalah Enkasari®. Enkasari® memiliki kandungan utama daun sirih. Ekstrak kulit manggis telah teruji dapat berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan berpotensi dijadikan larutan kumur. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan pengaruh dan perbedaan berkumur larutan ekstrak kulit buah manggis konsentrasi 50% dan Enkasari® terhadap penurunan indeks plak. Metode: Penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu dengan desain cross-over dan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian dilakukan pada 32 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran angkatan 2010. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran. Pengukuran indeks plak gigi dilakukan sebelum dan sesudah berkumur larutan ekstrak kulit buah manggis dan Enkasari® selama 2 hari tanpa oral hygiene. Pengolahan data menggunakan uji t berpasangan dan uji t independen. Hasil: Penelitian menunjukan bahwa kedua larutan sama-sama mempunyai pengaruh terhadap penurunan indeks plak. Subjek yang berkumur larutan ekstrak kulit buah manggis 50%, penurunan indeks plaknya lebih besar daripada subjek penelitian yang berkumur Enkasari®. Hasil uji t independen menunjukan bahwa nilai signifikasi (0,045) dengan p<0,05. Simpulan: Terdapat pengaruh berkumur larutan ekstrak kulit buah manggis 50% dan Enkasari® terhadap penurunan indeks plak serta terdapat perbedaan penurunan nilai indeks plak yang signifikan antara berkumur larutan ekstrak kulit buah manggis 50% dan Enkasari®.Kata kunci: Kulit buah manggis, plak gigi, indeks plak gigi. ABSTRACTIntroduction: Plaque consists of various types of bacteria. Plaque can be controlled one of them by chemical means, through the use of mouthwash. One of the herbal mouthwashes that have been clinically tested and available on the market is Enkasari®. Enkasari® has the main content of betel leaf. Mangosteen peel extract has been tested to play a role in inhibiting bacterial growth and potentially being used as a mouth rinse. The purpose of this study was to compare the effects and differences of gargling solution of 50% mangosteen pericarp extract and Enkasari® on the reduction of plaque index. Methods: The research used was quasi-experimental with cross-over design and sampling using purposive sampling. The study was conducted on 32 students of the Faculty of Dentistry, Padjadjaran University, class of 2010. The study was conducted at the Dental and Oral Hospital of Padjadjaran University. Measurement of dental plaque index was done before and after gargling the solution of mangosteen rind extract and Enkasari® for 2 days without oral hygiene. Data processing uses paired t test and independent t test. Results: Research shows that both solutions have an effect on the decrease in plaque index. Subjects who rinsed the solution of mangosteen pericarp 50%, the decrease in plaque index was greater than the research subjects who rinsed Enkasari®. The independent t test results showed that the significance value (0.045) with p < 0.05. Conclusion: There is an effect of gargling 50% mangosteen pericarp and Enkasari® rind extract on decreasing plaque index and there is a significant difference in significant plaque index values between gargling 50% mangosteen pericarp extract and Enkasari® rinse.Keywords: Mangosteen pericarp, dental plaque, dental plaque index.
Perbedaan pola rugae palatina sebelum dan sesudah perawatan dengan alat ortodonti lepasanDifferences in palatal rugae patterns before and after the removable orthodontic appliances treatment Sintia Saputra; Endah Mardiati; Indra Mustika Setia Pribadi; Yuti Malinda
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 29, No 2 (2017): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.451 KB) | DOI: 10.24198/jkg.v29i2.18573

Abstract

Pendahuluan: Pola rugae palatina memiliki karakteristik yang unik pada setiap individu, yang dapat dijadikan sarana identifikasi individu di bidang forensik kedokteran gigi, namun berbagai kontraversi muncul mengenai karakteristik rugae palatina secara kualitatif dan kuantitatif sesudah dilakukan perawatan ortodonti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pola rugae palatina sebelum dan sesudah perawatan dengan alat ortodonti lepasan. Metode: Penelitian bersifat observasional dengan sampel penelitian terdiri dari 111 model studi sebelum dan sesudah dilakukan perawatan ortodonti. Teknik sampling adalah purposive sampling, dari pasien maloklusi dento-alveolar kelas I, usia 18-30 tahun di RSGM FKG Unpad. Data penelitian dideskripsikan dan dianalisis dengan uji statistik Wilcoxon (ɑ = 0,05) untuk mengetahui perbedaan pola rugae palatina sebelum dan sesudah perawatan ortodonti. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan, ukuran rugae palatina sebelum dilakukan perawatan terbanyak adalah rugae primer 85,2%, rugae sekunder 13,4%, rugae fragmen 1,37%, sesudah perawatan rugae primer 85.5%, rugae sekunder 13,2%, rugae fragmen 1,3%. Berdasarkan arah, rugae palatina sebelum perawatan arah postero-anterior 44,5%, antero-posterior 38,6%, sesudah perawatan arah posterior-anterior 44,9%, antero-posterior 38,3%. Arah perpendikular 8,7% dan berbagai arah 8,2% baik sebelum maupun sesudah perawatan. Uji beda menunjukan, tidak terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah perawatan ortodonti. Simpulan: Pola rugae palatina yang sering muncul sebelum dan sesudah perawatan ortodonti adalah rugae primer dengan arah postero-anterior, tidak terdapat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah perawatan ortodonti.Kata kunci: Forensik odontologi, perawatan ortodonti, pola rugae palatina. ABSTRACTIntroduction: Palatal rugae patterns have unique characteristics in each individual, which can be used as a means of identifying individuals in the field of dentistry forensics, but various contraceptives arise about the characteristics of palatal rugae qualitatively and quantitatively after orthodontic treatment. The purpose of this study was to determine the differences in palatal rugae patterns before and after treatment with removable orthodontic devices. Methods: The study was observational with a study sample consisting of 111 study models before and after orthodontic treatment. The sampling technique was purposive sampling, from class I dento-alveolar malocclusion patients, aged 18-30 years at FKG Unpad Hospital. The research data was described and analyzed by Wilcoxon statistical test (ɑ = 0.05) to determine differences in palatal rugae patterns before and after orthodontic treatment. Results: The results showed that the size of palatal rugae before treatment was the primary rugae (85.2%), secondary rugae (13.4%), fragment rugae (1.37%), after primary rugae treatment (85.5%), secondary rugae (13.2%) , rugae fragment (1.3%). Based on direction, palatal rugae prior to postero-anterior (44.5%), antero-posterior (38.6%) treatment, after posterior-anterior (44.9%), antero-posterior (38.3%) treatment. Perpendicular direction (8.7%) and various directions (8.2%) both before and after treatment. Different tests showed that there were no significant differences before and after orthodontic treatment. Conclusion: The palatal rugae pattern that often occurs before and after orthodontic treatment is the primary rugae with postero-anterior direction, there are no significant differences before and after orthodontic treatment.Keywords: Odontological forensics, orthodontic treatment, palatal rugae pattern.