Aunu Rofiq Djaelani
IKIP Veteran Semarang

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF Djaelani, Aunu Rofiq
PAWIYATAN Vol 20, No 1 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang utama adalah observasi partisipatif dan wawancara mendalam, ditambah kajian dokumen, yang bertujuan tidak hanya untuk menggali data, tetapi juga untuk mengungkap makna yang terkandung dalam latar penelitian. Dalam melakukan observasi partisipatif, peneliti berperan aktif dalam kegiatan di lapang, sehingga peneliti dengan mudah mengamati, karena berbaur dengan yang diteliti. Penggunaan cheklist  hanya sebagai pelengkap, utamanya adalah membuat catatan lapangan yang terdiri dari catatan deskriptif yang berisi gambaran tempat, orang dan kegiatannya, termasuk pembicaraan dan ekspresinya, serta catatan reflektif yang berisi pendapat, gagasan dan kesimpulan sementara peneliti beserta rencana berikutnya. Dalam wawancara mendalam sebaiknya digunakan wawancara terbuka yang dapat secara leluasa menggali data selengkap mungkin dan sedalam mungkin sehingga pemahaman peneliti terhadap fenomena yang ada sesuai dengan pemahaman para pelaku itu sendiri, jika perlu dibantu alat perekam. FGD atau diskusi kelompok terarah dapat digunakan untuk mengungkap data dan pemaknaannya dari sekelompok orang berdasarkan hasil diskusi yang terfokus atau terarah pada suatu permasalahan yang akan diteliti. FGD merupakan bagian dari wawancara kelompok, karena kebenaran data bukan lagi subyektif individual, tetapi menjadi kebenaran kelompok. Kajian dokumen dilakukan dengan cara menyelidiki data yang didapat dari dokumen, catatan, manuskrip, file, foto dan hal-hal lain yang sudah didokumentasikan. Keabsahan data dilakukan pada saat pengumpulan data untuk menjaga agar hasil penelitian tetap valid dan reliabel. Dengan cara meningkatkan derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan dan kepastian. Analisis data dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data dilakukan. Kata Kunci : Teknik Pengumpulan data, Penelitian Kualitatif, Makna  
Peningkatan Kualitas Pemukiman Berwawasan Lingkungan Djaelani, Aunu Rofiq
PAWIYATAN Vol 20, No 4 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan yang begitu pesat di berbagai sektor dan pertambahan penduduk telah mendorong timbulnya masalah-masalah baru yang mendesak, salah satunya adalah masalah kebutuhan pemukiman yang memadai. Banyak kawasan hunian atau pemukiman yang dulunya tertata dengan baik dan berkualitas, lama-lama menurun kualitasnya, menjadi tidak kurang nyaman,kurang sehat, menjadi kumuh bahkan tidak layak huni. Dahulu air sungai dan selokan cukup jernih, sekarang menjadi coklat bahkan hitam pekat, dahulu air tanah mudah di didapat, sekarang sulit didapat. Banjir, rob, dan longsor menjadi langganan, dan masih banyak hal-hal yang menimbulkan masalah karena ulah kita sendiri. Masalah pemukiman merupakan masalah yang sangat kompleks, karena begitu banyak faktor yang saling berkaitan satu sama yang lainnya. Pemukiman sebagai wadah kehidupan manusia bukan hanya menyangkut aspek fisik dan teknis semata, tetapi juga aspek-aspek sosial, ekonomi dan budaya dari para penghuni nya.Tidak hanya menyangkut kuantitas melainkan juga kualitas, tidak hanya menyangkut rumah tinggal saja, tetapi juga tempat kerja, bersantai, sarana dan prasarana dan lain-lain. Untuk meningkatkan kualitas pemukiman ada banyak hal yang harus dilakukan,antara lain; (1) Dirancangnya Peraturan yang baku sebagai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis bagi perencanaan dan pelaksanaan serta pengawasan pembangunan pemukiman berwawasan lingkungan yang sejalan dengan UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; (2) Sosialisasi Peraturan Pembangunan Pemukiman yang Berwawasan kepada masyarakat secara menyeluruh dan berkesinambungan; (3) Pemukiman sehat tidak hanya dijadikan program apalagi proyek, tetapi dijadikan suatu gerakan masif yang berkesinambungan; (4) Pemantauan yang terus menerus kondisi bangunan dan lingkungan yang melibatkan berbagai fihak, termasuk di dalamnya Instansi pemerintah, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Tokoh Masyarakat serta masyarakat itu sendiri; (5) Pemberian sanksi yang tegas terhadap pelanggar lingkungan, tanpa pandang bulu,sehingga menimbulkan efek jera; (6) Penataan kembali secara menyeluruh tata guna lahan dan kondisi bangunan di seluruh Indonesia. Dan kemudahan dalam mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB); (7) Perlu adanya Evaluasi yang berkesinambungan terhadap pelaksanaan program peningkatan bangunan berwawasan lingkungan.Kata Kunci : Peningkatan Kualitas, Pemukiman Berwawasan Lingkungan
Peningkatan Kualitas Pemukiman Berwawasan Lingkungan Djaelani, Aunu Rofiq
PAWIYATAN Vol 20 No 4 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan yang begitu pesat di berbagai sektor dan pertambahan penduduk telah mendorong timbulnya masalah-masalah baru yang mendesak, salah satunya adalah masalah kebutuhan pemukiman yang memadai. Banyak kawasan hunian atau pemukiman yang dulunya tertata dengan baik dan berkualitas, lama-lama menurun kualitasnya, menjadi tidak kurang nyaman,kurang sehat, menjadi kumuh bahkan tidak layak huni. Dahulu air sungai dan selokan cukup jernih, sekarang menjadi coklat bahkan hitam pekat, dahulu air tanah mudah di didapat, sekarang sulit didapat. Banjir, rob, dan longsor menjadi langganan, dan masih banyak hal-hal yang menimbulkan masalah karena ulah kita sendiri. Masalah pemukiman merupakan masalah yang sangat kompleks, karena begitu banyak faktor yang saling berkaitan satu sama yang lainnya. Pemukiman sebagai wadah kehidupan manusia bukan hanya menyangkut aspek fisik dan teknis semata, tetapi juga aspek-aspek sosial, ekonomi dan budaya dari para penghuni nya.Tidak hanya menyangkut kuantitas melainkan juga kualitas, tidak hanya menyangkut rumah tinggal saja, tetapi juga tempat kerja, bersantai, sarana dan prasarana dan lain-lain. Untuk meningkatkan kualitas pemukiman ada banyak hal yang harus dilakukan,antara lain; (1) Dirancangnya Peraturan yang baku sebagai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis bagi perencanaan dan pelaksanaan serta pengawasan pembangunan pemukiman berwawasan lingkungan yang sejalan dengan UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; (2) Sosialisasi Peraturan Pembangunan Pemukiman yang Berwawasan kepada masyarakat secara menyeluruh dan berkesinambungan; (3) Pemukiman sehat tidak hanya dijadikan program apalagi proyek, tetapi dijadikan suatu gerakan masif yang berkesinambungan; (4) Pemantauan yang terus menerus kondisi bangunan dan lingkungan yang melibatkan berbagai fihak, termasuk di dalamnya Instansi pemerintah, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Tokoh Masyarakat serta masyarakat itu sendiri; (5) Pemberian sanksi yang tegas terhadap pelanggar lingkungan, tanpa pandang bulu,sehingga menimbulkan efek jera; (6) Penataan kembali secara menyeluruh tata guna lahan dan kondisi bangunan di seluruh Indonesia. Dan kemudahan dalam mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB); (7) Perlu adanya Evaluasi yang berkesinambungan terhadap pelaksanaan program peningkatan bangunan berwawasan lingkungan.Kata Kunci : Peningkatan Kualitas, Pemukiman Berwawasan Lingkungan
TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF Djaelani, Aunu Rofiq
PAWIYATAN Vol 20 No 1 (2013)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang utama adalah observasi partisipatif dan wawancara mendalam, ditambah kajian dokumen, yang bertujuan tidak hanya untuk menggali data, tetapi juga untuk mengungkap makna yang terkandung dalam latar penelitian. Dalam melakukan observasi partisipatif, peneliti berperan aktif dalam kegiatan di lapang, sehingga peneliti dengan mudah mengamati, karena berbaur dengan yang diteliti. Penggunaan cheklist  hanya sebagai pelengkap, utamanya adalah membuat catatan lapangan yang terdiri dari catatan deskriptif yang berisi gambaran tempat, orang dan kegiatannya, termasuk pembicaraan dan ekspresinya, serta catatan reflektif yang berisi pendapat, gagasan dan kesimpulan sementara peneliti beserta rencana berikutnya. Dalam wawancara mendalam sebaiknya digunakan wawancara terbuka yang dapat secara leluasa menggali data selengkap mungkin dan sedalam mungkin sehingga pemahaman peneliti terhadap fenomena yang ada sesuai dengan pemahaman para pelaku itu sendiri, jika perlu dibantu alat perekam. FGD atau diskusi kelompok terarah dapat digunakan untuk mengungkap data dan pemaknaannya dari sekelompok orang berdasarkan hasil diskusi yang terfokus atau terarah pada suatu permasalahan yang akan diteliti. FGD merupakan bagian dari wawancara kelompok, karena kebenaran data bukan lagi subyektif individual, tetapi menjadi kebenaran kelompok. Kajian dokumen dilakukan dengan cara menyelidiki data yang didapat dari dokumen, catatan, manuskrip, file, foto dan hal-hal lain yang sudah didokumentasikan. Keabsahan data dilakukan pada saat pengumpulan data untuk menjaga agar hasil penelitian tetap valid dan reliabel. Dengan cara meningkatkan derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan dan kepastian. Analisis data dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data dilakukan. Kata Kunci : Teknik Pengumpulan data, Penelitian Kualitatif, Makna  
ANALISIS PENDIDIKAN KABUPATEN JEPARA Handayani, Dwi Asih Kumala; Djaelani, Aunu Rofiq; Sarsetyono, y
PAWIYATAN Vol 25 No 1 (2018)
Publisher : PAWIYATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peranan pendidikan amatlah strategis. Pembangunan pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan. Komitmen Negara dalam pembangunan pendidikan dituangkan dalam mukadimah UUD 1945. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah analisis mengenai pendidikan di Kabupaten Jepara terutama Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah (Umum maupun Kejuruan), Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Non Formal, Persamaan Gender, serta Peningkatan Mutu Pendidikan. Hasil survey ini dapat digunakan sebagai salah satu instrument bagi pengambil keputusan dalam membuat kebijakan penanganan masalah pendidikan di Kabupaten Jepara. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif/survey. Peran serta masyarakat terhadap Pendidikan anak Usia Dini sudah baik, hal ini di tunjukan dengan banyaknya penyelenggara pendidikan anak usia dini dari pihak swasta. Untuk Sekolah Dasar jumlah terbanyak didominasi SD negeri sebanyak 582 atau 74,5%. Untuk pendidikan setingkat SMP didominasi Madrasah Tsanawiyah Swasta sebanyak 95 atau 51,63%. Program pemberantasan buta aksara di Kabupaten Jepara  menunjukkan keberhasilan. Program pendidikan kecakapan hidup telah dilaksanakan dengan baik, terbukti berdasarkan tabel di atas jumlah penganggur sejumlah 9.142 jiwa dapat terlayani PKH sejumlah 8.814 jiwa atau sebesar  96,41 %. Di setiap jenjang pendidikan, kesetaraan gender telah mencapai keseimbangan antara perempuan dan laki-laki  perempuan. Terjadi peningkatan jumlah sekolah yang terakreditasi dan banyak yang terakreditasi A atau sangat baik, namun masih ada 114 sekolah yang belum terakreditasi dari jenjang TK sampai SMP.
Implementasi Kurikulum 2013 dan Permasalahannya (Studi Kasus Di Smk Ganesa Kabupaten Demak) Djaelani, Aunu Rofiq; Pratikto, Hawik Henry; Setiawan, Toni
Pawiyatan Vol 26 No 01 (2019): PAWIYATAN
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.408 KB)

Abstract

Perubahan kurikulum merupakan suatu keniscayaan, perubahan kurikulum dimaknai dengan pengembangan kurikulum memang harus dilaksanankan karena merupakan tuntutan jaman. Namun dalam implementasinya perubahan atau pengembangan kurikulum, dari kurikulum 2006 (KTSP) ke kurikulum 2013 mengalami permasalahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji masalah penerapan kurikulum 2013 yang dihadapi sekolah, guru dan siswa. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, sumber data dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan siswa SMK Ganesa Kabupaten Demak. Teknik pengumpulan data dengan kajian dokumen, observasi partisipatif dan wawancara mendalam. Analisis data digunakan model interaktif, keabsahan data menggunakan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa Permasalahan penerapan kurikulum 2013: (1) Sering bergantinya regulasi dan revisi peraturan yang berulang, belum meratanya pelatihan pada guru, belum lengkapnya sarana dan prasarana, buku pegangan guru dan buku pegangan siswa, perubahan budaya ilmiah, gerakan literasi sekolah dan supervisi internal belum optimal; (2) Belum semua guru ikut pelatihan, guru belum memahami substansi kurikulum 2013, guru masih kesulitan dalam menyusun RPP, dan menerapkan dengan model pembelajaran yang sesuai pendekatan saintifik, literasi dalam pembelajaran dan standar penilaian masih dirasa sulit dan rumit oleh guru; (3) Permasalah yang dihadapi siswa yaitu siswa kebanyakan dari keluarga menengah ke bawah dengan dukungan belajar dari orang tua yang kurang. Siswa terbiasa pasif mendengarkan penjelasan guru, butuh waktu untuk menjadi aktif mencari dan mempelajari materi. Beban belajar siswa bertambah dari 46 jam menjadi 50 jam belajar dalam seminggu membuat siswa menjadi jenuh. Buku pegangan siswa jumlahnya masih kurang dan buku sumber belajar lainnya jumlahnya masih terbatas, menjadikan proses KBM kurang bisa optimal.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISTEM STARTER MENGGUNAKAN PBL DENGAN MEDIA VIDEO DI SMK Sofiani, Nurdiana; Djaelani, Aunu Rofiq; Apriyanto, Nuraedhi
Journal of Vocational Education and Automotive Technology Vol 4 No 2 (2022): Journal of Vocational Education and Automotive Technology
Publisher : Ivet University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31331/joveat.v4i2.2399

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa,peningkatan keaktifan belajar siswa,dan penerapan metode pembelajaran problem based learning dengan media video sistem starter oleh guru.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tes evaluasi dan observasi. Analisis dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif untuk memaparkan hasil nilai yang diperoleh siswa dan kualitatif untuk memaparkan lembar observasi. Hasil Penelitian menunjukan bahwa pembelajaran kompetensi sisten starter melalui problem based learning dengan media video dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TBSM 2 SMK PGRI 1 Taman. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa dari 54% menjadi 91%. Guru mendekati siswa yang belum dan kurang aktif untuk diberikan arahan supaya lebih aktif baik mendengar, menanya dan menanggapi untuk lebh memahami materi yang di sampaikan kelompok lain. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa penggunaan model problem based learning dengan media video sistem starter dapat meningkatkan hasil belajar perawatan sistem starter pada siswa kelas XI TBSM 2 SMK PGRI 1 Taman Pemalang. Kata kunci : Problem Based Learning, Peningkatan hasil belajar siswa, keaktifan siswa dan kinerja guru pada perawatan sistem starter.