Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perubahan profil jaringan lunak bibir sebelum dan setelah perawatan ekspansi lengkung gigi menggunakan alat ortodonti lepasanChanges of the lip soft tissue profile before and after dental arch expansion treatment using removable orthodontic appliances Araminta Nariswari Candraningtyas; Iwa Rahmat Sunaryo; Avi Laviana
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 5, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v5i1.26744

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Penggunaan alat ortodonti lepasan dengan sekrup ekspansi bertujuan untuk memperoleh ruangan pada kasus gigi berjejal dengan cara melebarkan lengkung gigi. Pergerakan gigi yang dihasilkan dapat berpengaruh pada salah satu komponen estetika wajah yaitu profil jaringan lunak. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi perubahan profil jaringan lunak bibir sebelum dan setelah  perawatan ekspansi lengkung gigi menggunakan alat ortodonti lepasan. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik menggunakan metode purposive sampling pada subjek yang merupakan pasien ortodonti di Klinik Profesi Dokter Gigi RSGM Unpad yang dirawat menggunakan alat lepasan akrilik dengan sekrup ekspansi lateral maksila dan mandibula. Terdapat 4 subjek yang memenuhi kriteria inklusi yaitu sepuluh kali aktivasi yang dilakukan setiap minggu dalam waktu tiga bulan.  Subjek dilakukan foto lateral wajah dengan posisi standar sebelum dan setelah aktivasi. Pengukuran dilakukan menggunakan jangka sorong digital dari bibir atas (Ls) terhadap E-line (Ns-Pog), bibir bawah (Li) terhadap E-line (Ns-Pog), dan busur derajat digital untuk mengukur sudut nasolabial(Ns-Sn-Ls). Hasil dan Pembahasan: Nilai rerata perubahan jarak bibir atas terhadap E-line yaitu 0,59 mm, nilai rerata perubahan jarak bibir bawah terhadap E-line yaitu 0,63 mm dan nilai rerata perubahan sudut nasolabial yaitu -2,03o. Penelitian ini menunjukkan adanya perubahan posisi bibir  menjadi lebih ke anterior setelah dilakukan aktivasi sekrup ekspansi lateral rahang atas dan rahang bawah sebanyak 10 kali. Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yaitu  posisi bibir atas dan bibir bawah yang menjadi lebih ke anterior dan tidak terdapat perbedaan pada sudut nasolabial setelah dilakukan 10 kali aktivasi sekrup ekspansi lateral pada alat ortodonti lepasan.Kata kunci: perbedaan profil jaringan lunak; alat ortodonti lepasan; ekspansi lengkung gigi; sekrup ekspansi. ABSTRACT Introduction: The use of removable orthodontic appliance with expansion screws aim to gain a space in crowding teeth by expanding the dental arch. The resulting tooth movement can affect one of the aesthetic components of the face, the  soft tissue profile. The aim of this study to evaluate the change of lip soft tissue profile before and after treatment of dental arch expansion using removable orthodontic appliance. Method: The research method used is descriptive analysis and purposive sampling in patients of Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran’s Orthodontic Clinic treated by using removable appliance with lateral expansion screw in maxilla and mandible. There are 4 patients who meet the inclusion, namely the srew is activated 10 times, once every week in 3 months. Subjects photographed in lateral position before and after activation. Measurement is done by using a calipers from upper lip to E-line, lower lip to E-line, and nasolabial angle using a digital protractor. Results and Discussion: The average of the changes in upper lip to E-line distance are 0,59 mm, the average of the changes in lower lip to E-line distance are 0,63 mm, and the average of the changes in nasolabial angle are -2,03o . This study showed a lip position that became more anterior after 10 times the activation of the maxillary and mandibular expansion screws. Conclusions: The results showed a difference in the position of the upper lip and lower lip which became more anterior and there is no difference in nasolabial angle after 10 times the activation of lateral screws in removable appliances.Keywords: soft tissue profile differences; removable orthodontic appliances; dental arch expansion;  expansion screws.
Relasi gigi subjek maloklusi kelas I Angle dengan variasi tooth size discrepancy pasca perawatan ortodonti tanpa pencabutan menggunakan alat cekat Pratama Rizkiriandri Hanivo; Avi Laviana; Iwa Rahmat Sunaryo
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 2, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v2i1.21442

Abstract

Pendahuluan: Ukuran gigi merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai tujuan akhir perawatan ortodonti yaitu mencapai estetik dan keseimbangan fungsional yang baik. Tooth size discrepancy dapat menjadi faktor penyebab dari terjadinya maloklusi yang mengakibatkan overbite dan overjet yang tidak ideal. Tujuan penelitian adalah melihat relasi overbite, overjet, dan gigi molar I sebelum dan sesudah perawatan ortodonti tanpa pencabutan menggunakan alat cekat. Metode:  Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling terhadap seluruh pasien dengan hubungan Kelas I Angle di Klinik PPDGS Ortodonti RSGM Universitas Padjadjaran pada periode Januari 2015 – Desember 2017 yang telah selesai dilakukan perawatan ortodonti tanpa pencabutan menggunakan alat cekat, penelitian dilakukan pada 40 sampel model studi pasien yang memiliki oklusi kelas I Angle. Terdapat 3 kelompok variasi ukuran gigi yang dilihat dari rasio Bolton totalnya. Hasil: Kelompok variasi ukuran gigi pada pasien maloklusi kelas I Angle dengan rasio Bolton total normal pada akhir perawatan menggambarkan nilai overbite dengan sebagian besar mencapai ideal, rata-rata overjet terkecil dengan sebagian besar mencapai ideal, dan relasi molar hubungan kelas I Angle sangat sedikit deviasi mesiooklusi. Pasien dengan rasio Bolton total dibawah normal menggambarkan nilai rata-rata overbite terkecil, rata-rata overjet terbesar dengan sebagian besar mencapai ideal, dan relasi molar sedikit deviasi ke mesiooklusi. Pasien dengan rasio Bolton total diatas normal menggambarkan rata-rata overbite terbesar dengan sebagian besar mencapai ideal dan relasi molar sedikit deviasi ke distooklusi. Simpulan: Relasi gigi pada akhir perawatan ortodonti tanpa pencabutan menggunakan alat cekat dipengaruhi oleh variasi tooth size discrepancy pada pasien dengan maloklusi kelas I Angle.Kata kunci: Diskrepansi ukuran gigi, rasio Bolton total, overbite, overjet, relasi molar
Prototipe Sistem Reservasi Daring Dokter Gigi di RSGM Berbasis User Centered Design Mira Suryani; Arinda Fathya; Dani Rizali Firman; Iwa Rahmat Sunaryo
JBMI (Jurnal Bisnis, Manajemen, dan Informatika) Vol. 17 No. 3 (2021): JBMI
Publisher : Department of Management FEB Unhas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26487/jbmi.v17i3.12924

Abstract

Kemudahan reservasi di fasilitas pelayanan kesehatan dapat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pasien. Sejalan dengan perkembangan teknnologi, saat ini masyarakat sudah sangat terbiasa menggunakan smartphone untuk berbagai aktivitas termasuk mengakses layana kesehatan. Berdasarkan situasi tersebut, dalam rangka upaya peningkatan kepuasan pasien di RSGM Universitas Padjadjaran, maka terdapat peluang untuk mengembangkan aplikasi reservasi daring. Pengembangan prototipe berbasis user centered design menjaga pengembangan untuk terus sesuai dengan kebutuhan target pengguna RSGM Universitas Padjadjaran. Berdasarkan hasil uji coba, prototipe yang dikembangkan memiliki tingkat usabilitas yang sangat baik terutama untuk aspek efektivitas serta efisiensi, respon waktu, kepuasan dan kemudahan dalam penggunaannya. Secara keseluruhan, prototipe ini memenuhi kualitas baik untuk digunakan dengan nilai rata-rata skala Likert 3,80 untuk tujuh aspek uji usabilitas
Tipe wajah dan bentuk lengkung gigi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2010-2013 Universitas PadjadjaranDescription of facial types and dental arch form of the students in the Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran batch 2010-2013 Istiqomah Nur Oktarina; Yuliawati Zenab; Iwa Rahmat Sunaryo
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 28, No 3 (2016): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.454 KB) | DOI: 10.24198/jkg.v28i3.18689

Abstract

Pendahuluan: Wajah merupakan salah satu bagian terpenting dari penampilan. Bentuk wajah yang ideal dipengaruhi oleh bentuk lengkung gigi, karena lengkung gigi dijadikan sebagai faktor yang penting dalam perawatan ortodonti. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tipe wajah dan bentuk lengkung gigi. Metode: Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Sampelnya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran angkatan 2010-2013 yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap yaitu dengan melakukan pengukuran pada foto profil dan model lengkung gigi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2010-2013 Universitas Padjadjaran. Hasil: Terdapat tipe wajah hypereuryprosopic sebanyak 76,97%, euryprosopic sebanyak 86,06%, mesoprosopic sebanyak 18,18%, leptoprosopic sebanyak 12,12%, dan hyperleptoprosopic sebanyak 6,67%. Bentuk lengkung gigi tapered sebanyak 85,71%, square sebanyak 0%, dan ovoid sebanyak 14,29% baik pada rahang atas dan rahang bawah. Simpulan: Tipe wajah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2010-2013 Universitas Padjadjaran adalah euryprosopic dan Bentuk lengkung gigi adalah bentuk tapered.Kata kunci: Tipe wajah, bentuk lengkung gigi. ABSTRACTIntroduction: The face is one of the most fragile parts of appearance. Face types are things that can describe the differences in the shape of each person’s face. The aim of the study was to find out the description of the face type and the shape of the dental arch. Methods: The study was conducted using descriptive method. The samples were students of the Faculty of Dentistry, Padjadjaran University, 2010-2013 generation who were selected using purposive sampling technique. Results: There were hypereuryprosopic facial types as much as 30%, euryprosopic as much as 48.57%, mesoprosopic as much as 14.29%, leptoprosopic as much as 5.71%, and hyperleptoprosopic as much as 1.43%. From the same number of samples, found tapered dental arches as much as 85.71%, square as much as 0%, and ovoid as much as 14.29% both in the maxilla and mandible. Conclusion: Face types in the Faculty of Dentistry students of 2010-2013 University of Padjadjaran University are mostly hypereuryprosopic in male and euryprosopic students in female students. The curvature of the teeth in the Faculty of Dentistry students of the 2010-2013 University of Padjadjaran University is tapered to the maxilla and mandible in both male and female students. All facial types, namely hypereuryprosopic, euryprosopic, mesoprosopic, leptoprosopic, and hyperleptoprosopic in the 2010-2013 Faculty of Dentistry students at Padjadjaran University were dominated by tapered dental arches in both the maxilla and mandible.Keywords: Facial type, dental arch form.
Kemajuan perawatan ortodontik dengan sekrup ekspansi rahang atas pada crowding ringanOrthodontic treatment progress of mild crowding with maxillary expansion screws Ester Vania; Yuliawati Zenab; Iwa Rahmat Sunaryo
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 28, No 2 (2016): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.619 KB) | DOI: 10.24198/jkg.v28i2.19796

Abstract

Pendahuluan: Perbaikan susunan gigi geligi dan oklusi dapat dilakukan dengan perawatan ortodonti. sifat kooperatif pasien sangat berpengaruh dalam kemajuan perawatan dan memerlukan waktu yang panjang. Tujuan penelitian adalah mengetahui kemajuan perawatan pasien dengan sekrup ekspansi rahang atas pada alat ortodonti lepasan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria yang ditentukan, sebanyak 20 model studi crowding ringan yang dirawat menggunakan sekrup ekspansi rahang atas pada alat ortodonti lepasan. Hasil: kemajuan perawatan dengan mengaktivasi sekrup ekspansi secara rutin menunjukan terdapat pertambahan lebar lengkung gigi (LLG) serta jarak gigi 14-24 sebesar 49,1% (bermakna) dan 16-26 sebesar 33,8% (bermakna). Simpulan: Kemajuan perawatan dapat terjadi setelah aktivasi sekrup ekspansi sejumlah 9-10 kali, dimana jumlah aktivasi dan interval hari sebesar 49,1% dan 33,8% sehingga diperoleh ruang untuk memperbaiki susunan gigi pada pasien dengan crowding ringan.Kata kunci: sekrup ekspansi rahang atas, crowding ringan. ABSTRACTIntroduction: Improvement of the tooth and occlusion arrangement can be performed with orthodontic treatment. Cooperativeness of patients will be very influential in the treatment progress which requires a long time. The study was aimed to determine the development of a treatment with maxillary expansion screws on removable orthodontic appliances at Dental Hospital of Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran. Methods: The research was descriptive. The sampling technique was purposive sampling with the specified criteria, as much as 20 study models of mild crowding were treated using maxillary expansion screws in the removable orthodontic appliance. Results: The treatment progress by activating expansion screws continuously showed that there was an increase in the dental arch width and a distance of tooth number 14 – 24 was 49.1% (significant), and a distance of tooth number 16 – 26 of 33.8% (significant). Conclusion: Treatment progress can occurred after activation of expansion screws 9-10 times, where the number of activations and interval days was 49.1% and 33.8% so that space was obtained to improve the tooth arrangement in patients with mild crowding.Keywords: Maxillary expansion screw, mild crowding.